Anda di halaman 1dari 51

KROMOSOM

Oleh: Prof. Yovita


Dari bahasa Yunani (chroma=color) and
(soma= body)
Kromosom: kemasan material genetik yang
berbentuk huruf X.
Bahan pembentuk utama kromosom adalah
DNA, mengandung banyak gen, elemen
regulasi, dan sequence nukleotida.
1
Kromosom juga mengandung protein yang
terikat DNA; protein tersebut berfungsi untuk
membentuk kemasan DNA menjadi
kromosom, dan juga untuk mengontrol fungsi
gen.
Selama interfase dalam siklus sel kromosom
tidak tampak. Kenapa?
Karena kromosom meregang menjadi panjang
dan sangat tipis agar memungkinkan
terjadinya berbagai reaksi kimia pada
kromosom tsb.
2
Jika kromosom diwarnai (Feulgen) nampak
benang halus yang tidak homogen, secara
kolektif benang ini disebut kromatin.
Penting diingat, walaupun kromosom tidak
dapat dilihat dalam kromatin tersebut, namun
kromosom masih ada.
Kromatin: kompleks DNA dan protein
Kromosom: adalah struktur yang terdiri atas
rantai kromatin, yang menjadi amat sangat
padat dan rapat selama pembelahan sel
(mulai menggulung pada profase, dan selesai
pada metafase (menggulung sampai 10000 X)
3
Selama meiosis ada satu hal penting yang
perlu dipahami tentang kromosom, yaitu
adanya sepasang kromosom yang identik,
disebut kromosom homolog.
Kita tahu bagian/segmenDNA (gen) di
sepanjang kromosom menentukan
karakteristik organisme, mis. Warna mata,
warna rambut, tekstur rambut,dll. Segmen
DNA itu disebut gen
Tempat gen pada kromosom: lokus.

4
Kromosom homolog mempunyai jenis gen
yang sama, namun detil gen pada kromosom
yang satu sedikit berbeda dengan gen sesuai
pada kromosom pasangannya.
Mis. Pada lokus yang sama pada sepasang
kromosom homolog, terdapat gen untuk
tekstur rambut: gen pada lokus yang satu
menentukan rambut lurus, dan gen pada lokus
pasangannya menentukan rambut ombak.
Bentuk lain (pengganti) dari gen tersebut
dinamai alel.
5
Kromatid
Jika DNA bereplikasi, kemudian 2 molekul DNA
tersebut bergabung bersama, maka masing-masing
molekul DNA tadi disebut kromatid, dan 2 molekul
DNA tadi secara bersama-sama disebut kromosom
yang berduplikasi.
Jika molekul DNA (dan protein) tidak melekat satu
dengan yang lain, molekul tunggal DNA itu tidak
disebut kromatid, tetapi disebut kromosom
kromosom yang tidak berduplikasi.

6
Sentromer
Suatu daerah pada kromosom, tempat
perlekatan benang spindel mitosis.
Posisi sentromer tertentu dan konstan untuk
setiap jenis kromosom.
Genom: seperangkat faktor herediter yang
terkandung dalam kromosom haploid terdiri
atas 3 X 109 nukleotida => 30.000
Gen bila berekspresi hasilnya: protein/enzim
7
Telomere

Ujung kromosom pada sel eukariotik


Setiap kali DNA mengadakan replikasi, bagian
tersebut memendek sedikit.
Telomer mengandung banyak ulangan
sequence nukleotida lebih banyak dari pada
ulangan di area gen.

8
KROMATIN
Kromatin: kompleks DNA dan protein histon. Histon
bersifat basa, DNA bersifat asam, maka keduanya
dapat berikatan dengan erat.
Kromatin tersusun dalam struktur manik-manik (10
nm) yang berulang disebut nukleosom.
DNA manusia mengandung sekitar 30.000 gen.
Struktur kromatin pada gen aktif kurang padat dari
pada struktur gen aktif.
Pada sel interfase struktur kromatin yang kurang
padat (pucat), disebut eukromatin, dan struktur yg
kromatin padat (gelap), disebut heterokromatin.
9
NUKLEOSOM
Nukleosom: unit kromatin, berupa kompleks
oktamer histon dan 200 pasang basa (pb)
nuleotida DNA.
Setiap 200 pb DNA memutari suatu histon
oktamer (masing-masing dua dari setiap
histon: H2A; H2B; H3; dan H4).
Putaran nukleotida pada permukaan oktamer
histon disegel oleh histon H1.

10
Nukleosom

11
Kromosom

12
This karyotype of a human male cell shows
the 46 chromosomes

13
Klasifikasi kromosom
Morfologi kromosom paling baik dipelajari pada metafase dan
anafase, karena saat itu kontraksi kromosom maksimal,
sehingga nampak paling jelas.
Berdasarkan atas posisi sentromernya (situs perlekatan pada
spindel), kromosom dibedakan menjadi 4 jenis:
1.Kromosom telosentrik: sentromer di ujung kromosom
2.Kromosom akrosentrik: kromosom mempunyai lengan sangat
pendek.
3.Kromosom submetasentrik: kromosom mempunyai lengan
yang tidak sama panjang
4.Kromosom metasentrik: kromosom mempunyai lengan yang
sama panjang atau hampir sama panjang. (pada manusia
hanya jenis:2, 3,4)
14
Komponen khusus kromosom
Telomer: ujung kromosom
Satelit: elemen kromosom yang
berbentuk bulat yang dipisahkan dari
kromosom oleh konstriksi sekunder.
Bentuk dan ukuran satelit dan konstriksi
konstan untuk setiap kromosom tertentu
Satelit kromosom berbeda dengan DNA
satelit yang merupakan ulangan
sequence nukleotida yang sangat tinggi

15
Nucleolar organizers: konstriksi sekunder yang
mengandung gen-gen yang menyandi rRNA
18S dan rRNA 28S, yang menginduksi
pembentukan nukleoli.
Pada manusia nucleolar organizers terdapat
pada kromosom nomor 13, 14, 15, 21, dan 22;
semuanya akrosentrik dan mempunyai satelit.
Transposon: segmen DNA yang dapat
meloncat ke tempat baru dalam genomnya.

16
Kariotip
Kariotip: susunan kromosom berdasarkan
pada urutan nomor kromosom, ukuran
kromosom, posisi sentromer, panjang lengan
konstriksi sekunder, dan sateit.

17
KROMOSOM MANUSIA
Kromosom sel somatik manusia berjumlah 46
buah atau 23 pasang (2N=diploid), t.a. 44
buah (22 pasang) autosom dan 2 buah
(sepasang) kromosom seks.
Setiap anggauta dari sepasang kromosom
adalah homolog
Kromosom seks pada sel somatik perempuan
normal adalah XX, dan kromosom seks pada
sel somatik laki-laki normal adalah XY
18
KROMOSOM MANUSIA
Pada saat sel mengalami pembelahan
meiosis yaitu pada oogenesis maupun
spermatogenesis, terjadi reduksi jumlah
kromosom.
Oleh karena itu kromosom pada sel
reproduktif berjumlah 23 buah (N=haploid).
Kromosom pada ovum terdiri atas 22 autosom
dan 1 kromosom X.
Kromosom pada sperma terdiri atas 22
autosom dan 1 kromosom X atau 22 autosom
dan satu kromosom Y.
19
KROMOSOM MANUSIA
Berdasarkan Konperensi Paris 1971, kromosom manusia
dalam kariotipe, disusun berdasarkan pada ukuran dan letak
sentromer (bagian kromosom yang berikatan dengan spindel
mitosis), dibagi menjadi 7 golongan, A->G.
Kromosom disusun berurutan dari yang paling besar (A,
nomor 1) ke arah yang paling kecil (G, nomor 23).
Kromosom manusia berdasarkan pada letak sentromer
dibedakan menjadi 3 jenis: metasentrik, submetasentrik, &
akrosentrik.
Letak sentromer dapat menentukan panjang lengan
kromosom: lengan pendek kromosom, p (petit), dan lengan
panjang kromosom q (qeue) (Gambar).

20
KROMOSOM MANUSIA
Golongan A, kromosom metasentrik besar, meliputi pasangan
kromosom No. 1,2, & 3.
Golongan B, kromosom submetasentrik besar, meliputi
pasangan kromosom No. 4 & 5.
Golongan C, kromosom submetasentrik sedang, meliputi
kromosom No. 6=>12 + kromosom seks X.
Golongan D, kromosom akrosentrik besar, bersatelit, meliputi
kromosom No. 13, 14, 15
Golongan E, kromosom metasentrik sedang, untuk kr. No. 16,
dan kr. submetasentrik sedang: kr. no. 17 & 18.
Golongan F, kr. metasentrik kecil: kr. no. 19 & 20.
Golongan G, kromosom akrosentrik kecil, bersatelit: kr. no. 21
& 22, + kr. Y, kr. Akrosentrik tidak bersatelit (Gb).

21
22
KELAINAN KROMOSOM
Fungsi normal sistem genetik ditentukan oleh kestabilan
materi hereditas (informasi genetik) yang terdapat di dalam
kromosom. Keutuhan informasi genetik dalam kromosom
perlu dipertahankan.
Perubahan dalam jumlah kromosom (aneuploidi), mengubah
keseimbangan jumlah informasi genetik, yang mengakibatkan
anomali anatomik dan fungsional yang parah (mis.
malformasi) bagi individu yang bersangkutan.
Konsekuensi penting lainnya dari aneuploidi adalah terjadinya
aborsi spontan.
Aneuploidi yang melibatkan kromosom besar menyebabkan
kelainan yang lebih parah dari pada yang melibatkan
kromosom kecil, dan pada umumnya berakibat lethal.

23
KELAINAN KROMOSOM
Malformasi, retardasi mental, sterilitas, dan
aborsi spontan pada individu yang mengalami
aneuploidi, merupakan mekanisme seleksi
alam yang kuat ke arah eliminasi individu ybs
Pengaruh berbagai faktor dapat menyebabkan
terjadinya berbagai kelainan kromosom,
dengan konsekuensi genetik yang berbeda.
Kelainan kromosom dapat dipengaruhi oleh
faktor: umur, senyawa kimia, obat-obatan,
sinar radioaktif, sinar ultraviolet, dan pola
hidup yang tidak sehat.
24
KELAINAN KROMOSOM
Kelainan kromosom dapat dibedakan
menjadi 3 jenis:
1. Kelainan euploidy, terjadi sebagai akibat
terjadinya penambahan genom atau
penambahan perangkat/set kromosom
2. Kelainan aneuploidy, kelainan jumlah
kromosom dalam satuan
3. Kelainan struktur kromosom
25
EUPLOIDY/POLIPLOIDY/
PENAMBAHAN GENOM
Euploidy (eu=true; ploid=unit). Dalam
kondisi euploidy, terjadi penambahan
seperangkat kromosom/genom
(N=haploid), jadi jumlah kromosomnya
(yang pernah dilaporkan) menjadi 3N
(triploidi=69 buah) atau 4N
(tetraploidi=92 buah)
Pada kelainan ini setiap genom/set tetap
balans.
26
Individu dengan kelainan jumlah
kromosom dalam jenis euploidi ini tidak
ditemui dalam masyarakat, karena terjadi
aborsi spontan pada janin dengan
kelainan tersebut, atau tidak pernah lahir
hidup (terseleksi oleh alam).
Janin triploidi dapat terjadi bila ovum N
dibuahi sperma 2N, sehingga
genotipnya: 69,XXY. Atau ovum 2N
dibuahi sperma N, sehingga genotipnya
menjadi: 69, XXX atau 69,XXY
27
Janin tetraploidi dapat terjadi bila:
Ovum 2N dibuahi oleh sperma 2N.
Atau bila zigot 2N, sesudah mengadakan
replikasi DNA, kemudian gagal untuk
bermitosis yang pertama kali.
*Janin demikian akan mengalami aborsi
spontan sebelum sempat mengadakan
implantasi.
Berdasarkan hasil penelitian, poliploidi
mencapai 2% dari seluruh konsepsi.
28
ANEUPLOIDY/KELAINAN
KROMOSOM DALAM SATUAN
Aneuploidy contohnya: monosomi, trisomi,
tetrasomi.
Aneuploidi disebabkan oleh peristiwa
nondisjunction/gagal pisah kromosom pada
meiosis pada oogenesis atau
spermatogenesis.
Penyebab nondisjunction adalah keterlam-
batan berpisah anggota kromosom homolog
dalam anafase, sehingga pada saat telofase
kromosom tersebut masih tetap tinggal
bersama dengan pasangannya
29
Nondisjunction tersebut menghasilkan
ovum atau sperma yang kekurangan
atau kelebihan kromosom.
Ovum normal yang dibuahi sperma
kekurangan 1 kromosom akan
menjadi individu kekurangan satu
kromosom.
Ovum kelebihan satu kromosom
yang dibuahi oleh sperma normal
akan menjadi individu kelebihan 1
kromosom.
30
ANEUPLOIDY
Kekurangan jumlah kromosom dapat terjadi
pada autosom maupun kromosom seks.
Bila kekurangan terjadi pada autosom, janin
tidak bertahan hidup (lethal)
Bila peristiwa nondisjunction terjadi pada
pembelahan mitosis germ cell (sebelum
meiosis pada saat oogenesis atau spermato-
genesis, akibatnya sama dg bila peristiwa
nondisjunction terjadi pada saat meiosis.
31
Peristiwa nondisjunction yang
terjadi pada zigot atau pada
embrio dalam perkembangan
akan menghasilkan individu
dengan genotip mozaik
mis:45,X0/47XXX atau
45,X0/47XXX/46XX.
32
Aneuploidi pada autosom:
Nulisomi: sepasang kromosom homolog hilang,
sehingga embrio lethal sebelum implantasi
Monosomi: 1 anggota pasangan kromosom homolog
hilang, sehingga menyebabkan embrio lethal pada
masa embrional
Trisomi: ekstra 1 kromosom homolog, pada
kromosom besar menyebabkan embrio lethal pada
masa embrional.
Trisomi 13 atau 15 (S. Patau) dan trisomi 18 (S.
Edward) survive 3 bulan.
Trisomi 21 (S.Down), survive sampai 40/45 tahun.

33
ANEUPLOIDY
Aneuploidi pada kromosom seks:
Monosomi: 45,X0 (S. Turner), 99%
aborsi spontan, yang lahir survive, infertil
Trisomi: 47,XXX (S. superfemale);
47,XXY (S. Klinefelter);
47,XYY (S. supermale)

34
35
KELAINAN STRUKTUR KROMOSOM

Terjadi penambahan atau


pengurangan materi kromosom.
Kelainan ini dapat berupa:
translokasi, adisi, delesi, dan
duplikasi

36
DNA seringkali mengalami perubahan
kimia, terutama pada saat replikasi DNA
(pada fase S dalam siklus hidup sel
eukariotik).
Kebanyakan perubahan ini dapat
langsung direparasi, =>tidak
mengakibatkan mutasi.
Sebagian kecil yang mengalami
kegagalan reparasi => mutation.
37
Mutasi dapat juga karena induksi.
Mutasi dapat terjadi pada siklus sel baik
pada sel somatik maupun reproduksi.
Mutasi pada sel reproduksi=> diwariskan
Mutasi dapat terjadi baik pada gen
dominan maupun gen resesif.
Bila mutasi terjadi pada gen resesif,
maka perubahan fenotip barulah tampak
pada individu homozigot resesif
38
Mutasi yang terjadi pada wild
type gene (forward mutation)
menghasilkan fenotip mutan
Mutasi yang terjadi pada
mutant gene, mengembalikan
ke fenotip wild type: back-
ward atau reverse mutation
39
Mutasi yang meliputi perubahan satu
pasang basa (substitusi, adisi,
delesi): mutasi titik.
Mutasi titik dibedakan menjadi:
Transisi: substitusi satu basa purin
dengan basa purin yang lain, atau
satu basa pirimidin dengan basa
pirimidin yang lain.

40
Transversi: substitusi satu basa
purin dengan basa pirimidin, dan
sebaliknya.
Contoh: Gen rantai beta HbA
mengalami mutasi transversi;
basa kedua (A) pada kodon VI
(GAA=Glu) digantikan dengan U,
=> menjadi (GUA=val)
41
Penggantian asam amino glutamat menjadi
valin ini mengakibatkan rantai beta
mengalami perubahan konformasi, =>
menjadi HbS.
Bila HbS mengikat oksigen => presipitasi=>
membentuk agregat kristaloid =>
mengubah morfologi eritrosit => eritrosit
memanjang menjadi bentuk bulan sabit=>
memblokir pembuluh darah kecil =>
memutus transportasi oksigen ke berbagai
jaringan => individu ybs menderita anemia
hemolitika. 42
Mutasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor
seperti: radiasi sinar-X, sinar gama, sinar UV
matahari, dan senyawa kimia.
Sehari-hari kita sering terkena sinar UV. Basa
nitrogen DNA yang sensitif dan seringkali
mengabsorbsi sinar UV ialah timin => dimer
timin => mutasi => kanker kulit. Sinar UV
berenergi rendah, tidak menembus ke jaringan
yang lebih dalam dari kulit.
Adisi atau delesi satu basa purin atau pirimidin
yang menyebabkan frame shift mutation.
43
44
45
Nonsense mutation
A nonsense mutation is a point
mutation in a sequence of DNA
Results in a premature stop codon,
or a nonsense codon in the
transcribed mRNA, and in a
truncated, incomplete, and usually
nonfunctional protein product.

46
DNA:
5' - ATG ACT CAC CGA GCG CGA AGC GGA - 3'
3' - TAC TGA GTG GCT CGC GCT TCG CCT5
!
TGA-3
ACT-5
mRNA
5'-AUG ACU CAC CGA GCG CGA AGC UGA- 3'
Protein: Met Thr His Arg Ala Arg Ser Stop

Mutasi pada GGA=>TGA (DNA) menghasilkan stop


kodon UGA pada mRNA (STOP KODON PREMATUR),
sehingga dihasilkan protein pendek inaktif (point
mutation => non-sense mutation)
47
Daftar Referensi
1.Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, Walter P. Molecular Biology of The Cell. 6 th ed. Garland Science. New York.
2008.
2. EDP De Robertis, EMF De Robertis. Cell and Molecular Biology. 10th ed. Lea & Fabiger. Philadelphia. 1998
3. Gelehrter, TD & Collins, FS. Principles of medical genetics. Williams & Wilkins. 2006
4. Stratchan, T & Read, AP. Human Molecular Genetics. Bios Scientific Publisher. New York. 2007.

48
Bila terjadi adisi basa nitrogen C pada tanda !,
maka akan terjadi frame shift mutation ke arah
mana, coba translasikan mRNA tersebut setelah
terjadi adisi
Met !
AUGGGCGGACCCAUUUAAACGCCCGAGGAAGGAGAGAUGA
5----------------------------------------------------------------------------------------- 3mRNA

Bila terjadi delesi basa nitrogen G pada tanda !,


maka akan terjadi frame shift mutation, coba
translasikan mRNA tsb setelah terjadi delesi
Met !
AUGGGGGGAGGCCCGAAACGCCCGAGGCCCAAGGAGAGAUGA
5----------------------------------------------------------------------------------------- 3mRNA
49
Tugas:
Struktur DNA
Replikasi DNA
Transkripsi DNA => RNA
Sintesis protein

50
*
mRNA AUG CCC AAA GGG GAC CAG GGG
5------------------------------------------------------3
1.Translasikan segmen tersebut di atas menjadi
protein
2. Segmen mRNA tersebut mengalami delesi
pada nukleotida kedua kodon ketiga. Coba
tuliskan mRNA mutan, dan setelah itu,
translasikan kodon pada mRNA mutan tersebut

51

Anda mungkin juga menyukai