Usia 26 tahun
Agama Islam
Diagnosa Etiologi
• DSD dgn CAH dd curiga 46 XY/46 XX dd 46 XY
Tatalaksana
• KIE
o Menjelaskan tentang kemungkinan diagnosis yang dialami pasien
o Cek Lab : Testosteron, Estradiol, LH, FSH
o Menganjurkan pasien untuk karyotiping
S Alat kelamin membingungkan, kondisi umum baik
O TD:120/80 mmHg, Nadi : 86x/I, RR:20x/I, hasil karyotyping dan laboratorium terlampir
Glucocorticoids: Catecholamines:
Mineralocorticoids: Sex hormones:
cortisol, noradrenaline
aldosterone, testosterone,
cortisone, (norepinephrine),
deoxycorticosterone estradiol
corticosterone adrenaline
Pada pasien ini yang ditemukan adalah : Kadar Serum 17-hidroksiprogesteron 52.29 ng/ml,
adanya uterus pada pemeriksaan USG.
• Pada pasien ini belum ada tindakan pengobatan baik secara medikamentosa yang
diberikan,
• Pasien yang dari hasil karyotype menunjukkan 46,XX memilih meyakini dirinya sebagai
laki-laki, untuk masalah gender konformitas ini, kami belum melakukan penanganan
multidisiplin dengan sejawat bedah dan psikiatri.
Pada pengobatan CAH, ada hal-hal yang perlu
dimonitoring antara lain :
1.Tinggi badan dan berat badan dalam 3-4 bulan,
2.Tekanan darah,
3.Tanda-tanda yang mengarah pada krisis adrenal,
4.Dan kualitas hidup .
3. Banyak anak-anak dengan 46, XX CAH juga menjadi tertarik dengan sesama jenis
Namun menurut para ahli dalam penentuan jenis kelamin yang sesungguhnya tidak cukup hanya
membutuhkan genotype saja, namun yang dibutuhkan antara lain :
1. Genotype (Karyotiping)
2. Fenotype (organ interna dan eksterna)
3. Hormonal
4. Asuhan/gender yang diyakin
Cisgender, identitas gender berkembang sejalan dengan jenis kelamin yang ditetapkan saat lahir dan
stabil sepanjang hidup
Transgender,, bisa jadi secara terus-menerus atau sementara mengidentifikasi dengan jenis kelamin
yang berbeda berbeda dari yang ditetapkan saat lahir.
Gender Dysphoria, ,Sebuah konsep yang ditetapkan dalam DSM-5 sebagai penderitaan atau
gangguan yang signifikan secara klinis terkait dengan keinginan kuat untuk menjadi jenis kelamin lain,
yang mungkin mencakup keinginan untuk mengubah karakteristik seks primer dan/atau sekunder.
Tidak semua transgender atau orang yang beragam gender mengalami disforia..
Non-biner,, Istilah yang digunakan oleh beberapa individu yang identitas gendernya bukan
perempuan/perempuan atau laki-laki/laki-laki.
Orientasi sex, , Menggambarkan tipe individu yang kepadanya seseorang memiliki ikatan emosional,
fisik, dan/atau romantis
Penelitian melaporkan bahwa CAH dengan tingkat ambiguitas prader 4-5 dan mendapatkan
dukungan moral dari keluarga yang diassesmen sebagai laki-laki menunjukkan tingkat
kepuasan dengan identitas gendernya.
Penelitian juga melaporkan bahwa dukungan yang buruk dari orang terdekat akan membuat
pasien CAH gagal beradaptasi dan cenderung akan menyakiti diri sendiri.
Pada kasus ini tidak dibutuhkan lagi penyesuaian jenis kelamin karena pasien dari kecil sudah
dibesarkan sebagai laki-laki dan tercatat di dalam KTP sebagai lagi-lagi. Meskipun saat ini
pasien diperiksakan kromosom sebagai 46,XX namun pasien memilih untuk tetap menjadi jenis
kelamin laki-laki. Penanganan pasien ini di RSUD. Dr. Soetomo sudah lah tepat.
1. Penanganan dengan TS yang lain belum terlaksana karena pasien masih kesulitan
untuk kontrol Kembali
2. Konseling Bersama dengan keluarga banyak mengalami kendala, karena barrier
kognitif antara dokter dengan keluarga pasien
3. Pasien belum paham sepenuhnya masalah klinis yang dihadapi terlebih konsekuensi
yang akan dihadapi
4. Pasien akan menikah dalam waktu dekat, namun belum mengkomunikasikan
masalah ini dengan calon pasangan hidupnya.
1. Perlu ketelitian dalam mendiagnosa dan mencari etiologi pasien dengan klinis genital
ambigu
2. Dibutuhkan kerja sama tim/multidisiplin dalam penanganan kasus DSD.
3. Asesmen identitas gender sangat diperlukan pada pasien-pasien dengan DSD
4. Assesmen gender harus dilakukan secara holistic dan mempertimbangkan
BIOPSIKOSOSIAL pasien
5. Konseling genetik menjadi salah satu modalitas penanganan yang perlu dikuasai
oleh dokter supaya bisa menyampaikan informasi yang selaras dengan kebutuhan
pasien
6. Penentuan/penyelerasan jenis kelamin harus memenuhi kaidah-kaidah hukum dan
etika yang berlaku
1. Cools, M., Nordenström, A., Robeva, R. et al. Caring for individuals with a difference of sex
development (DSD): a Consensus Statement. Nat Rev Endocrinol 14, 415–429 (2018).
https://doi.org/10.1038/s41574-018-0010-8
2. Najat A. Hasan . Adrenal gland: Structure, Hormones and clinical disorders- Part 1.Available from
https://www.researchgate.net/publication/328792353_Adrenal_gland_Structure_Hormones_and_cli
nical_disorders_-_part_1.
3. Garry L. Warne dan Jacqueline K. Hewitt . 46,XX Disorders of Sex Development.
4. Klarisa dan Budi Sampurna. Kepastian Hukum Perubahan Jenis Kelamin Di Indonesia Ulasan
Artikel
5. Berenice B. Mendonca. Gender assignment in patients with disorder of sex development.
6. Peter A. Lee, et al. Should Male Gender Assignment be Considered in the Markedly Virilized
Patient With 46,XX and Congenital Adrenal Hyperplasia?
7. Louise Newman. Questions About Gender: Children with Atypical Development.
8. Kreukels et al (ed), Gender Dysphoria and Disorders of Sex development.