Anda di halaman 1dari 8

Aplikasi jurnal

Tehnik genggam jari


BAB I
PENDAHULUAN
Data World Health Organization (WHO) menunjukan, bahwa lebih

dari satu abad, perawatan bedah telah menjadi salah satu komponen

penting dari perawatan kesehatan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap

tahun ada 230 juta tindakan bedah dilakukan di seluruh dunia.

Berdasarkan Data Tabulasi Nasional Departemen Kesehatan Republik

Indonesia Tahun 2009, tindakan bedah menempati urutan ke-11 dari 50

penyakit di Rumah Sakit seluruh Indonesia dengan persentase 12,8%

(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009).


BABII
Nyeri merupakan keluhan yang sering diungkapkan pasien

pada saat ganti balutan pasca operasi. Ketika terdapat kerusakan

jaringan maka stimulus ditransmisikan ke pusat nyeri, melepaskan

mediator kimia (prostaglandin, bradikinin, histamin) yang merambat

ke saraf perifer, serabut C dan A-delta lalu kebatang otak dan

thalamus mengirim sinyal tersebut ke medulla spinalis diteruskan

ke korteks serebri, akhirnya dipersepsikan menjadi respon nyeri

(Prasetio, 2010).
Teknik relaksasi genggam jari adalah sebuah

teknik relaksasi yang sangat sederhana dan mudah

dilakukan oleh siapapun yang berhubungan dengan

jari tangan serta aliran energy di dalam tubuh kita.

Teknik relaksasi genggam jari disebut juga finger

hold.
Pasien Sebelum GV
Skala Nyeri
Bab III
Setelah GV
Skala Nyeri
Hasil di beri tehnik
gemgam jari
Hari k 1
1. Ny A 6 6 5/5
2. Ny B 5 6 4/5
3. Ny C 5 5 4/4
4. Ny D 6 4 5/3
5. Ny E 5 4 4/3
6. Ny F 5 5 4/4
7. Ny G 5 4 3/3
8. Ny H 5 6 4/3
9. Ny I 5 4 3/3
10. Ny J 6 5 5/4
11. Ny K 6 5 5/4
12. Ny L 4 5 4/4
Hari k 2
1. Ny A 4 4 3/2
2. Ny B 4 4 3/3
3. Ny C 4 3 3/2
4. Ny D 4 4 3/2
5. Ny E 4 4 2/2
6. Ny F 4 4 3/3
7. Ny G 4 4 2/3
8. Ny H 4 4 2/3
9. Ny I 4 3 3/2
10. Ny J 4 4 3/3
11. Ny K 4 4 3/3
12. Ny L 4 4 2/2
1. Tingkat intensitas nyeri responden sebelum melakukan intervensi
teknik relaksasi genggam jari menunjukan bahwa hampir seluruhnya dari
responden selama perawatan pasca operasi SC 12 orang (100%)
mengalami nyeri sedang.
2. Tingkat intensitas nyeri responden setelah dilakukan intervensi
teknik relaksasi genggam jari menunjukan bahwa sebagian besar dari
responden (85,0%) mengalami nyeri sedang (4-5) sedangkan 2 orang dari
responden (15%) responden mengalami nyeri ringan (3).
3. Tingkat intensitas nyeri responden sesudah dilakukan GV
menunjukan bahwa seluruhnya dari responden selama perawata ganti
balutan 12 orang (100%) mengalami nyeri sedang dengan skala 4 - 6
4. Pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap intensitas nyeri
selama perawatan luka pada pasien pasca operasi SC di ruang rawat Nifas
menunjukan nyeri sedang 7 0rang (70%) dengan tingkat nyeri 4 5 dan 5
orang ( 30 % ) mengalmi nyeri ringan dengan skala 3.
Kesimpulan dan saran
Kesimpulan
bahwa ada perbedaan yang signifikan skala nyeri
sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol
dengan selisih rata-rata penurunan nyeri adalah
0,93.maka terdapat pengaruh tingkat intensitas
nyeri sebelum dan sesudah teknik relaksasi
genggam jari terhadap penurunan tingkat
intensitas nyeri selama pasien pasca operasi
secsio ceaserea di ruang rawat inap Nifas RSUD
Cibabat.
Saran
Bagi pelayanan keperawatan di rumah sakit :
a. Hasil penelitian ini semoga bisa lebih
disosialisasikan kembali kepada setiap perawat
pelaksana.
b. Semoga dapat diaplikasikan kepada pasien pasca
operasi selama ganti balutan yang mengalami nyeri.
c. Teknik relaksasi genggam jari semoga dapat
dijadikan sebagai standar operasional prosedur (SOP)
bagi rumah sakit sebagai tindakan untuk menurunkan
intensitas nyeri.

Anda mungkin juga menyukai