YUNUS AMMARIE VONNY MAHARANI NURJAYA MARTASARI NI MADE PUSPARINI INDRASARI REZKY SARTIKA ANGGITA ANGGRAINI PENDAHULUAN Sindrom Turner atau disebut juga sindrom Ullrich-Turner, sindrom Bonnevie-Ullrich, sindrom X O, atau monosomi X adalah ssuatu kelainan genetik pada wanita kerena kehilangan satu kromosom X. Wanita normal memiliki 1 pasang kromosom seks yaitu XX dengan jumlah total kromosom sebanyak 48, namun pada penderita sindrom Turner hanya memiliki kromosom X O dan total kromosom 45. Hal ini terjadi karena satu kromosom hilang atau terjadi nondijunction saat atau selama gametogenesis atau pun pada tahap awal pembelahan zigot. DEFINISI Sindrom Turner atau disebut juga sindrom Ullrich- Turner, sindrom Bonnevie-Ullrich, sindrom X O, atau monosomi X adalah ssuatu kelainan genetik pada wanita kerena kehilangan satu kromosom X. Wanita normal memiliki 1 pasang kromosom seks yaitu XX dengan jumlah total kromosom sebanyak 48, namun pada penderita sindrom Turner hanya memiliki kromosom X O dan total kromosom 45. Hal ini terjadi karena satu kromosom hilang atau terjadi nondijunction saat atau selama gametogenesis atau pun pada tahap awal pembelahan zigot. EPIDEMIOLOGI Insiden kelainan kariotip kromosom kelamin yang mengakibatkan hilangnya semua atau sebagian kromosom X telah dilaporkan bervariasi antara 1/2000 1/5000 pada seluruh perempuan lahir hidup, sedangkan di perancis dilaporkan 0,4 permil dari seluruh perempuan lahir hidup. Kelainan kariotip ini diduga akibat nondisjunction.
ETIOLOGI Sindrome turner biasanya disebabkan oleh apa yang disebut nondisjunction. Jika sepasang kromosom seks gagal untuk memisahkan selama pembentukan telur, ini disebut juga non disjunction. Ketika abnormal telur menyatu dengan sperma yang normal untuk membentuk embrio yang mungkin akan berakhi dengan kehilangan satu dari kromosom seks ( X bukan XX).
Patogenesis 1. Aneuploidi merupakan berkurangnya atau penambahan satu atau lebih kromosom. 2. Penyebab utama kondisi aneuploid adalah gagal pemisahan (nondisjunction) selama proses meiosis atau mitosis. 3. Aneuploidi juga disebabkan adanya suatu kesalahan dalam proses anafase (anaphase lag). Patogenesis Meiosis bertujuan untuk mereduksi jumlah kromosom pada sel punca gonad dari kondisi diploid (2n=46) menjadi haploid pada gamet (n=23), meiosis terdiri dari dua tahap, yaitu meiosis I dan II, meiosis I secara umum terdiri dari tiga tahap, sinapsis, pindah silang (crossing over), dan pemisahan (disjunction). MANIFESTASI KLINIK perawakan pendek webbed neck kelainan wajah kelainan rangka kelainan kulit kelainan kardiovaskular kelainan mata kelainan intelegensia kelainan pubertas
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan kadar gonadotropin Pemeriksaan kariotip kromosom X Penentuan umur tulang (bone age)
DIAGNOSIS BANDING SYNDROM DOWN NOONAN SYNDROM PENATALAKSANAAN MEDIKA MENTOSA Growth Hormone Estrogen dan Progesterone
NON MEDIKAMENTOSA
LAPORAN KASUS Identitas Pasien Tangggal masuk : 13 juni 2014 11.30 WITA Nama : Bayi B Tanggal lahir : 13 juni 2014 11.10 WITA Anamnesis Bayi baru lahir di kamar bersalin tanggal 13 juni 2014 jam 11.10 WITA jenis kelamin perempuan, lahir secara spontan letak belakang kepala, ketuban bercampur mekonium, warna hijau kental. Apgar skor: 3/5/7, merintih (+), sianosis (- ), apnue(-), kehamilan belum cukup bulan. Pasien merupakan anak pertama. Riwayat kehamilan, selama masa kehamilan rajin memeriksakan kandungannya dan tidak pernah mengalami sakit serta tidak ada riwayat penggunaan obat Pemeriksaan fisik Denyut Jantung : 164x/menit Respirasi : 43x/menit Suhu : 36,5 Capillary Refill Time : <2 detik Berat badan : 2300gram Panjang badan : 44 cm Lingkar kepala : 34 cm Lingkar dada : 35 cm Lingkar lengan : 13 cm Lingkar paha : 16 cm Sistem pernapasan Sianosis : - Merintih : Ada Apnea : - Retraksi dinding dada: - Cuping hidung : - Stridor : - Bunyi napas : Bronkovesikuler Bunyi tambahan : - Skor DOWN Frekuensi napas: 0 Retraksi : 0 Sianosis : 0 Udara masuk : 0 Merintih : 1 Total skor : 1 Kesimpulan : Tidak ada gangguan napas Kriteria WHO gangguan napas: tidak ada gangguan napas Sistem kardiovaskuler: Bunyi jantung : Bunyi Jantung I/II murni reguler Murmur : -
Sistem hematologi: Pucat : - Ikterus : - Sistem gastrointestinal Kelainan dinding abdomen : - Muntah : - Diare : - Residu lambung : - Organomegali : - Bising usus : + kesan normal Umbilikus Keluaran : - Warna kemerahan : - Edema : - PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah rutin
Jenis Hasil Satuan Nilai acuan
WBC LYM MON GRA BASOF EOSI
29,54 24,93 28,04 47,03 - -
H
H
10 3 /L % % % % %
5,50 15,50 20,00 50,00 1,00 15,00 50,00 70,00 0,00 1,00 1,00 5,00 RBC HGB MCHC MCH MCV RDW-CV RDW-SD 7,66 22,6 293,51 29,49 100,48 12,11 40,80 H H H
70-200 60-120 0,4-4,2 DISKUSI Penegakkan diagnosis pada kasus ini berdasarkan gejala klinis yang ditemukan. Pada teori, gambaran klinis sindrom turner antara lain perawakan pendek, webbed neck, kelainan wajah, kelainan rangka, kelainan kulit, kelainan kardiovaskular, kelainan mata , kelainan intelegensia dan kelainan pubertas.
Diskusi Teori Kasus perawakan pendek webbed neck kelainan wajah kelainan rangka kelainan kulit kelainan kardiovaskular kelainan mata kelainan intelegensia kelainan pubertas
Belum dapat dideteksi Ada Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Belum dapat dideteksi Belum dapat dideteksi
Diskusi 1. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan kariotipe, tetapi pada kasus ini tidak dilakukan karena alat belum tersedia, biaya mahal dan membutuhkan waktu yang lama. 2. Pemberian antibiotik dalam kasus ini dilakukan sebagai usaha menjaga dari proses infeksi karena memiliki riwayat lahir dengan ketuban hijau.