Anda di halaman 1dari 26

PPOK

PEMBIMBING : Dr. SITI NOORCAHYATI Sp.P


PENYUSUN : AULIA AKBAR
LISYA PERMATA
Defenisi

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah


penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan
aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif
nonreversibel atau reversibel parsial.
PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau
gabungan keduanya
Bronkitis Kronis
Kelainan saluran napas yang
ditandai oleh batuk kronik
berdahak minimal 3 bulan dalam
setahun, sekurang-kurangnya dua
tahun berturut - turut, tidak
disebabkan penyakit lainnya
Emfisema
Suatu kelainan anatomis paru
yang ditandai oleh pelebaran
rongga udara distal bronkiolus
terminal, disertai kerusakan
dinding alveoli.
Etiologi
Faktor yang berperan dalam peningkatan penyakit tersebut :
Kebiasaan merokok yang masih tinggi (laki-laki di atas 15
tahun 60-70 %)
Pertambahan penduduk
Meningkatnya usia rata-rata penduduk dari 54 tahun pada
tahun 1960-an menjadi 63 tahun pada tahun 1990-an
Industrialisasi
Polusi udara terutama di kota besar, di lokasi industri, dan
di pertambangan
Patofisiologi
FAKTOR RISIKO
b. Derajat berat merokok dengan
Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian
1. Kebiasaan merokok merupakan
jumlah rata-rata batang rokok dihisap
satu - satunya penyebab kausal
sehari dikalikan lama merokok dalam
yang terpenting, jauh lebih
tahun :
penting dari faktor penyebab
- Ringan : 0-200
lainnya.
- Sedang : 200-600
Dalam pencatatan riwayat
- Berat : >600
merokok perlu diperhatikan :2
2. Riwayat terpajan polusi udara di
a. Riwayat merokok
lingkungan dan tempat kerja
- Perokok aktif
3. Hipereaktivitas bronkus
- Perokok pasif
4. Riwayat infeksi saluran napas
- Bekas perokok
bawah berulang
5. Defisiensi antitripsin alfa - 1,
umumnya jarang terdapat di
Indonesia.
Klasifikasi PPOK
Lama Baru
(Gold 2001) (Gold 2003)
Derajat Derajat Klinis Faal paru
Derajat 0 : Derajat 0 : beresiko Gejala klinik (batuk,produksi sputum). Normal
beresiko
Derajat I : Derajat I : PPOK Dengan atau tanpa gejala klinis (batuk VEP1/KVP <70%
PPOK Ringan Ringan produksi sputum). VEP1 > 80% prediksi
Derajat IIA : Derajat II : PPOK Dengan atau tanpa gejala klinis ( VEP1/KVP <70%
PPOK Sedang Sedang batuk,produksi sputum) gejala bertambah 50%<VEP1<80%
sehingga menjadi sesak. prediksi
Derajat IIB : Derajat III : PPOK Dengan atau tanpa gejala klinis ( VEP1/KVP <70%
PPOK Sedang Berat batuk,produksi sputum) gejala bertambah 30% < VEP1<50%
sehingga menjadi sesak. prediksi
Derajat III : Derajat IV : PPOK Gejala di atas ditambah tanda-tanda gagal VEP1/KVP < 70%
PPOK Berat Sangat Berat nafas atau gagal jantung kanan VEP1<30% prediksi
Diagnosis
B. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan rutin
1. Faal paru
Spirometri dan uji bronkodilator
Diagnosis PPOK di tegakkan
2. Darah rutin
berdasarkan :
3. Radiologi
A. Gambaran klinis
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan khusus
- Keluhan
1. Faal paru
- Riwayat penyakit
2. Uji latih kardiopulmoner
- Faktor predisposisi
3. Uji provokasi bronkus
b. Pemeriksaan fisis
4. Uji coba kortikosteroid
5. Analisis gas darah
6. Radiologi
Tujuan mengerutkan bibir

Meningkatkan ventilasi
Menjaga salran udara terbuka lebih lama dan
mengurangi kerja pernafasan
Memperlambat laju pernafasan
Menguangi sesak nafas
Penambahan
jaringan ikat
Hipoksia kronik vasodilatasi Bagian jaringan
lunak di daar
kuku
Perbedaan Asma, PPOK dan SOPT
Penatalaksanaan
1. Edukasi

2. Obat - obatan

3. Terapi oksigen

4. Ventilasi mekanik

5. Nutrisi

6. Rehabilitasi
Edukasi
1. Pengetahuan dasar tentang PPOK

2. Obat - obatan, manfaat dan efek sampingnya

3. Cara pencegahan perburukan penyakit

4. Menghindari pencetus (berhenti merokok)

5. Penyesuaian aktivitas
OBAT

Bronkodilator

Anti Inflamasi

Antibiotika

Antioksidan

Mukolitik

Antitusif
Komplikasi 1. Gagal napas
yang dapat a. Gagal napas kronik
terjadi b. Gagal napas akut
pada 2. Infeksi berulang
penderita 3. Kor pulmonal
PPOK : 4. Pneumotoraks
Pencegahan
Mencegah terjadinya PPOK
Hindari asap rokok
Hindari polusi udara
Hindari infeksi saluran napas berulang
Mencegah perburukan PPOK
Berhenti merokok
Gunakan obat-obatan adekuat
Mencegah eksaserbasi berulang
Algoritme Penatalaksanaan PPOK Eksaserbasi Akut
di Rumah & pelayanan kesehatan Primer /Puskesmas

Inisiasi atau meningkatkan


frekuensi terapi bronkodilator

Nilai ulang dalam beberapa jam Rujuk ke Rumah Sakit

Tidak terjadi
Perbaikan tanda
penyembuhan Perburukan tanda / gejala
dan gejala
atau perbaikan

Lanjutkan Nilai ulang tanda / gejala selama 2


Ke Dokter hari
tatalaksanaan,
kurangi jika
mungkin
- Tambahakan kortikosteroid oral
- Antiniotik bila ada tanda infeksi saluran napas
Tatalaksana - Diuretik bila ada kelebihan cairan
jangka panjang
Algoritma Penatalaksanaan PPOK Eksaserbasi Akut di Rumah Sakit

- Nilai berat gejala (Kesadaran, frekuensi


napas, pemeriksaan fisik )
- Analisa gas darah
- Foto Thoraks

1. Terapi Oksigen Mengancam jiwa ICU


2. Bronkodilator (gagal napas akut)
Inhalasi / nebulizer
- Agonis beta2
- Antikolinergik
- * intravena : metilxantin, bolus & drip
3. Antibiotik Tidak mengancam
4. Kortikosteroid sistemik jiwa Ruang
5. Diuretik bila ada retensi cairan Rawat
Indikasi Rawat :
1. Peningkatan gejala (sesak, batuk) Indikasi Rawat ICU :
saat tidak beraktivitas 1. Sesak berat setelah penangaan adekuat di

2. PPOK dengan derajat berat ruang gawat darurat atau ruang rawat

3. Terdapat tanda-tanda sianosis dan 2. Kesadaran menurun, letargi atau


kelemaha otot-otot respirasi
atau edem
3. Setelah pemberian oksigen tetapi terjadi
4. Disertai penyakit komorbid lain
hipoksemia atau perburukan PaO2 < 50
5. Sering eksaserbasi
mmHg atau PaCO2 > 50 mmHg
6. Didapatkan aritmia memerlukan Ventilasi mekanis (invasive
7. Diagnostik yang belum jelas atau non invasif)
8. Usia lanjut 4. Memerlukan penggunaan ventilas
9. Infeksi saluran napas berat mekanis invasive

10. Gagal napas akut pada gagal napas 5. Ketidakstabilan hemodinamik

kronik
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai