Anda di halaman 1dari 29

RANCANGAN FORMULA

DEXAMETHASON TABLET

Eva Rahayu / 33511614


Rahiswari Lakasa / 33511614
Tresa Mayanti/ 3351161476
Elisabeth Meliana / 3351161489
Mustika Nurhandayani / 33511615
DEXAMETHASON
Merupakan salah satu obat yang memiliki onset cepat namun durasi
singkat tindakan

Glukokortikoid sintetik dengan aktivitas imuno supresan dan


anti inflamasi serta anti histamin (alergi).

Digunakan sebagai obat anti alergi sangat efektif pada


berbagai gejala alergi reaksi fase awal selain itu obat ini
memiliki efek sedasi yang cukup besar sehingga berguna
sebagai bantuan tidur.

Dapat digunakan untuk penyakit kolagen mengatasi gejala


inflamasi akut dan dalam keadaan darurat dapat digunakan
untuk penyakit asma. Selain itu absorbsinya melalui saluran
cerna baik

Deksametason merupakan obat yang menimbulkan efek obat penenang


yang cukup kuat berdasarkan dayanya menekan sistem saraf pusat (SSP).
(Sukandar: 483)
DEXAMETHASON

Nama Resmi DEXAMETHASONUM

Nama lain Deksametason

PEMERIAN Serbuk hablur; putih sampai praktis putih; tidak berbau; stabil di
udara. Melebur pada suhu lebihkurang 250 disertai peruraian.

KELARUTAN Agak sukar larut dalam aseton, dalam etanol, dalam dioksan dan
dalam metanol; sukar larut dalamkloroform; sangat sukar larut
dalam eter; praktis tidaklarut dalam air. (Farmakope Indonesia V)
STRUKTUR KIMIA

Rumus molekul : C22H29FO5

pH -
TITIK LELEH melebur pada suhu kurang lebih 250o disetai penguraian
BM 392,47
BENTUK SEDIAAN DEXAMETHASON

Obat mempunyai bentuk sediaan yang berbeda-


beda, seperti sirup, tablet, injeksi, salep atau krim.
Dalam sistem ini, obat disimpan berdasarkan bentuk
sediaannya.
Untuk formula kali ini Deksametason dibuat dalam
bentuk tablet untuk memudahkan dibawa kemana-
mana karena merupakan sediaan oral yang lebih
ringan dan harganya ekonomis. Selain itu
Deksametason memberikan efek secara cepat dan
tidak menimbulkan iritasi lambung ketika
penyerapannya.
TABLET
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat
dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat
diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi .(USP 26, Hal 2406)

Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan


merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan
Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk
atau granul menggunakan cetakan baja.
Tablet dapat dibuat dalam berbagai ukuran, bentuk dan penandaan
permukaan tergantung pada desain cetakan.
Tablet cetak dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab
dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan. Kepadatan tablet
tergantung pada ikatan kristal yang terbentuk selama proses pengeringan
selanjutnya dan tidak tergantung pada kekuatan tekanan yang diberikan.
(FI V)
INFORMASI OBAT

Indikasi
Deksametason sebagai anti inflamasi dan anti histamin.

Kontra Indikasi
yaitu tukak lambung, glaukoma, ostoporosis, psikosis,
psikoneorosis berat, infeksi bakteri akut, penderita TBC akut,
herpes Zoster, herpes simplex, infeksi fungsi sitemik dan sindrom
cushing.
INFORMASI OBAT
Dosis obat
250-500 mg per tablet

Aturan Pakai

Dewasa: 2-4 kali sehari


Anak: 0,01-0,04 mg/kg BB atau 1-2 kali sehari

Efek Samping dan Toksisitas Obat


yaitu pemakaian jangka lama pada anak tidak dianjurkan,
pengaruh pada reseptor alfa adrenergik menyebabkan pembuluh
darah mukosa terganggu, penglihatan kabur, rasa ngantuk, pusing
dan sakit kepala.
INFORMASI OBAT

Setelah pemerian oral, AH1 diabsorbsi secara baik, efeknya


timbul dalam 15-30 menit setelah pemberian oral dan
Efek
maksimal setelah 1-2 jam. Lama kerja AH1 setelah
Farmakologi
pemberian dosis kira-kira 4-6 jam.

Ketika mengkomsumsi obat ini yaitu hati-hati pada


Peringatan pemakaian jangka panjang pada pasien gagal jantung dan
hipertensi.
INFORMASI OBAT

Mekanisme kerja dalam tubuh yaitu menstabilkan


membran sel-sel mast, meghambat migrasi eosinofil,
menghambat pembebasan mediator pada antigen-
anribodi, menghambat aktivitas trombosit yang
diperantarai oleh IgE (imunoglobin).

Mekanisme
Kerja
Nasib obat dalam tubuh dapat dilihat dari
farmakologinya yaitu dapat diabsorbsi dengan baik
secara oral. Efek timbul dala 15-30 menit setelah
pemberian oral dan maksimal 1-2jam. Lama kerjanya
setelah pemberian dosis tunggal umumnya 4-6 jam.
INTERAKSI OBAT
Insulin, hipoglikemik oral :
Menurunkan efek hipoglikemik

Phenythoin, phenobarbital, efedrin :


Meningkatkan clearance metabolik dari deksametason; menurunkan kadar steroid dalam darah
dan aktifitas fisiologis

Antikoagulansia oral :
Meningkatkan atau menurunkan waktu protrombin

Diuretik yang mendepresi kalium :


Meningkatkan resiko hipokalemia

Glikosida kardiak
Meningkatkan reesiko aritmia atau toksisitas digitalis sekunder terhadap hipokalemia.

Antigen untuk tes kulit :


Menurunkan reaksivitas

.Imunisasi : Menurunkan respon antibodi.


RANCANGAN FORMULA
DEXAMETHASON TABLET

Akan dibuat sediaan tablet deksametason dengan


nama dagang Melason Tablet.

Nama produk : Melason Tablet


Jumlah produk : 100 tablet @600 mg
Tanggl formulasi : 30 Mei 2017
Tanggal produksi : 01 Juli 2017
No.Registrasi : DBL 13110011017
No.Batch : SJ 5117
KOMPOSISI / FORMULA

Komposisi :
Tiap 600 mg mengandung:

Dexamethason 500 mg
Amilum 5%
Talk 2%
Magnesium stearat 3%
Povidon 1%
Laktosa ad 600 mg
DATA BAHAN AWAL/ BAHAN BAKU

Nama Bahan Kegunaan Dosis Kebutuhan


Per tablet Per Batch
Dexamethason Zat aktif 500mg 50 g

Amilum Penghancur 30 mg 3g

Talk Pelicin 12 mg 1.2 g

Magnesium stearat Pelincir 18 mg 1.8 g

Povidon Pengikat 6 mg 0.6 g

Laktosa Pengisi 61 mg 6.1 g


ALASAN PEMILIHAN BAHAN BAKU AWAL
AMYLUM
Menurut Excipient: 523

Amilum merupakan salah satu bahan yang paling sering digunakan


sebagai pemecah. Tablet pada konsentrasi 3-15 % b/b, bagaimanapun
dapat di kompres dengan baik dan cenderung untuk meningkatkan
capping.

LAKTOSA
Menurut Excipient: 387

Laktosa secara umum digunakan dalam sediaan farmasi sebagai sebuah


pengisi kapsul oral dan sediaan tablet.
Menurut R.Voight: 202

Bahan pengisi pada tablet yang umum digunakan adalah jenis amilum
dan laktosa.
POVIDON
Untuk memperbaiki kompersibilitas dexamethason digunakan bahan
pengikat PVP K-30 (povidon) yang mempunyai kemampuan yang
besar dalam mengikat serbuk deksametason, yang tidak kohesif
dalam metode digunakan adalah granulasi basah yang akan
meningkatkan bobot jenis secara keseluruhan sehingga menghasilkan
campuran dengan sifat alir yang baik dan homogen.

TALK
Menurut Excipient: 551

Talk secara umum digunakan pada sediaan padat oral sebagai pelicin,
pelincir dan pengisi.
Menurut R.voight: 205

Talk mempunyai tiga keunggulan antara lain dapat berfungsi sebagai


bahan pengatur aliran, bahan pelicin dan bahan pemisah hasil cetakan.
MAGNESIUM STEARAT
Menurut Rowe,dkk: 404

Magnesium stearat dapat digunakan sebagai pelincir tablet dengan karakteristik


sangat halus, berwarna putih cerah, butir-butir kasar
Menurut Agoes: 209

Magnesium stearat merupakan lubrikan yang paling efektif dan digunakan


secara luas.

DEKSAMETASON
Menurut martindale:887

Deksametason merupakan zat aktif atau obat yang tidak hanya behubungan
untuk anti inflamasi tapi juga berfungsi untuk anti histamin dan bekerja dengan
cepat.
Lanjutan....

Menurut ISO:482
Deksametason merupakan obat yang menyebabkan vasokontriksi
dan menghambat reaksi lambat yang diperantarai sel mast.
Menurut Andrea:84
Deksametason digunakan sebagai obat anti alergi sangat efektif
pada berbagai gejala alergi reaksi fase awal selain itu obat ini
memiliki efek sedasi yang cukup besar sehingga berguna sebagai
bantuan tidur.
Menurut buku saku: 50
Deksametason digunakan untuk penyakit alergi. Selain itu, dapat
dibunakan untuk penyakit kolagen mengatasi gejala inflamasi
akut dan dalam keadaan darurat dapat digunakan untuk penyakit
asma. Selain itu absorbsinya melalui saluran cerna baik.
PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN

a. Perdosis untuk 600 mg:

Dexamethason = 500 mg
Amilum 5 % x 600 mg = 30 mg
PVP 1 % x 600 mg = 6 mg
Talk 2 % x 600 mg = 12 mg
Mg stearat 3% x 600 mg = 18 mg

Laktosa ad 600mg - (500+3+6+12+18) mg


= 600 mg - 539 mg
= 61 mg
b. Perbatch untuk 100 tablet:

Dexamethason = 500 mg x 100 = 50000 mg


= 50g
Amilum = 30 mg x 100= 3000 mg = 3 g
Talk = 12 mg x 100 = 1200 mg = 1,2 g
Povidon = 6 mg x 100 = 600 mg = 0,6 g
Mg stearat = 18 mg x 100 = 1800 mg = 1,8 g
Laktosa = 61 mg x 100 = 6100 mg= 6,1 g
PROSEDUR PEMBUATAN
Metode granulasi basah:
a. Disediakan alat dan bahan
b. Ditimbang dan dicampur dexamethason 500 mg, amilum 20 mg,
dan laktosa 61 mg
c. Ditambahkan cairan pengikat povidon sebanyak 6 mg yang
dilarutkan dalam etanol
d. Diayak campuran yang lembab dengan ayakan 6-12
e. Dikeringkan granul pada suhu 40o-60o
f. Ditambahkan talk 12 mg, amilum 10 mg, dan magnesium stearat
18 mg
g. Dikempa granul menjadi tablet
h. Dimasukkan tablet kedalam wadah dan diberi etiket obat
i. Dimasukkan brosur dan etiket kedalam wadah
PENGUJIAN KINERJA BAHAN BAKU
N Jenis FI V Farmakope Metode Alasan
o Pengujian Lain Lain Pemilihan
Metode
lain
1 Identifikasi Spektro Spektro IR - -
IR dan dan UV
UV(1)
2 Kemurnian KCKT(1) - - -
3 Uji Penetapan KCKT(1) KCKT - -
Kadar

ATRIBUT MUTU
Bobot jenis : 392,47g/cm3
Titik leleh : 2500C
IDENTIFIKASI BAHAN BAKU (1)

Spektrum serapan inframerah zat yang telah didispersikan


dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
IR Deksametason BPFI. Jika menunjukkan perbedaan, secara
terpisah larutkan sebagian zat uji dan baku pembanding dalam
asetonitril P, uapkan masingmasing larutan hingga kering dan
residu diuji kembali.

Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam 100.000) dalam


metanol P menunjukkan maksimum dan minimum pada
panjang gelombang yang sama seperti pada Deksametason
BPFI daya serap masing-masing dihitung terhadap zat yang
UV
telah dikeringkan pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 239 nm, berbeda tidak lebih dari
3,0%.
UJI KEMURNIAN BAHAN BAKU

Masing-masing cemaran tidak lebih dari 1,0% dan jumlah


semua cemaran tidak lebih dari 2,0%. Lakukan penetapan
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera
pada Kromatografi

Fase gerak :
Fase gerak Buat campuran Dapar format-asetonitril P
(67:33), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>.

Detektor : UV 254 nm
Laju aliran : lebih kurang 1ml/menit
PENETAPAN KADAR BAHAN BAKU

Fase gerak : Buat campuran air-asetonitril P (lebih


kurang 7:3)

Detektor ultraviolet : 254 nm dan kolom 4 mm x 25 cm yang


berisi bahan pengisi L7, dengan tekanan lebih kurang 1000 Psi. Atur
parameter hingga respon puncak Larutan baku 60% skala penuh,
simpangan baku relatif pada lima kali penyuntikan ulang tidak lebih
dari 3,0%.
KCKT
Larutan baku : Timbang saksama sejumlah
Deksametason BPFI, larutkan dalam metanol P hingga
kadar lebih kurang 7,5 mg per ml. Encerkan sejumlah
volume yang diukur saksama dengan Fase gerak hingga kadar lebih
kurang 0,3 mg per ml

Larutan uji : Timbang saksama lebih kurang 30 mg zat. Lakukan


seperti tertera pada Larutan baku.
PENGUJIAN KINERJA SEDIAAN
N Jenis FI V Farmakope Metode Alasan
o Pengujian Lain Lain Pemilihan
Metode
lain
1 Identifikasi KLT(1) KLT -

2 Kemurnian - - -
3 Uji Penetapan KCKT(1) KCKT Spektro-Uv Lebih murah,
lebih mudah
Kadar dikerjakan
IDENTIFIKASI SEDIAAN(FI V)

Uapkan 10 ml ekstrak metanol dari tablet yang diperoleh dari


Larutan uji pada Penetapan kadar, di atas tangas uap hingga
kering dan larutkan residu dalam 1 ml kloroform P.
Totolkan 10 l larutan ini dan 20 l larutan Deksametason
BPFI dalam kloroform Pmengandung 500 g per ml, pada
lempeng kromatografi lapis tipis yang dilapisi dengan 0,25 mm
KLT campuran silika gel P.
Lakukan kromatografi dalam Fase gerak A seperti tertera
pada Penetapan Kadar Steroid Tunggal <641>.
Beri tanda pada permukaan fase gerak, amati bercak dengan
cahaya ultraviolet 254 nm harga Rf bercak utama yang
diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan Larutan
baku.
PENETAPAN KADAR SEDIAAN
KCKT (FI V)
Fase gerak : Buat campuran asetonitril P-air (kira-kira 1:3), hingga waktu
retensi deksametason antara 3 menit dan 6 menit.
Detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L1. Atur
parameter sehingga respons puncak Larutan baku lebih kurang 0,6 kali skala
penuh, koefisien variasi tidak lebih dari 3,0% pada lima kali penyuntikan.
Larutan baku : Timbang saksama sejumlah Deksametason BPFI, larutkan dalam
larutan metanol P (1 dalam 2) hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per ml.
Larutan uji : Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 10 tablet. Timbang
saksama sejumlah serbuk setara dengan lebih kurang 5 mg deksametason,
pindahkan ke dalam labu tentukur 50-ml dan tambahkan 30 ml larutan metanol P
(1 dalam 2). Sonikasi labu selama 2 menit. Kocok secara mekanik selama 30
menit, dan encerkan dengan pelarut yang sama sampai tanda. Saring sebagian
campuran melalui penyaring yang sesuai hingga diperoleh filtrat jernih.
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, C Howard. Pengantar Bentuk Sediaan farmasi. UI press:


Jakarta. 1989
Agoes, Goeswin. Pengembangan Sediaan Farmasi. Penerbit
ITB: Bandung. 2008
Andra. Optimalisasi Terapi Antihistamin dalam Majalah Farmasi
Vol.6: Jakarta. 2010
Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI: Jakarta. 1979
Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI: Jakarta. 1995
Kibbe, Arthur H.Ph.D. Pharmaceutical Excipient. PHP: London: 2009
Lachman, dkk. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi III Jilid 2. UI
Press: Jakarta. 2008
Martindale. The Complete Drug Reference Thirty-Sixth Edition.
Pharmaceutical press: London. 2009

Anda mungkin juga menyukai