Anda di halaman 1dari 48

PPKN

IGMA DHARMAKARJA

PKN STAN
Dasar hukum
UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara;
UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara;
PP No. 90/2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga;
PP No. 71/2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK,02/2012 tentang
Perubahan Atas PMK Nomor 101/PMK.02/2011 tentang Klasifikasi
Anggaran
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.05/2013 tentang
Bagan Akun Standar
Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Kep-
224/PB/2013 tentang Kodifikasi Segmen Akun Pada BAS
: Adalah semua pengeluaran negara
yang digunakan untuk membiayai
belanja pemerintah pusat dan transfer ke
daerah.

12/4/2017 3
KEBIJAKAN BELANJA NEGARA TA 2017
peningkatan belanja produktif seperti pembangunan infrastruktur dan konektivitas
antarwilayah, pembangunan sarana dan prasarana ketenagalistrikan, perumahan,
sanitasi dan air bersih;
meningkatkan efisiensi dan penajaman belanja non-operasional utamanya pada
belanja barang untuk meningkatkan ruang fiskal;
meningkatkan kualitas dan efektivitas program perlindungan sosial antara lain PKH,
KIP, KIS, Rastra, dan beasiswa Bidik Misi, dengan memperbaiki sistem penyaluran
dan akurasi data penerima;
memperkuat pelaksanaan program prioritas di bidang pendidikan, kesehatan,
kedaulatan pangan dan energi, kemaritiman dan kelautan, serta pariwisata dan
industri;
penyaluran subsidi dan program bantuan sosial non-tunai yang lebih tepat sasaran,
antara lain melalui perbaikan basis data yang transparan dan penataan ulang sistem
penyaluran subsidi yang lebih akuntabel, konversi beras sejahtera (Rastra) menjadi
layanan non tunai/kartu secara bertahap;
mendukung penegakan hukum serta stabilisasi pertahanan dan keamanan, melalui
pemberantasan dan penegakan peredaran gelap narkoba, tindak terorisme, serta
pengadaan alutsista.
Transfer ke Daerah dan Dana Desa, sebagai salah satu instrumen penting dari
desentralisasi fiskal, diarahkan untuk memperkuat pendanaan pembangunan
daerah dan desa guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan
mendukung pencapaian prioritas nasional

12/4/2017 4
BELANJA PEMERINTAH PUSAT TA 2017

12/4/2017 5
Klasifikasi Akun
Organisasi
(BA, Es, Satker)

Fungsi Fungsi

Sub Fungsi Sub Fungsi

Program Program Program

Kegiatan Kegiatan Kegiatan

Keluaran/Output Keluaran/Output

Kode Kode Ekonomi/


Ekonomi/ Kode Ekonomi/
Jenis belanja Jenis belanja
Jenis belanja
KLASIFIKASI BELANJA

ORGANISASI
Klasifikasi belanja berdasarkan struktur
organisasi yg menjadi pusat
pertanggungjawaban.
FUNGSI
Klasifikasi belanja berdasarkan fungsi-fungsi
utama yang harus dilaksanakan oleh unit
pemerintah.
JENIS BELANJA (EKONOMI)
Klasifikasi belanja berdasarkan manfaat
ekonominya atau jenis belanja yang
dikeluarkan.
7
FUNGSI
Fungsi merupakan
perwujudan tugas 1. Pelayanan Umum Pemerintahan;
kepemerintahan di 2. Pertahanan;
bidang tertentu yang 3. Hukum, Ketertiban dan Keamanan;
dilaksanakan dalam 4. Ekonomi;
rangka mencapai 5. Lingkungan Hidup;
tujuan pembangunan 6. Perumahan dan Pemukiman;
nasional 7. Kesehatan;
8. Pariwisata dan Budaya;
Fungsi bersifat statis
9. Agama;
dan bukan merupakan
10. Pendidikan;
dasar alokasi
11. Perlindungan Sosial.
anggaran

8
12/4/2017 9
Klasifikasi menurut organisasi

Rincian belanja menurut organisasi


disesuaikan dengan susunan
kementerian negara/lembaga
pemerintahan pusat

10
10 K/L DENGAN BELANJA
TERBESAR TA 2017

12/4/2017 11
KLASIFIKASI EKONOMI (JENIS BELANJA)

1. Belanja Pegawai (51)


2. Belanja Barang (52)
3. Belanja Modal (53)
4. Belanja Pembayaran Bunga Utang
(54)
5. Belanja Subsidi (55)
6. Belanja Hibah (56)
7. Belanja Bantuan Sosial (57)
8. Belanja Lain-lain (58)
12/4/2017 13
BELANJA PEGAWAI

Belanja Pegawai merupakan pengeluaran yang merupakan


kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang
atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai
pemerintah dalam maupun luar negeri baik kepada pejabat
negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai yang
dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS
sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan
dalam rangka mendukung tugas fungsi unit organisasi
pemerintah selama periode tertentu, kecuali pekerjaan
yang berkaitan dengan pembentukan modal.
BELANJA PEGAWAI

Kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk


uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada
pegawai pemerintah (di dalam negeri dan di luar
negeri) sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan selama periode akuntansi,
kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan
pembentukan modal.
Pembayaran kepada pekerja yang dipekerjakan
sendiri, dan pekerja lain yang bukan karyawan
pemerintah tidak termasuk dalam kelompok belanja
pegawai tetapi dalam kelompok belanja barang
dan jasa.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :

a. Belanja Pegawai difokuskan untuk membayar gaji


dan tunjangan yang melekat dengan gaji, honor-
honor pegawai non PNS serta tunjangan-tunjangan
yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
b. Sementara itu, sesuai dengan penerapan konsep
nilai perolehan maka pembayaran honor-honor untuk
pelaksana kegiatan yang semula disediakan dari
Belanja Pegawai : Uang honor tidak tetap
diintegrasikan ke dalam kegiatan induknya dan kode
akun yang digunakan mengikuti jenis belanja
kegiatan yang bersangkutan.
12/4/2017 17
BELANJA BARANG
Belanja Barang merupakan pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan
jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun
yang tidak dipasarkan serta pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan
atau dijual kepada masyarakat dan belanja perjalanan.

Belanja ini terdiri dari belanja barang dan jasa, belanja pemeliharaan, belanja
perjalanan dinas, belanja barang BLU dan belanja barang untuk diserahkan kepada
masyarakat.

BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN TERKAIT BELANJA BARANG


ADALAH:
1) BELANJA BARANG DIFOKUSKAN untuk membiayai kebutuhan operasional
kantor (barang dan jasa), pemeliharaan kantor dan aset tetap/aset lainnya serta
biaya perjalanan;
2) Belanja barang juga dialokasikan untuk Pembayaran Honor-honor Bagi Para
Pengelola Anggaran (KPA, PPK, Bendahara dan Pejabat Penguji/Penandatangan
SPM, termasuk Petugas SAI/SIMAKBMN);
3) Sesuai dengan penerapan konsep nilai perolehan maka pembayaran HONOR
UNTUK PARA PELAKSANA KEGIATAN MENJADI SATU KESATUAN DENGAN
KEGIATAN INDUKNYA.
4) Selain itu, Belanja Barang juga meliputi hal-hal :

a. Pengadaan Aset Tetap yang NILAI PERSATUANNYA DI BAWAH NILAI


MINIMUM KAPITALISASI;

a. Belanja pemeliharaan aset tetap yang TIDAK MENAMBAH UMUR


EKONOMIS/MASA MANFAAT ATAU KAPASITAS KINERJA ASET TETAP
ATAU ASET LAINNYA, dan/atau KEMUNGKINAN BESAR TIDAK
MEMBERIKAN MANFAAT EKONOMI DI MASA YANG AKAN DATANG
DALAM BENTUK PENINGKATAN KAPASITAS, MUTU PRODUKSI ATAU
PENINGKATAN STANDAR KINERJA.
Belanja Pemeliharaan adalah pengeluaran yang dimaksudkan untuk
mempertahankan Aset Tetap atau Aset Lainnya yang sudah ada ke dalam
kondisi normalnya.

c) Belanja Barang UNTUK DISERAHKAN KEPADA


MASYARAKAT/PEMERINTAH DAERAH.
JENIS BELANJA BARANG
1. Belanja Barang Operasional : Keperluan sehari-hari perkantoran,
pengadaan/peng gantian inventaris kantor yang nilainya dibawah
kapitalisasi, pengadaan pakaian seragam dinas, honorarium yang
terkait dengan operasional satker
2. Belanja Barang Non Operasional : Belanja Bahan, Belanja Barang
Transito, Honor yang terkait dengan output
3. Belanja Barang Lainnya yang secara langsung menunjang
kegiatan non-operasional
4. Belanja Jasa
5. Belanja Pemeliharaan
6. Belanja Perjalanan Dinas
7. Belanja Barang Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemerintah
Daerah
20
KODIFIKASI AKUN 526
Belanja Barang untuk diserahkan kepada masyarakat /pemda
merupakan pengeluaran anggaran belanja negara untuk pengadaan
barang untuk diserahkan kepada masyarakat/ pemda yang dikaitkan
dengan tugas dan fungsi strategis pencapaian kinerja suatu satuan
kerja dan TUJUAN KEGIATANNYA TIDAK TERMASUK DALAM
KRITERIA BELANJA BANSOS

Sehingga Jenis Belanja Barang dan Jasa menjadi:


52
521 522 523 524 525 526
Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja Barang
barang Jasa Pemeliharaan Perjalanan BLU untuk
diserahkan
kepada
Masyarakat/
Pemda
BELANJA BARANG UNTUK DISERAHKAN KEPADA
MASYARAKAT/PEMERINTAH DAERAH

526 BELANJA BARANG UNTUK DISERAHKAN KEPADA MASYARAKAT/PEMDA


5261 Belanja Barang untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda
52611 Belanja Barang untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda
526111 Belanja Tanah untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda
526112 Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda
526113 Belanja Gedung dan Bangunan untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda
526114 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan untuk diserahkan kepada masyarakat / Pemda
526115Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda

5262Belanja Barang Penunjang Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan untuk diserahkan
kepada pemerintah daerah
52621Belanja Barang Penunjang Kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan untuk
diserahkan kepada pemerintah daerah
526211Belanja Barang Penunjang Kegiatan Dekonsentrasi untuk diserahkan kepada pemerintah
daerah
526212Belanja Barang Penunjang Tugas Pembantuan untuk diserahkan kepada pemerintah
daerah
5263Belanja Barang Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda
52631Belanja Barang Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda
526311Belanja Barang Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda
22
BELANJA MODAL

Pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset


lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode
akuntansi. Untuk mengetahui apakah suatu belanja dapat
dimasukkan sebagai Belanja Modal atau tidak, maka perlu
diketahui definisi aset tetap atau aset lainnya dan kriteria
kapitalisasi aset tetap.
Belanja Modal Tanah
Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Modal Fisik Lainnya
KONSEP NILAI PEROLEHAN

Komponen belanja modal untuk


perolehan aset tetap meliputi:
Harga beli aset tetap
Semua biaya yang dikeluarkan sampai AT siap
digunakan, termasuk:
* biaya perjalanan dinas
* ongkos angkut
* biaya uji coba
* biaya konsultan
Belanja Barang atau Belanja Modal?

Pemilihan Memenuhi
antara Belanja Memenuhi Nilai Min.
Barang dan Kriteria
Belanja Modal
Pengakuan Y kapitalisas
i:
Aset P/M
dalam Tetap/Ase 300.000
pengadaan t Lainnya? G/B
awal 10.000.000

T T Y
Belanja Barang
sesuai
peruntukannya

Belanja Modal
sesuai
peruntukannya
DEFINISI ASET TETAP

1. Dimiliki dan Berwujud;


2. Mempunyai masa manfaat lebih dari
12 bulan;
3. Digunakan dalam kegiatan
operasional pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat
umum;
4. Memenuhi kriteria nilai satuan
minimum kapitalisasi
KRITERIA PENGAKUAN ASET TETAP

1. Mempunyai masa manfaat lebih dari


12 bulan;
2. Biaya perolehan dapat diukur secara
andal;
3. Tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam operasi normal entitas;
4. Diperoleh atau dibangun dengan
maksud untuk digunakan
Belanja
Barang
NERACA

Belanja Aset Lancar Kewajiban


Modal - Persediaan

Aset Tetap
Belanja
Bantuan - Tanah, Gedung, Ekuitas
Sosial - Peralatan&Mesin dll.

Aset Lainnya

Total Aset Total Kewajiban+


Ekuitas
RKA-KL

BELANJA MODAL BELANJA BARANG


TERPENUHINYA SALAH SATU
KRITERIA KAPITALISASI

1. BERTAMBAHNYA MASA MANFAAT/ UMUR


EKONOMIS;
2. BERTAMBAHNYA KAPASITAS, PENINGKATAN TIDAK
STANDAR KINERJA ATAU VOLUME ASET

dan

NILAI MINIMUM KAPITALISASI:


YA 300.000 untuk Peralatan & Mesin TIDAK
10.000.000 untuk Gedung & Bangunan
Contoh
Pengadaan buku:
menjadi koleksi perpustakaan atau dibagikan/
disebarluaskan kepada masyarakat?

Untuk Dibagikan Koleksi Perpustakaan

Menjadi Aset Tetap


Tidak menjadi Aset
Lainnya
Pemerintah Pusat
Pemerintah Pusat

Dikelompokkan ke
Dikelompokkan ke
dalam akun 521219
dalam akun 536111
(Belanja Barang Non
(Belanja Modal Fisik
Operasional
Lainnya)
Lainnya)
KAPITALISASI SESUAI KMK NO.1/KMK.12/2001
TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BM/KN DALAM SISTEM
AKUNTANSI PEMERINTAH

1. REHABILITASI : PERBAIKAN ASET TETAP YANG RUSAK SEBAGIAN


DENGAN TANPA MENINGKATKAN KUALITAS DAN ATAU KAPASITAS
DENGAN MAKSUD DAPAT DIGUNAKAN SESUAI DENGAN KONDISI
SEMULA.
2. RENOVASI : PERBAIKAN ASET TETAP YANG RUSAK ATAU
MENGGANTI YANG BAIK DENGAN MAKSUD MENINGKATKAN
KUALITAS ATAU KAPASITAS.
3. RESTORASI : PERBAIKAN ASET TETAP YANG RUSAK DENGAN TETAP
MEMPERTAHANKAN ARSITEKTURNYA

NILAI REKLASIFIKASI :
NILAI PEROLEHAN ASET YANG DIREKLASIFIKASI + BIAYA MERUBAH
MENAMBAH UMUR, KAPASITAS DAN MANFAAT
NILAI PENGEMBANGAN TANAH :
BIAYA YANG DIKELUARKAN UNTUK PENGURUGAN DAN PEMATANGAN
NILAI RENOVASI DAN RESTORASI :
BIAYA YANG DIKELUARKAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN ATAU
KAPASITAS
31
NILAI SATUAN MINIMUM
KAPITALISASI ASET TETAP

DEFINISI : PENGELUARAN PENGADAAN BARU DAN


PENAMBAHAN NILAI ASET TETAP DARI HASIL PENGEMBANGAN ,
REKLASIFIKASI, RENOVASI DAN RESTORASI
RUANG LINGKUP :
1. PERALATAN DAN MESIN DAN ALAT OLAH RAGA , > Rp. 300.000,-
2. GEDUNG DAN BANGUNAN, > Rp. 10.000.000,-

PENGECUALIAN

PENGELUARAN UNTUK TANAH, JALAN, IRIGASI, JARINGAN DAN ASET


TETAP LAINNYA (KOLEKSI PERPUSTAKAAN DAN BARANG BERCORAK
KESENIAN)

32
BELANJA BANTUAN SOSIAL

transfer uang atau barang yang


diberikan kepada masyarakat guna
melindungi dari kemungkinan
terjadinya risiko sosial. Bantuan sosial
dapat langsung diberikan kepada
anggota masyarakat dan/atau lembaga
kemasyarakatan termasuk didalamnya
bantuan untuk lembaga non
pemerintah bidang pendidikan dan
keagamaan
DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN
DIPA Dana Dekonsentrasi (DK) adalah DIPA dalam
rangka pelaksanaan dana dekonsentrasi, yang dikelola
oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi
yang ditunjuk oleh Gubernur.
DIPA Dana Dekonsentrasi disusun dan ditetapkan oleh
KPA SKPD yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Gubernur
berdasarkan pendelegasian wewenang dari
Menteri/Pimpinan Lembaga.
DIPA Tugas Pembantuan (TP) adalah DIPA dalam
rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan, yang dikelola
oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Provinsi/Kabupaten/Kota yang ditunjuk oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga yang memberi tugas
pembantuan.
DIPA Tugas Pembantuan disusun dan ditetapkan oleh
KPA SKPD yang ditunjuk dan ditetapkan oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga.
KARAKTERISTIK DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN

Karakteristik DK
Sifat kegiatan non-fisik yaitu kegiatan yang menghasilkan keluaran
yang tidak menambah aset tetap. Kegiatan non-fisik, antara lain berupa:
sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, fasilitasi, bimbingan teknis,
pelatihan, penyuluhan, supervisi, penelitian dan survei, pembinaan dan
pengawasan, serta pengendalian.

Karakteristik TP
Sifat kegiatan fisik, yaitu kegiatan yang menghasilkan keluaran yang
menambah aset tetap. Kegiatan fisik, antara lain pengadaan tanah,
bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi dan jaringan, serta dapat
berupa kegiatan yang bersifat fisik lainnya. Sedangkan kegiatan bersifat
fisik lainnya, antara lain pengadaan barang habis pakai, seperti obat-
obatan, vaksin, pengadaan bibit dan pupuk, atau sejenisnya, termasuk
barang bansos yang diserahkan kepada masyarakat, serta
pemberdayaan masyarakat.

Pengalokasian Dana Penunjang


a. Sebagian kecil dana DK/TP dapat dialokasikan sebagai dana penunjang
untuk pelaksanaan tugas administratif dan/atau pengadaan input
berupa barang habis pakai dan/atau aset tetap;
b. Penentuan besarnya alokasi dana penunjang harus memperhatikan
asas kepatutan, kewajaran, ekonomis, dan efisiensi, serta disesuaikan
dengan karakteristik kegiatan masing-masing K/L.
OUTPUT DEKONSENTRASI

Utama:
Dari Belanja
Barang Non Fisik
sesuai
peruntukann
ya

Penunjang:
Dapat menghasilkan BMN yang akan
diserahkan (521311)
BMN OUTPUT DEKONSENTRASI
No. Uraian Keterangan

1. Kegiatan Utama Bersifat Non-fisik: menghasilkan keluaran yang


tidak menambah aset tetap, antara lain
sinkronisasi & koordinasi, perencanaan,
fasilitasi, bimtek, pelatihan, penyuluhan,
supervisi, penelitian & survey, pembinaan &
pengawasan, serta pengendalian.

2. Kegiatan Penujang Dapat menghasilkan BMN berupa AT


Kode akun baru 521311 Belanja Barang
Penunjang Kegiatan Dekonsentrasi (termasuk
yang menghasilkan BMN untuk diserahkan
kepada Pemda). Perolehan BMN dicatat sebagai
persediaan

3. Reklasifikasi Apabila 6 bulan setelah perolehan BMN pada


poin 2 belum diserahkan kepada Pemda,
direklasifikasi menjadi AT
BELANJA LAIN-LAIN

Pengeluaran negara untuk pembayaran


atas kewajiban pemerintah yang tidak
masuk dalam katagori belanja
pegawai, belanja barang, belanja
modal, belanja pembayaran utang,
belanja subsidi, belanja hibah, dan
belanja bantuan sosial serta bersifat
mendesak dan tidak dapat diprediksi
sebelumnya.
BELANJA BUN

Belanja Bunga adalah pengeluaran pemerintah untuk


pembayaran bunga (interest) atas kewajiban
penggunaan pokok utang (principal outstanding)
yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman jangka
pendek atau jangka panjang.
Subsidi yaitu alokasi anggaran yang diberikan kepada
perusahaan/ lembaga yang memproduksi, menjual,
mengekspor, atau mengimpor barang dan jasa untuk
memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian rupa
sehingga harga jualnya dapat dijangkau masyarakat
Hibah adalah pengeluaran pemerintah dalam bentuk
uang/barang atau jasa kepada pemerintah atau
pemerintah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat,
dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik
telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib
dan tidak mengikat, serta tidak secara terus
menerus.

39
BELANJA BUN
KODE URAIAN AKUN
6 TRANSFER KE DAERAH
61 Transfer Dana Perimbangan
Transfer Dana Otonomi Khusus dan
62 Penyesuaian
7 PEMBIAYAAN
71 Penerimaan Pembiayaan
72 Pengeluaran Pembiayaan
8 NON ANGGARAN
81 Penerimaan Non Anggaran
82 Pengeluaran Non Anggaran
40
TRANSFER DAERAH 12/4/2017

41
42
:: pengeluaran negara dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi fiskal, berupa dana perimbangan, dana
insentif daerah dan dana otonomi khusus dan dana desa

Untuk mewujudkan sistem perimbangan keuangan pusat dan daerah


UU th 25 th 1999 jo UU no 33 th 2004 : Setiap penyerahan /pelimpahan
kewenangan pemerintah pusat ke daerah harus diikuti dengan
pembiayaannya (money follows function)
:: dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan kepada daerah untuk
Dana Perimbangan mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi.

1. Dana Bagi Hasil (DBH)

Bagian daerah yang bersumber dari penerimaan yang di hasilkan oleh


daerah, baik perpajakan maupun SDA
Untuk mengurangi ketimpangan vertikal (vertical imbalance)

2. Dana Alokasi Umum (DAU)

Alokasi dana untuk mengoreksi ketimpangan horisontal antar daerah


Dalam bentuk block grant

3. Dana Alokasi Khusus (DAK)


Dialokasikan ke Daerah yang penggunaannya telah ditentukan & dgn
kriteria kebutuhan khusus
DANA BAGI HASIL
DAU & DAK
PEMERINTAH PUSAT POLA HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT-DAERAH
(Sesuai UU 33/2004 dan UU 32/2004)
DBH Mendanai Kegiatan
Desentralisasi Mendanai Kegiatan
Dekon/TP dan
DAU APBN Instansi Vertikal
DAK
Tranfer ke Belanja Pusat
Dana Otsus
Daerah Di Daerah
Dana Insentif Daerh Di luar 6 Urusan
6 Urusan
PELIMPAHAN URUSAN DAN WEWENANG Melalui K/L
Pajak
Retribusi
Desentralisasi Dekon / TP Dana Vertikal
Bag. Laba
BUMD
Lain-PAD
B. Pegawai Pembiayaan Lainnya
B. Barang
Pinjaman (termasuk
Lain-Lain B. Lainnya
Obligasi Daerah)
PAD DAPER Pendapatan
yang sah Operasional Modal Penggunaan SILPA

Pendapatan Surplus / Pembiayaan


Daerah Belanja Daerah Defisit Daerah Daerah

1 2 3 4
APBD
PEMERINTAH DAERAH
TERIMA KASIH

48

Anda mungkin juga menyukai