0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan34 halaman
1. Dokumen tersebut membahas tentang proses churning pada produksi mentega dan proses kristalisasi pada gula.
2. Churning adalah proses agitasi cream susu untuk membentuk mentega, sedangkan kristalisasi adalah proses pembentukan kristal melalui tahapan pembentukan larutan supersaturated, nukleasi, pertumbuhan kristal, dan rekristalisasi.
3. Kontrol kristalisasi penting dalam pengolahan pangan untuk me
1. Dokumen tersebut membahas tentang proses churning pada produksi mentega dan proses kristalisasi pada gula.
2. Churning adalah proses agitasi cream susu untuk membentuk mentega, sedangkan kristalisasi adalah proses pembentukan kristal melalui tahapan pembentukan larutan supersaturated, nukleasi, pertumbuhan kristal, dan rekristalisasi.
3. Kontrol kristalisasi penting dalam pengolahan pangan untuk me
1. Dokumen tersebut membahas tentang proses churning pada produksi mentega dan proses kristalisasi pada gula.
2. Churning adalah proses agitasi cream susu untuk membentuk mentega, sedangkan kristalisasi adalah proses pembentukan kristal melalui tahapan pembentukan larutan supersaturated, nukleasi, pertumbuhan kristal, dan rekristalisasi.
3. Kontrol kristalisasi penting dalam pengolahan pangan untuk me
Setelah selesai mengikuti topik ini mahasiswa mampu:
1. Menguraikan peralatan dan metoda churning pada
produksi mentega 2. Menguraikan peralatan dan metoda kristalisasi pada gula 1. Butter Churning Churning adalah proses yang diterapkan untuk merubah cream dari susu (cream milk) menjadi mentega. Butter (Mentega di dalam butter churn) Churning Adalah proses agitasi cream milk sampai terjasi fase konversi yaitu konversi dari emulsi minyak dalam air (o/w) pada cream milk menjadi emulsi air dalam minyak (w/o) pada butter atau mentega.
Proses agitasi cream milk secara terus menerus akan
menghasilkan granula lemak yang akan terus menerus bertumbuh dan membesar serta terpisah dengan komponen cair dari cream milk. Setelah ditiriskan maka komponen cair yang disebut buttermilk akan terpisah seluruhnya dan butter menjadi kompak dan padat. Butter Processing Cream di pompa ke dalam Butter Churn Butter Churn dikelilingi pipa-pipa untuk memompa cream Churning Churning Butter Fat Crystalized Continuous Flotation Churns Manual Butter Churn 2. Kristalisasi
Orientasi dan organisasi atom atau molekul membentuk
suatu pola aturan yang sama di dalam suatu struktur yang disebut crystal lattice
Kristal Sukrosa (Gula Pasir)
Proses Kristalisasi terdiri dari 4 Tahap:
1. Pembentukan larutan supersaturated state
2. Nukleasi: yaitu pembentukan struktur crystalline lattice 3. Pertumbuhan Kristal: Pembentukan dan penambahan kristal secara terus menerus sampai larutan menjadi ekulibrium 4. Rekristalisasi: Pengaturan/pengorganisasian ulang kristal-kristal yang terbentuk sampai pada tingkat energi yang stabil crystal lattice atom
crystal lattice molekul sukrosa
CRYSTAL FORMATION
Bilamana konsentrasi suatu komponen terlarut mencapai
atau lebih besar dari kelarutannya dalam larutan itu, maka larutan tersebut disebut supersaturated solutions.
Endapan kristal yang terbentuk dalam larutan yang
supersaturated tidak akan terlarut kembali, tetapi akan tumbuh membentuk kristal yang lebih besar dan lebih banyak but, sampai kondisi ekuilibrium dicapai.
Untuk mendapatkan kristal dari suatu larutan maka
larutan tersebut harus dalam kondisi Supersaturated Solubility-Supersolubility Diagram Solubility-Supersolubility Diagram Bagaimana Mendapatkan supersaturation?
Untuk bahan murni yang mencait, maka didinginkan
hungga suhu dibawah melting point, contohnya: lemak dan minyak
Untuk larutan (Gula, Garam)dapat diperoleh dengan:
Panaskan terlebih dahulu air pada suhu tinggi
agar dapat melarutkan lebih banyak bahan. kemudian larutkan gula atau garam ke dalamnya. Kemudian dinginkan dengan cepat larutan pekat tersebut sampai suhu dibawah saturation temperature. Results in supersaturated solution (A B) Uapkan (evaporasi) larutan sampai kental dan konsentrasi larutan menjadi pekat, sehingga kondisi supersaturated dicapai, (A C)
Turunkan kelarutan komponen terlarut dengan
penambahan pelarut kedua (adding a second solvent in which a solute is insoluble or shift the solubility curve down). Bilamana kondisi supersaturated telah tercapai maka kristalisasi akan dimulai, karena molekul cenderung terorganisasi membentuk pola struktur tertentu. Evaporator besar untuk membuat supersaturated lar. gula Evaporator besar untuk membuat supersaturated lar. gula Crystalisation begins in the supersaturated solution Kristal gula yang ditiriskan dibawa dengan konveyor belt Kristal gula yang siap di kemas METASTABILITY adalah kondisi metastabil, dimana Kristalisasi dapat terjadi jika di propagasi. Daerah dalam diagram solubility dapat dibagi menjadi:
1. Daerah B Zona metastable, kristal dapat terbentuk
jika dipropagasi (dengan penambahan seed crystal), tapi pertumbuhan lambat dan jumlah yang terbentuk sedikit.
2. Daerah C Zona Labile, nukleasi (kristalisasi) terjadi
spontan.
3. Daerah A Zona stabil, Kristalisasi tidak akan
berlangsung. Kristal apapun yang ditambahkan ke dalamnya sebaliknya malah akan terlarut kembali. Solubility-Supersolubility Diagram NUCLEATION Adalah proses dimana molekul di dalam fase atau kondisi likuid dalam larutan yang supersaturated mengalami rearrangement kemudian membentuk klaster yang stabil yang selanjutnya terorganisasikan dengan sendirinya membentuk crystalline lattice yang padat.
Proses pengaturan diri molekul cair ini ke dalam crystalline
lattice yang padat melibatkan perubahan fase dari sair ke padat sehingga melepaskan energi panas berupa panas laten. Factors Influencing Nucleation 1. Supersaturation 2. Temperature 3. Viscosity 4. Cooling rate 5. Agitation rate 6. Additives and impurities
Once nuclei have been formed in a supersaturated system,
they grow at a rate dependent on conditions in the surrounding environment Controlling crystallization in Food Processing Control to produce desired crystalline structure Contoh: Pengaturan pembentukan kristal air pada pembekuan ikan, buah agar seragam dan halus Control to prevent crystallization Contoh: Pencegahan kristalisasi lemak coklat Control of change in crystalline structure (recrystallization) Contoh: Pencegahan rekristalisasi pada eskrim