PENGADAAN OBAT JKN Kurangnya stok obat di fasilitas layanan kesehatan menjadi salah satu kendala yang sering dikeluhkan dalam pelayanan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Peraturan presiden (Perpres) No. 157 tahun 2014 (sebelumnya Perpes No. 106 tahun 2007) membentuk Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) yang mengatur pengadaan barang/jasa pemerintah agar lebih efisien, efektif dan transparan. Sistem ini bertujuan menjamin ketersediaan dan pemerataan obat yang aman bermutu dan berkhasiat untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan. Sistem e-catalogue merupakan salah satu inti dari sistem manajemen obat di fasilitas kesehatan milik pemerintah yang mengaitkan antara proses seleksi, pengadaan, distribusi dan penggunaan obat. PERMASALAHAN DALAM PENGADAAN OBAT DI ERA JKN LELANG OBAT : Sebelum daftar obat masuk dalam e- catalogue, obat akan diseleksi terlebih dahulu melalui proses Formularium Nasional. Setelah obat masuk dalam Formularium Nasional, obat akan dikategorisasi terlebih dahulu untuk menentukan proses listing di e-catalogue, Proses lelang dikategorisasi, memisahkan antara kelompok obat generik dan non-generik, mengacu pada Permenkes Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Hasil lelang membatasi 1 penyedia untuk 1 provinsi, sehingga sering terjadi Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi (K/D/L/I) tidak memiliki alternatif lain di dalam e-catalogue yang membuat satkes harus melakukan pembelian obat secara manual tanpa melalui e-catalogue. RANCANGAN KEBUTUHAN OBAT (RKO) RKO dirasa belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Hal ini disebabkan banyak K/L/D/I yang belum berkontribusi melaporkan kebutuhan obatnya. Hal ini menyebabkan angka realisasi pengadaan berbeda jauh dengan RKO dan penyedia tidak dapat menjadikan RKO sebagai acuan rencana produksi yang menyebabkan Supply Shortage Setiap pengadaan obat seharusnya melalui e-catalogue, namun kenyataannya banyak pihak yang masih tidak berkomitmen untuk menggunakan e-catalogue dan memilih untuk melakukan pembelian secara manual. Hal ini disebabkan oleh beberapa masalah yaitu: Stok obat yang diinginkan tidak tersedia di e-catalogue. Penyebab hal ini bisa terjadi karena penyedia tidak dapat menyediakan obat yang dipesan dimana penyedia pemenang untuk satu provinsi hanya satu penyedia sehingga K/L/D/I tidak memiliki alternatif lain selain membeli obat secara manual, atau obatyang diinginkan oleh K/L/D/I tidak berhasil masuk dalam e- catalogue dikarenakan gagal lelang atau negosiasi.