Anestesi
Sumber :
Flood P, Rathmell JP, Shafer S. Stoelting's Pharmacology and
Physiology in Anesthetic Practice 5th Edition. USA: Wolters Kluwer
Health. 2015.
Persiapan Obat Anestesi
1. Anestetik inhalasi
2. Obat hipnotik-sedatif
3. Opioid
4. Anestetik lokal
5. Obat pelumpuh neuromuskular
6. Obat Antikolinesterase
7. Obat Antikolinergik
8. Simpatomimetik
1. Anestetik Inhalasi
yang umum digunakan secara klinis saat ini:
Gas inorganik: N2O (Nitrous Oxide)
Gas inert: Xenon
Cairan volatil: isofluran, desfluran, sevofluran
yang sudah jarang digunakan:
Cairan volatil: halotan, enfluran
Isofluran
Merupakan methyl ethyl ether yang
terhalogenasi
Berbau ether
Intermediate onset dan recovery solubilitas
(kelarutan) dalam darah tergolong
intermediate dengan potensi yang tinggi
Sevofluran
Merupakan fluorinated methyl isopropyl ether.
Karakteristik solubilitas (koefisien partisi darah:gas =
0.6 ) induksi cepat anestesia dan recovery yang
cepat pula setelah penghentiannya (dibandingkan
dengan isofluran, recovery dari sevofluran 3-4 menit
lebih cepat).
Berbau eter minimal, menimbulkan dilatasi bronkus
seperti pada isofluran, dan memiliki derajat iritasi
saluran napas paling keciil dibandingkan anastetik
inhalasi volatil lainnya bisa digunakan untuk induksi
inhalasi.
Tidak menyebabkan hepatotoksik, berbeda dengan
agen anestetik inhalasi lainnya.
Perbedaan karakteristik fisik dan kimia
anestetik inhalasi
Onset to Duration to
Duration to
Intubating Maximum Return to Continuous
ED95 Return to
Dose Twitch Train-of- Infusion
(mg/kg) 25% Control
(mg/kg) Depression Four >0.9 (g/kg/min)
Twitch Height
(min) (min)
Atracurium 0.25 0.4-0.5 3-5 20-35 55-80 4-12
Decrease
Prevent
Mydriasis, Gastric Alter Fetal
Motion-induced
Cycloplegia Hydrogen Heart Rate
Nausea
Ion Secretion
Atropine + + + 0
Scopolamine +++ +++ + ?
Glycopyrrolate 0 0 + 0
0, none; +, mild; ++, moderate; +++, marked.
Penggunaan Klinis Antikolinergik
Medikasi Preoperative
Tujuan terapeutik adalah untuk menghasilkan sedasi
dan atau efek antisialagogue.
Pengobatan Bradikardia
Atropine 15 to 70 g/kg IV efektif dalam mengobati
bradikardia intraoperatif yang terjadi akibat
meningkatnya aktivitas sistem saraf parasimpatis.
Kombinasi bersama obat antikolinesterase
Untuk mencegah efek parasimpatomimetik
Bronkodilator
8. Simpatomimetik
Simpatomimetik menimbulkan respon
fisiologis yang mirip dengan yang dihasilkan
oleh aktivitas endogen sistem saraf simpatis.
Mekanisme kerja: simpatomimetik bekerja
dengan mengaktivasi reseptor -adrenergic, -
adrenergic, atau dopaminergic (baik secara
langsung maupun tidak langsung).
Klasifikasi simpatomimetik
Natural catecholamines Synthetic
Epinephrine noncatecholamines
Norepinephrine Indirect-acting
Dopamine Ephedrine
Synthetic catecholamines Mephentermine
Isoproterenol Amphetamines
Dobutamine Metaraminol
Direct-acting
Phenylephrine
Methoxamine
Efek Farmakologis Simpatomimetik
Vasokonstriksi (terutama pada sirkulasi ginjal dan
kutaneus).
Vasodilatasi (otot skelet)
Bronkodilatasi
Stimulasi Cardiac (meningkatkan heart rate,
kontraktilitas myocardial)
Pelepasan asam lemak bebas
Glikogenolisis hepatik
Perubahan sekresi insulin, renin, dan hormon pituitari
Stimulasi SSP
Penggunaan Klinis Simpatomimetik
Agen inotropik positif
Vasopressors digunakan hanya ketika
penurunan aliran darah dapat berakibat
iskemia jaringan.
Terapi bronkospasme
Terapi reaksi alergi
Menurunkan absorbsi sistemik anestetik lokal
Efedrin
Merupakan simpatomimetik sintetik non-katekolamin
yang bekerja secara indirect (tidak langsung).
Mekanisme kerja: efedrin menstimulasi pelepasan
norepinefrin endogen yang kemudian menstmulasi
reseptor - dan -adrenergic.
Efek cardiovascular mirip dengan epinefrin, tetapi
respon peningkatan tekanan darah sistemik kurang
intens dan bertahan sekitar 10x lebih lama. Pemberian
efedrin IV meningkatkan tekanan darah sistolik dan
diastolik, heart rate, dan cardiac output, yang
menandakan adanya mediasi -receptor arteri
periferdan vasokonstriksi vena dan peningkatan
kontraktilitas miokardial karena aktivasi 1-receptors.
Penggunaan klinis efedrin
Terapi hipotensi (5 to 10 mg IV) yang
diakibatkan oleh blokade sistem saraf simpatis
oleh regional anesthesia atau anestetik
inhalasi atau injeksi.
Asma bronkiale (pemberian oral)
Decongestant nasal spray
TERIMA KASIH