Anda di halaman 1dari 20

PENATALAKSANAAN INFEKSI

OROMAKSILOFASIAL PADA GERIATRIK

Oleh :
Dini Islami Putri
J111 10 136

Pembimbing :
drg. Andi Tajrin, M.Kes, Sp.BM

Bagian Bedah Mulut


Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Hasanuddin
2016
Latar Belakang
Infeksi oromaksilofasial merupakan suatu masalah
kompleks di bidang kedokteran gigi yang harus
diwaspadai karena walaupun dapat ditatalaksana
dengan mudah, namun dapat menjadi fatal dalam
waktu singkat dan tidak terduga.
Perubahan struktur orofasial akibat pertambahan
usia mempengaruhi perawatan pasien lansia.
Perubahan tersebut membuat prosedur klinis
menjadi lebih sulit dan mempengaruhi prognosis.
Infeksi Oromaksilofasial
Suatu peradangan yang terjadi pada
rongga mulut serta jaringan sekitarnya.

Penyebaran infeksi oromaksilofasial:


1. Perikontinuitatum
2. Limfogen
3. Hematogen
Klasifikasi infeksi orofasial
Berdasarkan organisme yang menyebabkan infeksi
Bakteri
Virus
Parasit
Berdasarkan jaringan yang terinfeksi
Odontogenik
Non Odontogenik
Berdasarkan jalur masuk
Pulpa
Periodontal
Perikoronal
Fraktur
Tumor
Iatrogenik
Oportunistik
Berdasarkan presentasi klinis
Akut
kronis

Berdasarkan kedalaman ruang fasial


kepala dan leher
Ruang Caninus Ruang Lateral Pharyngeal
Ruang Bukal Ruang Retropharingeal
Ruang Infraorbital Ruang Karotid
Ruang Submandibular Ruang Parotid
Ruang Submental Ruang Infratemporal
Ruang Sublingual Ruang Temporal
Ruang Submasetter Ruang Peritonsilar
Ruang Pterygomandibular Ruang Pretrakheal
Ruang Mediastinal
Anatomi Infeksi Oromaksilofasial
Ruang
Ruang
Mandibular
Mandibular
Posterior

SUBMANDIBULAR SUBMASETERIK
(Infeksi berasal dari (Infeksi berasal dari M3
molar bawah) bawah)

SUBLINGUAL
PTERIGOMANDIBULAR
(Infeksi berasal dari gigi
(Infeksi berasal dari M3
premolar dan anterior
bawah)
bawah)

SUBMENTAL
(Infeksi berasal dari gigi
insisivus bawah)
Ruang Maksilar
Ruang Lateral
Anterior

FOSSA CANINA BUSINATOR


(Infeksi berasal (Infeksi berasal
dari gigi C, P, dan I) dari gigi P dan M)

PERIORBITAL PAROTIS
(Infeksi berasal (Infeksi bukan
dari gigi C, P, dan I) berasal dari gigi)
Ruang Ruang
Faringeal Kranial
TEMPORAL
Meluas dari basis cranii hingga (Infeksi berasal dari regio molar
bagian bawah tulang hyoid bawah/atas)

(Infeksi bisa meluas ke


intrakranial/mediastinal)

INFRATEMPORAL
(Infeksi yang berbahaya adalah
yang menuju sinus cavernosus
melalui plexus venosus
pterygoideus)
Perluasan Perluasan
Servikal Limfatik
Berperan menjadi agen
pertahanan lokal/ sistemik
FASCIA SUPERFISIALIS
terhadap infeksi
mikroorganisme

FASCIA PROFUNDUS
(Infeksi melalui ruang Dapat menjadi petunjuk
visceral [yang membungkus adanya infeksi yang sedang
glandula thyroidea, berlangsung/ yang terjadi
parathyroidea, tracheales, pada masa lalu
dan esophageae])

Pertanda adanya infeksi yang


manifestasinya belum
tampak
Gigi nonvital
Bakteri Perikoronitis

Infeksi dari
anestesi Ekstraksi gigi
lokal

ETIOLOGI
Lesi pada
nodus limfa Granuloma
atau glandula periapikal
saliva

Fraktur Kista
Trauma
pasca bedah
Aerob Streptococcus

Peptostreptococcus
Bakteri penyebab
infeksi
Anaerob Peptococcus

Eubacterium

Aerob + anaerob
Patofisiologi

Karies gigi yang


Pulpitis Nekrosis pulpa
mendekati pulpa

Foramen apikalis
Bakteri masuk ke
dentin pada pulpa tidak
ruang pulpa sampai
bisa mendrainase pulpa
apeks gigi
yang terinfeksi
Rangsangan yang ringan dan
Proses infeksi menyebar kronis menyebabkan
progresif ke ruang/jaringan membran periodontal di
yang dekat dengan struktur apikal membentuk dinding
gigi yang nekrosis untuk mengisolasi
penyebaran infeksi

Penyebaran selanjutnya akan


Bila masa infeksi bertambah,
melalui kanal tulang menuju
maka tulang di sekitarnya
permukaan tulang dan
akan tersangkut
periosteum

Periosteum pecah dan pus


akan terkumpul di suatu
tempat di antara spatia
sehingga membentuk suatu
rongga patologis
Terapi/perawatan
Perawatan medikamentosa
1. Pemberian antibiotik
2. Analgetik-antipiretik

Perawatan pembedahan
1. pengeluaran pus dengan insisi dan drainase

Perawatan gigi penyebab


1. Ekstraksi

Bila kasus infeksi terus berlanjut, segera merujuk


pasien ke dokter gigi spesialis bedah mulut.
Perubahan jaringan rongga mulut pada
geriatri
Perubahan tulang rahang dan tulang
alveolar
Perubahan pada sendi temporomandibula
(TMJ)
Perubahan kelenjar saliva dan aliran saliva
Perubahan mukosa mulut
Perubahan pengecapan pada lidah
Perawatan gigi pada geriatri
Pencegahan primer menghindari
makanan yang lengket dan pemenuhan
nutrisi dengan standar yang baik

Pencegahan sekunder perawatan pulpa


atau pencabutan gigi bila tindakan
perbaikan gagal

Pencegahan tersier pembuatan gigi


palsu bagi pasien
Simpulan
Keadaan mulut yang buruk akan mengganggu fungsi
dan aktivitas rongga mulut, sehingga akan
mempengaruhi status gizi serta akan mempunyai
dampak pada kualitas hidup lansia.

Saran
Perlu dilakukan adanya prinsip pelayanan geriatrik
yaitu:
1. Pendekatan yang tepat dan menyeluruh
2. Pendekatan secara team work
3. Keterpaduan dalam diagnose dan terapi
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai