Di bimbing oleh :
LILIS MAGFUROH S.Kep. Ns. M.Kes
Di susun oleh :
5-A Keperawatan
Kelompok 9
1. SRI RAHAYU
2. EKA NOVI ANDRIANI
3. MILHATUT TAQWIYAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Kelainan genital pa laki-laki ternyata cukup banyak .mulai dari ukuran penis kecil
atau mikropenis,penis yang tidak muncul,lubang kencing tidak normal,hingga buah zakar
yang tidak turun,dan termasuk masalah aplasia selleydig yang jarang orang
mengetahuinya dan tidak banyak mengidap penyakit ini karena ini merupakan penyakit
yang langka.
Penyakit ini paling tersering ditandai dengan mikropenis (penis kecil) ukuran
penis 12cm dikatakan normal,pria Indonesia dewasa memiliki jangkauan rata-rata pajang
penis 12 cm atau /1,5 cm jika ternyata anggka tidak mencapai 12cm maka di katakan
mikropenis (dilansir dari new medical 1 dari 200 pria memiliki penis kerdil).
Istilah mikropenis di dalam bahasa medis disebut microphallus,digunakan untuk
mendiskripsikan panjang rentangan penis layukurang dari 2,5 standar devisiensi(SD) di
bawah rata-rata untuk usia.Umumnya,mikropenis merujuk pada fisik penis yang secara
kasat mata tampak normal, namun memiliki batang penis pendek,dan microphallus
adalah istilah yang digunakan apabila terdapat peletakan abnormal pada bukaan
uretranya(hypospadia).
Aplasia sel leydig merupakan suatu kelainan genetik yang jarang sekali di
temukan. Pada masyarakat luas, ada beberapa orang yang sebenarnya pria tetapi
mempunyai perilaku dan fisik seperti wanita. Mungkin orang-orang tersebut menderita
kelainan genetik aplasia sel leydig. Oleh karena kelainan ini yang jarang, kebanyakan
masyarakat luas menganggap orang-orang yang mempunyai kelainan ini ingin
diperhatikan ataupun hanya ingin memperoleh uang jika berpenampilan seperti itu. Maka
dari itu, kami menyusun makalah ini untuk menjelaskan kepada masyarakat agar tidak
salah dalam menyikapi hal ini.
1.2Rumusan masalah
1.3Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah pemenuhan tugas system endokrin
yang berjudul konsep asuhan keperawatan pada klien dengan aplasia sel leydig
meliputi pengkajian, analisa data,diagnose keperawatan dan perencanaan.
1.4 Manfaat.
Bagi Mahasiswa
Dalam makalah ini diharapkan mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah
didapat dan mendapat pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan keperawatan
yang sesuai dengan standart.
Bagi Pendidikan
Diharapkan makalah ini dapat memberikan nilai tambah sumber kepustakaan dan
pengetahuan di bidang Asuhan Keperawatan sebagai wacana.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1Definisi
Aplasia sel leydig adalah tidak berkembangnya sel leydig yang mempengaruhi
perkembangan seksual laki-laki. Hal itu ditandai dengan tidak berkembangnya sel leydig
di dalam testis. Sel leydig mensekresi hormon seks pria (androgen) yang penting untuk
perkembangan seksual laki-laki normal sebelum lahir dan selama pubertas. Apalsia sel
leydig menyebabkan pola kromosom pria yang khas dan mungkin mempunyai beberapa
keabnormalan genital. Keparahan dari gejala aplasia sel leydig yang menentukan tipe dari
kelainan tersebut. Aplasia sel leydig tipe 1 lebih berat dari pada tipe 2. Pada tipe 1,
dimana seseorang tersebut berjenis kelamin pria tetapi berkembang organ genitalia
eksternal dan sifat-sifat perempuan. (A. Aziz Alimul. 2007).
2.2Etiologi
Mutasi genetik adalah perubahan yang terjadi pada gen baik DNA maupun RNA.mutasi
gen hanya menyebabkan perubahan sifat individu tanpa adanya perubahan jumlah dan
susunan kromosomnya seperti yang terjadi pada mutasi kromosom.mutasi gen sering
disebut dengan mutasi kecil atau titik.sehingga mutasi gen terjadi secara terus dan terus
berkesinambungan ,terus menerus besar kemungkinan suatu saat akan muncul jenis
species baru yang sangat berbeda dengan induknya.
Tipe1 Tipe 2
Terjemah: Terjemahan:
Sel leydig tertinggal Sel leydig tertinggal
Testosterone serum sangat rendah
Tinggkat luteinizing hormone Testosterone sangat rendah
tinggi Tinggkat luteinzing hormone
Penis kecil tinggi
Hipospadia Defisiensi androgen
Hipogonadisme Pria atau fenotipe perempuan
Defisiensi androgen
Fenotipe perempuan Tergantung pada keparahan
Amenore primer
Kurangnya difisiensiasi seks. Penis kecil
Hipospadia
Masalah kesuburan
Genetalia eksternal perempuan
2.34 Patofisiologi
Disfungsi jantung yang akan menurunkan aliran darah segar tidak mengalir
sempurna dan menyebabkan pertumbuhan penis terganggu,dan Stimulus HCG
pada sel leydig terganggu dan menyebabkan produksi testosteron menurun,dan
menyebabkan fentrikel penis tidak sempurna,perkembangan penis mengecil.dan
akan menyebabkan uretra memendek sehingga akan menurun ke sel darah putih
dan akan menyebabkan hipertensi yang akan menyebabkan nafsu makan
menurun dan menyebabkan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
BAB III
3.1 Pengkajian
1. Identitas
Nama :
Alamat :
Agama :
Suku :
Bangsa :
No. MRS :
2. Riwayat kesehatan
Keluhan utama:
Biasanya klien mengeluh organ genitalia eksternalnya tidak berkembang sesuai jenis
kelaminnya.
o Riwayat kesehatan masa lalu:
Bisanya klien mengalami penyakit ini dari lahir.
o Riwayat psikososial:
Biasanya klien depresi, menarik diri karena bentuk tubuhnya berbeda dengan orang lain
yang normal.
o Riwayat kehamilan:
-Pre natal: Mutasi gen LHCGR menyebabkan hipoplasia/aplasia sel leydig sehingga
mengganggu reseptor dari luteinizing hormon dan chorionic gonadotropin hormon.
Hal ini bisa mengganggu kemampuan tubuh untuk bereaksi dengan hormon-hormon
ini. Pada laki-laki, mutasi ini menyebabkan hanya sedikit perkembangan atau tidak
adanya sel leydig dan mengganggu produksi dari androgen.
Biasanya klien dari lahir mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda dengan
orang lain.
2. Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum :composmetis,biasanya klien terlihat sedih,depresi dan menarik diri.
b. Tanda-tanda vital:
TD : (hipertensi)
Suhu : (meningkat)
Nadi :(meningkat)
Rr : (meningkat)
c.Body system.
1. B1(breathing)
Disfungsi jantung yang akan menurunkan aliran darah segar tidak mengalir
sempurna dan menyebabkan pertumbuhan penis terganggu.
2. B2(Blood)
Stimulus HCG pada sel leydig terganggu dan menyebabkan produksi testoran
menurun,dan menyebabkan fentrikel penis tidak sempurna,perkembangan penis
mengecil.
3. B3(brain)
Stimulus HCG pada sel leydig terganggu dan menyebabkan produksi testoran
menurun,dan menyebabkan fentrikel penis tidak sempurna,perkembangan penis
mengecil.
4. B4(bladder)
Stimulus HCG pada sel leydig terganggu dan menyebabkan produksi testoran
menurun,dan menyebabkan fentrikel penis tidak sempurna,perkembangan penis
mengecil.
5. B5(bowel)
Stimulus HCG pada sel leydig terganggu dan menyebabkan produksi testoran
menurun,dan menyebabkan fentrikel penis tidak sempurna,perkembangan penis
mengecil.
6. B6(bone)
Tidak di temukan masalah
5. Telinga
6. Hidung
7. Mulut
8. Leher
9. Thoraks
- Inspeksi : tumbuh payuda, tidak ada rambut dada
10. Paru
- Perkusi : sonor
11. Jantung
- Inspeksi: -
- Palpasi :-
- Perkusi : Redup
12. Abdomen
13. Genetalia
- Penis kecil (mikropenis), tidak keluar sperma, uretra berada di bawah
penis (hipospadiase), tidak mampu untuk ereksi.
14. Ekstermitas
- Tidak ada kelainan
9. Pemeriksaan penunjang
Sel leydig tidak berkembang, hormon androgen rendah khususnya testosteron,
LH tinggi, kelenjar gonad kecil.
Do:
s:38 c
leukosit meningkat
A :smrs :3 kg
Mrs: 2,75 kg
B:hematrokit:40-68% hb:24
gr/dl
C:kulit kering,pertumbuhan
rambut tidak merata.
3.2 Diagnosa
3.4 perencanaan
N Noc Nic
o
1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Monitory intake dan
selama 2x24 jam diharapkan retensi urin output
berkurang dengan KH: - Monitory penggunaan
- Kandung kemih obat antikolionergik
kosong secara penuh - Monitor derajat distensi
- Tidak ada residu bladder
urin >100-200cc - Instruksikan pada px
- Bebas dari ISK dan keluarga untuk
- Tidak ada spasme mencatat output urin
bladder - Monitory tanda gejala
- Balance cairan ISK (panas, hematuria,
seimbang perubahan bau dan
o konsistensi urin)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Aplasia sel leydig adalah tidak berkembangnya sel leydig yang mempengaruhi perkembangan
seksual laki-laki. Kelainan ini disebabkan oleh mutasi gen. Aplasia sel leydig terbagi kedalam
dua tipe, yaitu tipe satu dan tipe dua. Tipe satu lebih berat karena pada pria, tetapi mempunyai
sifat kewanitaan.
4.2 Saran.
Sehubungan dengan kelainan ini yang jarang, penulis menyarankan kepada perawat agar bisa
lebih teliti lagi dalam mengenali orang-orang yang mempunyai kelainan genetik seperti ini. Dan
saran untuk masyarakat, agar bisa lebih menerima orang-orang yang mempunyai kelainan seperti
ini
DAFTAR PUSTAKA
Capernito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC
Gloria Buleche, H. k. (2017). Nursing Intervention Classification (NIC) edisi ke-6. Singapore:
CV Mocomedia
Sue Moorhead, M. J. (2017). Nursing Outcame Clasifications (NOC) edisi ke-5 Singapore: CV
Mocomedia.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika www.rightdiagnosis.com 2