0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
22 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut merangkum proses ekstraksi dan karakterisasi senyawa bioaktif dari daun Millingtonia Hortensis Linn. melalui beberapa tahapan seperti ekstraksi metanol, pemurnian menggunakan kolom kromatografi dan HPLC, serta identifikasi menggunakan spektroskopi FTIR. Teknik-teknik tersebut digunakan untuk mengisolasi senyawa aktif dengan sifat antioksidan dan antimikroba.
Dokumen tersebut merangkum proses ekstraksi dan karakterisasi senyawa bioaktif dari daun Millingtonia Hortensis Linn. melalui beberapa tahapan seperti ekstraksi metanol, pemurnian menggunakan kolom kromatografi dan HPLC, serta identifikasi menggunakan spektroskopi FTIR. Teknik-teknik tersebut digunakan untuk mengisolasi senyawa aktif dengan sifat antioksidan dan antimikroba.
Dokumen tersebut merangkum proses ekstraksi dan karakterisasi senyawa bioaktif dari daun Millingtonia Hortensis Linn. melalui beberapa tahapan seperti ekstraksi metanol, pemurnian menggunakan kolom kromatografi dan HPLC, serta identifikasi menggunakan spektroskopi FTIR. Teknik-teknik tersebut digunakan untuk mengisolasi senyawa aktif dengan sifat antioksidan dan antimikroba.
Baru-baru ini, isolasi antioksidan alami dari sumber
tanaman telah meningkat secara signifikan karena antioksidan sintetis seperti Butylated Hydroxy Anisole (BHA), Butylated Hydroxy Toluene (BHT) dan Tersier Butil Hydro kuinon (TBHQ ) yang diduga memiliki khasiat terhadap kerusakan hati dan carcinogenesis. Tanaman mengandung berbagai macam zat seperti alkaloid, terpenoid, fenolat, flavonoid, vitamin C, vitamin E, xanthophylls, karoten, glikosida, pitosterol dan tanin yang memiliki antioksidan, antiproliferatif antimikroba, anti-inflamasi, imunomodulator dan anti aktivitas diabetes. Lanjutan teknik spektroskopi analitis seperti Nuclear Magnetic Resonance Spectroscopy (NMR), Liquid Chromatography electrospray Ionisasi Mass Spectroscopy (LC-ESI-MS) dan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FT-IR) memainkan kunci peran dalam identifikasi dan karakterisasi prinsip bioaktif yang memiliki antioksidan, antimikroba dan aktivitas antiproliferatif. Tujuan penelitiaan UNTUK PEMURNIAN DAN KARAKTERISASI SENYAWA BIOAKTIF DARI EKSTRAK METANOL DAUN MILLINGTONIA Hortensis LINN. BAHAN DAN METODE BAHAN 1. DAUN MELATI POHON 2. METANOL 3. HEKSANA KLOROFORM 4. ETIL ASETAT LANJUTAN METODE 1. PEMBUATAN EKSTRAK DAUN MELATI POHON daun segar dari Millingtonia hortensis dikumpulkan dalam kantong steril dan dibawa ke laboratorium. Ekstraksi senyawa bioaktif mentah Daun segar dicuci dengan air keran dan kemudian dibersihkan dengan air suling dan dikeringkan selama seminggu. Kemudian daun kering yang digilling menjadi bubuk halus dengan menggunakan lesung dan alu. Ekstrak kering dan bubuk halus daun Millingtonia hortensis (300 g) diekstraksi dengan metanol selama 48 jam dengan Soxhlet extractor menghasilkan 45.6g dari ekstrak kasar. LANJUTAN 2.METODE PEMURNIAAN EKSTRAK DAUN MELATI POHON. A. METODE TLC ( KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS) fase diam menggunakan silica gel, dan fase gerak engunakan kombinasi pelarut asetat kloroform-etil dan etil asetat. Pemurnian senyawa bioaktif menggunakan Kolom Silica Gel .ekstrak mentah daun melati pohon sebagai target pemisahan silica gel untuk memisahkan ekstrak kedalam fraksi komponen meningkatkan polaritas digunakan sebagai fase gerak dalam metanol untuk memvisualisasikan tempat dan dibiarkan pada udara kering selama 5 menit. Kemudian lempeng kromatografi dipanaskan pada 110oC sampai bintik muncul. Kaca Kolom (80cm panjang dan 5cm diameter) digunakan untuk pemurnian senyawa bioaktif. kemudiaan Sebuah plug kapas ditempatkan di bagian bawah kolom dan kolom tetap berdiri vertikal menggunakan klem. Kemudian 1/3 rd kolom disemprotkan dengan n-heksana . Sementara itu, silika gel dengan ukuran mata jaring 230- 400 diaktifkan dengan menempatkan lebih dari 110oC dalam oven Selama semalam. Dan hasil darai fraksi dikumpulkan dan di uji kembali menggunakan HPLC. B. HPLC HPLC digunakan untuk memisahkan aktivitas senyawa antimikroba ,antioksidan. Semua fraksi yang terkumpul dengan meggunakan uji MMT dimana ekstrak metanol ditriturasi dengan silika gel dan dimuat kekolom. Dan dengan menggunakan HPLC DAN BANTUAN PELARUT ELUSI EKSTRAK DILAKUKAN . (HPLC) sistem secara bertahap meningkatkan polaritas menggunakan HPLC (Agilent 1100 seri) dengan solusi LC heksana, kloroform, etilasetat dan metanol. Dengan rasio sebagai berikut kemurnian semua dikumpulkan n-heksana: kloroform 100: 0, 75:25, 50:50 dan fraksi dengan single tempat dalam analisis TLC. 20 ml 25:75; kloroform: etil asetat 100: 0, 75:25, dari sampel disuntikkan menggunakan Hamilton suntik 50:50 dan 25:75; etil asetat dan metanol (Bonaduz schweiz). Asetonitril: air: formic 100: 0, 75:25, 50:50, 25:75 dan 0: 100. 10 Asam (60: 40: 1) campuran disaring melalui 0,2 ml fraksi dikumpulkan dan sasaran filter membran mikron dan digunakan sebagai ponsel TLC. Fraksi dielusi denganbintik-bintik yang berbedafase pada kecepatan aliran 0,5 ml / menit. Dan didapatkan hasil adalah fraksi s6 yang akan diidentifikasi struktur kimia yang didapat dari hplc dengan spektro FTIR YANG MENDAPAT HASIL C6H1206( KARBOHIDRAT) HASIL DARI IDENTIFKASI FTIR