Juniati Marina
11-2016-123
Cholecystitis
Stone perforation from gallbladder (ie, gallstone ileus) or common duct
Malignancy
Biliary tract
Choledochal cyst (rare)
Trauma (mostly penetrating)
Iatrogenic*
Kontrol sepsis
Peritoneal lavage
Peritoneal drainage
Monitor intensif
Antibiotik selama 10-14 hari
Pelepasan kateter
Early
Syok
Sepsis
Adhesi intraperitoneal
Late
Abdominal Compartment Syndrome
Organ failure
Mortalitas pada peritonitis generalisata
sekitar 40%.
Mortalitas 10% pada ulkus perforata atau
appendisitis.
Peritonitis adalah peradangan yang disebabkan oleh infeksi pada
selaput organ perut (peritonieum). Penyebab paling sering dari
peritonitis primer adalah spontaneous bacterial peritonitis (SBP)
akibat penyakit hepar kronis. Penyebab peritonitis sekunder
paling sering adalah perforasi appendicitis, perforasi gaster dan
penyakit ulkus duodenale, serta perforasi kolon. Tanda-tanda
peritonitis yaitu demam tinggi dan mengigil, bisa menjadi
hipotermia, takikardi, dehidrasi hingga menjadi hipotensi.
Nyeri abdomen yang hebat, dinding perut akan teras tegang
karena iritasi peritoneum.
Tatalaksana utama pada peritonitis antara lain pemberian cairan
dan elektrolit, kontrol operatif terhadap sepsis dan pemberian
antibiotik sistemik. Komplikasi postoperatif sering terjadi dan
umumnya dibagi menjadi komplikasi lokal dan sistemik. Faktor-
faktor yang mempengaruhi tingginya tingkat mortalitas antara
lain tipe penyakit primer dan durasinya, keterlibatan kegagalan
organ multipel sebelum pengobatan, serta usia dan kondisi
kesehatan awal pasien.