Anda di halaman 1dari 49

KESELAMATAN

KERJA DI
LABORATORIUM
Pentingnya Keselamatan dan Keamanan
Laboratorium
Eksperimen dapat menjadi suatu kegiatan
menyenangkan dan dapat juga membahayakan,
karena :
Melibatkan bahan-bahan kimia yang berbahaya.
Menggunakan mikroorganisme berbahaya/patogen
Menggunakan benda tajam.
Menggunakan alat elektrik.
Menggunakan api/ pemanasan.
Oleh karena itu, dosen atau asisten harus mampu
mencegahnya. Begitupun praktikan harus mengetahui
bahaya apa saja yang mungkin terjadi agar kecelakaan
dapat dicegah.
Sebab terjadinya kecelakaan

Kurangnya pemahaman tentang sifat dan karakter bahan-


bahan kimia.
Kurang jelas petunjuk praktikum atau kurang bimbingan
dan pengawasan dosen terhadap mahsiswanya ketika
praktikum.
Kurang tersedianya fasilitas keamanan dan perlengkapan
perlindungan yang memadai.
Kurang taatnya mahasiswa dalam mematuhi peraturan
laboratorium.
Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang
seharusnya.
Kurang bersikap hati-hati selama praktikum/penelitian.
Keselamatan kerja di dalam Laboratorium
Laboratorium dengan perabotnya
Listrik
Kecelakaan akibat kebakaran
Kecelakaan akibat bahan kimia
Label bahan kimia berbahaya
Pencegahan terhadap bahan kimia berbahaya
Pencegahan infeksi mikrobia patogen
Aturan Umum Laboratorium

Penataan ruang yang baik.


Harus akrab dengan lokasi dan perlengkapan darurat,
seperti P3K, pemadam kebakaran, botol cuci mata, dll.
Gunakan perlengkapan yang sesuai.
Sebelum bekerja, kenali kemungkinan bahaya yang
mungkin terjadi.
Gunakan perlengkapan standar di laboratorium (baju lab,
masker, sarung tangan, dsb)
Berikan tanda peringatan pada setiap perlengkapan.
Eksperimen yang tanpa izin harus dilarang.
Dilarang bekerja sendirian dalam laboratorium.
Dilarang Makan dan minum
Gunakan sistem pembuangan yang sesuai prosedur.
Setiap percikan atau kebocoran yang ditemukan harus
segera dibersihkan.
HAL YANG DILARANG DI LABORATORIUM
PERLENGKAPAN DI LABORATORIUM
Jika terjadi kecelakaan.?

Setiap orang (dosen, siswa, laboran) harus tanggap


menghadapi kecelakaan.
Bertindak efektif dan efisien.
Kenali kondisi, mulai dari:
Gambaran kecelakaan.
Sebab kecelakaan.

Kemungkinan tindakan, tentukan prioritas


menyelamatkan korban atau menangani penyebab
kecelakaan sesuai kondisi (ambil tindakan yang kecil
resikonya).
Perlengkapan Keselamatan

1. Perlindungan untuk kondisi yang tidak biasa. Seperti :


Alarm bahaya, Alat dan bahan kebakaran, pancuran
keselamatan, botol pencuci mata, pintu darurat, selimut
kebakaran.
2. Perlindungan untuk kondisi yang sudah diprediksi
bahayanya. Seperti:
jas laboratorium.
sarung tangan, bahan karet untuk bahan korosif & alkali; bahan kulit
untuk benda tajam; bahan asbes untuk penangan benda panas/
autoclave/ oven.
pelindung mata, mencegah percikan bahan kimia seperti asam,
bromin, amonia, atau memotong, menumbuk logam natrium.
Respirator dan lemari uap.
Sepatu pengaman.
Layar pelindung.
Pertolongan Pertama

Pertolongan pertama pada kecelakaan


dimaksudkan untuk memberikan perawatan
darurat sebelum ditindaklanjuti oleh dokter.
Tujuan dari P3K adalah untuk:
Menyelamatkan korban.
Meringankan penderitaan korban, dan mencegah cedera
yang lebih parah.
Mempertahankan daya tahan korban sampai pertolongan
medis datang.
PPPK

Luka bakar
Mata kemasukan benda asing
Luka tergores/teriris
Bahan kimia masuk dalam mulut
Keracunan
Kejutan listrik
Membalut luka
Pingsan
Radiasi dan zat radioaktif
Pokok Tindakan P3K

1. Jangan panik, dan bertindak cekatan.


2. Perhatikan napas korban, jika terhenti lakukan napas buatan.
3. Hentikan pendarahan. Pendarahan pada pembuluh
besardapat mengakibatkan kepada kematian dalam waktu 3-5
menit. Hentikan pendarahan dengan menekan luka
menggunakan kain sekuat-kuatnya dan posisikan luka pada
posisi yang lebih tinggi.
4. Perhatikan tanda-tanda shock. Bila shock, terlentangkan
dengan posisi kepala lebih rendah. Bila muntah-muntah dan
setengah sadar, letakan posisi kepala lebih bawah dengan
kepala miring atau telungkupkan. Bila menderita sesak,
letakkan dalam sikap setengah duduk.
5. Jangan memindahkan korban terburu-buru, pastikan luka
yang dialami korban. Jangan menambah cidera korban.
Beberapa catatan mengenai laboratorium yang
menyimpan bahan-bahan kimia

Semua bahan kimia harus tersimpan dalam botol atau


kaleng yang sesuai dan tahan lama. Sebaiknya di simpan di
tempat-tempat yang kecil dan cukup untuk pemakaian
sehari-hari.
Tempat persediaan untuk jangka panjang harus tersimpan
dalam gudang bahan kimia yang khusus/ gudang dalam
tanah misalnya.
Setiap saat bahan kimia harus diperiksa secara rutin, untuk
menentukan apakah bahan-bahan tersebut masih dapat
digunakan atau tidak, dan perbaikan label yang biasanya
rusak. Bahan-bahan yang tak dapat digunakan lagi harus
dibuang/ dimusnahkan secara kimia.
Beberapa catatan mengenai laboratorium yang
menyimpan bahan-bahan kimia

Semua bahan harus diberi tanda-tanda khusus,


diberi label dengan semua keterangan yang
diperlukan misalnya.:
nama bahan
tanggal pembuatan
jumlah (isi)
asal bahan (merek pabrik dan lain-lain)
tingkat bahaya yang mungkin (racun, korosiv,
higroskopis dll)
keterangan-keterangan yang perlu (persentase,
simbol kimianya dan lain-lain)
Tanda-tanda yang sering digunakan
secara internasional:

POISON : Bahan-bahan yang bersifat racun


Flammable

Bahan yang mudah terbakar


Corrosive

bahan yang dapat merusak jaringan hidup


Irritant

Sedikit saja masuk ke tubuh dapat membakar kulit,


selaput lendir atau sistem pernapasan
Toxic

Sedikit saja masuk ke tubuh dapat menyebabkan


kematian atau sakit keras
Oxidising Agent

Bahan yang dapat menghasilkan panas bila


bersentuhan dengan bahan lain terutama bahan-
bahan yang mudah terbakar
Explosive

Bahan yang mudah meledak bila kena panas, api


atau sensitif terhadap gesekan atau goncangan
Radioactive

Bahan-bahan yang bersifat radioaktif


High voltage

Peringatan tegangan tinggi


No Smoking

Area dilarang merokok


Area dilarang menyalakan api
PENGGUNAAN ALAT DI LABORATORIUM

Harus diketahui fungsi dan prinsip


kerja dari alat
Ketahui dengan baik cara penggunaan
alat tersebut
Ketahui cara pemeliharaan alat
BEBERAPA CATATAN BEKERJA DENGAN
MIKROBIA (KHUSUSNYA PATOGEN)

Gunakan perlengkapan safety yang standar (jas


lab., masker, sarung tangan, tutup kepala)
Menggunakan cairan antiseptik/densinfektan
sebelum dan setelah bekerja
Tidak berbicara, menelepon, apalagi makan
Membersihkan tempat bekerja setelah digunakan
Jika terjadi kecelakaan (menumpahkan inokulum),
sesegera mungkin membersihkan dengan larutan
antiseptik dan desinfenktan
PENANGANAN TUMPAHAN DI LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI

Kenakan jas laboratorium, sarung tangan sekali pakai, kacamata keselamatan atau
pelindung wajah dan jika perlu gunakan masker
Bersihkan area sekitar tumpahan dengan KAPAS DESINFEKTAN yaitu kapas
yang mengandung ETHANOL 70 % atau Larutan Klorin segar 10 % 2.
Bersihkan tumpahan mulai dari luar area sampai ke tengah, yakinkan bahwa
permukaan yang terkontaminasi dan area sekitarnya KONTAK dengan
DESINFEKTAN MINIMAL 10 MENIT
Tempatkan kapas dan sarung tangan bekas pakai ke kantong sampah
BIOHAZARD dan STERILKAN bahan-bahan tersebut dalam AUTOCLAVE
Buang PAKAIAN yang TERKONTAMINASI pada tempatnya
CUCI TANGAN anda dengan sabun DESINFEKTAN
Jika yang terjadi adalah TUMPAHAN yang BESAR dan penanggung jawab
laboratorium anda tidak ada ditempat SEGERA HUBUNGI bagian kesehatan dan
keselamatan lingkungan
Menyediakan peralatan penanganan tumpahan Lengkap, Ringkas dan Mudah
dalam 1 Kemasan (mis. Gloves, masker dll)
BEBERAPA CATATAN BEKERJA DENGAN
BAHAN KIMIA

Kenali sifat dari bahan kimia


Beberapa bahan kimia bersifat
karsinogenik misalnya ethidium
bromide (untuk elektroforesis DNA),
sehingga memerlukan peralatan safety
yang baik agar tidak ada kontak fisik
dengan bahan tersebut
SUMBER LIMBAH LABORATORIUM

Bahan baku yang telah kadaluarsa


Bahan habis pakai (misal medium biakan yang tidak
terpakai)
Produk proses di laboratorium (misalnya sisa
spesimen)
Produk upaya penanganan limbah (misalnya jarum
suntik sekali pakai)
JENIS LIMBAH LABORATORIUM

Pelarut organik bebas halogen dan senyawa organik


dalam larutan
Pelarut organik mengandung halogen dan senyawa
organik dalam larutan
Residu padatan bahan kimia laboratorium organik
Residu bahan anorganik beracun dan garam logam berat
dan larutannya
Senyawa beracun mudah terbakar
Padatan anorganik
Kumpulan terpisah limbah kaca, logam dan plastik
Limbah mikrobia yang telah dimatikan
PENGELOMPOKAN LIMBAH BERDASARKAN
SIFATNYA

Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)


Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila
mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat
dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak
langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan
hidup atau membahayakan kesehatan manusia.
Limbah beracun dibagi menjadi:
1. Limbah mudah meledak
2. Limbah mudah terbakar
3. Limbah reaktif
4. Limbah yang menyebabkan infeksi
5. Limbah yang bersifat korosif
PENGELOMPOKAN LIMBAH BERDASARKAN
SIFATNYA

1. Limbah infeksius. Limbah infeksius meliputi


limbah yang berkaitan dengan pasien yang
memerlukan isolasi penyakit menular serta limbah
laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan
mikrobiologi dari poliklinik, ruang perawatan dan
ruang isolasi penyakit menular.
2. Limbah radioaktif. Limbah radioaktif adalah
bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop
yang berasal dari penggunaan medis atau riset
radionucleida.
PENGELOMPOKAN LIMBAH BERDASARKAN
BENTUKNYA

1. Limbah padat. Limbah padat di laboratorium relatif


kecil, biasanya berupa endapan atau kertas saring
terpakai, sehingga masih dapat diatasi.
Limbah padat dibedakan menjadi :
Limbah padat infeksius
Limbah padat non infeksius
2. Limbah gas. Limbah yang berupa gas umumnya dalam
jumlah kecil, sehingga relatif masih aman untuk dibuang
langsung di udara, contohnya limbah yang dihasilkan
dari penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen
oksida atau dari thermometer yang pecah (uap air raksa).
PENGELOMPOKAN LIMBAH BERDASARKAN
BENTUKNYA

3. Limbah cair. Limbah cair adalah sisa dari suatu


hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair.
Umumnya laboratorium berlokasi di sekitar kawasan
hunian, sehingga akumulasi limbah cair yang
meresap ke dalam air tanah dapat membahayakan
lingkungan sekitar.
Limbah cair terbagi atas :
Limbah cair infeksius
Limbah cair domestic
Limbah cair kimia
TUJUAN PENANGANAN LIMBAH
LABORATORIUM

mengurangi resiko pemaparan limbah


terhadap kuman yang menimbulkan
penyakit (patogen) yang mungkin berada
dalam limbah tersebut
PENANGANAN LIMBAH B3

1. Netralisasi Limbah yang bersifat asam dinetralkan dengan


basa seperti kapur, CaO atau Ca(OH)2 Sebaliknya, limbah
yang bersifat basa dinetralkan dengan asam seperti H2SO4
atau HCI.
2. Pengendapan/sedimentasi,
koagulasi dan flokulasi. Kontaminan logam berat dalam
cairan diendapkan dengan tawas/FeC13, Ca(OH)2/CaO
karena dapat mengikat As, Zn, Ni. Mn dan Hg.
Reduksi-Oksidasi. Terhadap zat organik toksik dalam limbah
dapat dilakukan reaksi reduksi oksidasi (redoks) sehingga
terbentuk zat yang kurang/tidak toksik.
Penukaran ion Ion logam berat nikel, Ni dapat diserap oleh
kation, sedangkan anion beracun dapat diserap oleh resin
anion
PENANGANAN LIMBAH INFEKSIUS
Metode Desinfeksi Adalah penanganan limbah (terutama cair)
dengan cara penambahan bahan-bahan kimia yang dapat
mematikan atau membuat kuman-kuman penyakit menjadi
tidak aktif.
Metode Pengenceran (Dilution). Dengan cara mengencerkan air
limbah sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah,
kemudian baru dibuang ke badan- badan air. Kerugiannya ialah
bahan kontaminasi terhadap badan- badan air masih tetap ada,
pengendapan yang terjadi dapat menimbulkan pendangkalan
terhadap badan-badan air seperti selokan, sungai dan
sebagainya sehingga dapat menimbulkan banjir.
Metode Proses Biologis. Dengan menggunakan mikroba
penghasil antibiotik. Mikroba tersebut akan mematikan
mikroba infeksius, sebelum dibuang ke lingkungan
PENANGANAN LIMBAH INFEKSIUS

Metode Ditanam (Landfill) : Yaitu penanganan limbah


dengan menimbunnya dalam tanah.
Metode Insinerasi (Pembakaran) Pemusnah limbah
dengan cara memasukkan ke dalam insinerator. Dalam
insinerator senyawa kimia karbon yang ada
dibebaskan ke atmosfir sebagai CO2 dan H2O. Bahan-
bahan seperti mineral, logam dan bahan organik
lainnya (kuman penyakit, jaringan tubuh, hewan,
darah, bahan kimia, kertas, plastik) yang tidak
terbakar tersisa dalam bentuk abu yang beratnya 10-
30% dari berat aslinya (tergantung dari jenis limbah)
LIMBAH RADIOAKTIF

Limbah radioaktif. Masalah penanganan limbah


radioaktif dapat diperkecil dengan memakai radioaktif
sekecil mungkin, menciptakan disiplin kerja yang ketat
dan menggunakan alat yang mudah didekontaminasi.
Penanganan limbah radioaktif dibedakan berdasarkan:
a. Bentuk : cair, padat dan gas,
b. Tinggi-rendahnya tingkat radiasi sinar gamma (),
c. Tinggi-rendahnya aktifitas
d. Panjang-pendeknya waktu paruh,
e. Sifat : dapat dibakar atau tidak.
PENANGANAN LIMBAH RADIOAKTIF

Dilaksanakan oleh pemakai secara


perorangan dengan memakai proses :
1. peluruhan,
2. Penguburan
3. pembuangan.
Dilaksanakan secara kolektif oleh instansi
pengolahan limbah radioaktif, seperti Badan
Tenaga Atom Nasional (BATAN).
PENANGANAN LIMBAH UMUM
NON INFEKSIUS

Limbah umum non infeksius setelah


dikumpulkan dalam wadah kantong plastik
diikat kuat dan dibakar di insinerator
PENGGUNAAN KEMBALI LIMBAH

Penggunaan kembali limbah laboratorium berupa


bahan kimia yang telah digunakan, setelah melalui
prosedur daur ulang yang sesuai. Sebagai contoh: (hal
ini paling sesuai untuk pelarut yang telah digunakan)
Pelarut organik seperti etanol, aseton, kloroform, dan
dietil eter dikumpulkan di dalam laboratorium secara
terpisah dan dilakukan destilasi.
Sebelum melakukan reaksi kimia, dilakukan
perhitungan mol reaktan-reaktan yang bereaksi secara
tepat sehingga tidak menimbulkan residu berupa sisa
bahan kimia. Selain menghemat bahan yang ada, hal
ini juga akan mengurangi limbah yang dihasilkan
PEMBUANGAN LANGSUNG LIMBAH
LABORATORIUM

Metoda pembuangan langsung ini dapat diterapkan untuk


bahan- bahan kimia yang dapat larut dalam air. Bahan-
bahan kimia yang dapat larut dalam air dibuang langsung
melalui bak pembuangan limbah laboratorium.
Untuk bahan kimia sisa yang mengandung asam atau basa
harus dilakukan penetralan, selanjutnya baru bisa dibuang.
Untuk bahan kimia sisa yang mengandung logam-logam
berat dan beracun seperti Pb, Hg, Cd, dan sebagainya,
endapannya harus dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian
cairannya dinetralkan dan dibuang.
PEMBUANGAN LANGSUNG LIMBAH LABORATORIUM

Dengan pembakaran terbuka. Metoda pembakaran


terbuka dapat dterapkan untuk bahan-bahan organik
yang kadar racunnya rendah dan tidak terlalu berbahaya.
Bahan-bahan organik tersebut dibakar ditempat yang
aman dan jauh dari pemukiman penduduk
Pembakaran dalan insenerator. Metoda pembakaran
dalam insenerator dapat diterapkan untuk bahan-bahan
toksik yang jika dibakar di tempat terbuka akan
menghasilkan senyawa-senyawa yang bersifat toksik.
Dikubur di dalam tanah dengan perlindungan tertentu
agar tidak merembes ke badan air. Metoda ini dapat
diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif dan beracun
PENGELOLAAN SAMPAH

Setiap laboratorium harus memiliki


tempat sampah yang khusus, sampah
cair tidak dibuang di saluran air hujan
atau saluran septic tank.
tempat sampah cair bahan kimia
tempat sampah reaktif
sampah radioaktif
sampah biasa
pembuangan air cucian
TEMPAT SAMPAH LABORATORIUM

Anda mungkin juga menyukai