Penatalaksanaannya
Nama : David Christian
Ronaldtho
NIM : 102012210
Skenario
Seorang Mahasiswa B, 24 tahun datang berkonsultasi
karena keluhan bahwa secara fisik tubuhnya tidak
seperti kawan-kawan pria seumurannya. Misalnya
kulit halus, suaranya halus seperti wanita, kelaminnya
kurang berkembang (micropenis) dan akhir-akhir ini
dadanya terasa semakin montok. Perawakannya
cukup tinggi (178cm) dengan intelegensia normal.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan kelainan kelamin
berupa micropenis dan micro testes, kulit halus, body
hair tidak ada, gynaecomasti, dan suara yang halus
seperti wanita. Disarankan untuk pemeriksaan
analisa kromosom.
Rumusan Masalah
Mahasiswa B 24 tahun memiliki ciri
fisik
seperti
wanita,
kelamin
micropenis, dan gynaecomasti.
Anamnesis
Identitas Pasien
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Kehamilan Ibu
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Pertumbuhan &
Perkembangan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Working Diagnosis
Sindrom Klinefelter:
adalah suatu kelainan kromosom pada pria. Orang-orang yang dilahirkan
dengan kondisi seperti ini mengalami sedikitnya kelebihan satu kromosom X.
Sindrom Klinefelter terjadi pada 1 dari 500 kelahiran laki-laki dan merupakan
penyebab tersering hipogonadisem dan infertilitas pada laki-laki. Penampilan
anak laki-laki pasien SK hampir tidak berbeda dengan mereka yang
berkariotip normal, tanpa gejala klinis yang khas selama masa anak, sehingga
diagnosis baru dapat ditegakkan saat remaja atau dewasa muda. Kesulitan
dan keterlambatan dalam penegakkan diagnosis dapat menyebabkan
hilangnya kesempatan tata laksana untuk memperbaiki keadaan
hipogonadisme, gangguan kognitif, dan faktor-faktor psikososial.
Pendekatan diagnosis dapat dilakukan melalui analisis riwayat penyakit dan
pemeriksaan fisik yang teliti, dengan petunjuk penting adalah testis yang
teraba lebih kecil dan keras, sedangkan analisis kariotip dari darah perifer
merupakan gold standar dalam menegakkan diagnosis.
Patofisiologi
Pada sindrom klinefelter terjadi gagal nondisjungsi
kromosom X pada pria dan atau wanita pada meiosis tahap
pertama atau kedua
Jika nondisjungsi pada kromosom seks pria maka gamet
yang ia sumbangkan memiliki kromosom seks XY yang
nantinya akan menyatu dengan kromosom X dari wanita
dalam proses pembuahan sehingga yang terjadi adalah
bentuk abnormal 47,XXY (bentuk ini adalah bentuk yang
umumnya terjadi pada sindrom klinefelter). Ataupun bila
wanita menyumbangkan XX dan pria menyumbangkan Y.
Atau bentuk lain yang terjadi akibat pria menyumbangkan
XY dan wanita menyumbangkan XX sehingga yang terjadi
adalah sindrom klinefelter berbentuk 48,XXXY
Epidemiologi
1 dari 500 anak laki-laki
Ditemukan saat dewasa pada 25% dari
laki-laki yang terkena.
Penderita sindrom Klinefelter yang steril
(3%), infertile dengan oligospermia atau
azoospermia (5-10%)
Diagnosis Banding
Hipogonadism
adalah suatu kondisi ketika hormon seksual yang dihasilkan oleh
kelenjar seksual (pada pria disebut testis dan pada wanita disebut
ovarium) berada di bawah jumlah normal.
Hormon seksual memiliki fungsi untuk mengatur karakteristik seksual
sekunder,
di
antaranya
membantu
produksi
sperma
dan
perkembangan testis pada pria. Sedangkan pada wanita, hormon ini
berperan dalam pertumbuhan payudara dan siklus menstruasi. Selain
itu hormon seksual juga berperan dalam pertumbuhan rambut
kemaluan, baik pada pria maupun wanita.
Komplikasi
Penatalaksanaan
2.
3.
4.
5.
6.
Terapi Infertilitas
Terapi Bicara dan Tingkah Laku
Terapi Okupasi dan Fisik
Konseling Genetika
Konseling Genetika Reproduksi
Pencegahan
Sampai saat ini belum ada metode
yang dapat mencegah terjadinya
sindroma
Klinefelter,
pencegahan
hanya dapat ditujukan untuk gejala
yang muncul yang diakibatkan oleh
sindroma ini, seperti yang telah
disebutkan di atas.
Prognosis: Baik.
Kesimpulan