tua, pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat. Jika dipanaskan pada temperatur tertentu aspal dapat menjadi lunak/cair sehingga dapat membungkus partikel agregat pada waktu pembuatan aspal beton, atau dapat masuk ke dalam pori-pori yang ada pada penyemprotan/penyiraman pada perkerasan makadam ataupun pelaburan. JENIS-JENIS ASPAL Berdasarkan cara perolehannya, aspal dapat dibedakan menjadi: 1. Aspal Alam, terdiri atas: a. Aspal gunung (rock asphalt), contoh aspal dari Pulau Buton b. Aspal danau (lake asphalt), contoh aspal dari Bermudez- Trinidad 2. Aspal Buatan, terdiri atas: a. Aspal minyak, merupakan hasil penyulingan minyak bumi b. Tar, merupakan hasil penyulingan batu bara. Tidak umum digunakan untuk perkerasan jalan karena lebih cepar mengeras, peka terhadap perubahan temperatur, dan beracun ASPAL ALAM Indonesia memiliki aspal alam yang berupa aspal gunung terkenal dengan nama Asbuton (Aspal Batu Buton). Asbuton merupakan batu yang mengandung aspal. Deposit Asbuton membentang dari Kecamatan Lawele sampai Sapalawa. Cadangan deposit sekitar 200 juta ton dengan kadar aspal bervariasi antara 10 35% aspal. Penggunaan Asbuton sebagai salah satu material perkerasan jalan telah dimulai sejak tahun 1920 walaupun masih bersifat konvensional. Produk Asbuton dibagi 2, yaitu: 1. Produk Asbuton yang masih mengandung material filler 2. Produk Asbuton yang telah dimurnikan menjadi aspal murni melalui proses ekstraksi atau proses kimiawi Berdasrkan kadar bitumen yang dikandungnya, Asbuton dapat dibedakan menjadi B10, B13, B25, dan B30 (Asbuton B10 adalah aspal Buton dengan kadar bitumen rata-rata 10%) ASPAL MINYAK Aspal minyak adalah aspal yang merupakan residu dari destilasi atau penyulingan minyak bumi.
Setiap minyak bumi menghasilkan residu yang terdiri
atas bahan dasar aspal yang dapat dibedakan atas: 1. Bahan dasar aspal (asphaltic base crude oil) 2. Bahan dasar parafin (paraffin base crude oil) 3. Bahan dasar campuran mixed base crude oil)
Bahan parafin kurang mengandung bitumen,
sedangkan bahan dasar campuran kandungan aspalnya rendah. ASPAL MINYAK (2) Aspal minyak dengan bahan dasar aspal dibedakan atas: 1. Aspal panas (asphalt cement, AC), adalah aspal yang digunakan dalam keadaan cair dan panas. Aspal ini berbentuk padat pada keadaan penyumpanan (suhu ruang). Aspal semen dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas atau lalu lintas dengan volume tinggi, sedangkan aspal semen dengan penetrasi tinggi digunakan di daerah bercuaca dingin atau lalu lintas dengan volume rendah. Di Indonesia pada umumnya digunakan aspal semen dengan penetrasi 60/70 dan 80/100. ASPAL MINYAK (3) 2. Aspal dingin/cair (cut back asphalt), adalah aspal yang digunakan dalam keadaan cair dan dingin. Aspal cair adalah campuran antara aspal semen dengan bahan pencair dari hasil penyulingan minyak bumi dan berbentuk cair pada temperatur ruang.
3. Aspal emulsi (emulsion asphalt), adalah aspal yang
disediakan dalam bentuk emulsi yang dapat digunakan dalam keadaan dingin ataupun panas. Aspal emulsi adalah campuran aspal dengan air dan bahan pengemulsi ASPAL MINYAK (4) Berdasarkan muatan listrik yang dikandungnya, aspal emulsi dibedakan atas: a. Katonik disebut juga aspal emulsi asam, merupakan aspal emilsi yang bermuatan arus listrik positif b. Anionik disebut juga aspal emulsi alkali, merupakan aspal emulsi yang bermuatan arus listrik negatif c. Nonionik merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti tidak menghantarkan listrik Umumnya yang digunakan sebagai bahan perkerasan jalan adalah aspal emulsi kationik dan anionik ASPAL MINYAK (5) Berdasarkan kecepatan mengerasnya, aspal emulsi dibedakan atas: a. RS (rapid setting), aspal yang mengandung sedikit bahan emulsi sehingga pengikatan yang terjadi lebih cepat b. MS (medium setting) c. SS (slow setting), jenis aspal emulsi yang paing lambat mengeras Aspal emulsi dan cut back asphalt umum digunakan pada campuran dingin atau pada penyemprotan dingin. Beton Aspal adalah jenis bahan perkerasan jalan yang terdiri atas campuran agregat dan aspal, dengan atau tanpa bahan tambahan. Material-material pembentuk beton aspal dicampur di instalasi pada suhu tertentu. Jika digunakan semen aspal, maka suhu pencampuran umumnya 145-155oC. Beton Aspal memiliki 7 karakteristik yang harus dipenuhi, yaitu: 1) Satabilitas 2) Keawetan / durabilitas 3) Kelenturan / fleksibilitas 4) Ketahanan terhadap kelelahan (fatigue resistance) 5) Kekesatan permukaan atau ketahanan geser 6) Kedap air 7) Kemudahan pelaksanaan Stabilitas adalah kemampuan perkerasan jalan menerima beban lalu lintas tanpa terjadi perubahan bentuk tetap, seperti gelombang, alur, dan bleeding. Semakin tinggi volume lalu lintas maka membutuhkan perkerasan jalan dengan stabilitas tinggi. Keawetan / durabilitas adalah kemampuan beton aspal menerima repetisi beban seperti berat kendaraan dan gesekan antar roda dengan permukaan aspal. Durabilitas ini dipengaruhi oleh tebalnya selimut aspal, banyaknya pori dalam campuran, kepadatan, dan kadar air campuran. Kelenturan / fleksibilitas adalah kemampuan beton aspal untuk menyesuaikan diri akibat penurunan dan pergerakan dari pondasi atau tanah dasar tanpa adanya retak. Fleksibilitas dapat ditingkatkan dengan menggunakan agregat bergradasi terbuka dengan kadar aspal yang tinggi. Ketahanan terhadap Kelelahan (fatigue resistance) adalah kemampuan beton aspal menerima lendutan berulang akibat repetisi beban tanpa terjadi kelelahan berupa alur dan retak. Hal ini dapat tercapai jika menggunakan aspal dengan kadar yang tinggi. Kedap air adalah kemampuan beton aspal untuk tidak dapat dimasuki air ataupun udara ke dalam lapisan beton aspal. Air dan udara mempercepat pengelupasan selimut aspal dari agregat. Tingkat permeabilitas aspal sebanding dengan durabilitasnya. Kemudahan Pelaksanaan adalah kemampuan campuran beton aspal untuk mudah dihamparkan dan dipadatkan. Faktor yang mempengaruhi proses penghamparan dan pemadatannya adalah viskositas aspal, kepekaan aspal terhadap temperatur, dan gradasi serta kondisi agregat. 1. Beton aspal campuran panas (hot mix), adalah beton aspal yang material pembentukannya dicampur pada suhu 140oC 2. Beton aspal campuran sedang (warm mix), adalah beton aspal yang material pembentukanya dicampur pada suhu 60oC 3. Beton aspal campuran dingin (cold mix), adalah beton aspal yang material pembentukannya dicampur pada suhu ruangan sekitar 25oC 1. Beton aspal lapisan aus (wearing coarse), adalah lapisan perkerasan yang berhubungan langsung dengan ban kendaraan. Lapisan ini merupakan lapisan kedap air, tahan terhadap cuaca, dan mempunyai kekesatan yang disyaratkan. 2. Beton aspal untuk lapisan pondasi (binder coarse), adalah lapisan perkerasan yang terletak di bawah lapisan aus. Tidak ada kontak langsung dengan cuaca, tetapi perlu memiliki stabilitas untuk memikul beban. 3. Beton aspal untuk pembentuk dan perata, adalah lapisan beton aspal yang digunakan untuk membentuk dan meratakan lapisan beton aspal yang sudah lama, yang pada umumnya sudah aus dan seringkali tidak lagi membentuk crown SIFAT ASPAL Aspal yang digunakan pada konstruksi perkerasan jalan berfungsi sebagai: 1. Bahan pengikat, memberikan ikatan yang kuat antara aspal dengan agregat dan antar aspal itu sendiri 2. Bahan pengisi, mengisi rongga antara butir-butir agregat itu sendiri
Aspal harus memiliki daya tahan terhadap cuaca,
mempunyai adhesi dan kohesi yang baik, kepekaan terhadap temperatur, dan memberikan sifat elastis yang baik SIFAT ASPAL (2) a. Daya tahan (durability) adalah kemampuan aspal mempertahankan sifat asalnya akibat pengaruh cuaca selama masa layan jalan b. Adhesi dan kohesi, adhesi adalah kemampuan aspal untuk mengikat agregat sehingga dihasilkan ikatan yang baik antara agregat dengan aspal, kohesi adalah kemampuan aspal untuk tetap mempertahankan agregat tetap ditempatnya setelah terjadi pengikatan c. Kepekaan terhadap temperatur, sifat aspal yang akan menjadi keras atau lebih kental jika temperatur berkurang dan akan lunak atau lebih cair jika temperatur bertambah d. Kekerasan aspal, perapuhan yang terjadi pada aspal dipengaruhi oleh ketebalan aspal yang menyelimuti agregat dan berlangsung selama masa layan jalan. Semakin tipis lapisan aspal, semakin besar tingkat kerapuhan yang terjadi Aspal mengikat agregat
Aspal mengisi pori
ASPAL LAP. PERKERASAN JALAN Aspal Prahampar Aspal prahampar adalah aspal yang dicampurkan langsung pada agregat sehingga membungkus butir-butir agregat, mengisi pori antar butir, dan meresap ke dalam pori masing- masing butir Aspal Pascahampar Aspal pascahampar adalah aspal yang disiramkan pada lapisan agregat yang telah dipadarkan yang kemudian di permukaannya ditaburi agregat halus. Pada proses ini aspal akan meresap ke dalam pori-pori antar butir agregat di bawahnya. Fungsi utamanya adalah menghasilkan perkerasan bagian atas yang kedap air dan tidak mengikat agregat sampai ke bawah JENIS PEMERIKSAAN ASPAL
No. Pemeriksaan Metode Pemeriksaan
Bina Marga AASHTO 1 Penetrasi PA-0301-76 T49-80 2 Titik Lembek PA-0302-76 T53-81 3 Titik Nyala dan Bakar PA-0303-76 T48-81 4 Thick film test PA-0304-76 T47-82 5 Kadar larutan dalam CCl4 PA-0305-76 T44-81 6 Daktilitas PA-0306-76 T51-81 7 Berat Jenis PA-0307-76 T228-79 8 Viskositas Kinematik PA-0308-76 T201-80