Martha Leonora
Skenari
o
Seorang mahasiswa B, 24 tahun datang berkonsultasi karena keluhan bahwa secara
fisik tubuhnya tidak seperti kawan-kawan pria seumurnya. Misalnya kulitnya
halus, suaranya halus seperti wanita, kelaminnya kurang berkembang
(micropenis) dan akhir-akhir ini dadanya terasa lebih montok.
Perawakannya cukup tinggi (178 cm) dengan intelegensia normal. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan kelainan kelamin berupa micropenis dan
microtestis, kulit halus, body hair tidak ada, gynaecomasti, dan suara
yang halus seperti wanita. Disarankan untuk pemeriksaan analisa kromosom.
Mind Map
Anamnesis
RM
Penatalaksanaan Pemeriksaan Penunjang
Patofisiologi
Working Diagnosis
DD
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
2. Analisa Kromosom
Diagnosis Banding
Diagnosis Kerja : Sindroma Klinefelter
.Sindroma Klinefelter adalah suatu kondisi, dimana kelebihan satu atau lebih kromosom
X pada pria. Akan tampak normal pada saat lahir namun ketika memasuki pertengahan
pubertas testosterone yang rendah menyebabkan testis kecil dan ketidakmampuan
untuk menghasilkan spermatozoa.
Etiologi dan Patofisiologi
Etiologi dan Patofisiologi
Disgenesis tubulus
seminiferus
Ginekomastia
perlu dilakukan deteksi sebelum-kelahiran. Sebagian kecil penderita klinefelter dapat tetap fertil dan
memiliki keturunan karena adanya mosaiksisme (mosaicism), yaitu adanya campuran sel normal dan
sel klinelfelter sehingga sel normal tetap memiliki kemampuan untuk berkembang biak. Semakin
cepat dideteksi, penderita klinefelter dapat lebih cepat ditangani dengan terapi farmakologi dan
terapi psikologi sebelum memasukidunia sekolah. Tindakan pencegahan lain yang harus dilakukan
adalah uji kemampuan mendengar dan melihat, dan terapi fisik untuk mengatasi masalah motorik
dan keterlambatan bicara. Terapi hormon testoteron pada usia 11-12 tahun merupakan salah satu
tindakan pencegahan keterbelakangan perkembangan karakteristik seksual sekunder pada pria
penderita klinefelter.
Komplikasi