Bagus Pratama Charles Dyah A. F. Fildzahani Erza Razaligh Pancasila sebagai sistem filsafat Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh- sungguh.
Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu
kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar. Ciri sistem Filsafat Pancasila Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan kata lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah maka itu bukan Pancasila. Intisari Sila-sila Pancasila meliputi: 1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila Ketuhanan yang Maha Esa terkandung nilai bahwa negara
yang didirikan sebagai tujuan manusia serta sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa.
Oleh karena itu, segala yang berkaitan dengan pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara, politik negara, pemerintahan negara, hukum, dan peraturan perundang-undangan negara, kebebasan hak asasi warga negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa. 2. Sila Kemanusiaan Yang adil dan Beradap Sila kemanusiaan sebagai dasar fundamental dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai kemanusiaan ini bersumber pada dasar filosofis antropologis bahwa hakikat manusia adalah susunan kodrat rohani (jiwa) dan raga, sifat kodrat individu makhluk sosial, kedudukan kodrat makhluk pribadi berdiri sendiri dan berbagai makhluk Tuhan yang Maha Esa.
Sila kemanusiaan yang adil dan beradap terkandung nilai-nilai bahwa
negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradap. Nilai kemanusiaan yang adil mengandung makna bahwa hakekat manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Hal ini mengandung suatu pengertian bahwa hakekat manusia harus adil dalam hubungan diri sendiri, adil terhadap manusia lain, adil terhadap masyarakat, bangsa dan negara, adil terhadap lingkungan serta adil terhadap Tuhan yang Maha Esa. 3. Persatuan Indonesia Dalam persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualitas yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi satu, meningkatkan diri dalam satu persatuan yang dilukiskan dalam suatu Bhinneka Tunggal Ika perbedaan bukannya untuk dirincingkan menjadi konflik dan permusuhan, melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama. 4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan Nilai filosofis yang terkandung didalamnya adalah bahwa hakekat negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sehingga dalam dalam sila kerakyatan terkandung nilai demokratis yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam hidup negara, maka nilai demokrasi yang terkandung dalam sila keempat adalah; (1) Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab baik terhadap masyarakat bangsa maupun secara moral terhadap Tuhan yang Maha Esa. (2) Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. (3) Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama. (4) Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku, agama, karena perbedaan adalah merupakan suatu bawaan kodrat manusia. (5) Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu, kelompok, ras, suku, maupun agama. (6) Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan yang beradab. (7) Menjunjung tinggi atas musyawarah, sebagai moral kemanusiaan yang beradab. (8) Mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan sosial agar tercapainya tujuan bersama. 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Dalam sila kelima terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama (kehidupan sosial) yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, banga dan negaranya serta hubungan manusia dengan Tuhannya.
Konsekuensinya nilai-nilai keadilan yang haru terwujud dalam
hidup bersama adalah meliputi; Keadilan distributif, Keadilan legal (keadilan bertaat), Keadilan komutatif. Kesimpulan Inti sila-sila Pancasila meliputi: Tuhan, yaitu sebagai kausa prima. Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial. Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri. Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong Royong. Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.