Theresia
102012165 /D8
16 April 2015
Jl. Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
Email : ryazelyterebi@yahoo.co.id
Pendahuluan
Thalassemia adalah suatu penyakit kongenital herediter yang diturunkan secara
autosom, berdasarkan kelainan hemoglobin, di mana satu atau lebih rantai polipeptida
hemoglobin kurang atau tidak terbentuk sehingga mengakibatkan terjadinya anemia
hemolitik. Dengan kata lain, thalassemia merupakan penyakit anemia hemolitik, dimana
terjadi kerusakan sel darah merah di dalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit menjadi
pendek. Penyebab kerusakan tersebut adalah hemoglobin yang tidak normal sebagai akibat
dari gangguan dalam pembentukan jumlah rantai globin atau struktur hemoglobin. Talasemia
banyak dijumpai pada bangsa sekitar Laut Tengah (Mediterania), seperti Turki, Yunani, dll.
Di Indonesia sendiri, Talasemia cukup banyak dijumpai pada anak, bahkan merupakan
penyakit yang paling banyak diderita.
Anamnesis
Thalassemia pada Anak - Anak Page 1
Sebagai seorang dokter harus menampilkan sikap hormat, sopan, dan bersahabat saat
pasien datang. Pertama-tama memberikan ucapan selamat pagi / siang / sore dan berjabat
tangan, serta mempersilahkan duduk berhadapan dengan posisi duduk sopan. Usahakan
supaya suasana menyenangkan, relaks, bersahabat sehingga pasien tidak merasa takut.
Pertanyaan yang diberikan adalah: 1
1. Identitas Pasien
Nama, tanggal lahir / umur, tempat lahir, pekerjaan, alamat, jenis kelamin, suku
bangsa, agama, dan pendidikan.
2. Keluhan Utama dan Penyerta
- Keluhan apa yang dirasakan oleh pasien? Lelah, malaise, sesak napas, nyeri dada,
atau tanpa gejala? Pada talasemia, umumnya pasien muncul pada usia sekitar 3-6
bulan atau kurang lebih dalam usia 1 tahun pertama, gejala diawali dengan pucat
disusul splenomegali, demam, dan sakit berat.
- Apakah gejala tersebut muncul mendadak atau bertahap?
- Adakah petunjuk mengenai penyebab anemia? Kelelahan dan berkurangnya
kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan berat biasanya dapat disebabkan
berkurangnya Hb yang beredar. Tanyakan apakah ada rasa ingin memakan bahan yang
tidak lazim seperti es, tanah, dan sebagainya. Gejala tersebut dapat ditemukan pada
anemia defisensi Fe (pica).
- Tanyakan kecukupan makanan dan kandungan Fe,Folat dan B12? Riwayat makanan
penting ditanyakan. Tanyakan kecukupan makanan dan kandungan Fe untuk
menyingkirkan diagnosis bandingnya.
- Adakah gejala yang konsisten dengan malabsorpsi? Adakah tanda-tanda kehilangan
darah dari saluran cerna (tinja gelap, darah per rektal, muntah darah)?
- Adakah terlihat warna kulit dan sclera mata yang kuning?
- Adakah riwayat demam?
4. Riwayat Keluarga
Adakah riwayat anemia dalam keluarga? Khususnya penyakit sel sabit, talasemia, dan
anemia hemolitik yang diturunkan. Pada talasemia merupakan penyakit yang diturunkan
secara resesif.
5. Riwayat Bepergian
Tanyakan riwayat bepergian dan pertimbangkan kemungkinan infeksi parasit
(misalnya cacing tambang dan malaria).
6. Riwayat Sosial, Ekonomi
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi2
Keadaan kulit
Warnanya (ikterus, pucat, coklat, kehitaman). Pucat sering terlihat pada penderita
anemia. Penilaian paling baik adalah pada telapak tangan atau kaki, kuku, mukosa
mulut, dan konjungtiva.
Elastisitasnya (menurun pada orang tua dan dehidrasi), kering (dehidrasi), lembab
(asites).
Adanya bekas-bekas garukan (penyakit ginjal kronik, ikterus obstruktif), jaringan parut
(tentukan lokasinya), striae (gravidarum/ cushing syndrome), pelebaran pembuluh
darah vena (obstruksi vena kava inferior & kolateral pada hipertensi portal).
Abdomen
Besar dan bentuk abdomen: rata, menonjol, atau scaphoid (cekung).
Simetrisitas: adanya benjolan local (hernia, hepatomegali, splenomegali, kista ovarii,
hidronefrosis).
Gerakan dinding abdomen pada peritonitis terbatas.
Pembesaran organ atau tumor, dilihat lokasinya dapat diperkirakan organ apa atau
tumor apa.
Peristaltik: gerakan peristaltik usus meningkat pada obstruksi ileus, tampak pada
dinding abdomen dan bentuk usus juga tampak (darm-contour).
Pulsasi: pembesaran ventrikel kanan dan aneurisma aorta sering memberikan gambaran
pulsasi di daerah epigastrium dan umbilical.
Thalassemia pada Anak - Anak Page 3
Perhatikan juga gerakan pasien:
o pasien sering merubah posisi adanya obstruksi usus.
o pasien sering menghindari gerakan iritasi peritoneum generalisata.
o pasien sering melipat lutut ke atas agar tegangan abdomen berkurang/ relaksasi
peritonitis.
o pasien melipat lutut sampai ke dada, berayun-ayun maju mundur pada saat nyeri
pankreatitis parah.
Palpasi
Palpasi dilakukan dengan menggunakan palmar jari dan telapak tangan. Sedangkan
untuk menentukan batas tepi organ, digunakan ujung jari. Diusahakan agar tidak melakukan
penekanan yang mendadak, agar tidak timbul tahanan pada dinding abdomen. Palpasi dimulai
dari daerah superficial, lalu ke bagian dalam. Bila ada daerah yang dikeluhkan nyeri,
sebaiknya bagian ini diperiksa paling akhir. Setiap ada perabaan massa, dicari ukuran/
besarnya, bentuknya, lokasinya, konsistensinya, tepinya, permukaannya, fiksasi/
mobilitasnya, nyeri spontan/ tekan, dan warna kulit di atasnya. Sebaiknya digambarkan
skematisnya.2
Pada perabaan hepar, secara normal teraba 1-2 cm di bawah arkus kosta kanan pada bayi
dan anak kecil. Besarnya hepar diukur di bawah batas kosta di garis midclavicula dan dari
prosessus xiphoideus ke umbilikus. Hepatomegali terdapat pada penyakit infeksi (hepatitis,
sepsis), anemia (thalasemia dan anemia sickle cell), gagal jantung kongestif, sumbatan
saluran empedu, keganasan.2
Pada perabaan limpa dapat dibedakan dari lobus kiri hepar karena bentuk limpa yg
seperti lidah yang menggantung ke bawah, ikut bergerak dalam pernapasan, mempunyai
incisura lienalis serta dapat didorong ke medial, lateral, dan atas. Besarnya limpa diukur
dengan cara Schuffner: jarak maksimum dari pusat ke garis singgung pada arcus costae kiri
dibagi menjadi 4 bagian yang sama. Garis ini diteruskan kebawah sehingga memotong lipat
paha, garis dari pusat ke lipat paha ini pun dibagi menjadi 4 bagian yang sama. Pembesaran
limpa (splenomegali) dinyatakan dengan memproyeksikannya dalam bagian-bagian ini.
Limpa yang membesar samapai pusat dinyatakan Schuffner IV, sampai lipat paha Schuffner
VIII. Splenomegali terdapat pada berbagai penyakit infeksi, penyakit darah (thalasemia atau
anemia sickle cell), serosis hepatis, hipertensi porta, gagal jantung kongestif. 2
Perkusi
Thalassemia pada Anak - Anak Page 4
Perkusi menggambarkan batas-batas statik antara jaringan-jaringan dengan kepadatan
yang berbeda. Pada pemeriksaan abdomen perkusi berguna untuk menilai keadaan abdomen
secara keseluruhan, menentukan besarnya hati, limpa, ada tidaknya asites, adanya massa
padat atau massa berisi cairan (kista), adanya udara yang meningkat dalam lambung dan
usus, serta adanya udara bebas dalam rongga abdomen. Suara perkusi abdomen yang normal
adalah timpani (organ berongga yang berisi udara), kecuali di daerah hati (redup; organ yang
padat). 2
Auskultasi
Dengan mendengar apakah terdapat kelainan suara baik pada pemeriksaan abdomen
(seperti peningkatan bising usus). 2
Tanda Vital
Tekanan darah
Frekuensi nadi
Pemeriksaan denyut nadi dilakukan dengan palpasi pada arteri radialis, arteri
carotis, atau arteri radialis. Ujung-ujung jari ditekan makin lama makin kuat di atas arteri
sampai denyut maksimum teraba. Hitunglah denyut nadi dalam satu menit penuh. Selain
itu, ketika memeriksa denyut nadi, kita juga harus memperhatikan kecepatannya,
iramanya, volumenya, dan konturnya. denyut nadi normal untuk anak usia 2-10 tahun
adalah 55-90 x /menit (waktu istirahat) dan bisa sampai 200 x/menit pada saat aktif/
demam. 1
Frekuensi napas
Kecepatan pernafasan adalah jumlah inspirasi per menit. Selain kecepatan
pernafasan kita juga perlu memperhatikan volume, uasaha bernafas, dan pola pernafasan.
Rata-rata frekuensi normal pernafasan pada anak 10 tahun atau lebih adalah 15-30
x/menit dan pada waktu tidur 15 x/ menit. 1
Suhu tubuh
Pemeriksaan Penunjang
1. Thalasemia-2- trait (- / )
Pada penderita hanya dijumpai delesi satu rantai (-), yang diwarisi dari salah satu
orang tuanya. Sedangkan rantai- lainnya yang lengkap (), diwarisi dari pasangan
orang tuanya dengan rantai- normal. Penderita kelainan ini merupakan pembawa sifat
yang fenotipnya tidak memberikan gejala dan tanda (an asymptomatic, silent carrier
state). Kelainan ini ditemukan pada 15-20% populasi keturunan Afrika.
2. Thalasemia-1- trait (- / - atau / - -)
Pada penderita ditemukan delesi dua loki. Delesi ini dapat berbentuk thalasemia-2 a-
homozigot (- / -) dan thalasemia-1a- heterozigot ( / - -). Fenotip thalasemia-1- trait
menyerupai fenotip thalasemia - minor.
3. Hemoglobin H disease (- - / -)
Pada penderita ditemukan delesi tiga loki, berbentuk heterozigot ganda untuk thalasemia-
2- dan thalasemia-1- (- -/-). Pada fetus terjadi akumulasi beberapa rantai yang
tidak ada pasangannya (unpaired -chains). Sedangkan pada orang dewasa akumulasi
unpaired- chains yang mudah larut ini membentuk tetramer 4, yang disebut HbH. HbH
membentuk sejumlah kecil inklusi di dalam eritroblast, tetapi tidak berpresipitasi dalam
eritrosit yang beredar. Delesi tiga loki ini memberikan fenotip yang lebih berat. Bentuk
kelainan ini disebut HbH disease. Fenotip HbH disease berupa thalasemia intermedia,
ditandai dengan anemia hemolitik sedang-berat, namun dengan inefektivitas eritropoiesis
yang lebih ringan.
Di samping itu thalasemia juga dibedakan berdasarkan jenis mayor dan minor, diantaranya
adalah : 4
Etiologi
Sindrom talasemia akibat tidak adanya sintesis satu atau lebih rantai polipeptida
globin yang bergabung membentuk hemoglobin. Sindrom thalassemia- biasanya disebabkan
oleh delesi satu gen globin atau lebih. Thalassemia- dapat juga karena delesi gen, tetapi
lebih lazim merupakan akibat kelainan pembacaan atau pemrosesan DNA. Pada tingkat
molekular, sekurang-kurangnya diketahui 100 mutasi yang mengakibatkan kelainan ini.
Mutasi ini dapat mengurangi produksi atau mengubah pemrosesan mRNA. Cara lain
pergeseran kerangka atau mutasi nonsense dapat menggambarkan mRNA nonfungsional.
Pada tingkat fenotip, tidak dibuat -globin (thalassemia-0) atau pengurangan jumlah -
globin. normal yang dihasilkan (thalassemia-+). Hanya rantai globin normal yang
dihasilkan pada kelainan ini, tetapi ada bentuk thalassemia tidak biasa lain yang secara
struktural disintesis rantai globulin abnormal.6
Epidemiologi
Di RSCM sampai dengan akhir tahun 2003 terdapat 1060 pasien thalassemia mayor
yang berobat jalan di Pusat Thalassemia Departemen Anak FKUI-RSCM yang terdiri dari
52,5 % pasien thalassemia homozigot, 46,2 % pasien thalassemia HbE, serta thalassemia
1,3%. Sekitar 70-80 pasien baru, datang tiap tahunnya. 8
Patofisiologi
Gejala Klinis
Bayi baru lahir dengan talasemia beta mayor tidak anemis. Gejala awal pucat mulanya
tidak jelas, biasanya menjadi lebih berat dalm tahun pertama kehidupan dan pada kasus yang
berat terjadi dalam beberapa minggu setelah lahir. Bila penyakit ini tidak ditangani dengan
baik, maka tumbuh kembang anak akan terhambat. Anak tidak nafsu makan, diare,
Komplikasi
Komplikasi dari penyakit talasemia ialah lebih mengarah kepada kerusakan multi organ
sistemik seperti hepar dan limpa, anemia berat kronis, mudahnya terjadi infeksi, ekspansi
sumsum tulang yang berlebihan sehingga terjadi osteoporosis, dan mengalami overload zat
besi karena destruksi SDM yang lebih cepat dari seharusnya. Pertumbuhan lambat terutama,
akibat kegagalan maturasi tulang, terutama selama tahun-tahun remaja. Maturasi seksual juga
terlambat, atau tidak ada dan hipogonadisme lazim pada anak laki-laki dan perempuan.
Kelainan pertumbuhan dan perkembangan ini diduga akibat hemosiderosis transfusi
bukannya talasemia. Namun pertumbuhan tinggi dan berat badan cukup normal selama umur
4-5 tahun pertama pada anak yang ditransfusi secara teratur dan perkembangan intelektual
normal. 4,6,9
Kematian pada sebagian besar penderita yang ditransfusi secara .teratur dianggap
berasal dari kelebihan besi. Penyerapan besi saluran cerna meningkat sebagai akibat anemia
hemolitik kronis. Lagi pula, terjadi peningkatan beban besi tubuh yang progresif sekitar 250
mg pada setiap unit darah yang ditransfusikan (besi tubuh total 3,5 g pada laki-laki dewasa
normal). Akumulasi besi menyebabkan penggelapan kulit karena melanin dan besi
diendapkan di dermis. Akumulasi besi pada jaringan lain, terutama hati, pankreas, kelenjar
endokrin, dan jantung, dapat mengakibatkan fibrosis dan kerusakan organ permanen.
Diabetes melitus, insufisiensi hati, dan gangguan kelenjar endokrin dapat terjadi. Komplikasi
Thalassemia pada Anak - Anak Page 14
yang paling serius adalah gagal jantung yang sering mematikan yang mengikuti aritmia
atrium dan ventrikel yang aneh pada beberapa remaja dan dewasa muda.4,6,9
Penatalaksanaan
1. Transfusi Darah
Transfusi teratur sangat penting untuk ketahanan hidup kebanyakan thalassemia-
homozigot. Terapi diberikan secara teratur untuk mempertahankan kadar Hb di atas 10
g/dL. Regimen "hipertransfusi" ini mempunyai keuntungan klinis yang nyata. Hal
memungkinkan pasien dapat lebih nyaman, mencegah ekspansi sumsum tulang dan
masalah kosmetik progresif yang terkait dengan perubahan tulang-tulang muka, dan
meminimalkan dilatasi jantung dan osteoporosis. Transfusi dengan dosis 15-20 ml/kg sel
darah merah terpampat (PRC) biasanya diperlukan seliap 4-5 minggu. Uji silang harus
dikerjakan untuk mencegah alloimunisasi dan mencegah reaksi transfusi. Lebih baik
digunakan PRC yang relatif segar (kurang dari 1 minggu dalam antikoagulan CPD).
Walapun dengan kehati-hatian yang tinggi, reaksi demam akibat tranfusi lazim ada. Hal ini
dapat diminimalkan dengan penggunaan eritrosit yang direkonstitusi dari darah beku atau
penggunaan filter leukosit, dan dengan pem-berian antipiretik sebelum transfusi.2
2. Terapi Khelasi Besi
Hemosiderosis adalah akibat terapi transfusi jangka panjang yang tidak dapat dihindari
karena seliap 500 ml darah membawa kira-kira 200 mg besi ke jaringan yang tidak dapat
diekskreksikan secara fisiologis. Hemosiderosis dapat diturunkan atau bahkan dicegah
dengan pemberian parenteral obat pengkhelasi besi (iron-chelating drugs), deferoksamin,
yang membentuk kompleks besi yang dapat diekskresikan dalam urin. Obat ini diberikan
subkutan dalam jangka 8-12 jam dengan menggunakan pompa portabel kecil (selama
tidur), 5 atau 6 malam/minggu. Penderita yang menerima regimen ini dapat
memperlahankan kadar feritin serum kurang dari 1.000 ng/mL, yang benar-benar di bawah
nilai toksik.6,9
3. Splenektomi
Splenektomi dipertimbangkan pada penderita yang kebutuhan transfusinya bertambah
di luar porporsi pertumbuhan atau proporsi yang mengurangi gejala tekanan yang
disebabkan oleh hipertrofi limpa masif. Splenektomi meningkatkan risiko sepsis yang
parah sekali, dan oleh karena itu operasi harus dilakukan hanya untuk indikasi yang jelas
dan harus ditunda selama mungkin. Kebutuhan transfusi me-ebihi 240 ml/kg PRC/tahun
Pencegahan
Tidak ada pengobatan definitif yang tersedia dengan luas untuk talasemia, penekanan
utama telah ditempatkan pada penapisan populasi yang berisiko agar dapat diberikan
konseling genetik. Ada beberapa cara yaitu hindari menikah dengan orang yang memiliki
riwayat talasemia dan skrining sebelum menikah & ketika memiliki anak. Penapisan
pembawa sifat talasemia- lebih berdaya guna bila dikerjakan dengan penilaian indeks sel
darah merah. 1
Di Indonesia program pencegahan thalassemia- mayor telah dikaji oleh Departemen
Kesehatan melalui program "Health Technology Assesment" (HTA), di mana beberapa butir
rekomendasi, sebagai hasil kajian, diusulkan dalam program prevensi talasemia, termasuk
tekhnik dan metoda uji saring laboratorium, strategi pelaksanaan, psikososial, dan agama.1
Prognosis
Talasemia adalah salah satu penyakit darah yang di warisi, umumnya menyerang anak
anak di kalangan masyarakat, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan
bahwa terdapat sekurang kurangnya 2000 orang yang menderita talasemia di seluruh
Negara.
Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dijabarkan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa pasien anak usia 6 tahun pada kasus tersebut didiagnosis menderita talasemia.
Talasemia merupakan kelainan sintesis hemoglobin dimana merupakan kelainan penyakit
anemia hemolitik herediter yang diturunkan secara resesif. Secara molekuler talasemia
dibedakan atas talasemia alfa dan beta, sedangkan secara klinis dibedakan antara talasemia
mayor dan minor. Talasemia mayor sangat tergantung pada transfuse dan talasemia minor
(karier) biasa tanpa gejala. Talasemia diturunkan berdasarkan Hukum Mendel, resesif atau
ko-dominan. Heterozigot biasanya tanpa gejala homozigot atau gabungan heterozigot
gejalanya lebih berat daripada talasemia alfa atau beta.
Namun untuk menyimpulkan thalassemia jenis apa, perlu dilakukan anamnesis lebih
lanjut, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan lanjutan yang lengkap dan terarah.
4. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, et all, editor. Buku ajar ilmu
penyakit dalam. Ed.5. Jakarta: InternaPublishing; 2009, h.1379-93.
5. Hoffbrand AV, Pettit JE, Moss PAH. Kapita selekta hematologi; alih bahasa: Lyana
Setiawan. Edisi 4. Jakarta: EGC; 2005.h. 67-87
6. Mentzer WC. Talasemia dalam Buku Ajar Pediatrik Rudolf; editor, Abraham M.
Rudolph, et all; alih bahasa, A. Samik Wahab, Sugiarto; editor bahasa Indonesia,
Natalia Susi, et all. Ed.20 Vol.2. Jakarta: EGC; 2006. h. 1331-34
9. Honig GR. Kelainan hemoglobin dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Nelson;
editor Richard E. Behrnab, et all; Alih bahasa, A. Samik Wahab; editor bahasa
Indonesia, A. Samik Wahab, et all. Ed.15 Vol.2. Jakarta: EGC; 2000. h. 402-20