Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 4

Dafit Agus Prasetio (1300023065)


Syahnindita Erhan (1600023090)
Sekar Ayu Pratiwi (1600023126)
Navyola Rosdiana (1600023138)
Anindita Kusuma Putri (1600023154)
Muhammad Reza Agustin (1600023172)
Nurshasa Awalia (1600023174)
SKENARIO
Kasus 4:
Seorang petani didiagnosis oleh dokternya
menderita infeksi aktinomisetoma.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan infeksi
Untuk mengetahui penyebab timbulnya terjadinya infeksi
Untuk mengetahui gejala timbulnya infeksi
Untuk mengetahui bagaimana uji laboraturium agar dapat
mengetahui diagnosis gejala tersebut
Untuk mengetahui obat yang tepat untuk mengatasi infeksinya
Untuk mengetahui mekanisme kerja obat tersebut
PEMBAHASAN
Infeksi adalah proses invasi dan multiplikasi berbagai mikroorganisme ke dalam

tubuh (seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit), yang saat dalam keadaan normal,

mikroorganisme tersebut tidak terdapat di dalam tubuh, sehingga menimbulkan gejala

demam atau panas tubuh sebagai suatu reaksi tubuh menolak antigen (kuman) agar dapat

melumpuhkan atau mematikan kuman tersebut.

Sedangkan Infeksi aktinomisetoma adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri

actinomycetes, biasanya terjadi pada orang-orang yang jarang memakai alas kaki.Gejala

timbulnya infeksi aktinomisetoma biasanya terjadi gangguan pada kaki sehingga kaki

petaninya bengkak dan bernanah.


Maka untuk menguatkan dan membuktikan diagnosis gejala tersebut benar,

perlu dilakukan uji laboratorium karena infeksi aktinomisektoma disebabkan oleh

bakteri Actinomycetes maka pada pengujiannya dilakukan dengan mengambil nanah.

Pada kaki petaninya sebagai sampel, kemudian sampel tersebut dilakukan

pengecatan gram. Jika hasil pengecatan berwarna ungu, berarti kemungkinan benar

bahwa petani tersebut mengalami infeksi aktinomisektoma. Tetapi jika berwarna

merah, maka petani tersebut tidak terkena infeksi aktinomisektoma.Setelah

pengecatan kemudian dilakukan identifikasi lanjutan untuk membuktikan kebenaran

diagnosis.
Secara umum terapi aktinomisetoma menggunakan antibiotik. Berdasarkan

jurnal yang sudah terjuji secara klinis, obat yang efektif untuk infeksi bakteri ini

adalah obat kombinasi kotrimoksasol dan tertasiklin.

Berdasarkan diagnosisis kerja aktinomysetoma maka pasien diterapi

dengan kombinnasi 2x960 mg selama 6 bulan dan tetrasiklin 4x500 mg selama 1

bulan ,yang mana sampai pengobatan 6 bulan setelah lepas pengobatan tidak

didapatkan efek samping maupun alergi obat.Kesembuhan ditunjukkan dari hasil

evaluasi klinis selama 6 bulan setelah lepas obat tidak ditemukan kekambuhan.
PATOFISIOLOGI PADA INFEKSI AKTINOMISETOMA
invasi bakteri ke pori-pori kaki

bakteri membelah diri dan mengeluarkan toksin

kematian sel pada jaringan yang terinfeksi

tubuh merespon kerusakan tersebut dengan timbulnya peradangan


MEKANISME KERJA OBAT
Tetrasiklin adalah antibiotik dengan broad spectrum, aktif terhadap
bakteri gram positif dan gram negatif. Mekanismenya bakteriostatik (secara
reversibele menghambat pertumbuhan bakteri). Tertrasiklin bekerja dengan cara
menghambat sistesis perotein,mereka diikat pada ribosom submit 30S sehingga
mencegah aminoasil transfer RNA menjadi kompleks ribosom m-RNA.
Menghambat 2 langkah berurutan dalam biosistesis asam nukleat dan
protein essensial pda kebanyakan bakteri . Trimetropin menghambat enzim
dihidrofolate reduktase,dengan demikian menghambat produksi asam
tetrahidrofilik dari asam dihidrofilik.
sulfametoksazol menghambat sintesis asam dihidrofilik pada bakteri
melalui kompetisi dengan para aminobenzoat.
DAFTAR PUSTAKA
Verdy,dkk, April 2015, Keberhasilan Pengobatan Aktinomisetoma dengan kombinasi
Kitrimoksasol dan Tetrasiklin. Vol 27 ,No.1 , Fakulta Kedokteran Universitas Gajah Mada
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=423755&val=7405&title=Successful
Treatment of Actinomycetoma with Combination of Cotrimoxazole and Tetracycline,
19 Desember 2016.

Anda mungkin juga menyukai