Anda di halaman 1dari 5

Penggunaan Beton Daur Ulang

Salah satu alternatif adalah menggunakan beton dengan agregat daur


ulang, tepatnya beton yang dibuat dengan metode daur ulang.
Penanganan dengan teknologi daur ulang perkerasan merupakan
suatu solusi alternatif dengan beberapa keuntungan seperti dapat
mengembalikan kekuatan perkerasan dan mempertahankan
geometrik jalan serta mengatasi ketergantungan akan material baru.
Daur ulang yang diproses dan ditunjang dengan peralatan yang
memadai akan menghasilkan bahan campuran yang nilai strukturnya
dapat mengimbangi campuran yang baru. Inovasi ini telah
dikembangkan oleh Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Badan Litbang
PU untuk menjawab kebutuhan mengatasi kerusakan jalan yang
terjadi dan meningkatkan mutu jalan.
Saat ini telah banyak ruas jalan yang dibangun dengan perkerasan kaku
(rigid pavement) berupa perkerasan beton. Jenis perkerasan ini lebih
mampu menahan rendaman air dan beban lalu lintas yang berat
dibandingkan jalan dengan perkerasan lentur (flexible pavement) yang
menggunakan material aspal. Umumnya kerusakan yang terjadi pada
bagian jalan dengan perkerasan kaku (rigid pavement) adalah terangkatnya
badan jalan (pumping), dan retak perkerasan (cracking). Penggunaan daur
ulang limbah beton akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi
preservasi jalan dengan perkerasan kaku (rigid pavement) karena dapat
memaksimalkan penggunaan material bekas yang telah terpasang dan
meminimalkan kebutuhan batu pecah (fresh agregate) sebagai kebutuhan
pekerjaan jalan secara keseluruhan. Hal ini tentunya akan bermuara kepada
pengurangan eksploitasi sumber daya alam batuan, baik di gunung maupun
di sungai.
Namun tidak setiap kerusakan jalan dapat langsung diatasi dengan
recycling. Apabila kerusakan terjadi pada lapisan dasar (sub grade),
maka usaha pertama yang perlu dilakukan adalah tindakan
perkuatan/stabilisasi sub grade yang mutlak harus dilakukan sebelum
dilakukan recycling pada lapis struktur sub base/basenya. Untuk itu
diperlukan investigasi awal yang tepat sebelum pelaksanaan daur
ulang yang umumnya dilakukan antara lain: tebal dan lebar
perkerasan lama, jenis bahan setiap lapis perkerasan, daya dukung
tanah dasar, dan lapis perkerasan, muka air tanah, public utilities,
serta volume dan beban lalu lintas.
Beton daur ulang merupakan campuran yang diperoleh dari proses ulang
material sejenis sebelumnya. Sebagaimana konstruksi beton pada
umumnya, konstruksi beton daur ulang ini juga membutuhkan bahan
material beton yang terdiri dari semen, agregat (agregat kasar berupa batu
kerikil dan agregat halus seperti pasir), air, serta bahan kimia aditif. Proses
daur ulang limbah beton adalah sebagai berikut: beton bekas dimasukkan
dalam crusher sehingga menjadi agregat dengan ukuran yang diinginkan
lalu agregat hasil dari limbah beton di campur dalam mesin cold recycler
dengan menambahkan semen dan unsur-unsur lain sehingga terbentuklah
material Cement Treated Base (CTB). Pada jalan yang akan direhabilitasi di
bagian atas, perkerasan atau sub course dikeruk untuk diganti dengan
perkerasan baru menggunakan beton hasil daur ulang. Material CTB hasil
dari mesin cold recycler kemudian dihamparkan dengan mesin
penghampar pada bagian atas perkerasan yang akan direhabilitasi.
Perkerasan hasil rehabilitasi kemudian dipadatkan dengan mesin pemadat.
Dengan metode beton daur ulang ini diharapkan dapat digunakan
sebagai alternatif beton berkualitas untuk preservasi dan rehabilitasi
di jalan, terutama yang menggunakan struktur perkerasan kaku (rigid
pavement). Dengan daur ulang ini pula diharapkan anggaran yang
dibutuhkan dapat dihemat terutama pada komponen kebutuhan
penggunaan material batu pecah yang telah digantikan dengan
agregat beton daur ulang. Terakhir, hal yang sangat penting adalah
dengan berkurangnya kebutuhan material alam maka secara langsung
kita juga mengurangi eksploitasi sumber daya alam di gunung dan di
sungai sehingga pembangunan dapat terus berlanjut namun
kelestarian alam dapat terus terjaga.

Anda mungkin juga menyukai