Anda di halaman 1dari 48

KOMPONEN AKTIF

ALAT LEPASAN
Komponen aktif?
Memberikan gaya untuk
pergerakan gigi yang
diinginkan.
Apa saja?
1. Spring
2. Elastik
3. sekrup
spring
Dibuat dari kawat baja anti karat, paling sering digunakan
karena serba guna dan murah biaya pembuatan.

4
PRINSIP : =
3
ELASTIK
Jarang digunakan untuk alat lepas, tapi alat cekat. Biasa
digunakan pada kasus caninus palatoversi diberi elastik yg
attachment ke permukaan caninus dan pengait pada alat
lepasan
sekrup
Biasa terdiri dari plat akrilik yang terpisah, screw, kuncinya
Gerakannya bisa ekspansi rahang, pergerakan gigi arah
labial/bukal/distal/mesial
,+0,2 mm, 18 kali putar
SPRING
SIMPLE SPRING/CANTILEVER SPRING/
FINGER SPRING
R : 0,5-0,6 mm
Untuk dorong gigi I ke M / D
Sarat : lengan diatas titik
kontak, tidak tempel gusi,
labial sejajar insisial dan hx 1/3
cz bisa rotasi
Aktivasix gerakkan lengan
pegas +/- 1 mm ke arah
pergerakan/klo pakai tang
coil bisa perbesar koil
PEGAS BUMPER TERBUKA. Z SPING/
MATTRES SPRING
R :0,6 mm
Untuk dorong I / C ke Labial
Sarat : letak di lingual/palatal, 2
loop sejajar, lebar hrs M-D gigi
dan tegak lurus sumbu gigix
Aktivasi : loop diaktivasi sesuai
kasus
1. Palatoversi
2. Mesiopalatoversi
3. Mesiolabiotorsi/distopalatotorsi
1. Palatoversi
2. Mesiopalatoversi
3. Mesiolabiotorsi/disto
palatotorsi
T SPRING/ PEGAS BUMPER TERTUTUP
R: 0,6 MM
U/ DORONG 2 gigi anterior
bersama ke labial/ 1 gigi
posterior ke bukal
Aktivasi dgn perbesar loop
CRANKED SINGLE CANTILEVER
SPRING
R: 0,5 mm
u/ dorong gigi ke labial
Aktivasi lengan +/- 1 mm ke arah
pergerakan gigi
COFFIN SPRING
R:1,2 mm
u/ ekspansi lengkung RA
Aktivasi dengan lebarkan
lengkung wire omeganya
LABIAL BOW
R: 0,6-0,7 AKTIF / 0,7-0,8 PASIF
u/ dorong sekelompok gigi anterior
ke palatal / lingual
Sarat : panjang busur dari C-C / P-P,
bentul ikuti lengkung gigi anterior da
n sejajar insisal, lebar loop 2/3 bukal
C/P, loop 1-2 mm dari servikal C/P
KOMPONEN PASIF
1. Busur Lingual atau Lingual Arch atau Mainwire
2. Peninggi Gigitan atau Biteplane
Busur Lingual (Lingual Arch atau
Mainwire)
Merupakan lengkung kawat dibagian palatinal
atau lingual gigi anterior untuk :
1. Mempertahankan lengkung gigi bagian
palatinal atau lingual.
2. Untuk mempertahankan kedudukan auxilliary
springs
3. Meningkatkan stabilitas alat di dalam mulut
Dibuat dari kawat berdiameter 0,9 - 1,0 mm
karena tidak diperlulan sifat elasitisitasnya dan
diharapkan dapat kokoh mendukung auxilliary
springs
Peninggi Gigitan atau Biteplane
Penebalan akrilik disebelah palatinal atau lingual gigi
anterior atau disebelah oklusal gigi-gigi posterior
sehingga beberapa gigi di regio lainnya tidak
berkontak saat beroklusi.
Menurut letaknya peninggi gigitan dibedakan atas :
a. Bite plane posterior :
Mencegah kontak okiusal gigi-gigi anterior sehingga
gigi-gigi yang cross bite atau malposisi diregio anterior
dapat dikoreksi.
b. Bite plane anterior :
Untuk mencegah kontak oklusal gigi posterior
sehingga gigi-gigi tersebut dapat elongasi,
dan dapat mengintrusi gigi-gigi anterior
bawah.
b. Menurut fungsinya :
KLAMER RETENTIF
Berarti alat pertahanan yang dipakai di dalam mulut
Sebagai komponen retentif alat ortodontik lepasan berfungsi
untuk :
- Menjaga plat tetap melekat dalam mulut
- Menjaga stabilitas alat saat mulut berfungsi
- Membantu gigi penjangkar
- menghasilkan kekuatan pertahanan
- Dapat diberi tambahan kait untuk cantolan elastik
Macam-macam klamer retentif
Klamer C (simple / buccal clasp)
Klamer Adam (Adams clasp)
Klamer Kepala Panah (Arrowhead clasp)
Klamer Modifikasi : (Kawat tunggal, Ring,Trianggle, Arrowhead,
Pinball.)
Bagian-bagian KLAMER C
Lengan:
- Berupa lengkung kawat berbentuk huruf C memeluk leher gigi di
bagian bukal dari mesial ke distal di bawah lingkaran terbesar
(undercut),satu milimeter di atas gingiva dengan ujungtelah
ditumpulkan.
Pundak:
- Merupakan lanjutan dari lengan menelusuri daerah interdental
Basis:
- Bagian kawat yang tertanam di dalam plat akrilik, ujungnya diberi
bengkokkan untuk retensi.
Klamer Adams (Adams Clasp)
Merupakan alat retensi plat aktif yang paling umum digunakan
Dikenakan pada gigi molar, premolar atau gigi anterior.
Diameter kawat :
0,7 mm untuk gigi molar dan premolar
0,6 mm untuk gigi anterior
Bagian-bagian Adam Clasp
Cross bar :

Bagian kawat sepanjang 2/3 mesiodistal gigi anchorage, sejajar permukaan oklusal, 1 mm
disebelah bukal permukaan bukal , tidak tergigit ketika gigi beroklusi.

U loop :

Terletak diujung mesial dan distal cross bar. Menempel pada permukaan gigi di daerah
undercut bagian mesiobukal dan distobukal.

Pundak :

Lanjutan dari U loop yang melewati daerah interdental dibagian oklusal sisi mesial dan
distal gigi anchorage.Tidak tergigit sewaktu gigi beroklusi.

Basis :

Ujung kawat pada kedua sisi tertanam didalam plat akrilik, diberi bengkokan untuk retensi.
Klamer Kepala Panah (Arrow
Head Clasp)
Mempunyai bagian berbentuk ujung/kepala anak panah,
masuk daerah interdental membentuk sudut 90
Lengan tidak menempel pada mukosa / berjarak 1 mm
Tidak boleh terlalu panjang sampai melebihi posisi vornic supaya
tidak melukai sulcus buccalis.
Dapat dipakai untuk memegang lebih dari satu gigi
Diameter kawat yang di pakai : 0,7 mm
Klamer Modifikasi
Berupa tekukan kawat yang ujungnya mencengkram
permukaan interdental dua buah gigi bersebelahan
Dipasang di daerah interdental, pemasangannya bisa
dikombinasikan dengan klamer C
Dibuat dari kawat berdiameter 0,7 mm
Bagian-bagian
Basis :
Bagian yang tertanam dalam plat akrik,ujungnya diberi retensi
Pundak :
Bagian yang melewati daeran interdental dipermukaan oklusal
dua gigi bersebelahan
Ujung (End) : bagian yang mencengkram
daerah inter dental gigi menghasilkan kemampuan retentif
Gambar klamer Modifikasi
Macam-macam bentuk ujung
modifikasi klamer :
Kawat tunggal ujung kawat ditekuk dan di tumpulkan
Ring berbentuk lingkaran kecil
Segi tiga /Trianguler
Kepala panah /Arrowhead
Bundar / Pin ball (buatan pabrik)
Basis / Plat Akrilik
Merupakan rangka (frame work) dari alat ortodontik lepasan,
umumnya berupa plat akrilik, berfungsi untuk :
Mendukung komponen-komponen yang lain , seperti tempat
penanaman basis spring, klammer, busur labial dan lain-lain.
Meneruskan kekuatan yang dihasilkan oleh bagian aktif ke gigi
penjangkar.
Mencegah pergeseran gigi-gigi yang tidak akan digerakkan.
Melindungi spring-spring di daerah palatal.
Menahan dan meneruskan kekuatan gigitan
Plat akrilik dibuat setipis mungkin agar tidak menyita rongga mulut
sehingga bisa enak dipakai oleh pasien (comfortable), tetapi
cukup tebal agar tetap kuat jika dipakai di dalam mulut.
Umumnya ketebalan plat setebal 1 malam model (2 mm).
Untuk mencapai stabilitas alat yang maksimal ada beberapa hal yang harus
diperhatikan :
Lebar plat dibuat selebar mungkin tetapi disesuaikan dengan kebutuhan
karena plat yang terlalu lebar akan menggangu fungsi lidah dan
kenyamanan pemakaian.
Plat dasar secara keseluruhan harus dapat beradaptasi dengan mukosa
mulut, permukaan
plat dapat menempel dengan baik tanpa menimbulkan rasa menekan, tepi
plat dapat beradaptasi dengan kontur permukaan cervical di palatinal atau
lingual gigi-gigi masuk dengan pas di daerah interdental membentuk
Verkeilung, tanpa ada celah tempat terselipnya sisa makanan.
Plat di daerah gigi yang akan digerakkan harus dibebaskan sehingga tidak
tertahan setelah mendapat tekanan dari pir atau busur labial yang telah
diaktifkan.
Untuk plat rahang atas :
Plat dibuat selebar mungkin, tepi distal sampai mencapai
daerah perbatasan palatum molle dan palatum durum, di
bagian tengah melengkung ke anterior sehingga cukup luas
daerah palatinal yang bebas agar tidak menggangu fungsi
lidah sewaktu mengunyah dan bicara.
Untuk plat rahang bawah :
Daerah di bagian lingual mandibula sempit maka untuk memperkuat
plat perlu di pertebal menjadi satu setengah ketebalan malam (3 mm),
di daerah sukus lingualis tempat perlekatan frenulum linguale plat
dipersempit agar tidak mengganggu gerakan lidah. Di regio molar
dibagian lingual biasanya terdapat daerah undercut yang cukup dalam
meluas sampai pangkal lidah, di daerah ini ujung kawat basis klamer
tidak boleh menempel tapi tegak lurus turun ke bawah, tepi plat di
bagian bawah dipertebal sehingga jika diperlukan pengurangan
ketebalan plat untuk mempermudah insersi tepi plat tidak menjadi terlalu
tipis dan kawat basis yang tertanam di dalam plat tidak terpotong.
Dengan jalan lain dapat dilakukan dengan menutup (block out) daerah
undercut dengan gips , kawat basis klamer lewat di atasnya baru
kemudian dilakukan pengerjaan memodel malam, sehingga nanti dak
diperlukan penggrindingan tepi plat bagian bawah untuk
membebaskan plat dari daerah under cut tersebut.
Cara pembuatan atau prosessing plat :
Metode Masking :
Menggunakan bahan Heat Curing Acrylic (HCA) yaitu bahan
akrilik yang proses polimerisasinya memerlukan pemanasan
sehingg pada waktu prosessing diperlukan penggodogan.
Model malam di inbed didalam cuvet, dicor dengan air mendidih,
adonan akrilik di masukkan, di press kemudian di godok.
Metode Quick Curing:
Menggunakan bahan Cold Curung Acrylic (CCA) atau juga
disebut Self Curing Acrylic (SCA), bahan akrilik ini proses
polimerisasinya tidak memerlukan pemanasan, panas untuk proses
polimerisasinya timbul akibat reaksi eksotermis dari bahan tersebut
pada waktu dicampur.
Pembuatan plat dapat dilakukan dengan :
Powder atau polimer ditaburkan tipis di atas model, kemuduan
diteteskan liquid atau monomer, dilakukan berulang-ulang lapis
demi lapis sampai mencapai ketebalan yang diinginkan.
Powder dan liquid dicampur di dalam pot setelah mencapai
consistensi yang diinginkan kemudian adonan ditempatkan dan
dibentuk di atas model.
Dengan memakai kuas yang dibasahi dengan liquid kemudian
dioleskan pada powder lalu dioleskan pada model, dilakukan
berulang-ulang lapis demi lapis sampai mencapai ketebalan
yang diinginkan
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai