PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi tingkat
kepentingannya tidak sama bagi tiap orang, sehingga akan menjadi suatu bahan
studi yang menarik. Jembatan mungkin tidak ada artinya bagi orang-orang yang
bertempat tinggal di daerah dataran yang rata, tidak didapati adanya sungai,
jurang, tebing, ataupun keadaan dimana kita akan berpindah tempat namun ada
penghalang di depan kita. Sebaliknya, jembatan dirasa sangat dibutuhkan oleh
orang-orang yang bertempat tinggal di daerah yang sangat sulit dijangkau,
sehingga jembatan sangat di butuhkan sebagai alat penghubung dari satu tempat
ke tempat lain.
Dengan perkembangan zaman maka jembatan tidak hanya dipandang
sebagai alat penghubung antara tempat satu dengan tempat yang lain, melainkan
sebagai sarana untuk memperlancar kegiatan manusia, serta membantu
berkembangnya suatu daerah yang selama ini sulit di akses, apalagi Indonesia ini
sebagai negara yang berkembang, akses ke daerah-daerah ataupun ke kota sangat
dibutuhkan, dengan adanya jembatan ini sangat membantu hal tersebut.
Ada banyak jenis dan bentuk jembatan yang kita kenal, namun pada
proposal ini saya akan memfokuskan pembahasan pada jembatan dengan
tipe Arch Bridge .
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan jembatan Arch Bridge ?
2. Apa saja komponen jembatan Arch Bridge ?
3. Bagaimana Idealisasi Struktur pada jembatan Arch Bridge ?
C. Tujuan
Tujuan dari proposal ini adalah untuk:
1. Mengetahui yang dimaksud dengan jembatan Arch Bridge.
2. Mengetahui idealisasi struktur pada elemen jembatan Arch Bridge.
BAB II
DESAIN JEMBATAN UKURAN SEBENARNYA
1 Jembatan busur
Jembatan merupakan suatu elemen atau bagian dari jalan. Menurut sejarah,
jembatan yang pertama dibangun adalah pada tahun 2650 SM oleh Raja Manes
dari Mesir untuk menyeberangi sungai Nil.
Pada tahun 783 SM dibangun oleh Ratu Semirawis dari Babilonis untuk
melintasi sungai Efhrat.
2 Fungsi Jembatan
Jembatan berfungsi sebagai penghubung dua ruas atau beberapa ruas jalan yang
dipisahkan oleh sungai atau melintasi ruas jalan yang tak sebidang.
1 Keteguhan Tarik
Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada
keteguhan geser sejajar arah serat.
5 Kekakuan
6 Keuletan
7 Kekerasan
1
batang jika dibebani gaya pada simpul akan hanya mengalami Gaya Normal,
yang selanjutnya disebut gaya batang. Gaya batang ini bersifat tarik atau
tekan.
2 Kriteria Perancangan
1 Spesifikasi Jembatan
1 Nama Jembatan:
2 Peruntukan :
3 Jenis Jembatan :
4 Sistem struktur : rangka batang dengan girder ganda
5 Lebar Jembatan : 7 cm.
6 Bentang Jembatan : 100 cm.
7 Tinggi Jembatan : 18 cm.
8 Perletakan : Rol dan sendi.
9 Dimensi Penampang (b;h) :
Kriteria perancangan secara umum didasarkan pada persyaratan yang dimuat pada
pedoman BDF YCE INNOFEST Tahun 2016 yang tercantum,sebagai berikut :
Jenis dan bahan sambungan : Jenis sambungan antara batang tegak dan dek sesuai
dengan rencana desain,serta sambungan antaa batang tegak dan busur jembatan.Lokasi
batang tegak terletak pada sumbu pelengkung/ busur dan balok pengikat. Sambungan antara
pelengkung dengan daerah perletakan dibuat dengan bahan yang disediakan oleh panitia.
Bahan sanbungan yang disediakan panitia adalah paku, kulit, dan perekat. Peserta wajib
membawa peralatan (bor tangan/bukan bor listrik/bukan bor baterai, pahat dan palu, gergaji,
alat ukur, sipat, alat tulis/marker/spidol, mata bor kayu, cutter, gunting, perekat untuk
ornament/aksesories, ragum) dan jika peserta memilih sambungan pasak maka pasak dibuat
dilokasi kompetisi.
h) Bahan yang disediakan oleh panitia : 2 busur rotan 20 mm dengan
panjang 150 cm, 2 balok pengikat (tie beam) 20 mm dengan panjang
155 cm, 2 batang tegak 10 mm dengan panjang 200 cm, 1 batang balok
melintang 10 mm dengan panjang 150 cm, dan 1 batang bresing 10
mm dengan panjang 120 cm, triplek 3 x 70 x 140 mm, tali kulit rotan 800
cm, paku 5 cm dan paku 1,25 cm masing-masing 100 buah, 1 kaleng
perekaty (merk fox), dan area kerja.
i) Beban pengujian menggunakan beban statis vertical sebesarb 5 kg yang
diletakan ditengah bentang secara bertahap setiap 2 kg dengan lendutan
maksimum pada tengah jembatan sebesar 2 mm.
3.2.1 Material
Material yang digunakan pada jembatan Mukhadorotul afkar yaitu rotan. Rotan
memiliki sifat yang cenderung mirip dengan kayu. Untuk perhitungan dan
perancangannya kami mengasumsikan rotan yang digunakan oleh
Mukhadorotul afkaryaitu rotan mandola dengan berat jenis 0,5899. Pada bagian
dek menggunakan triplek atau polywood.Tripleks memiliki sifat yang fleksibel,
murah, dapat dibentuk, dapat didaurulang dan tidak memiliki teknik
pembuatan yang rumit. Tripleks biasanyadigunakan karena lebih tahan
retak, susut atau bengkok. Plywood sendiri saat ini tersedia dalam berbagai
ketebalan, dengan tingkatkualitas yang berbeda-beda. Dalam perancangan
MULAI
STUDI LITERATUR
PEMBELAJARAN :
Penentuan
Struktur
Analisa
PERHITUNGAN
Desain Akhir
Tahap Akhir
PEMBUATAN
4. Pemodelan profil elemen baja yang berupa Carbon Steel Pipe Schedule tidak
dapat kami modelkan dengan rotan yang berbentuk kotek berlubang. Hal ini
karena rotan yang ada dipasaran adalah rotan yang berbentuk silinder.
Sebaliknya, jika elemen baja dibuat profil silinder berlubang,maka terdapat
hambatan pada desain yang lebih rumit, sambungan yang lebih sulit, dan
pelaksanaan yang lebih kompleks.
2. GelagarMemanjangdan GelagarMelintang
Terdapat perbedaaan dengan sistem struktur jembatan ukuran sebenarnya bahwa pada model
jembatan ini, gelagar memanjang menerima beban langsung dari lantai jembatan kemudian
diteruskan ke gelagar melintang. Hal ini dapat dilihatdengan bertumpunya gelagar
memanjang pada gelagar melintang.Komponen ini terbuat darirotan dengan diameter 1
cm pada gelagarmelintang dan diameter 2,5 cm pada gelagar memanjang.
3. BatangTegak
Batang tegak berfungsi untuk menyalurkan beban kepada busur jembatan. Batang tegak
menghubungkan balok pengikat bawah dengan busur jembatan, Komponen terbuat dari rotan
Manau dengan diameter 1,5 cm.
4. Busur
Busur jembatan berfungsi sebagai tempat pengikat hangers, sehingga busur menerima beban
dari hangers kemudian diteruskan ke perletakan jembatan. Komponen busur ini terbuat dari
rotan diameter 2,5 cm.
No Komponen SectionProperties
2 GelagarMelintang Diameter 1 cm
4 BresingAtas Diameter 1 cm
Analisa struktur dilakukan terhadap kombinasi yang terdiri dari beban mati,
beban uji dan beban mati tambahan. Hasil analisa digunakan untuk melihat lendutan yang
terjadi, apakah memenuhi syarat maksimum 2 mm atau tidak.
Gambar 3.23 Hasil lendutan yang diperoleh dari STAAD PRO akibat beban 5 kg
Analisa kombinasi beban untuk lendutan menunjukkan bahwa lendutan yang terjadi
pada tengah bentang adalah akibat beban 5 kg akibat kombinasi 1 yang menunjukkan bahwa
struktur telah memenuhi persyaratan kondisi batas maksimum lendutan yang diizinkan pada
kompetisi ini sebesar 2 mm.
Gambar 3.25 Hasil reaksi perletakan jembatan model yang diperoleh dari STAAD PRO.