Anda di halaman 1dari 20

ASPAL

by Lila K. Wardani
DESKRIPSI

Aspal adalah material berwarna hitam atau cokelat


tua, pada temperatur ruang berbentuk padat
sampai agak padat.
Jika dipanaskan pada temperatur tertentu aspal
dapat menjadi lunak/cair sehingga dapat
membungkus partikel agregat pada waktu
pembuatan aspal beton, atau dapat masuk ke
dalam pori-pori yang ada pada
penyemprotan/penyiraman pada perkerasan
makadam ataupun pelaburan.
JENIS-JENIS ASPAL
Berdasarkan cara perolehannya, aspal dapat dibedakan menjadi:
1. Aspal Alam, terdiri atas:
a. Aspal gunung (rock asphalt), contoh aspal dari Pulau Buton
b. Aspal danau (lake asphalt), contoh aspal dari Bermudez-
Trinidad
2. Aspal Buatan, terdiri atas:
a. Aspal minyak, merupakan hasil penyulingan minyak bumi
b. Tar, merupakan hasil penyulingan batu bara. Tidak umum
digunakan untuk perkerasan jalan karena lebih cepar
mengeras, peka terhadap perubahan temperatur, dan beracun
ASPAL ALAM
Indonesia memiliki aspal alam yang berupa aspal gunung terkenal dengan
nama Asbuton (Aspal Batu Buton). Asbuton merupakan batu yang
mengandung aspal. Deposit Asbuton membentang dari Kecamatan
Lawele sampai Sapalawa. Cadangan deposit sekitar 200 juta ton dengan
kadar aspal bervariasi antara 10 35% aspal. Penggunaan Asbuton
sebagai salah satu material perkerasan jalan telah dimulai sejak tahun
1920 walaupun masih bersifat konvensional.
Produk Asbuton dibagi 2, yaitu:
1. Produk Asbuton yang masih mengandung material filler
2. Produk Asbuton yang telah dimurnikan menjadi aspal murni melalui
proses ekstraksi atau proses kimiawi
Berdasrkan kadar bitumen yang dikandungnya, Asbuton dapat dibedakan
menjadi B10, B13, B25, dan B30 (Asbuton B10 adalah aspal Buton dengan
kadar bitumen rata-rata 10%)
ASPAL MINYAK
Aspal minyak adalah aspal yang merupakan residu dari
destilasi atau penyulingan minyak bumi.

Setiap minyak bumi menghasilkan residu yang terdiri


atas bahan dasar aspal yang dapat dibedakan atas:
1. Bahan dasar aspal (asphaltic base crude oil)
2. Bahan dasar parafin (paraffin base crude oil)
3. Bahan dasar campuran mixed base crude oil)

Bahan parafin kurang mengandung bitumen,


sedangkan bahan dasar campuran kandungan
aspalnya rendah.
ASPAL MINYAK (2)
Aspal minyak dengan bahan dasar aspal dibedakan
atas:
1. Aspal panas (asphalt cement, AC), adalah aspal
yang digunakan dalam keadaan cair dan panas.
Aspal ini berbentuk padat pada keadaan
penyumpanan (suhu ruang). Aspal semen dengan
penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca
panas atau lalu lintas dengan volume tinggi,
sedangkan aspal semen dengan penetrasi tinggi
digunakan di daerah bercuaca dingin atau lalu
lintas dengan volume rendah. Di Indonesia pada
umumnya digunakan aspal semen dengan
penetrasi 60/70 dan 80/100.
ASPAL MINYAK (3)
2. Aspal dingin/cair (cut back asphalt), adalah aspal
yang digunakan dalam keadaan cair dan dingin.
Aspal cair adalah campuran antara aspal semen
dengan bahan pencair dari hasil penyulingan
minyak bumi dan berbentuk cair pada temperatur
ruang.

3. Aspal emulsi (emulsion asphalt), adalah aspal yang


disediakan dalam bentuk emulsi yang dapat
digunakan dalam keadaan dingin ataupun panas.
Aspal emulsi adalah campuran aspal dengan air
dan bahan pengemulsi
ASPAL MINYAK (4)
Berdasarkan muatan listrik yang dikandungnya, aspal
emulsi dibedakan atas:
a. Katonik disebut juga aspal emulsi asam,
merupakan aspal emilsi yang bermuatan arus listrik
positif
b. Anionik disebut juga aspal emulsi alkali, merupakan
aspal emulsi yang bermuatan arus listrik negatif
c. Nonionik merupakan aspal emulsi yang tidak
mengalami ionisasi, berarti tidak menghantarkan
listrik
Umumnya yang digunakan sebagai bahan perkerasan
jalan adalah aspal emulsi kationik dan anionik
ASPAL MINYAK (5)
Berdasarkan kecepatan mengerasnya, aspal emulsi
dibedakan atas:
a. RS (rapid setting), aspal yang mengandung sedikit
bahan emulsi sehingga pengikatan yang terjadi
lebih cepat
b. MS (medium setting)
c. SS (slow setting), jenis aspal emulsi yang paing
lambat mengeras
Aspal emulsi dan cut back asphalt umum digunakan
pada campuran dingin atau pada penyemprotan
dingin.
Beton Aspal adalah jenis bahan perkerasan jalan yang terdiri atas
campuran agregat dan aspal, dengan atau tanpa bahan tambahan.
Material-material pembentuk beton aspal dicampur di instalasi pada
suhu tertentu. Jika digunakan semen aspal, maka suhu pencampuran
umumnya 145-155oC.
Beton Aspal memiliki 7 karakteristik yang harus dipenuhi, yaitu:
1) Satabilitas
2) Keawetan / durabilitas
3) Kelenturan / fleksibilitas
4) Ketahanan terhadap kelelahan (fatigue resistance)
5) Kekesatan permukaan atau ketahanan geser
6) Kedap air
7) Kemudahan pelaksanaan
Stabilitas adalah kemampuan perkerasan jalan menerima
beban lalu lintas tanpa terjadi perubahan bentuk tetap,
seperti gelombang, alur, dan bleeding. Semakin tinggi
volume lalu lintas maka membutuhkan perkerasan jalan
dengan stabilitas tinggi.
Keawetan / durabilitas adalah kemampuan beton aspal
menerima repetisi beban seperti berat kendaraan dan
gesekan antar roda dengan permukaan aspal. Durabilitas
ini dipengaruhi oleh tebalnya selimut aspal, banyaknya
pori dalam campuran, kepadatan, dan kadar air
campuran.
Kelenturan / fleksibilitas adalah kemampuan beton aspal
untuk menyesuaikan diri akibat penurunan dan
pergerakan dari pondasi atau tanah dasar tanpa adanya
retak. Fleksibilitas dapat ditingkatkan dengan
menggunakan agregat bergradasi terbuka dengan kadar
aspal yang tinggi.
Ketahanan terhadap Kelelahan (fatigue resistance)
adalah kemampuan beton aspal menerima lendutan
berulang akibat repetisi beban tanpa terjadi kelelahan
berupa alur dan retak. Hal ini dapat tercapai jika
menggunakan aspal dengan kadar yang tinggi.
Kedap air adalah kemampuan beton aspal untuk tidak
dapat dimasuki air ataupun udara ke dalam lapisan
beton aspal. Air dan udara mempercepat pengelupasan
selimut aspal dari agregat. Tingkat permeabilitas aspal
sebanding dengan durabilitasnya.
Kemudahan Pelaksanaan adalah kemampuan campuran
beton aspal untuk mudah dihamparkan dan dipadatkan.
Faktor yang mempengaruhi proses penghamparan dan
pemadatannya adalah viskositas aspal, kepekaan aspal
terhadap temperatur, dan gradasi serta kondisi agregat.
1. Beton aspal campuran panas (hot mix), adalah beton
aspal yang material pembentukannya dicampur pada suhu
140oC
2. Beton aspal campuran sedang (warm mix), adalah beton
aspal yang material pembentukanya dicampur pada suhu
60oC
3. Beton aspal campuran dingin (cold mix), adalah beton
aspal yang material pembentukannya dicampur pada suhu
ruangan sekitar 25oC
1. Beton aspal lapisan aus (wearing coarse), adalah lapisan
perkerasan yang berhubungan langsung dengan ban
kendaraan. Lapisan ini merupakan lapisan kedap air, tahan
terhadap cuaca, dan mempunyai kekesatan yang disyaratkan.
2. Beton aspal untuk lapisan pondasi (binder coarse), adalah
lapisan perkerasan yang terletak di bawah lapisan aus. Tidak
ada kontak langsung dengan cuaca, tetapi perlu memiliki
stabilitas untuk memikul beban.
3. Beton aspal untuk pembentuk dan perata, adalah lapisan
beton aspal yang digunakan untuk membentuk dan meratakan
lapisan beton aspal yang sudah lama, yang pada umumnya
sudah aus dan seringkali tidak lagi membentuk crown
SIFAT ASPAL
Aspal yang digunakan pada konstruksi perkerasan jalan
berfungsi sebagai:
1. Bahan pengikat, memberikan ikatan yang kuat antara
aspal dengan agregat dan antar aspal itu sendiri
2. Bahan pengisi, mengisi rongga antara butir-butir
agregat itu sendiri

Aspal harus memiliki daya tahan terhadap cuaca,


mempunyai adhesi dan kohesi yang baik, kepekaan
terhadap temperatur, dan memberikan sifat elastis yang
baik
SIFAT ASPAL (2)
a. Daya tahan (durability) adalah kemampuan aspal
mempertahankan sifat asalnya akibat pengaruh cuaca selama
masa layan jalan
b. Adhesi dan kohesi, adhesi adalah kemampuan aspal untuk
mengikat agregat sehingga dihasilkan ikatan yang baik antara
agregat dengan aspal, kohesi adalah kemampuan aspal untuk
tetap mempertahankan agregat tetap ditempatnya setelah terjadi
pengikatan
c. Kepekaan terhadap temperatur, sifat aspal yang akan menjadi
keras atau lebih kental jika temperatur berkurang dan akan lunak
atau lebih cair jika temperatur bertambah
d. Kekerasan aspal, perapuhan yang terjadi pada aspal dipengaruhi
oleh ketebalan aspal yang menyelimuti agregat dan berlangsung
selama masa layan jalan. Semakin tipis lapisan aspal, semakin
besar tingkat kerapuhan yang terjadi
Aspal mengikat agregat

Aspal mengisi pori


ASPAL LAP. PERKERASAN JALAN
Aspal Prahampar
Aspal prahampar adalah aspal yang dicampurkan langsung
pada agregat sehingga membungkus butir-butir agregat,
mengisi pori antar butir, dan meresap ke dalam pori masing-
masing butir
Aspal Pascahampar
Aspal pascahampar adalah aspal yang disiramkan pada
lapisan agregat yang telah dipadarkan yang kemudian di
permukaannya ditaburi agregat halus. Pada proses ini aspal
akan meresap ke dalam pori-pori antar butir agregat di
bawahnya. Fungsi utamanya adalah menghasilkan
perkerasan bagian atas yang kedap air dan tidak mengikat
agregat sampai ke bawah
JENIS PEMERIKSAAN ASPAL

No. Pemeriksaan Metode Pemeriksaan


Bina Marga AASHTO
1 Penetrasi PA-0301-76 T49-80
2 Titik Lembek PA-0302-76 T53-81
3 Titik Nyala dan Bakar PA-0303-76 T48-81
4 Thick film test PA-0304-76 T47-82
5 Kadar larutan dalam CCl4 PA-0305-76 T44-81
6 Daktilitas PA-0306-76 T51-81
7 Berat Jenis PA-0307-76 T228-79
8 Viskositas Kinematik PA-0308-76 T201-80

Anda mungkin juga menyukai