Anda di halaman 1dari 10

Pendidikan Pancasila

Kelompok 6 2TB02

Bagus Pratama
Charles
Dyah A. F. Fildzahani
Erza Razaligh
Pancasila sebagai sistem
filsafat
Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-
sungguh.

Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu


kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling
bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk
tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan
landasan yang mendasar.
Ciri sistem Filsafat Pancasila
Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan
utuh. Dengan kata lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila
dengan sila lainnya terpisah-pisah maka itu bukan Pancasila.
Intisari Sila-sila Pancasila
meliputi:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila Ketuhanan yang Maha Esa terkandung nilai bahwa negara


yang didirikan sebagai tujuan manusia serta sebagai makhluk
Tuhan yang Maha Esa.

Oleh karena itu, segala yang berkaitan dengan pelaksanaan dan


penyelenggaraan negara, politik negara, pemerintahan negara,
hukum, dan peraturan perundang-undangan negara, kebebasan
hak asasi warga negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan yang
Maha Esa.
2. Sila Kemanusiaan Yang adil dan
Beradap
Sila kemanusiaan sebagai dasar fundamental dalam kehidupan
kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai kemanusiaan ini
bersumber pada dasar filosofis antropologis bahwa hakikat manusia
adalah susunan kodrat rohani (jiwa) dan raga, sifat kodrat individu
makhluk sosial, kedudukan kodrat makhluk pribadi berdiri sendiri dan
berbagai makhluk Tuhan yang Maha Esa.

Sila kemanusiaan yang adil dan beradap terkandung nilai-nilai bahwa


negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk yang beradap. Nilai kemanusiaan yang adil mengandung
makna bahwa hakekat manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan
beradab harus berkodrat adil. Hal ini mengandung suatu pengertian
bahwa hakekat manusia harus adil dalam hubungan diri sendiri, adil
terhadap manusia lain, adil terhadap masyarakat, bangsa dan negara,
adil terhadap lingkungan serta adil terhadap Tuhan yang Maha Esa.
3. Persatuan Indonesia
Dalam persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara
adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualitas
yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi satu,
meningkatkan diri dalam satu persatuan yang dilukiskan dalam
suatu Bhinneka Tunggal Ika perbedaan bukannya untuk
dirincingkan menjadi konflik dan permusuhan, melainkan
diarahkan pada suatu sintesa yang saling menguntungkan yaitu
persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan
bersama.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Nilai filosofis yang terkandung didalamnya adalah bahwa hakekat negara adalah sebagai
penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sehingga
dalam dalam sila kerakyatan terkandung nilai demokratis yang secara mutlak harus
dilaksanakan dalam hidup negara, maka nilai demokrasi yang terkandung dalam sila
keempat adalah;
(1) Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab baik terhadap
masyarakat bangsa maupun secara moral terhadap Tuhan yang Maha Esa.
(2) Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
(3) Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama.
(4) Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku, agama, karena perbedaan
adalah merupakan suatu bawaan kodrat manusia.
(5) Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu, kelompok, ras,
suku, maupun agama.
(6) Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan yang beradab.
(7) Menjunjung tinggi atas musyawarah, sebagai moral kemanusiaan yang beradab.
(8) Mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan sosial agar
tercapainya tujuan bersama.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia
Dalam sila kelima terkandung nilai keadilan yang harus terwujud
dalam kehidupan bersama (kehidupan sosial) yaitu keadilan
dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia
dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, banga dan
negaranya serta hubungan manusia dengan Tuhannya.

Konsekuensinya nilai-nilai keadilan yang haru terwujud dalam


hidup bersama adalah meliputi;
Keadilan distributif,
Keadilan legal (keadilan bertaat),
Keadilan komutatif.
Kesimpulan
Inti sila-sila Pancasila meliputi:
Tuhan, yaitu sebagai kausa prima.
Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial.
Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri.
Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan
gotong Royong.
Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain
yang menjadi haknya.

Anda mungkin juga menyukai