Anda di halaman 1dari 21

SISTEM RESPIRASI

MANUSIA
By: Raditya Karuna Linanda
102016046
A4
Skenario 4
Seorang perempuan umur 34 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan panas,
menggigil, dan sesak napas. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit
sedang dan pada auskultasi paru ditemukan ronchi basah
Istilah yang tidak diketahui
o Ronchi: Adalah bunyi gaduh yang dalam, terdengar selama ekspirasi.

o Auskultasi: Auskultasi adalah sebuah istilah kedokteran, dimana seorang dokter


mendengarkan suara di dalam tubuh pasien. Biasanya jantung,paru, dan usus
dapat diauskultasi untuk mendapatkan informasi fungsinya
Rumusan Masalah
Perempuan 34 tahun mengalami panas mengigil dan sesak napas
Mind Map
Paru Makroskopis

Mikroskopis

Mekanisme Pernapasan

RM
Otot-otot yang berperan dalam pernapasan

Efek Tahan Jalan Napas


Mekanisme
Pengendalian
Pernapasan Mekanisme Buffer pada Paru
Makroskopis Paru-paru
Mikroskopis Bagian Respirasi
Terdiri dari:
Bronkiolus Respiratorius
Ductus Alveolaris, sakus Alveolaris.
Alveoli
Bronkiolus Respiratorius
Struktur bronkiolus respiratorius mirip bronkiolus terminalis, namun dindingnya
diselingi oleh bangunan serperti kantong berdinding tipis dikenal sebagai alveolus,
dimana terjadi pertukaran gas (O2 dengan CO2). Dengan bercabangnya bronkiolus
repiratorius, diameter semakin kecil dan populasi alveolus makin meningkat.
Setelah bercabang lagi, tiap bronkiolus respiratorius berakhir ke ductus alveolaris.
Ductus Alveolaris, Atrium, Sakus
Alveolaris
Ductus alveolaris tidak mempunyai dinding sendiri dan disusun oleh alveolus saja.
Sebuah ductus alveolaris berasal dari percabangan bronkiolus respiratorius, dan
ductus alveolaris berakhir sebagai kantong buntu yang terdiri dari dua atau lebih
kelompok kecil alveolus disebut sebagai sakus alveolaris. Sakus alveolaris ini akan
terbuka ke arah ruang bersama yang disebut atrium
Alveolus
Alveolus membentuk struktur primer dan unit fungsional sistem pemapasan, karena
dinding tipisnya memungkinkan pertukaran C02 dengan 02 di antara udara di lumen
dan darah dalam kapiler di sekitarnya. Pada tempat terjadinya kontak, ruang udara
antara dua alveolus mungkin berhubungan satu sama lain melalui porus alveolaris
(porus kohn). Dinding alveolus disusun oleh dua jenis sel
Sel Pneumosit tipe I dan tipe II
Mekanisme Pernapasan
Udara mengalir masuk dan keluar paru selama tindakan bernapas karena berpindah
mengikuti gradien tekanan antara alveolus dan atmosfer yang berbalik arah secara
bergantian yang ditimbulkan oleh aktivitas siklik otot pernapasan. Terdapat tiga
tekanan yang berbeda yang berperan penting dalam ventilasi
Otot-otot yang Berperan Selama
Bernapas
Volume Paru dan Kapasitas Paru
Efek Tahan Jalan Napas
Pada keadaan pernapasan normal, udara dapat dengan sangat mudah mengalir
melalui jalan pernapasan, sehingga dengan gradien tekanan dari alveoli ke atmosfer
kurang dari 1 cm H20 saja sudah cukup untuk menyebabkan sejumlah aliran udara
guna pernapasan tenang. Jumlah tahanan terbesar untuk aliran udara tidak terjadi
pada jalan udara yang kecil pada bronkiolus terminalis, tetapi pada beberapa
bronkiolus dan bronkus yang lebih besar di dekat trakea.
Mekanisme Pengendalian Pernapasan
Seperti denyut jantung, bernapas harus berlangsung dalam pola yang kontinu dan
siklik untuk mempertahankan proses-proses kehidupan. Meskipun terdapat sedikit
persamaan antara otot-otot inspirasi dengan otot jantung. Namun, mekanisme dan
kontrol yang mendasari kedua sistem ini sangat berbeda. Sementara jantung dapat
menghasilkan iramanya sendiri melalui aktivitas pemacu intrinsiknya. Otot-otot
pernapasan, karena otot rangka, berkontraksi hanya jika dirangsang oleh saraf
mereka.

.
Pusat Kontrol Pernapasan
Pusat kontrol pernapasan primer, pusat respirasi di medulla. Pusat pernapasan di
medula terdiri dari dua kelompok neuron yang dikenal sebagai:

kelompok respiratorik dorsal

kelompok respiratorik ventral.


Dua pusat pernapasan lain terletak di pons (pusat pneumotaksik dan
pusat apneustik). Pusat pneumotaksik menigirim impuls ke KRD yang
membantu "memadamkan" neuron-neuron inspiratorik sehingga
durasi inspirasi dibatasi. Sebaliknya, pusat apneustik mencegah
neuron-neuron inspiratorik dipadamkan, sehingga dorongan inspirasi
meningkat. Dengan sistem periksa-danseimbangkan ini, pusat
pneumotaksik mendominasi pusat apneustik.
Mekanisme Buffer dalam Pernapasan
Manusia memiliki pH normal sekitar 7.35-7.45. Keadaan dimana pH dalam darah
kurang dari 7.35 akan mengakibatkan asidosis (Asam). Sedangkan keadaan pH lebih
dari 7.45 mengakibatkan keadaaan alkadosis (Basa). Keadaaan tersebut bisa terjadi
karena adanya penyimpangan pada mekanisme buffer dalam paru.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa penyumbatan system pernapasan
dapat disebabkan karena kontraksi otot pada dindingnya, terjadinya edema pada
dinding bronkiolus, atau pengumpulan mukus di dalam lumen bronkiolus. Dimana
yang seharusnya aliran udara keluar masuk melalui bronkiolus yang besar namun
karena terjadi penyumbatan maka bronkiolus yang berukuran kecillah yang
menentukan reisistensi aliran udara. Sehingga menimbulkan sesak napas.

Anda mungkin juga menyukai