Anda di halaman 1dari 28

Pasien Baru IGD tanggal 23/01/17

Tn Sidiq/46 tahun/tetanus, fr VT segemn 7,8,12 dengan


paraparese inferior , CF costae 7,10,11 dex, CF radius
Dextra , VE digiti pedis sin, ulcus decubitus
Sdr Tabiin/26th/anemia gravis susp thalasemia
Ny Resti/ 60th/Susp Sepsis, renal insufisiensi, fraktur
humeri sin, susp fr patologis
Tn Mahfudin/35th/obs dyspneu ec CKD, anemia, melena.
LAPORAN JAGA

TETANUS, FR VT 7,8,12 DENGAN PARAPARESE INFERIOR, CF


COSTAE 7,10,11, CF RADIUS DEX 1/3 DISTAL, VE DIGITI PEDIS
SINSITRA, ULCUS DECUBITTUS

Pembimbing: dr Rachmad, Sp. PD

Oleh :

Ainul Mardliyah
Puti Hasana Kasih
Rizki Tejo
Agnes Indah N
Identitas pasien
Nama : Tn. S
Umur : 46th
Jenis kelamin : Laki - Laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Kuli bangunan
Tanggal masuk RSMS : 23 01 2017
Tanggal periksa : 23 01 2017
Anamnesis
Keluhan utama
leher dan mulut kaku
Keluhan tambahan
Sulit bicara dan menelan, sulit bernafas, kedua kaki tidak digerakkan dan mati
rasa, terdapat luka di jari kaki kiri dan pantat yang tidak nyeri.
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien rujukan dari RSOP dengan keluhan leher dan mulut kaku sejak 1 hari
SMRS. Keluhan muncul tiba2, dimana pasien tidak bisa membuka mulut dan
leher terasa kaku, tidak bisa digerakkan,seperti tertarik kebelakang. keluhan lain
pasien mengaku sulit bicara, menelan dan sulit bernafas. Riw demam
sebelumnya disangkal oleh pasien
sebelumnya, 15 hari yll pasien jatuh dari ketinggian bangunan, sesaat setelah
jatuh pasien langsung mengeluhkan tidak bisa menggerakkan kedua kakinya,
mati rasa, tidak bisa bab dan bak. Pasien juga mengeluhkan punggung dan
pinggang terasa sakit. Sejak 15 hari yll pasien hanya tidur berbaring dikasur.
Selain itu, juga terdapat luka terbuka di jari kaki kiri pasien,
luka pada awalnya kotor, lalu di bersihkan dan dijahit di PKM.
Pasien juga mengeluhkan nyeri pada lengan kanan bawah,
tidka bisa digerakkan, dan terdapat luka di pantat sejak 3 hari
yll, tidak terasa nyeri.
Pasien mengaku baru pertama kali mengalami keluhan
speerti ini, riwayat imunisasi tetanus sebelumnya tidak
diketahui.
Anamnesis
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat keluhan yang sama : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat penyakit Hepar : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat pengobatan : disangkal
Riwayat penyakit ginjal : disangkal
Anamnesis
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat penyakit ginjal : disangkal
Riwayat penyakit paru : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Vital sign
Tekanan Darah : 140/90mmHg
Nadi : 92 x/menit
Respiration Rate : 25 x/menit
Suhu : 37.10C
Pemeriksaan fisik
Status Generalis
Bentuk kepala: Mesocephal, simetris, tanda radang (-)
Rambut :Warna rambut hitam, tidak mudah dicabut,
terdistribusi merata
Mata :Simetris, edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis
(+/+), sklera ikterik (-/-)
Telinga : Discharge (-/-), deformitas (-/-)
Hidung : Discharge (-/-), deformitas (-), nafas cuping
hidung (-)
Mulut : Bibir pucat (-), sianosis (-), lidah sianosis (-), atrofi
papil lidah (-) trismus +
Leher : Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar tiroid (-),
JVP 5 2 cm, epistotonus (+).
Pemeriksaan fisik
Paru
Inspeksi : Dinding dada simetris, ketinggalan gerak (-), jejas (-)
Palpasi : Vokal fremitus hemitoraks kanan sama dengan hemitoraks kiri
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+), RBH (-/-), RBK (-/-), wheezing (-/-)

Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak, pulsasi epigastrium (-), pulsasi parasternal (-)
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V linea axillaris anterior dan kuat angkat (-)
Perkusi : Batas atas kanan : SIC II LPSD
Batas atas kiri : SIC II LPSS
Batas bawah kanan : SIC IV LPSD
Batas bawah kiri : SIC V 2 jari medial LMCS
Auskultasi : S1>S2 reguler, Gallop (-), Murmur (-)
Pemeriksaan fisik
Abdomen
Inspeksi : Cembung
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Supel, Nyeri tekan (-)
Hepar : tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Ekstremitas
Superior : Edema (-/-), akral dingin (-/-), sianosis (-/-), ikterik (-
/-) KM 5/5 . ROM antebrachii D terbatas, nyeri + terpasang spalk.
Inferior : Edema (-/-), akral dingin (-/-), sianosis (-/-), ikterik (-
/-) KM 0/0 . Sensibilitas menurun setinggi t-11/12. Terdapat VL
dengan hecting di digiti pedis sinistra, kassa (-)
Pemeriksaan penunjang
Tanggal 23 01 17
Darah Lengkap
Hemoglobin : 11.1
Leukosit : 27.070
Hematokrit : 34
Eritrosit : 3.9 x106/ul
Trombosit : 539.000 rb
Ur : 95.3
Cr : 0.87
GDS : 105
Na : 139
K :5.3
cl : 102
Diagnosis
Tetanus
Fr vt 7,8,12 dengan paraparese inferior
cf costae 7,10,11
cf radius dex 1/3 distal
ve digiti pedis sinsitra
ulcus decubittus
Penatalaksanaan

Non farmakologi Farmakologi

Drip diazepam 2a/8jam iv


Drip syringe pump MgSo4 2gr/jam
O2 3-4 lpm nk (1 flash MgSo4 40% dilarutkan
menjadi 50cc) habis dalam 5 jam.
DC-UT, NGT Inj Ceftriaxone 2x1 gr iv
Inj metronidazole 3x500mg iv
Ivfd rl 20 tpm Inj rantin 2x1amp iv
Aff hecting Inj tetagam 6 vial boka 6 vial boki
inj MP 3x125mg
Rawat luka ulcus
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam: dubia ad malam
ad functionam : dubia ad malam
TERIMA KASIH
PEMBAHASAN (MELENA)
PEMBAHASAN
DEFINISI
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan
jumlah massa eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat
memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah
yang cukup ke jaringan perifer (penurunan oxygen carrying
capacity).

Secara praktis anemia ditunjukkan oleh penurunan kadar


hemoglobin, hematokrit atau hitung eritrosit (red cell count)
(Bakta, 2009)
Kriteria Anemia menurut WHO
Laki-laki dewasa Hb < 13 gr/dL
Wanita dewasa tidak hamil Hb < 12 gr/dL
Wanita hamil Hb < 11 gr/dL
ETIOLOGI
Pada dasarnya anemia disebabkan oleh karena: (Bakta,2009)
1.Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang
2.Kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan)
3.Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum
waktunya (hemolisis)
KLASIFIKASI

Klasifikasi Anemia menurut 2. Gangguan penggunaan besi


etiopatogenesis (Bakta.2009) a. Anemia akibat penyakit
A. Anemia karena kronik
gangguan pembentukan b. Anemia sideroblastik
eritrosit dalam sumsum
tulang 3. Kerusakan sumsum tulang
1. Kekurangan bahan esensial a. Anemia aplastik
pembentuk eritrosit b. Anemia mieloptisik
a. Anemia defisiensi besi c. Anemia pada keganasan
b. Anemia defisiensi asam hematologi
folat d. Anemia diseritropoietik
c. Anemia defisiensi vitamin e. Anemia pada sindrom
B12 mielodisplastik
B. Anemia akibat perdarahan
1. Anemia pasca perdarahan akut
2. Anemia akibat perdarahan kronik

C. Anemia hemolitik
1. Anemia hemolitik intrakorpuskular
a. Gangguan membran eritrosit (membranopati)
b. Gangguan enzim eritrosit (enzimopati): anemia akibat defisiensi G6PD
c. Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati)
- Thalasemia
- Hemoglobinopati struktural : HbS, HbE, dll
2. Anemia hemolitik ekstrakorpuskuler
a. Anemia hemolitik autoimun
b. Anemia hemolitik mikroangiopatik
c. Lain-lain

D. Anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan patogenesis yang


kompleks
Klasifikasi anemia berdasarkan III. Anemia makrositer
morfologi dan etiologi (Bakta 2009) : a. Bentuk megaloblastik
1. Anemia defisiensi asam folat
I. Anemia hipokromik mikrositer 2. Anemia defisiensi B12, termasuk
a. Anemia defisiensi besi anemia pernisiosa
b. Thalasemia major b. Bentuk non-megaloblastik
c. Anemia akibat penyakit kronik 1. Anemia pada penyakit hati kronik
d. Anemia sideroblastik 2. Anemia pada hipotiroidisme
3. Anemia pada sindrom mielodisplastik
II. Anemia normokromik normositer
a. Anemia pasca perdarahan akut
b. Anemia aplastik
c. Anemia hemolitik didapat
d. Anemia akibat penyakit kronik
e. Anemia pada gagal ginjal kronik
f. Anemia pada sindrom mielodisplastik
g. Anemia pada keganasan hematologik
Patofisiologi dan Manifestasi (Lewis et al,
2006)
Diagnosis
Anemia hanyalah suatu sindrom, bukan suatu kesatuan penyakit
(disease entity), yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit
dasar (underlying disease) tegakkan diagnosis penyakit
dasarnya terlebih dahulu
PENATALAKSANAAN
Tidak spesifik, Sesuai dengan penyebab
Supplemen tambahan dan perubahan diet
Terapi underlying disease
Transfusi darah
TERIMA KASIH......

Anda mungkin juga menyukai