Anda di halaman 1dari 37

Oleh :

dr. SISKA YUNITA RATNANINGTYAS

Pembimbing :
dr. JENI NOVITA A.
WHO

Secara global penderita DM sebanyak 171 juta orang pada tahun 2000 menjadi 366
juta tahun 2030

Indonesia peringkat 4

Di indonesia penderita DM 8,4 juta pada tahun 2000 diperkirakan 21,3 juta pada
tahun 2030

2006 di Indonesia : 14 juta


Riskesdas (2007)

Prevalensi penyakit Diabetes


Melitus di Indonesia 63,6%,
lebih tinggi dibandingkan
cakupan penyakit asma
maupun penyakit jantung.
Prevalensi DM di Jatim

2012 21.268
2011 26.613

201021.729

2009
15.961
Jumlah Kunjungan Penderita DM tipe-2
Puskesmas Pademawu Tahun 2016
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0

Di Puskesmas Pademawu sendiri kunjungan penderita diabetes militus


pada bulan Januari - Desember 2016 mencapai total 1077 kunjungan.
Upaya pengelolaan diabetes militus di
tingkat primer, dokter keluarga dan
puskesmas, dapat dilakukan melalui
berbagai metode.

nantinya dapat membantu tercapainya


pengelolaan diabetes militus yang optimal

meningkatkan kualitas hidup penderita


diabetes militus terutama dengan
diadakannya kelas edukasi diabetes militus
ini.
Mengingat bahwa DM akan memberikan

Rumusan Masalah dampak terhadap kualias sumber daya


manusia dan peningkatan biaya kesehatan
yang cukup besar, maka semua pihak, baik
masyarakat maupun pemerintah sudah
seharusnya ikut serta dalam penanggulangan
DM, khususnya dalam upaya pencegahan.
Berdasarkan latarEdukasi kepada
belakang pasien dan
diatas, keluarganya
peneliti inginyang
mengetahui
bertujuan memberikan pemahaman mengenai
bagaimana pembentukan kelas edukasi diabetes terhadap fluktuasi
perjalanan penyakit, pencegahan, penyulit,
kadar gula darah dan
dalam upaya penanggulangan
penatalaksanaan DM, akan sangat penyakit kronis di
desa Lemper yangmembantu
merupakan wilayah
meningkatkan cakupan Puskesmas
keikutsertaan
Pademawu. keluarga dalam usaha memperbaiki hasil
pengelolaan (Rudianto,2009)
Tujuan

Tujuan Umum Tujuan Khusus

Mengetahui kelas edukasi


diabetes terhadap terhadap Mengetahui kelas edukasi
fluktuasi kadar gula darah dalam diabetes
upaya penanggulangan penyakit Mengetahui fluktuasi kadar gula
kronis. darah dalam upaya
penanggulangan penyakit kronis
Mengetahui kelas edukasi
diabetes terhadap terhadap
fluktuasi kadar gula darah dalam
upaya penanggulangan penyakit
kronis di desa Lemper
Kecamatan Pademawu
MANFAAT

Manfaat Bagi Manfaat Bagi Manfaat Bagi


Penulis Puskesmas Masyarakat
Berperan serta Memudahkan Meningkatkan
dalam upaya tenaga kesehatan kepatuhan minum
promotif dan puskesmas dalam obat dan
preventif dalam menentukan membentuk pola
penanganan pedoman pengelolaan
penderita diabtes pengelolaan penyakit secara
militus. diabetes militus mandiri
Mengaplikasikan Bertambahnya Meningkatkan
pengetahuan sarana untuk kualitas hidup
mengenai memudahkan upaya masyarakat
pengelolaan promosi kesehatan penderita diabetes
diabetes militus kepada penderita militus.
diabetes militus di
wilayah Puskesmas
Pademawu.
Defenisi Diabetes Mellitus
Menurut American Diabetes Association (ADA)

Diabetes Mellitus atau yang sering disebut dengan kencing manis adalah
suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik kadar glukosa
darah di atas normal yang terjadi karena defisiensi insulin oleh pankreas,
penurunan efektivitas insulin atau keduanya (Perkeni, 2011).
Jika ditemukan gejala klasik (poliuria, polidipsia dan
polifagia). Gejala ini disampaikan pasien saat berkonsultasi
dengan didukung hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu
yang lebih besar dari 200 mg/dL(11,1 mmol/L).
Kadar glukosa darah puasa 126 mg/dL (7mmol/L). Puasa
adalah tanpa asupan kalori minimal selama 8 jam.

Pada penderita yang asimptomatik ditemukan kadar glukosa


darah sewaktu 200 mg/dL atau kadar glukosa darah lebih
tinggi dari normal dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO)
yang terganggu pada lebih dari satu kali pemeriksaan.

Pemeriksaan kadar HbA1c ( 6.5%) oleh ADA 2011 sudah


dimasukkan menjadi salah satu kriteria diagnosis DM, jika
dilakukan pada sarana laboratorium yang telah
terstandarisasi dengan baik (Perkeni, 2011).
Penglolaan diabetes militus dirangkum dalam empat
pilar , yaitu : edukasi, terapi gizi medis, latihan
jasmani, intervensi farmakologis (Rudianto,2009).

Pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan dan


latihan jasmani selama beberapa waktu (24 minggu).
Apabila kadar glukosa darah belum mencapai sasaran,
dilakukan intervensi fakmakologis dengan obat
hipoglikemik oral (OHO) atau suntikan insulin.
Kerangka Konsep

Kriteria inclusi : Masyarakat desa Lemper

1. Usia > 40 tahun


2. Memiliki gejala
klinis diabetes militus
(poliuri, polidipsi, Skrining penderita DM
poliphagia)
3. Kadar gula darah
sewaktu > 200 mg/dl
4. Bersedia
menjadi
responden + _

Kelas edukasi diabetes militus

GD GD

Gula darah terkontrol / tidak terkontrol


KERANGKA KERJA PENELITIAN

Mencari dan mengumpulkan sampel data melalui screening diabetes militus sebanyak 2x pertemuan

Screening-1 sebanyak 43 orang Screening-2 sebanyak 56 orang

+ DM + DM

Kelas edukasi diabetes militus sebanyak 3x pertemuan

Intervensi :

Penyuluhan

Pembagian flip chart tentang senam kaki diabetes militus

Pemutaran video senam diabetes militus dan senam bersama peserta

Pengukuran kadar gula darah penderita DM (sesudah kelas edukasi)

GD GD

Gula darah terkontrol/tidak terkontrol (terkontrol jika GD 180 mg/dl


Hipotesis Penelitian

Pembentukan kelas edukasi diabetes sebagai


penanggulangan penyakit kronis tidak
berpengaruh terhadap fluktuasi kadar gula
darah di desa Lemper Kecamatan Pademawu
Kabupaten Pamekasan
Jenis Penelitian Quasi Eksperimen
desain eksperimen
one pretest-postest design tanpa grup kontrol.

Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di balai desa Lemper Kecamatan
Pademawu Kabupaten Pamekasan pada Februari Maret
2017.

Populasi dari penelitian ini adala seluruh warga


Desa Lemper Kecamatan Pademawu Kabupaten
Pamekasan yang menderita diabetes militus

Teknik Pengambilan Sampel purposive


sampling
Kriteria Inklusi :
Pria dan wanita warga desa Lemper
Kriteria Eksklusi :
Usia > 40 tahun
Memiliki gejala klinis diabetes Bukan warga di desa Lemper
militus (poliuri, polidipsi, poliphagia) Menderita komplikasi seperti gagal
Kadar gula darah sewaktu > 200 jantung, gagal ginjal, dan infeksi
mg/dlBersedia menjadi responden Tidak bersedia mengikuti prosedur
Bersedia selalu datang mengikuti penelitian yang telah ditetapkan
kelas edukasi diabetes selama
penelitian berlangsung
VARIABEL PENELITIAN

Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala Ukur

Dependent
Kadar gula Adalah hasil pengukuran gula darah yang Glukometer Nilai pemeriksaan Numerik
darah diukur setelah dilakukan kelas edukasi yang dilakukan
(Glukosa dalam
darah dalam satuan
mg/dl)

Independent Masyarakat yang diperiksa dan Hasil test gula Ordinal


Kelas edukasi dinyatakan menderita DM yang telah darah GD Meningkat
diberi pengetahuan tentang diabetes GD Menurun
militus, pengelolaan, dan penecegahan
dari penyakit diabetes militus tersebut
Instrumen kegiatan

Absensi kehadiran peserta kelas edukasi


diabetes
Kuesioner tentang karakteristik peserta
kelas edukasi
Glukometer
Flipchart, proyektor LCD sebagai media
penyuluhan
Video senam diabetes militus
90
80
70
60
50 Series 1
40
30
20
10
0
Laki-laki perempuan
70

60

50

40 Series 1

30

20

10

0
usia 40-49 usia 50-59 usia 60-65
Pada screening pertama dengan jumlah yang hadir
43 orang didapatkan 9 orang yang menderita
diabetes mellitus dan memenuhi kriteria inklusi.

Pada kegiatan screening kedua sebanyak 56 orang


didapatkan 12 orang yang menderita diabetes
mellitus dan memenuhi kriteria inklusi.

2 orang yang tidak mengikuti kelas edukasi pada


salah satu pertemuan 19 orang sebagai sampel
penelitian.
Pada peretemuan II
seluruh sampel penelitian mengalami
penurunan kadar gula darah

pertemuan III
1 orang yang mengalami peningkatan
kadar gula darah.
Pertemuan III terdapat 13 orang
(68,4%) dengan penurunan
kadar gula darah dan terkontrol.
6 orang (31,58%) dengan gula
darah tidak terkontrol,
Dari data hasil penelitian diatas
didapatkan hasil yang cukup signifikan
pengaruh pembentukan diabetes militus
terhadap fluktuasi gula darah hal ini
berkaitan dengan pengelolaan diabetes
yg dilakukan.

Pengelolaan diabetes militus dirangkum


dalam empat pilar , yaitu : edukasi,
terapi gizi medis, latihan jasmani,
intervensi farmakologis (Rudianto,2009)
Edukasi dan informasi yang tepat dapat
meningkatkan kepatuhan penderita
dalam menjalani program pengobatan
yang komprehensif pengendalian
kadar glukosa darah dapat tercapai.

pasien Diabetes Melitus relatif dapat


hidup normal bila mengetahui
kondisinya dan cara penatalaksanaan
penyakitnya tersebut.
Pengaturan makan dapat menstabilkan kadar
glukosa darah dan lipid-lipid dalam batas normal
(syahbudin, 2007)

makanan akan menaikkan glukosa darah, satu


sampai dua jam setelah makan glukosa darah
mencapai angka paling tinggi.

Dengan pengaturan perencanaan makan yang


meliputi jumlah, jenis, dan jadwal makan diharapkan
dapat mempertahankan kadar glukosa darah dan
lipid dalam batas normal dan penderita
mendapatkan nutrisi yang optimal.
senam kaki diabetes :
otot otot yang bergerak aktif
meningkatkan kontraksi permeabilitas
membran sel terhadap peningkatan glukosa
resistensi insulin berkurang
sensitivitas insulin meningkat (Parichehr, et
al, 2012).

sirkulasi dalam darah meningkat waktu


30 menit GDA pada interval 5-10 mg/dl.
(Wibisono, 2009).
Dalam Perkeni (2006)
olahraga secara teratur memperbaiki
kendali glukosa darah mempertahankan
atau menurunkan berat badan serta
dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL.

ikut berperan dalam mengatasi


kemungkinan terjadinya komplikasi,
gangguan lipid darah, peningkatan
tekanan darah, hiperkoagulasi darah.
obat diabetes baru diberikan apabila
dengan pola makan yang sehat, dan
olahraga, kadar gula darah yang
diinginkan tidak tercapai. Dan, obat
bukan pilihan pertama pada penyandang
diabetes

Seharusnya, obat-obatan, makan yang


sehat, olahraga harus beriringan dalam
pengelolaan diabetes
Pembentukan kelas edukasi diabetes
sebagai penanggulangan penyakit
kronis berpengaruh terhadap
fluktuasi kadar gula darah di desa
Lemper Kecamatan Pademawu
Kabupaten Pamekasan

Pembentukan kelas edukasi diabetes


sebagai penanggulangan penyakit
kronis dapat mengontrol kadar gula
darah
Saran

Dibutuhkan tim kelas edukasi khusus yang dapat


memfasilitasi kegiatan agar terlaksana dengan
optimal

Diperlukan monitoring dan feedback dari


pelaksanaan kelas edukasi diabetes menyangkut
perencanaan makan dan pola aktivitas fisik
penderita

Dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai


efektifitas kelas edukasi terhadap kontrol gula
darah penderita

Anda mungkin juga menyukai