Anda di halaman 1dari 56

Kuliah Ke-4

Perencanaan
Kawasan Konservasi
studi kasus CAGAR ALAM TELUK ADANG

Prepared by Taufik TH
Perencanaan Kawasan Konservasi

Proses analisis, perumusan, dan evaluasi


strategi untuk mengatasi ancaman eksternal
dan merebut peluang yang ada dalam
mengelola sebuah kawasan konservasi.

Keywords:
kawasan konservasi (status, tujuan, dan rambu-
rambu tipe KK), kondisi eksternal, kondisi internal.
Situasi Umum CA Teluk Adang

Wilayah 2 Kabupaten
(Kab Paser & Kab Penajam Paser Utara, Propinsi Kaltim)
Kab Paser
Kec. Long Kali (Ds. Muara Telako, Ds Sebakung)
Kec. Long Ikis (Ds Bukit Seloka, Ds Teluk Waru, Ds
Muara Adang, Ds Tajur, Ds Samuntai)
Kec. Kuaro (Ds. Pasir Mayang, Ds Pondong)
Kec. Tanah Grogot (Ds. Padang Pangrapat, Ds. Rantau
Panjang, Ds. Muara Pasir, Ds. )
Kab PPU
Kec. Babulu (Ds. Babulu, Ds.Rawa Mulia)
Kondisi Umum
Legalitas
SK Gubernur
SK Menhut
Potensi
Kehati
Ekosistem (Htn Rawa, Htn Tropis Dat Rendah, Mangrove)
Species (P. frontata, Sus barbatus, Bekantan, dsb)
Potensi perikanan
(tambak, nelayan mangrove & laut)---kepiting, udang, ikan
Potensi perkebunan (sawit, gelam, karet)
Potensi pertambangan (batubara)
Akses ekonomi (pelabuhan batubara,
pelabuhan nasional, pelabuhan rakyat)
Kerangka Analisis Zoning
Ekologi Tinggi Sedang Rendah

Tekanan/Kepen
tingan Sosek
Tinggi RIMBA TRADITIONAL AREAS SPECIAL ZONE
(WILDERNESS ZONE) /ZONA KHUSUS

Sedang INTI TRADITIONAL AREAS INTENSIVE USE


(RESTRICTED ZONE) ZONE

Rendah INTI RIMBA RIMBA


(RESTRICTED ZONE) (WILDERNESS ZONE) (WILDERNESS ZONE)
Kerangka Analisis
Ekologi Tinggi Sedang Rendah

Ancaman Sosek
Tinggi Toward restricted Sustainable Collaboration areas /
areas Management for Non Exclude from the
Land activities areas NR

Sedang Restricted Areas Sustainable Sustaibable


Management for Non Management for
Land Activities areas land based activities
areas
Rendah Restricted Areas Toward restricted Areas Toward restricted
areas
Analisis Potensi dan Ancaman

Tujuan : Menentukan tipologi


kawasan berdasar kriteria ekologi,
sosial dan ekonomi
Metode yg digunakan:
SMCA (spatial multicriteria analysis)
SMCA
MCA is kerangka kerja utk pengambilan keputusan secara
konsisten menghadapi informasi yang kompleks dan
banyak.
Pendekatan pemilihan berdasar seperangkat parameter
yang diindentifikasi berdasarkan kriteria yang terukur untuk
menentukan pilihan-pilihan agar tujuan tercapai.
Prinsip2 MCA
Mengevaluasi alternatif-alternatif
Tampilan (performance) diturunkan dari tujuan
alternatif2 diberi nilai berdasarkan tujuan
Bobot total menunjukkan tampilan keseluruhan

SMCA is MCA berbasis spasial


Langkah2 SMCA

1. Menentukan Konteks
2. Mengidentifikasi kriteria
3. Mendeskripsikan/menentukan nilai pilihan2
tiap kriteria
4. Memberi bobot pada masing-masing kriteria
5. Menggabungkan nilai dan bobot
6. Menganalisa hasil dan mengevaluasinya
7. Melakukan analisis sensitivitas
Kriteria dan indikator analisis Sosial & Ekonomi

No Kriteria Indikator
1 Tekanan terhadap kawasan Posisi geografis
Mata Pencaharian
Persepsi masyarakat
2 Potensi konflik dalam pengelolaan Sejarah desa
Tipe masyarakat
Legalitas desa
No Kriteria Bobot Indikator parameter skor
Tekanan terhadap
1 Kawasan 1 1.a. Posisi geografis desa di dalam kawasan 3
sebagian desa di dalam kawasan 2
desa di luar kawasan 1
1.b. Mata pencaharian berbasis lahan/mengakses lahan di kawasan CA TA 3

berbasis SDA bukan lahan/mengakses SDA non lahan CA TA 2

tidak terkait dengan CATA/tidak mengakses SDA CATA 1


masyarakat tidak mengetahui keberadaan CATA dan konsekuensi
1.c. Persepsi masyarakat pengelolaannya 3

masyarakat mengetahui keberadaan CATA namun tidak


memahami konsekuensi pengelolaannya 2
masyarakat mengetahui keberadaan CATA dan memahami
konsekuensi pengelolaannya 1
Potensi konflik
dalam pengelolaan desa telah berkembang jauh lebih dahulu sebelum CATA
2 CATA 2 2.a. sejarah desa ditunjuk 3
2
desa baru berkembang setelah CATA ditunjuk 1
2.b. tipe masyarakat Masyarakat asli 3
masyarakat pendatang lama 2
masyarakat pendatang baru 1
2.c. legalitas desa desa legal sebelum CATA ditunjuk 3
desa legal setelah CATA ditunjuk 2
desa tidak legal 1
Cara analisis
Berdasar 2 kriteria dan 6 indikator :
Skor maks : (3 x 3 x 1) + (3 x 3 x 2) = 27
Skor minimal : (1 x 3 x 1) + (1 x 3 x 2) = 9
Rentang skor : 9 sd 27
Gap maks min : 27-9 = 18
Interval kelas : 18/3 = 6
Pembagian kelas prioritas penanganan aspek sosial bagi
CA TA :
Tinggi : 22 - 27
Sedang : 16 - 21
Rendah : 9 - 15
Hasil Analisis
No Nama Desa skor Prioritas
1 Muara pasir 24 T
2 Muara Adang 22 T
3 Muara Telake 22 T
4 Meruat 16 S
5 Petiku 16 S
6 Pasir Mayang 24 T
7 Pondong 18 S
8 Padang pangrapat 27 T
9 Teluk Waru 24 T
10 Babulu laut 18 S
Hasil Analisis
No Nama Desa skor Prioritas
11 Janju 25 T
12 Bukit Seloka 15 R
13 Kerayan makmur 21 S
14 Tajur 15 R
15 Jone 25 T
16 Samuntai 25 T
17 Rantau panjang 25 T
18 Rawa Mulia 15 R
19 Sandeley 25 T
20 Adang jaya 15 R
21 Sebakung Jaya 11 R
Prioritas penanganan aspek sosial
Dalam Sebagian di dalam luar
Tinggi 6 5
Sedang 4 1
Rendah 4 1
jumlah 10 10 1
Kriteria dan parameter Ekologi untuk CA Teluk Adang

Kriteria/ 4 3 2 1
Parameter

Ekologi
Keutuhan Ekosistem Utuh Ekosistem Ekosistem Ekosistem
Ekosistem rusak menuju menuju rusak Rusak
pulih
Keragaman Tinggi sedang Rendah
Jenis
Tingkat Rendah sedang Tinggi
Ancaman
Tipologi CA Teluk Adang

Kriteria/ 4 3 2 1
Parameter

Ancaman
Sosek
Akses jalan Tidak ada Non permanen Non Permanen Permanen
sedikit Banyak
Basis Kegiatan Tidak ada Tidak berbasis lahan Berbasis Lahan
Infrastruktur Tidak ada Non permanen Non Permanen Permanen
fisik sedikit Banyak
Infrastruktur Tidak ada Non definitif / informal Definitif/formal
Sosial
Klasifikasi Kawasan
Klasifikasi Luas (Ha) %

Mangrove Utuh 8.191,01 13,2

Mangrove Tereksploitasi 10.263,00 16,6

Htn Dataran Rendah Utuh 3.641,00 5,9

Htn Dataran Rendah Terusik 583,00 0,9

Htn Dataran Rendah Tereksploitasi 6.761,00 10,9

Hutan Rawa Alami 7.170,00 11,6

Hutan Rawa Tereksploitasi 20.265,00 32,7


Cekakak sungai (Halcyon chloris) ular mangrove (Boiga
merupakan jenis burung yang dilindungi dendrophila) Nilai indeks
berdasarkan PP No. 7 tahun 1999 keragaman jeni
burung : 3,18
Potensi Satwa Liar Mangrove Alami
Keanekaragaman jenis burung di hutan
mangrove menempati peringkat kedua
dengan nilai 3.18 (skala 0-4.5).
43 jenis burung yang berhasil teridentifikasi
yang terbagi ke dalam 27 famili, 14 jenis
diantaranya memiliki nilai konservasi tinggi; 7
jenis dilindungi, 7 jenis mendekati terancam
punah dan rawan punah, dan 2 jenis
dilindungi dan terancam punah
Potensi Flora Mangrove Alami
mangrove sejati 23 jenis dan mangrove ikutan 10 jenis.
Tebal hutan mangrove berkisar antara 20 300 m tergantung
pengaruh pasang surut air laut.

No Nama Lokal Nama Ilmiah


1 Bakau hitam Rhizophora mucronata
2 Lenggadai Bruguera parviflora
3 Tengar Ceriop decandra
4 Boli Xylocarpus granatum
5 Piai Acrosticum Speciosum
6 Bakau cengkeh Scyphiphora hydrophyllacea Gaertn
7 Tengar Ceriop tagal
Tereksploitasi menjadi tambak Tereksploitasi menjadi pemukiman

Tereksploitasi menjadi pelabuhan Tereksploitasi menjadi lahan terbuka


lutung dahi putih putih (Presbytis frontata)
yang berstatus dilindungi dan rentan
kepunahan (Vulnerable/V) dalam redlist data
book IUCN

Kipasan belang (Rhipidura javanica)


merupakan burung yang dilindungi
berdasarkan PP No. 7 tahun 1999.
Potensi Satwa Liar Hutan Dat Rendah
memiliki keanekaragaman jenis tertinggi nilai
indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wiener
3.19 (skala 0-4.5).
ditemukan 40 jenis burung
25 famili,
10 jenis dilindungi
3 jenis hampir terancam (NT)
Dijumpai 2 jenis primata
lutung dahi putih (Presbytis frontata) berstatus
dilindungi dan rentan kepunahan,
monyet ekor panjang (Macaca fascicularis)
Spesies Flora Hutan Dataran Rendah
No Nama Lokal Nama Ilmiah
1 bambu Bambuseae
2 Banggeris
3 Cempeda Artocarpus champeden
4 durian Durio sp
5 sukun Artocarpus altilis
6 jambu2an
7 jati Tectona grandis
8 karet Hevea brasiliensis
9 kayu manis
10 makaranga daun besar Macaranga gigantea
11 makaranga daun kecil Macaranga sp
12 manggis Garcinia mangostana
13 mata udang
14 nyamplung calophyllum sp
15 palem hutan Arecaceae
16 pandan hutan Pandanus sp
17 pelawan Pandanus sp
18 pulai Alstonia scholaris
19 rotan calameae
20 salak hutan salacca sp
21 sawit Elaeis sp
22 waru Hibiscus tiliasus
Tereksploitasi
Tereksploitasi jadi permukiman
Tereksploitasi sawit lahan terbuka

Terusik untuk akses


jalan

Tereksploitasi sawit
Terusik untuk
pengambilan karet
Takur tutut (Megalaima rafflesii) merupakan
burung yang hampir terancam punah (Near
Threated/NT) dalam redlist data book IUCN
Potensi Satwa Liar Hutan Rawa
indeks keanekaragaman jenis burung Shannon-
Wiener sebesar 2.82
40 jenis burung (22 famili)
10 jenis dilindungi
2 jenis terancam punah
ditemukan 5 jenis mammal yang terbagi ke
dalam 3 famili. 2 jenis dilindungi dan rentan
punah secara global, dan 1 jenis rentan
kepunahan secara global namun belum memiliki
status perlindungan
Sus barbatus, P. frontata, M.fascicularis
Potensi Flora Hutan Rawa
Didominasi oleh Gelam (Melaleuca cajuputy).
Airnya sangat asam

No Nama Lokal Nama Ilmiah


1 Gelam Melaleuca cajuputti
2 Makaranga Macaranga gigantea
3 Ketapang Terminalia catappa
4 Akasia Acacia mangium
5 mata udang
Tereksploitasi untuk pembukaan kebun sawit
FORMULASI RENCANA PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI

Legal Basis Permenhut 41/2008 Pedoman


Penyusunan Rencana Pengelolaan KSA dan KPA
Format
Data Data Kontek kebijakan dan
Biofisik dan spasial sosial ekonomi peraturan yang ada

Analisis data, proyeksi


dan rumusan masalah

Tingkat strategis: visi dan tata kelola (good


forestry governance) kehutanan
Usulan intervensi pengelolaan
sumber daya Tingkat taktis: arahan zonasi kawasan hutan
dan tujuan dan bentuk pengelolaan tiap
zona
Tingkat operasional: arahan program
pengelolaan hutan
Data & Informasi

ekologi ekonomi sosbud

Strategi:

W S W-T
Tindakan
W-O &
Kegiatan
T O S-T
W-O
SWOT: Description
Analisis SWOT menghasilkan informasi yg
bermanfaat untuk memadukan tujuan,
program dan kapasitas organisasi terhadap
lingkungan sosial dimana kegiatan
dilaksanakan.
SWOT merupakan perangkat untuk
perencanaan strategis.
Jika prosesnya berjalan secara dialogis maka
dapat dikategorikan sebagai proses
partisipatif
S.W.O.T. Analysis

Factors Internal
to Organization

Strengths Weakness

Opportunities Threats
Factors External
to Organization
SWOT: Internal Factors
Kekuatan (Strengths)
atribut positif baik yang tangible maupun
intangible, yang dikuasai oleh oleh organisasi.
Weakness
Faktor dalam organisasi yg menghambat
pencapaian tujuan. Merupakan wilayah dimana
organisasi dapat memperbaiki diri.
SWOT: External Factors

Peluang (Opportunities)
Faktor eksternal yang menjadi alasan organisasi
berkembang. Kesempatan apa yang ada di lingkungan, apa
yang dapat dimanfaatkan oleh organisasi?
Identifikasikan berdasar time frames
Ancaman (Threats)
Faktor eksternal, diluar kontrol organisasi yang dapat
mengancam misi / pelaksanaan kerja organisasi. Organisasi
sebaiknya mempunyai rencana cadangan jika mereka
muncul.
Klasifikasikan berdasarkan tingkat keseriusan dan
kemungkinan muncul.
Back to Design
Data & Informasi

ekologi ekonomi sosbud

Strategi:

W S W-T
Tindakan
W-O &
Kegiatan
T O S-T
W-O
Tabel Matriks SWOT

SWOT Analysis
IFAS KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
EFAS Tentukan 5-10 faktor Tentukan 5-10 faktor
faktor kekuatan internal faktor kelemahan internal

PELUANG (O) STRATEGI SO STRATEGI WO


Tentukan 5-10 faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
faktor peluang menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
eksternal untuk memanfaatkan untuk memanfaatkan
peluang peluang
ANCAMAN (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
Tentukan 5-10 faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
faktor ancaman menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
eksternal untuk mengatasi dan menghindari
ancaman ancaman
Data Data Kontek kebijakan dan
Biofisik dan spasial sosial ekonomi peraturan yang ada

Analisis data, proyeksi


dan rumusan masalah

Tingkat strategis: visi dan tata kelola (good


forestry governance) kehutanan
Usulan intervensi pengelolaan
sumber daya Tingkat taktis: arahan zonasi kawasan hutan
dan tujuan dan bentuk pengelolaan tiap
zona
Tingkat operasional: arahan program
pengelolaan hutan
Struktur Isi

Tujuan dan sasaran


Data, informasi dan potensi
Arahan Kegiatan Strategis
Rencana tindakan dan kegiatan
Pembiayaan dan kelembagaan
Monev, dan iterasi untuk penyempurnaan
Sampai ketemu
di
Praktikum PKK
Future Scenarios
1. Back to Basic (Strictly Nature Reserve)
Merely on legal aspect based
NR exclude Villages before 1982 (SK Gub)
All resident atfer 1982 are out from the areas

2. Alif fungsi kawasan (legal basis?)


CA to HP (usul tim Prof Sigit)
CA to SM
CA to THR

3. Grouping based on legal and facts


All of remaining intact forest are NR (law enforcement, research,
community awareness)
Resident activity classified into
land based activities, ----- decrease, deliniate, and sustainable mgmt
non land based activities ----sustainable mgmt
Permanent infrastructure -----enclave / out from NR areas
Option 1
Kembali ke SK Gub
Ada desa-desa dan konsesi yg tidak masuk kawasan CA
Ada kegiatan tatabatas (thn?) luasan jadi berapa?
NR Management Activities are:
Research and education (PSP, research road map,
research activities)
Law enforcement
Incooperate Local District Govt and Companies to
developt Community livelihoods in buffer areas
Option 2
Landasan Hukum
UU 5/1990 tentang KSDAH & E
PP 68/1998 tentang KSA dan KPA
Kepmenhut No 70/2001 Penetapan Kawasan Hutan, Perubahan
status dan fungsi kawasan hutan
P36/2010 Tim terpadu dalam rangka penelitian perubahan
peruntukan dan fungsi kawasan hutan
P14/2007 Tatacara Evaluasi Fungsi KSA, KPA dan TB
Option :
Partial areas
A whole areas
Option 3
Inside intact areas,
the activities are similar with option 1
Un-intact areas, but in ex NR areas
What are community activities inside the NR?
How is the sustainable mgmt of its activities?
Restoration blueprint is needed.
Colaboration Mgmt with corporate and
community blueprint is needed
Matur
Nuwun

Anda mungkin juga menyukai