Anda di halaman 1dari 22

Audio B.

Titalessy
Dessy G. Sobuber
Erick Imbab
Hasrul Thamrin
Hilda L. Y. Momot
Janaoris D. C. Dewi
Marsheila T. Marlisa
M. Hamka W. Balulu
Miryam G. Silitonga
Nurdiana
Ricky L. Rumbairusi
Susandi Biri
Vivi Septiyanti
Yayu D. Ayomi
STRABISMUS
Strabismus suatu keadaan dimana kedudukan kedua
bola mata tidak searah.

Sumbu penglihatan tidak berpotongan pada satu titik


benda yang dilihat.

sumbu penglihatan garis yang menghubungkan titik


nodal dan fovea sentral atau garis yang menghubungkan
titik fiksasi, sentral pupil dan fovea sentral.
GEJALA

mata lelah atau astenopia


pengelihatan kurang pada satu mata
lihat ganda atau diplopia, dan
sering menutup sebelah mata.
KONVERGENSI

suatu keadaan mengarahkan sumbu penglihatan kedua


mata pada satu titik dekat, yang mengakibatkan pupil
kedua mata akan saling mendekat.

Secara umum dapat dikatakan sebagai gerakan


menggulirnya kedua mata menuju titik satu fiksasi
dekat, dan garis pengelihatan diarahkan pada satu titik
yang dekat.
DIVERGENSI

Kedua mata bergulir keluar untuk melihat


benda jauh. Mata akan searah bila dapat
mempertahankan fusi kedua mata.
FUSI
adalah :

Kemampuan otak untuk membuat satu bayangan


gambar yang berasal dari kedua mata.
Fusi akan hilang bila penglihatan satu mata tidak ada.
Diperlukan beberapa syarat agar pengelihatan binokular menjadi
sensasi tunggal, yaitu:

Bayangan benda yang jatuh pada kedua fovea sama dalam


semua gradasi.
Bayangan benda selalu terletak pada kedua fovea sentral.
Bayangan yang diteruskan ke dalam susunan saraf pusat dapat
menilai kedua bayangan menjadi bayangan tunggal.
Bila terjadi hal diatas maka akan terdapat bayangan tunggal
binokular, sedang bila salah satu faktor diatas tidak terjadi
maka akan terjadi pengelihatan binokular yang tidak tunggal.
SUPRESI
Dimana otak mengabaikan bayangan benda mata yang lainnya
untuk mencegah terjadinya diplopia. Supresi terjadi akibat:

Juling kongenital
Satu mata sering berdeviasi
Mata deviasi berganti dimana tidak akan terjadi diplopia
karena akan terjadi supresi pada salah satu mata.
JULING
Dikenal dalam beberapa bentuk.

Heterotropia dimana kedudukan mata tidak normal dan tetap:


Heteroforia, merupakan mata yang berbakat untuk menjadi
juling, dimana pada keadaan normal kedudukan mata sejajar.
Bila fusi mata diganggu maka akan terlihat pengguliran bola
mata.

Strabismus paralitik akibat paralisa saraf ke III dapat terlihat


berupa gangguan pergerakan satu otot penggerak mata saja
atau bersama-sama pada otot rektus media, rektus superior,
rektus inferior, dan oblik superior.
Strabismus konkomitan, yaitu juling akibat terjadinya
gangguan fusi. Kelainan ini dapat terjadi pada kekeruhan
kornea pada satu mata, katarak mata ini dapat divergen
ataupun konvergen, sedang gerakan mata masih dapat
bekerja dengan baik. Pada keadaan ini sudut juling tetap pada
kedudukan kedua mata berubah.

Strabismus inkomitan atau strabismus paralitik terjadi akibat


paralisis otot penggerak mata
PENANGANAN
Juling kongenital pada anak.
Periksa tajam pengelihatan kedua mata
Sebaiknya ditangani oleh dokter mata
Dicurigai retinoblastoma atau gangguan jalur pengelihatan
lainnya.

Juling kongenital pada orang dewasa.


Periksa tajam pengelihatan pada kedua mata karena mungkin
telah terjadi ambilopia.
Diplopia
Setiap pasien dengan keluhan diplopia dikirim pada dokter
mata untuk dicegah keluhan pusing dan disorientasi dengan
sementara melakukan:
Menutup mata yang juling untuk mencegah diplopia
Menutup mata yang tidak juling untuk melatih mata yang
juling
Menutup mata bergantian.

Langkah-langkah penanganan adalah memperbaiki tajam


pengelihatan sehingga sensasi pengelihatan kedua mata sama,
kemudian perbaiki kedudukan bola mata yang dapat dilakukan
dengan latihan ataupun tindakan pembedahan.
UJI STRABISMUS

Uji Hirschberg refleks kornea


Uji Tutup Mata
Uji tutup mata berganti
Uji tutup buka mata
RETINOBLASTOMA
Merupakan tumor ganas utama intraokuler yang di temukan
pada anak-anak, terutama pada usia di bawah 5 tahun.

Tumor berasal dari jaringan retinoembrional. dapat terjadi


unilateral (70%) dan bilateral (30%). Sebagian besar kasus
bilateral bersifat herediter yang di wariskan melalui kromosom.
Masa tumor di retina dapat tumbul ke dalam vitreus (endofitik)
dan tumbuh menembus keluar(eksofitik)
ETIOLOGI

Terjadi karena kehilangan kedua kromosom dari satu


pasang alel dominan protektif yang berada dalam pita
kromosom 13q14. Bisa karena mutasi atau di turunkan.
GEJALA
Gejala hampir menyerupai penyakit mata yang lain, seperti :

Bila letak tumor di makula, dapat terlihat gejala awal


strasbismus.
Bila sel-sel tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior
mata, akan menyebabkan glaukoma atau tanda-tanda
peradangan berupa hipopion atau hifema.
dapat menyebabkan metastasis dengan infasi tumor melalui
nervus optikus ke otak, melalui sklera ke jaringan orbita dan
sinus paranasal, dan metastasis jauh ke sum-sum tulang melalui
pembuluh darah.

Penyebaran secara limfogen, ke kelenjar limfe preaurikular dan


submandibula, dan hematogen, ke sum-sum tulang dan viseral,
terutama hati.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG
Tomografi Komputer
PENATALAKSANAAN
Pada tumor yang masih intraorkular dapat dilakukan
krioterapi,
foto koagulasi laser, atau
kombinasi sitostatik dan foto koagulasi laser untuk
mempertahankan visus.

Pada tumor intraorkular yang sudah mencapai seluruh fitreous


dan visus nol, dilakukan enukkleasis

Bila tumor telah keluar bulbus okuli, tapi masih terbatas di


rongga orbita, dilakukan kombinasi eksentrasi, radioterapi, dan
kemoterapi
T3r1m4 k451h e3344..

Anda mungkin juga menyukai