Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ENDOKRIN II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA APLASIA SELLEYDIG

Di bimbing oleh :
LILIS MAGFUROH S.Kep. Ns. M.Kes

Di susun oleh :
5-A Keperawatan
Kelompok 9

1. SRI RAHAYU
2. EKA NOVI ANDRIANI
3. MILHATUT TAQWIYAH

STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN


TAHUN 2017/2018

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Kelainan genital pa laki-laki ternyata cukup banyak .mulai dari ukuran penis kecil
atau mikropenis,penis yang tidak muncul,lubang kencing tidak normal,hingga buah zakar
yang tidak turun,dan termasuk masalah aplasia selleydig yang jarang orang
mengetahuinya dan tidak banyak mengidap penyakit ini karena ini merupakan penyakit
yang langka.
Penyakit ini paling tersering ditandai dengan mikropenis (penis kecil) ukuran
penis 12cm dikatakan normal,pria Indonesia dewasa memiliki jangkauan rata-rata pajang
penis 12 cm atau /1,5 cm jika ternyata anggka tidak mencapai 12cm maka di katakan
mikropenis (dilansir dari new medical 1 dari 200 pria memiliki penis kerdil).
Istilah mikropenis di dalam bahasa medis disebut microphallus,digunakan untuk
mendiskripsikan panjang rentangan penis layukurang dari 2,5 standar devisiensi(SD) di
bawah rata-rata untuk usia.Umumnya,mikropenis merujuk pada fisik penis yang secara
kasat mata tampak normal, namun memiliki batang penis pendek,dan microphallus
adalah istilah yang digunakan apabila terdapat peletakan abnormal pada bukaan
uretranya(hypospadia).

Aplasia sel leydig merupakan suatu kelainan genetik yang jarang sekali di
temukan. Pada masyarakat luas, ada beberapa orang yang sebenarnya pria tetapi
mempunyai perilaku dan fisik seperti wanita. Mungkin orang-orang tersebut menderita
kelainan genetik aplasia sel leydig. Oleh karena kelainan ini yang jarang, kebanyakan
masyarakat luas menganggap orang-orang yang mempunyai kelainan ini ingin
diperhatikan ataupun hanya ingin memperoleh uang jika berpenampilan seperti itu. Maka
dari itu, kami menyusun makalah ini untuk menjelaskan kepada masyarakat agar tidak
salah dalam menyikapi hal ini.

1.2Rumusan masalah

1. Bagaimana pengertian dariaplasia selleydig?


2. Bagaimana etiologidariaplasia selleydig?
3. .Bagaimana manifestasi klinisdariaplasia selleydig?
4. .Bagaimana patofisiologi dariaplasia selleydig?
5. .Bagaimana pathway dariaplasia selleydig?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan aplasia selleydig?

1.3Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah pemenuhan tugas system endokrin
yang berjudul konsep asuhan keperawatan pada klien dengan aplasia sel leydig
meliputi pengkajian, analisa data,diagnose keperawatan dan perencanaan.
1.4 Manfaat.

 Bagi Mahasiswa

Dalam makalah ini diharapkan mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah
didapat dan mendapat pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan keperawatan
yang sesuai dengan standart.

 Bagi Pendidikan

Diharapkan makalah ini dapat memberikan nilai tambah sumber kepustakaan dan
pengetahuan di bidang Asuhan Keperawatan sebagai wacana.

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1Definisi

Aplasia sel leydig adalah tidak berkembangnya sel leydig yang mempengaruhi
perkembangan seksual laki-laki. Hal itu ditandai dengan tidak berkembangnya sel leydig
di dalam testis. Sel leydig mensekresi hormon seks pria (androgen) yang penting untuk
perkembangan seksual laki-laki normal sebelum lahir dan selama pubertas. Apalsia sel
leydig menyebabkan pola kromosom pria yang khas dan mungkin mempunyai beberapa
keabnormalan genital. Keparahan dari gejala aplasia sel leydig yang menentukan tipe dari
kelainan tersebut. Aplasia sel leydig tipe 1 lebih berat dari pada tipe 2. Pada tipe 1,
dimana seseorang tersebut berjenis kelamin pria tetapi berkembang organ genitalia
eksternal dan sifat-sifat perempuan. (A. Aziz Alimul. 2007).

2.2Etiologi

Mutasi genetik adalah perubahan yang terjadi pada gen baik DNA maupun RNA.mutasi
gen hanya menyebabkan perubahan sifat individu tanpa adanya perubahan jumlah dan
susunan kromosomnya seperti yang terjadi pada mutasi kromosom.mutasi gen sering
disebut dengan mutasi kecil atau titik.sehingga mutasi gen terjadi secara terus dan terus
berkesinambungan ,terus menerus besar kemungkinan suatu saat akan muncul jenis
species baru yang sangat berbeda dengan induknya.

2.3 Manifestasi klinis.

Tipe1 Tipe 2
Terjemah: Terjemahan:
 Sel leydig tertinggal Sel leydig tertinggal
 Testosterone serum sangat rendah
 Tinggkat luteinizing hormone  Testosterone sangat rendah
tinggi  Tinggkat luteinzing hormone
 Penis kecil tinggi
 Hipospadia  Defisiensi androgen
 Hipogonadisme  Pria atau fenotipe perempuan
 Defisiensi androgen
 Fenotipe perempuan Tergantung pada keparahan

 Blind berakhir vagina kondisi

 Amenore primer
 Kurangnya difisiensiasi seks.  Penis kecil
 Hipospadia

Sekunder pada masa pubertas  Hipogonadisme


 Masalah kesuburan.

 Masalah kesuburan
 Genetalia eksternal perempuan

2.34 Patofisiologi
Disfungsi jantung yang akan menurunkan aliran darah segar tidak mengalir
sempurna dan menyebabkan pertumbuhan penis terganggu,dan Stimulus HCG
pada sel leydig terganggu dan menyebabkan produksi testosteron menurun,dan
menyebabkan fentrikel penis tidak sempurna,perkembangan penis mengecil.dan
akan menyebabkan uretra memendek sehingga akan menurun ke sel darah putih
dan akan menyebabkan hipertensi yang akan menyebabkan nafsu makan
menurun dan menyebabkan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

1. Identitas
Nama :

Usia :Pada usia neonatus.

Alamat :

Jenis kelamin :Hanya terjadi pada laki-laki.

Agama :

Suku :

Bangsa :

No. MRS :

2. Riwayat kesehatan
 Keluhan utama:
Biasanya klien mengeluh organ genitalia eksternalnya tidak berkembang sesuai jenis
kelaminnya.
o Riwayat kesehatan masa lalu:
Bisanya klien mengalami penyakit ini dari lahir.

o Riwayat kesehatan sekarang:


Biasanya klien mempunyai penis yang kecil, mengalami hipospadias, tidak punya anak.

o Riwayat kesehatan keluarga:


Biasanaya keluarga klien tidak mempunyai kelainan yang sama, tetapi keluarganya ada yang
membawa kelainan gen tersebut.

o Riwayat psikososial:
Biasanya klien depresi, menarik diri karena bentuk tubuhnya berbeda dengan orang lain
yang normal.

o Riwayat kehamilan:
-Pre natal: Mutasi gen LHCGR menyebabkan hipoplasia/aplasia sel leydig sehingga
mengganggu reseptor dari luteinizing hormon dan chorionic gonadotropin hormon.
Hal ini bisa mengganggu kemampuan tubuh untuk bereaksi dengan hormon-hormon
ini. Pada laki-laki, mutasi ini menyebabkan hanya sedikit perkembangan atau tidak
adanya sel leydig dan mengganggu produksi dari androgen.

-Intra natal: Biasanya bayi dilahirkan 36 minggu.

-post natal: Kekurangan androgen mengganggu perkembangan organ reproduksi pria


sebelum lahir dan terlihat perubahan saat pubertas. Mutasi mencegah produksi dari
beberapa fungsi reseptor protein yang menyebabkan beberapa ciri yang berat pada aplasia
sel leydig. Dan mutasi tersebut menunjukkan tanda dan gejala yang ringan.

o Riwayat pertumbuhan dan perkembangan:

Biasanya klien dari lahir mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda dengan
orang lain.

2. Pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum :composmetis,biasanya klien terlihat sedih,depresi dan menarik diri.
b. Tanda-tanda vital:

TD : (hipertensi)
Suhu : (meningkat)
Nadi :(meningkat)
Rr : (meningkat)
c.Body system.
1. B1(breathing)
Disfungsi jantung yang akan menurunkan aliran darah segar tidak mengalir
sempurna dan menyebabkan pertumbuhan penis terganggu.
2. B2(Blood)
Stimulus HCG pada sel leydig terganggu dan menyebabkan produksi testoran
menurun,dan menyebabkan fentrikel penis tidak sempurna,perkembangan penis
mengecil.

3. B3(brain)
Stimulus HCG pada sel leydig terganggu dan menyebabkan produksi testoran
menurun,dan menyebabkan fentrikel penis tidak sempurna,perkembangan penis
mengecil.

4. B4(bladder)
Stimulus HCG pada sel leydig terganggu dan menyebabkan produksi testoran
menurun,dan menyebabkan fentrikel penis tidak sempurna,perkembangan penis
mengecil.

5. B5(bowel)
Stimulus HCG pada sel leydig terganggu dan menyebabkan produksi testoran
menurun,dan menyebabkan fentrikel penis tidak sempurna,perkembangan penis
mengecil.
6. B6(bone)
Tidak di temukan masalah

7. Pemeriksaan head to toe.


1. Wajah
- Inspeksi : simetris, tidak ada edema, tidak tumbuh rambut
diatas bibir (kumis), di dagu (jenggot)
2. Kulit dan rambut

- Inspeksi : warna kulit : normal, tidak ada lesi

- Warna rambut : Hitam


3. Kepala
- Inspeksi :bentuk simetris, tidak ada lesi
- Palpasi :tidak ada nyeri tekan
4. Mata

- Inspeksi : Bentuk bola mata lonjonng, simetris anatara kanan


dan kiri, scela berwarna putih, mata normal

5. Telinga

- Inspeksi : Simetris antara kanan dan kiri, tidak ada serumen


pada lubang telinga, tidak ada benjolan

6. Hidung

- Inspeksi : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada lesi

- Palpasi :Tidak ada benjolan

7. Mulut

- Inspeksi : Bentuk mulut simetris lidah dan gigi bersih

8. Leher

- Inspeksi : Warna kecoklatan

- Palpasi : tidak ada peningkatan JVP,tidak ada pembesaran

9. Thoraks
- Inspeksi : tumbuh payuda, tidak ada rambut dada
10. Paru

- Inspeksi : Simetris antara kanan dan kiri

- Palpasi : Getaran lokal femitus sama antara kanan dan kiri

- Perkusi : sonor

- Auskultasi : tidak ada bunyi nafas tambahan

11. Jantung

- Inspeksi: -

- Palpasi :-

- Perkusi : Redup

- Auskultasi : BJ 1,BJ 2 normal,tidak ada suara tambahan

12. Abdomen

- Inspeksi : Perut datar simetris antara kanan dan kiri,tidak


ada lesi, tidak tumbuh rambut pada abdomen

- Auskultasi : Bising usus normal

- Palpasi : Tidak ada benjolan

- Perkusi : tidak ada nyeri tekan pada abdomen

13. Genetalia
- Penis kecil (mikropenis), tidak keluar sperma, uretra berada di bawah
penis (hipospadiase), tidak mampu untuk ereksi.
14. Ekstermitas
- Tidak ada kelainan

8. Pola fungsi kesehatan .


 Pola nutrisi: normal
 Pola eliminasi: normal
 Pola istirahat: biasanya terganggu karena keadaan dirinya yang berbeda dengan
orang lain.
 Pola aktivitas: biasanya terganggu karena malu akan dirinya.
 Pola seksual: biasanya klien mengalami penurunan libido dan disfungsi seksual.
 Pola persepsi/ konsep diri: biasanya klien merasa memiliki identitas yang
berbeda tidak sesuai dirinya.
 Pola nilai dan keyakinan: tentang kegiatan keagamaan yang dilakukan klien.
 Pola hubungan dan peran: biasanya klien mengalami penurunan peran dalam
keluarga, dan masyarakat.

9. Pemeriksaan penunjang
Sel leydig tidak berkembang, hormon androgen rendah khususnya testosteron,
LH tinggi, kelenjar gonad kecil.

10. Penatalaksanaan keperawatan.


-Memberikan dukungan psikologis kepada ibu.
-meningkatkan fungsi yang optimal
-memberikan informasi tentang proses penyakit kepada ibu.
.

3.3 Analisa data.

No Data Etiologi Problem


1. Ds: ibu pasien mengatakan Obstruksi mekanik Perubahan eliminasin
anak menangis ketika pipis (retensi urin)
karena penisnya
kecil,terlihat sulit pipis.

Do:penis terlihat kecil 1.5


cm

2. Ds: ibu mengatakan anak Proses infeksi hipertermi


rewel badan panas.

Do:
s:38 c
leukosit meningkat

3. Ds: ibu mengatakan anak Penurunan nafsu Ketidakseimbangan


rewel tidak mau di beri ASI makan Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Do : nafsu makan
menurun,susah minum ASI

A :smrs :3 kg
Mrs: 2,75 kg

B:hematrokit:40-68% hb:24
gr/dl

C:kulit kering,pertumbuhan
rambut tidak merata.

D:minum ASI 2x/hari

3.2 Diagnosa

1. perubahan eliminasi (retensi urin) b.d obstruksi mekanik

2. Hipertermi b.d proses infeksi

3. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d penurunan nafsu makan

3.4 perencanaan

N Noc Nic
o
1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Monitory intake dan
selama 2x24 jam diharapkan retensi urin output
berkurang dengan KH: - Monitory penggunaan
- Kandung kemih obat antikolionergik
kosong secara penuh - Monitor derajat distensi
- Tidak ada residu bladder
urin >100-200cc - Instruksikan pada px
- Bebas dari ISK dan keluarga untuk
- Tidak ada spasme mencatat output urin
bladder - Monitory tanda gejala
- Balance cairan ISK (panas, hematuria,
seimbang perubahan bau dan
o konsistensi urin)

2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Monitori ttv


selama 1x24 jam diharapkan suhu tubuh - Tingkatkan sirkulasi
dalam batas normal dengan KH: udara, selimuti px bila
- Suhu tubuh dalam perlu, beri kompres
rentan normal hangat bila perlu
- Tidak ada perubahan - Anjurkan px untuk
warna kulit dan tidak memakai pakaian yang
pusing tipis dan mudah
menyerap keringat
- Kolaborasi dengan tim
medis lainnya dalam
pemberian antipiretik
3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Observasi TTV dan
selama 1x24 jam diharapkan nutrisi dapat intake output px
terpenuhi dengan KH: - Monitory BB px setiap
- Adanya peningkatan hari dan kaji turgor
BB sesuai dengan kulit
tujuan - Berikan makanan yang
- Tidak ada tanda- sudah terpilih (sudah
tanda malnutrisi dikonsultasikan degan
- Tidak terjadi ahli gizi)
penurunan BB - Anjurkan px untuk
makan sedikit tp sering
- Kolaborasi dengan ahli
gizi dalam pemilihan
nutrisi yang tepat.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Aplasia sel leydig adalah tidak berkembangnya sel leydig yang mempengaruhi perkembangan
seksual laki-laki. Kelainan ini disebabkan oleh mutasi gen. Aplasia sel leydig terbagi kedalam
dua tipe, yaitu tipe satu dan tipe dua. Tipe satu lebih berat karena pada pria, tetapi mempunyai
sifat kewanitaan.

4.2 Saran.

Sehubungan dengan kelainan ini yang jarang, penulis menyarankan kepada perawat agar bisa
lebih teliti lagi dalam mengenali orang-orang yang mempunyai kelainan genetik seperti ini. Dan
saran untuk masyarakat, agar bisa lebih menerima orang-orang yang mempunyai kelainan seperti
ini
DAFTAR PUSTAKA

Capernito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC

Gloria Buleche, H. k. (2017). Nursing Intervention Classification (NIC) edisi ke-6. Singapore:
CV Mocomedia

Sue Moorhead, M. J. (2017). Nursing Outcame Clasifications (NOC) edisi ke-5 Singapore: CV
Mocomedia.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika www.rightdiagnosis.com 2

Anda mungkin juga menyukai