Anda di halaman 1dari 22

Asuhan Keperawatan pada Luka

Bakar
OLEH KELOMPOK :
1. RIMA DWIKY
2. RISKI AHMAD RIYADI
3. RIZKY FADHILA ZUNNUROIN
4. RISMA NAMSASAPTA
5. SEPTIANI KUSUMANING
DEFINISI

Luka bakar merupakan luka yang unik di antara


bentuk-bentuk luka lainnya karena luka tersebut
meliputi sejumlah besar jaringan mati (eskar)
yang tetap berada pada tempatnya untuk jangka
waktu yang lama.
Klasifikasi luka bakar
Berdasarkan kedalam
an luka bakar:
a. Luka bakar derajat I
Luka bakar derajat
pertama adalah setiap
luka bakar yang di
dalam proses
penyembuhannya Gb. 1 Luka Bakar Derajat I

tidak meninggalkan
jaringan parut.
b. Luka bakar derajat II
Kerusakan yang terjadi pada epidermis dan sebagian
dermis, berupa reaksi inflamasi akut disertai proses
eksudasi, melepuh, dasar luka berwarna merah atau pucat.
Luka bakar derajat II ada dua: Gb. 2 Luka Bakar Derajat II

Derajat II dangkal (superficial)


Derajat II dalam (deep)
c. Luka bakar derajat III
Kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang lebih
dalam, apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,
kelenjar sebasea rusak, tidak ada pelepuhan, kulit berwarna abu-abu
atau coklat, kering, letaknya lebih rendah dibandingkan kulit sekitar
karena koagulasi protein pada lapisan epidermis dan dermis, tidak
timbul rasa nyeri.
Berdasarkan tingkat keseriusan luka
a. Luka bakar ringan/ minor
1. Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
2. Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak
dan usia lanjut
3. Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala
usia (tidak mengenai muka, tangan, kaki,
dan perineum.
b. Luka bakar sedang (moderate burn)
1. Luka bakar dengan luas 15 25 % pada dewasa,
dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
2. Luka bakar dengan luas 10 20 % pada anak usia<
10 tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar
derajat III kurang dari 10 %
3. Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak
maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan,
kaki, dan perineum.
c. Luka bakar berat (major burn)
Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10 tahun atau di atas
usia 50 tahun
Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain disebutkan pada butir
pertama
Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineum
Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa memperhitungkan
luas luka bakar
Luka bakar listrik tegangan tinggi
Disertai trauma lainnya
Pasien-pasien dengan resiko tinggi.
Karakteristik Luka Bakar

Karakteristik Luka Bakar.docx


Etiologi
Menurut penyebabnya, luka bakar dapat dibagi dalam beberapa
jenis
meliputi hal-hal berikut ini
Panas basah (luka bakar) yang disebabkan oleh air panas
(misalnya: teko atau minuman)
Luka bakar dari lemak panas akibat memasak lemak
Luka bakar akibat api unggun, alat pemanggang dan api yang
disebabkan oleh merokok di tempat tidur
Benda panas (misalnya radiator)
Radiasi (misalnya terbakar sinar matahari)
Luka bakar listrik akibat buruknya pemeliharaan peralatan
listrik.
Luka bakar akibat zat kimia, disebabkan oleh zat asam dan
basa yang sering menghasilkan kerusakan kulit yang luas.
Cedera inhalasi terjadi akibat pajanan gas panas, ledakan, dan
luka bakar pada kepala dan leher atau tertahan diruangan
yang dipenuhi asap.
Manifestasi Klinis
Pathways
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : Hb, Ht, Leukosit, Trombosit,
Gula darah, Elektrolit, Kreatinin, Ureum,
Protein, Albumin, Hapusan luka, Urine lengkap,
AGD (bila diperlukan) dll
Rontgen : Foto thorax, dll
EKG
CVP : Untuk mengetahui tekanan vena sentral,
diperlukan pada luka bakar lebih dari 30%
orang dewasa dan lebih dari 20% anak-anak
Komplikasi
Gagal jantung kongestif dan edema pulmonal
Sindrom kompartemen
Adult Respiratory Distress Syndrome
Ileus Paralitik dan Ulkus Curling
Syok sirkulasi terjadi akibat kelebihan muatan
cairan atau bahkan hipovolemik yang terjadi
sekunder akibat resusitasi cairan yang
adekuat.
Gagal ginjal akut
Penatalaksanaan
Pertolongan pertama
1. Hentikan proses luka bakar. Jauhkan semua sumber luka bakar.
Pakaian sebaiknya dilepaskan karena dapat menahan panas. Pada
trauma listrik, hubungan listrik harus diputuskan
2. Dinginkan luka bakar. Efektif pada 20 menit pertama. Irigasi dengan
air 15C selama 20 menit. Hal ini membantu melepaskan bahan
berbahaya, mengurangi nyeri, dan mengurangi edema. Jangan gunakan
air dengan es. Luka bakar kimia dapat diirigasi air sebanyak-banyaknya
3. Analgesik. Dapat diberikan golongan OAINS seperti ibuprofein
4. Tutup luka bakar. Sebaiknya dressing yang digunakan lentur, lembut,
tidak menempel, kedap, dan transparan. Sebaiknya penutup hanya untuk
menutupi luka tanpa benar-benar membungkus luka.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Identitas
2. Keluhan Utama
(Klien mengatakan panas dan nyeri pada luka bakar).
3.Riwayat penyakit (keluhan) sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Pemeriksaan fisik
( keadaan umum, kesadaran,vital sign,kepala,leher,dada dan paru-
paru,jantung,abdomen,genetalia,ekstremitas atas kanan dan kiri,
ekstremitas bawah kanan dan kiri)
7. Pengkajian Fungsional
(pola oksigenasi, kebutuhan nutrisi dan cairan, kebutuhan
eleminasi, kebutuhan termoregulasi, aktivatas dan latihan,
seksualitas, psikososial, rasa aman dan nyaman, spiritual, hygine,
istirahat tidur,aktualisasi diri, rekreasi, belajar )
8. Pemeriksaan penunjang
9. Program terapi
10. Analisa data
Diagnosa Keperawatan
1.Nyeri berhubungan dengan kerusakan
kulit/jaringan.
2.Kerusakan integritas kulit b/d luka bakar
terbuka
3.Resiko infeksi berhubungan dengan perubahan
primer tidak adekuat (kerusakan perlindungan
kulit).
INTERVENSI
1.Nyeri berhubungan dengan kerusakan
kulit/jaringan
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor prepitasi
Gunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi,
non farmakologi dan inter personal)
Berikan analgesikuntuk mengurangi nyeri
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
analgesik
Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
Lanjutan
2.Kerusakan integritas kulit b/d luka bakar
terbuka
Membersihkan, memantau, dan meningkatkan
proses penyembuhan pada luka yang tertutup
Monitor tanda dan gejala infeksi
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
kering
Mobilisasi pasien setiap 2 jam sekali
Monitor kulit akan adanya kemerahan
3.Resiko infeksi berhubungan dengan perubahan
primer tidak adekuat (kerusakan perlindungan
kulit).
Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemarahan, panas dan drainase
Tingkatkan intake nutrisi
Berikan terapi antibiotik bila perlu
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
lokal
Pertahankan tehnik isolasi
Ajarkan cara menghindari infeksi
IMPLEMENTASI

Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh


perawat untuk membantu klien dari masalah
status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan
kriteria hasil yang diharapkan.
EVALUASI
Rasa nyeri teratasi
Resiko infeksi tidak terjadi
Kerusakan integritas kulit teratasi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai