Kimia Organik,
Hidrokarbon
Members :
1. CLAUDIA ELSHA ALVINCE 1705531033
2. I GUSTI AYU PRISTHA ARVIKADEWI 1705531038
3. IDA BAGUS GEDE HARISTA ARDYANA 1705531039
4. MOCH. SAPTO HADI SADEWO 1705531056
5. ROLLAND PIERCE ELEAZAR 1705531058
MOL
Mol (1896- Wilhelm Ostwald) adalah jumlah zat yang mengandung partikel
zat itu sebanyak atom/molekul/ion yang terdapat dalam 12 gram C-12
1 mol = 6,02 x 1023. Bilangan 6,02 x 1023 ini disebut tetapan avogadro dan
dinyatakan dengan lambang L.
Konsep mol diperlukan dalam belajar kimia selanjutnya, materi apa
saja yang menyagkut kuantitatif zat. Mol juga diperlukan dalam
kehidupan kita, khususnya dalam dunia industri kimia. Industri
pengolahan besi-baja, produksi aluminium, krom, mangan dan
logam-logam lain. Pada industri pupuk, petrokimia dan industri
kimia lainya juga tidak lepas dari konsep mol ini.
Satu mol adalah sejumlah partikel yang mengandung 6 x 1023 molekul. Sama
dengan penggunaan dosin dalam contoh di atas, maka:
1 mol besi adalah sejumlah besi yang mengandung 6,02 x 1023 atom Fe
2 mol air adalah sejumlah air yang mengandung 2 x 6,02 x 1023 = 12,04 x
1023molekul H2O
10 mol aluminium adalah sejumlah aluminium yang mengandung 10 x 6,02 x
1023= 6,02 x 1024 atom Al
0,5 mol glukosa adalah sejumlah glukosa yang mengandung 0,5 x 6,02 x 1023 =
3,01 x 1023 molekul C6H12O6
Hubungan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa,
volume dapat dirangkum sebagai berikut :
Stoikiometri
Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif
dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia).
2 massa H : massa O
+ 2 2
2 : 16
32 gr 32 gr 64 gr
1 : 8
Hukum Perbandingan Berganda Hukum Gas Ideal
( Hukum Dalton) Untuk gas ideal atau suatu gas yang dianggap ideal
Jika dua unsur dapat membentuk dua berlaku rumus :
senyawa atau lebih, dan massa salah satu
unsur sama, perbandingan massa unsur Keterangan: PV = n RT
kedua berbanding sebagai bilangan bulat P = tekanan (atmosfir)
dan sederhana V = volume (liter)
Contoh: n = mol = gram/Mr
R = tetapan gas (lt.atm/mol.K)
T = suhu (Kelvin)
Unsur N dan O dapat membentuk
senyawa NO dan NO 2 Dari rumus tersebut dapat diperoleh :
Dalam senyawa NO, massa N = massa
O = 14 : 16
Dalam senyawa NO 2 , massa N =
massa O = 14 : 32
Perbandingan massa N pada NO dan
NO 2 sama maka perbandingan massa
O = 16 : 32 = 1 : 2
A Konsep Mol
Hubungan antara jumlah partikel dalam zat Hubungan antara mol dengan massa dengan
dengan jumlah mol dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
formula sebagai berikut :
n = ()
X=nxL n = mol
X = jumlah partikel Ar = massa atom relatif
n = mol Mr = massa molekul relatif
L = bilangan avogadro (6,02 1023 )
Hubungan mol dengan konsentrasi larutan Mol pada kondisi standar,
dinyatakan sebagai berikut : 1 mol gas = 22,4 liter
n=VxM
n = mol
V = volume larutan (liter) n =
22,4
Massa molar menyatakan massa yang dimiliki oleh 1 mol zat. Massa 1 mol zat sama dengan massa molekul
relatif zat tersebut dengan satuannya oleh gram/mol. Massa molekul relatif dinyatakan dengan .
Untuk unsur yang partikelnya berupa atom, maka massa molar adalah sama dengan massa atom relatifnya
dalam satuan gram/mol. Massa atom relatif biasa dinotasikan dengan .
C Menghitung Kadar Unsur
1. Molaritas 4. Fraksi mol (X)
= x =
+
= 1
2. Normalitas = 1
= x
5. Persen (%)
= %
=
x 100%
3. Molalitas
= x
1000
( )
Hidrokarbon
Kimia Organik
Makromolekul Turunan
Hidrokarbon
Kimia organik adalah.
studi ilmiah mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan
sintesis senyawa organik.
Rantai terbuka selanjutnya dapat diklasifikasikan menjadi jenuh ataupun tidak jenuh.
Hidrokarbon Jenuh adalah hidrokarbon yang tidak memiliki ikatan rangkap, seperti Alkana. Rumus umum
dari Alkana adalah CnH2n+2.
Hidrokarbon Tidak Jenuh adalah hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap, seperti Alkena (rangkap 2)
yang memiliki rumus umum CnH2n dan Alkuna (rangkap 3) yang memiliki rumus umum CnH2n-2.
2. Rantai Tertutup
Rantai tertutup selanjutnya dapat diklasifikasikan menjadi Alisiklik dan Aromatik.
Hidrokarbon Alisiklik adalah rantai tertutup yang tidak memiliki ikatan rangkap, atau hanya memiliki satu jenis ikatan
rangkap. Senyawa alisiklik dapat diklasifikasikan menjadi Sikloalkana (tidak memiliki ikatan rangkap) dengan rumus umum
CnH2n. Serta Sikloalkena (rangkap 2) dengan rumus umum CnH2n-2.
Hidrokarbon Aromatik adalah rantai tertutup yang umumnya berbentuk cincin segi enam (terkadang dapat berbentuk segi
lima) yang memiliki ikatan tunggal dan rangkap 2 secara selang-seling. Hidrokarbon aromatik dinamakan demikian karena
sebagian besar senyawanya memiliki aroma khusus. Hidrokarbon Aromatik sederhana dapat dibagi menjadi Benzena (satu
cincin, C6H6), Naftalena (dua cincin, C10H8), Antrasena (tiga cincin, C14H10).
Tata Nama Hidrokarbon
Setiap karbon memiliki nama yang berbeda-beda, berbeda nama akan berbeda struktur molekul, sifat, dan fungsinya. Untuk
mengeneralkan nama-nama senyawa hidrokarbon, maka IUPAC (International Union in Pure and Applied Chemistry) menyusun
aturan-aturan tertentu dalam penamaan hidrokarbon.
Peraturan itu adalah:
1. Nama senyawa dan Rantai utama diambil dari rantai karbon terpanjang
2. Rantai karbon selebihnya dianggap sebagai cabang dan dinamakan sesuai tata nama gugus alkil.
3. Prioritas penomoran adalah dari Gugus fungsi, lalu Ikatan Rangkap, lalu Cabang.
4. Bila ada cabang dengan nama yang sama maka diberi awalan "di-, tri-, tetra-, penta-, dsb"
5. Nama-nama Gugus fungsi dan cabang diurutkan berdasarkan alfabet.
Setiap senyawa memiliki nama berdasarkan banyaknya atom karbon pada rantai utama, nama-nama itu adalah:
Keisomeran Hidrokarbon
Isomer adalah suatu senyawa yang
memiliki rumus molekul sama namun
memiliki rumus struktur/rumus bangun
yang berbeda. Isomer dapat dibagi
atas Isomer Rangka/Rantai, Isomer Posisi,
Isomer Fungsi, Isomer Ruang/Cistrans,
dan Isomer Optik.
1. Isomer Rangka/Rantai 2. Isomer Posisi
Isomer Rangka adalah bentuk isomer yang Pada isomer posisi, letak Cabang, Ikatan
paling umum, yaitu perbedaan pada Rangkap, atau Gugus Fungsi berbeda walaupun
jumlah atom di rantai utama. Rantai utamanya bisa saja sama.
contoh: contoh:
n-butana dengan isobutana (2- 3-metiloktana dengan 4-metiloktana
metilpropana) 1-Butena dengan 2-Butena
3-metiloktana dengan 3,3-dimetiloktana
3. Isomer Ruang/Cistrans
Isomer ruang adalah perbedaan posisi cabang
atau Gugus Fungsi pada Bidang/Ruang. Terjadi
pada senyawa-senyawa Alkena. Bila dua gugus
fungsi/cabang yang sama jenisnya
bersebelahan, maka dinamakan Isomer Cis,
sementara bila gugus fungsi/cabang yang sama
jenisnya bersebrangan, maka dinamakan
Isomer Trans.
Turunan Hidrokarbon
Turunan hidrokarbon adalah senyawa turunan homolog alkana yang
mengandung gugus fungsi.
1. Alkohol
Alkanol atau Alkohol adalah gugus fungsi yang terdiri atas atom O dan H
membentuk gugus -OH. Alkohol dapat membentuk Alkohol primer,
sekunder, dan terisier tergantung ia mengikat di atom C apa. Bila alkohol
mengikat di atom C primer, maka alkohol tersebut adalah alkohol primer,
juga seterusnya. Alkohol memiliki akhiran -nol
contoh:
CH3CH2OH (n-etanol)
CH3(CH2)3OH (n-butanol)
CH3CH2CHCH3OH (2-butanol)
2. Eter 4. Keton
3. Aldehid
Alkoksi Alkana atau Eter Alkanon atau Keton
Alkanal atau Aldehid
adalah gugus fungsi Alkohol merupakan gugus fungsi
merupakan gugus fungsi yang
yang kehilangan atom H-nya Aldehid yang kehilangan atom
terdiri dari atom C, O, dan H
membentuk gugus -O-, H-nya membentuk gugus -CO-
memebentuk gugus -COH.
sehingga Eter mampu , sehingga Keton mampu
Aldehid memiliki akhiran -nal
mengikat 2 gugus alkil yang mengikat 2 gugus alkil lain
contoh:
berbeda. Eter memiliki yang berbeda. Keton memiliki
HCOH (Metanal)
Akhiran -oksi akhiran -non
CH3CH2COH (Propanal)
contoh: contoh:
CH3OCH3 (metoksi metana) CH3COCH3 (2-Propanon)
CH3CH2O(CH2)2CH3 (etoksi
propana)
7. Amina
6. Ester Gugus Fungsi Amina
5. Asam Karboksilat Alkil Alkanoat atau Ester merupakan gugus fungsi yang
Asam Alkanoat atau Asam merupakan gugus fungsi Asam berasal dari senyawa NH3 yang
Karboksilat merupakan gugus Karboksilat yang kehilangan kehilangan 1 atom H menjadi -
fungsi yang terdiri dari atom C, atom H-nya sehingga
O, dan H serta O lainnya yang
NH2 (Amina Primer) atau
membentuk gugus -COO- kehilangan 2 atom H menjadi -
memiliki ikatan rangkap 2 yang dapat mengikat 2 gugus
sehingga membentuk gugus -
NH (Amina Sekunder) atau
alkil. Ester dapat dihasilkan kehilangan seluruh atom Hnya
COOH-. Asam Karboksilat dari reaksi Esterifikasi yaitu menjadi -N (Amina Terisier).
memiliki akhiran -oat Reaksi antara Asam Amina memiliki akhiran -
contoh: Karboksilat dengan Alkohol.
CH3CH2COOH (Asam 1-
amina
Ester memiliki akhiran -il -oat contoh:
Propanoat) contoh: CH3CH2NH2 (Etil Amina)
CH3(CH2)4COOH (Asam 1- CH3COOCH3 (Metil Etanoat) (CH3)3N (Trimetil Amina)
Pentanoat)
8. Haloalkana
Gugus Fungsi Haloalkana adalah Gugus Fungsi yang
terdiri dari unsur-unsur Halogen seperti Fluor (F), Klor
(Cl), Brom (Br), dan Iodin (I). Masing-masing gugus
fungsi haloalkana hanya memiliki 1 tangan sehingga
hanya bisa mengikat 1 gugus alkil. Haloalkana
memiliki awalan Floro- untuk Fluor, Kloro- untuk
Klor, Bromo- untuk Brom, dan Iodo- untuk Iodin.
contoh:
CH3Cl (Klorometana)
CH3CHBrCH3 (2-Bromopropana)
Makromolekul
Makromolekul adalah molekul yang sangat besar. Polimer baik itu alami maupun
sintetik merupakan makromolekul, misalnya hemoglobin. Beberapa senyawa non-
polimer juga ada yang termasuk ke dalam makromolekul, misalnya lipid.
Polimer Alam
Polimer alam adalah polimer yang terbentuk secara alami di dalam tubuh makhluk hidup.
6. Dakron Metal tereftalat dan etilen Kondensasi Pita rekam magnetik, kain,tekstil,wol
glikol sintetis