Anda di halaman 1dari 34

Pembimbing:

dr. H. Yarie Hendarman H, Sp.B

Oleh:
Ferry Ismail
NPM. 10310148

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


RSUD DR SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
2015
Nama : Ny. I
Umur : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sukalaksana, Tasikmalaya
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
No. CM : 15286984
Keluhan Utama
Nyeri Perut kanan atas

Riwayat Penyakit Sekarang


Sejak 1 bulan SMRS os mengeluh nyeri perut kanan
atas, nyeri dirasakan terus menerus dan saat ini
nyeri menjalar ke punggung sebelah kanan pasien,
keluhan nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum. Keluhan
tidak disertai penurunan nafsu makan (-), mual (-),
muntah (-), lemes (-), demam (-), BAB mencret (-),
BAK (+) normal, keluhan nyeri saat BAK (-), BAK
warna teh pekat juga disangkal. Os hanya bisa
makan bubur sedikit demi sedikit dan minum os
normal tidak ada keluhan. Nyeri kepala (-), sesak
nafas (-), nyeri dada (-), batuk (-), riwayat mata dan
kulit berwarna kuning juga disangkal os.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pada 3 tahun lalu os mengaku pernah terjatuh di
kamar mandi dan perut terbentur bak mandi.
Riwayat Penyakit Keluarga
Di keluarga tidak ditemukan menderita
keluhan yang sama dengan pasien, tidak ada
riwayat penyakit kencing manis, darah tinggi,
asma, penyakit jantung.

Riwayat Pengobatan
Os belum pernah pergi berobat sebelumnya.

Riwayat Alergi
Tidak ada alergi makanan dan obat-obatan
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign
Tekanan darah : 140/90 mmHg
HR : 79x/menit
RR : 25x/menit
Suhu : 36,90C

Status Generalis :
Kepala : Normocephali
: Mata = Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Ikterik -/-,
Refleks Pupil Isokor +/+
THT = tidak ada kelainan.
Mulut = oral hygiene cukup baik.
Leher : trakea di tengah, tidak teraba
pembesaran KBG.

Thorax :
Inspeksi : Pergerakan simetris
Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiri.
Perkusi : Sonor
Auskultasi : vesikuer normal tidak meningkat,
Rhonki (-/-), Wheezing (-/-), stridor (-/-).
Jantung : bunyi jantung I-II normal, murmur
(-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi : Datar, tidak terdapat pelebaran vena
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Soepel, nyeri tekan (+) perut kanan
atas, benjolan (-), hepatomegali (-)
Perkusi : Timpani, shifting dullnes (-)

Ekstremitas :
Superior : Akral hangat.
Inferior : Akral hangat.
Oedem :-
CRT : < 2 detik
Inspeksi
Os tampak kesakitan, pada perut datar tidak tampak
pembesaran

Palpasi
Nyeri tekan (+) perut kanan atas regio hypocondriaca
dextra
Hematology

Waktu perdarahan 2.00 1-3 menit

(BT)

Waktu pembekuan 4.00 1-7 Menit

(CT)

Hemoglobin 14,2 12-16 gr/dl

Hematokrit 40 35-40 %

Jumlah leukosit 4200 5000-10000 /mm3

Trombosit 194rb 150-350rb /mm3

LED 45/57 P<20 L<15 Mm/jam

Protrombin Time 15 12-19 detik

Activated Partial 33 27-42 detik

Tromboplastin Time
Karbohidrat

Glukosa sewaktu 87 76-110 Mg/dl

Faal Ginjal

Ureum 28 15-45 Mg/dl

Kreatinin 0,58 P:0,5-,0,9 Mg/dl

L: 0,7-1,20

Faal Hati/Jantung

SGOT (ASAT) 26 P: 10-31 U/L/37^

L: 10-38

SGPT (ASAL) 13 P: 9-32 U/L/37^

L: 9-40

Bilirubin total 1,49 0,1-1,20 Mg/dl

Bilirubin direk 0,46 <0,20 Mg/dl


Bilirubin indirek 1,03 Mg/dl

Alkalifosfatase 38 98-276 U/L/37^

Protein total 6,77 6,6-8,3 g/dl

Albumin 3,94 3,5-5,0 g/dl

Globulin 2,83 g/dl

Lemak

Kolestrerol total 226 <200 Mg/dl

Trigliserida 23 P: 35-135 Mg/dl

L: 40-160

Kimia Lain

Asam Urat 4,3 P: 2,5-6,8 Mg/dl

L: 3,6-7,7
Anti-Amoeba Positif 12,2 U <8,5: Negatif Mg/dl

8,5-11,5: Borderline

>11,5: Positif

Anti-Amoeba Positif 12,2 U <8,5: Negatif Mg/dl

8,5-11,5: Borderline

>11,5: Positif
Abses hepar
Kista hepar
Abses hepar
Operatif : Laparotomy Eksplorasi + Drainage
DO : Ditemui kista hepar di lobus kanan
berisi cairan berwarna keruh kehitaman
1000cc
Instruksi post operasi (13 Oktober 2015)
Levofloxacin
Metronidazol 3x750mg
Ranitidin 2x1
Aminofluid 1x1
Mobilisasi
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam

Kista hepar
Dalam pengertian secara histopatologi, kista
adalah rongga yang dilapisi sel epitel. Pada
kista terdapat duktus yang terdilatasi yang
biasanya disebabkan oleh obstruksi,
hiperplasia epitel, sekresi berlebihan dan
distorsi struktural
Hepar memiliki banyak fungsi, termasuk fungsi
pengambilan
penyimpanan, dan
distribusi nutrisi dari darah atau traktus
gastrointestinal
sintesis
metabolism
eliminasi berbagai substrat endogen, eksogen,
dan berbagai macam toksin
Gejala klinik bervariasi berdasarkan
penyebab, tempat dan ukuran
Nyeri perut
Mual
Muntah
Perasaan penuh di lambung
Kista intrahepatik kongenital
Parenkimal
Soliter
Penyakit polikistik hepar
Anak
Dewasa
Fibrosis hepatis kongenital
Dilatasi fokal duktus biliaris intrahepatik (Carolis disease)
Kista intrahepatik didapat (acquired)
Inflamatorik
Piogenik
Amebik
Echinococcal (hydatid)
Neoplastik
Benigna
Maligna
Traumatik
Laboratorium
Radiologi:
USG
CT-scan
Ruptur intrabilier, yang mengenai 5% hingga
10% kasus.
Ruptur intraperitoneal, yang sangat jarang
namun dapat menyebabkan pembentukan
kista baru pada rongga peritoneal.
Infeksi bakteri sekunde, yang menyebabkan
pembentukan abses.
Ekstensi transdiafragmatika ke rongga pleura
Medikamentosa
Pengobatan secara medikamentosa untuk
penanganan kista hepar non-parasitik
maupun kista parasitik mempunyai manfaat
yang terbatas. Tidak ada terapi konservatif
yang ditemui berhasil untuk menangani kista
hepar secara tuntas
Aspirasi
perkutaneous dengan dibantu oleh
USG atau CT scan secara teknis mudah untuk
dilaksanakan namun sudah ditinggalkan
karena mempunyai kadar rekurensi hampir
100%
Kista hidatid dapat diobati dengan agen
antihidatid yaitu albendazole dan
mebendazole, tidak dapat menggantikan
peran penanganan bedah atau pengobatan
perkutaneus dengan teknik PAIR (Puncture,
Aspiration, Injection, Reaspiration).

Pengobatan medikamentosa dimulai 4 hari


sebelum pembedahan dan dilanjutkan 1
hingga 3 bulan setelah operasi sesuai
panduan dari Organisasi Kesehatan Dunia
Secara umum tujuan terapi operatif adalah
untuk mengeluarkan seluruh lapisan
epithelial kista karena dengan adanya sisa
epitel akan menyebabkan terjadinya
rekurensi

1. Teknik PAIR (Puncture, Aspiration,


Injection, Reaspiration)
2. Marsupialisasi (dekapitasi)
3. Reseksi Hepar dan Tranplantasi Hati
Pasien dengan kista non-parasitik yang
menjalani teknik dekapitasi kista secara
laparoskopik untuk kista hepar benigna
mengalami kadar penyembuhan lebih dari
90%, sedangkan pada pasien dengan PCLD
(Policystic Liver Disease) mempunyai
presentase kesembuhan yang lebih rendah
dengan teknik yang sama

Anda mungkin juga menyukai