Anda di halaman 1dari 21

TUGAS SKPG

Anggota Kelompok:

1. Amanatul Ainiyah Firda (101611133004)


2. Linita Caesar Sasmita (101611133016)
3. R.A Azizi Pridasari (101611133107)
4. Fitria Nurus Sakinah (101611133143)
1 Jenis Data

Data Sekunder
Diperoleh dari hasil analisis tim Badan Ketahanan Pangan
Priovinsi Jawa Tengah pada tahun 2014

3
2 Kompilasi Data

Ketersediaan Pangan
Produksi Padi, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar serta konsumsi dan
cadangan pangan.
Akses Pangan
Perkembangan harga pangan komoditas utama dan strategis,
jumlah penduduk, dan aspek keluarga sejahtera.

Pemanfaatan Pangan
Status gizi balita dan kasus gizi buruk.

4
3 Analisis Data

Kondisi pangan
dan gizi Jawa
Tengah tahun
2014 secara
makro rawan

hanya 5 kabupaten aman yaitu kabupaten Klaten, Wonogiri, Karanganyar,


Temanggung, Tegal dan 1 kabupaten dalam status waspada adalah
Kudus. Selebihnya 29 kabupaten/kota pada status rawan. 5
Rincian Status Pangan
Kelanjutan Analisis Data

27 kabupaten se Jawa Tengah dalam


kondisi aman, 2 kabupaten kondisi
Ketersediaan pangan waspada dan 6 kota pada kondisi
rawan. Hal ini dikarenakan daerah
perkotaan bukan merupakan sentra
produksi pangan.

Akses pangan 11 kabupaten/kota se Jawa Tengah dalam


kondisi waspada dan 24 kabupaten pada
kondisi rawan. Hal ini dikarenakan jumlah KK

Pemanfaatan miskin di Jawa Tengah masih tinggi.

Pangan 32 kabupaten/kota se Jawa Tengah dalam


kondisi aman dan 3 kabupaten/kota dalam
kondisi waspada.

6
4 Jenis Informasi

Informasi berupa:
Distribusi kabupaten rawan pangan di provinsi jawa
tengah berdasarkan skor pangan, skor kemiskinan,
dan skor KEP pada tahun 2014

7
5 Rancangan Jenis Pelaporan

Kegiatan SKPG meliputi :

1. Analisis situasi pangan bulanan


2. Analisis situasi pangan tahunan

3. Diseminasi dan penyebarluasan


informasi
8
1 Melakukan penanganan kerawanan pangan

2 Pengembangan ketersediaan pangan


6. Rekomendasi
3 Peninjauan terhadap status gizi masyarakat

4 Berkerja sama dengan berbagai institusi

5 Penanggulangan kerawanan pangan

9
1 Melakukan
penanganan
kerawanan pangan Sasaran: Badan Ketahanan Pangan
Metode: Mengelola cadangan pangan
dan mengalokasikan bantuan pangan
Frekuensi: 3 bulan

10
2
Pengembangan
ketersediaan pangan
Sasaran : Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura
Metode : Memberikan edukasi dan
pelatuhan mengenai pengelolaan lahan
pertanian
Frekuensi : Bulanan
.
11
3 Peninjauan
terhadap status Sasaran : Dinas Kesehatan
gizi masyarakat
Metode : Melakukan pemantauan
status gizi kelompok rentan seperti
balita untuk meningkatkan sistem
kewaspadaan pangan dan gizi.
Frekuensi : Bulanan dan Tahunan

12
4
Berkerja sama
dengan berbagai Sasaran : Dinas perindustrian dan Perdagangan

institusi Metode : Mengembangkan sentra produksi pangan


serta dan memberikan edukasi mengenai selektif dalam
termasuk kalangan swasta berbelanja kebutuhan pokok seperti bahan pangan agar
serta lembaga swadaya tidak konsumtif terhadap bahan bahan makanan
masyarakat impor sehingga masyarakat terbiasa mengkonsumsi
hasil pertanian rakyat sendir.
Frekuensi : 3 bulan sekali

13
5
Penanggulangan Sasaran : Puskesmas
kerawanan pangan Metode : Melakukan pemantauan status gizi kelompok
rentan melalui koordinasi dengan tingkat kecamatan,
pemberian makanan tambahan dan pengobatan
apabila ditemukan penderita gizi buruk, melakukan
revitalisasi SKPG sebagai deteksi dini untuk
mengantisipasi terjadinya kerawanan pangan,
memberikan edukasi mengenai SKPG, dan
meningkatkan mutu pelayanan gizi.
Frekuensi : 1 bulan sekali
14
7 Umpan Balik

Penanganan kerawanan pangan


Sasaran : masyarakat
Tujuan : mengatasi masalah kerawanan pangan
Metode : pengalokasian bantuan pangan berupa
beras sebesar 12.000 kg
Frekuensi : dilakukan saat terjadi bencana
15
Umpan Balik

PNPM Mandiri (Program Nasional


Pengembangan Masyarakat Mandiri)
Sasaran : Masyarakat
Tujuan : merubah paradigma penanggulangan kemiskinan dari
skema proyek menjadi skema program.
Metode : melakukan dorongan kepada masyarakat supaya bisa
berkembang dan memanfaatkan potensi yang ada.
Frekuensi : Seterusnya karena dalam masyarakat terdapat
dinamika yang terkadang masyarakat belum bisa
dikatakan mandiri sepenuhnya
16
Umpan Balik

Paket makanan tambahan (PMT)


Sasaran : anak yang mengalami gizi buruk atau gizi kurang yang
disertai dengan penyakit penyerta.
Tujuan : mencegah gizi buruk pada keluarga berpenghasilan rendah.
Metode : memberikan makanan tambahan (PMT) dengan cara
anggota menukarkan kupon yang telah diberikan dengan
makanan yang ada di swalayan, pendidikan gizi, dan
pelayanan kesehatan dasar.
Frekuensi: setiap bulan
17
6 Umpan Balik

Program aksi desa mandiri pangan


(proksi demapan)
Sasaran : rumah tangga miskin di desa rawan pangan
Tujuan : untuk meningkatkan ketahanan pangan dan gizi
(mengurangi kerawanan pangan dan gizi) masyarakat
melalui pendayagunaan sumberdaya, kelembagaan dan
budaya lokal di perdesaan.
Metode : sosialisasi dan melakukan dorongan dan memfasilitasi
rumah tangga dalam program pemberdayaan yang sesuai
dengan kebutuhan
Frekuensi : Setiap tahun berkelanjutan 18
6 Umpan Balik

Program Kompensasi Pengurangan Subsidi


Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM)
Sasaran : Masyarakat miskin
Metode: dilakukan dalam bentuk kompensasi yang bersifat khusus (cash
program) atau jaring pengaman sosial (social safety net). Pengalihan subsidi
BBM tersebut berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT), pembebasan biaya
pendidikan, pengobatan keluarga miskin, subsidi beras, minyak goreng dan
gula. Kebijakan subsidi BBM tersebut juga disinergikan dengan program
PNPM, sehingga aspek bantuan dan pemberdayaan berjalan bersamaan.
Frekuensi : setiap tahun
19
Daftar Pustaka

Badan Ketahanan Pangan. 2015. SKPG Provinsi Jawa Tengah.


Briawan, Dodik, dkk. 2015. Protokol Penanggulangan dan Penyelamatan Krisis Pangan dan Gizi
pada Kelompok Rawan.
http://bkp.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Petunjuk_Pelaksanaan_SKPG_Tahun_
2013.pdf
http://bkpp.jogjaprov.go.id
http://bkp.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/BAHAN%20BIMTEK%20AKP%20KERAWANA
N.pdf 20
Thank You for
Watching!
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai