Anda di halaman 1dari 32

Faktor Yang Dominan Terhadap Tingginya Kasus

Angka Kematian Ibu Hamil Di Puskesmas Gatak


Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015-2016
Dilihat Dari Sudut Pandang IKM

Disusun oleh :
Pramudita Widiastuti (J510 165 056)
Prima Chandra Septian (J510 165 096)
Primatika A. S (J510 165 020)
Retno Wulandari (J510 165 053)
Reza Gusni Saputra (J510 165 095)

Pembimbing :

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
BAB 1 PENDAHULUAN
ANEMIA = Masalah Kesehatan Dunia

jumlah terbanyak
yaitu
315 juta
(terdiri dari grup populasi
anak anak usia sebelum
sekolah, wanita dewasa
hamil, dan wanita dewasa
tidak hamil) WHO 1993-2005
kategori kesehatan masyarakat Indonesia dilihat dari prevalensi anemia

wanita dewasa termasuk


kejadian
yang tidak dalam kategori
anemia pada
hamil moderate

anak
anak usia
sebelum
sekolah
dan
wanita
dewasa
hamil

termasuk
dalam
kategori
berat
PRODUKSI kehilangan
penghancuran

Salah satu penyebab primer dari


anemia adalah defisiensi besi, anemia
mengakibatkan kurangnya oksigen
yang ditransport ke sel tubuh maupun
otak (Haider et all, 2013).
Ibu hamil bayi
Remaja dan (generasi
menyusui penerus)

menurunkan angka
kematian ibu (AKI)
Rumusan Masalah
Bagaimana kinerja program pemberian preparat Fe di
SMA 1 Bulu Sukoharjo
Tujuan
Mengetahui kinerja program pemberian preparat Fe
pada Remaja Putri di SMA 1 Bulu Sukoharjo
Manfaat
Dokter Muda diharapkan dapat mengetahui pengertian
program pemberian preparat Fe pada Remaja di SMA 1
Bulu Sukoharjo
Dokter Muda diharapkan dapat mengetahui aplikasi
program pemberian Preparat Fe di lapangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Anemia
Anemia secara fungsional
didefinisikan sebagai
penurunan jumlah eritrosit
sehingga tidak dapat memenuhi
fungsinya untuk membawa
oksigen dalam jumlah yang
cukup ke jaringan perifer
(penurunan oxygen carrying capacity)
Anemia
Dalam pemeriksaan laboratorium anemia ditunjukkan
oleh
kadar hemoglobin (Hb),
hematokrit, dan
hitung eritrosit,
tetapi yang lazim dipakai adalah hemoglobin kemudian hematokrit.

Kadar hemoglobin dan eritrosit bervariasi


tergantung usia, jenis kelamin, ketinggian tempat
tinggal, serta keadaan fisiologis tertentu seperti
kehamilan
Anemia = gejala berbagai macam penyakit
sehingga perlu ditetapkan penyakit dasar yang menyebabkan anemia
tersebut

Anemia defisiensi besi (ADB) adalah


gangguan nutrisi yang paling sering terjadi
di dunia dan terhitung sekitar setengah
dari kasus anemia
kondisi dimana seseorang tidak memiliki
zat besi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuhnya atau pengurangan
sel darah karena kurangnya zat besi
SOP Penentuan Faktor Resti Untuk Ibu
Hamil

a. Faktor Resiko Ibu Hamil diantaranya

Primi muda, hamil ke-1 umur kurang dari 16 tahun


Primi tua, hamil ke-1 umur lebih dari 35 tahun
Terlalu lama hamil lagi, lebih dari 10 tahun.
Terlalu cepat hamil lagi, kurang dari 2 tahun
Terlalu banyak anak, Anak lebih dari 4
Terlalu tua, umur lebih dari 35 tahun
Tinggi badan kurang dari 145 cm
Pernah gagal kehamilan
Pernah melahirkan dengan tarikan tang / vakum
Pernah melahirkan dengan Uri dirogoh
b. Kriteria Faktor Resiko Tinggi Ibu Hamil diantaranya

HB kurang dari 8 gr %
Tekanan darah tinggi (Sistole > 140 mmHg, diastole > 90
mmHg)
Eklampsia
Oedema yang nyata
Perdarahan pervaginam
Ketuban pecah dini
Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu
Letak sungsang pada primigravida
Infeksi berat / sepsis
Persalinan premature
Penatalaksanaan sesuai kelompok
Resiko
Jumlah skor 2 : kelompok Bumil resiko rendah
(KRR

Jumlah skor 6-10 : kelompok Bumil resiko Tinggi


(KRT),

Jumlah skor lebih dari 12 : kelompok Resiko


Sangat Tinggi (KRST
BAB III
Metode Penelitian & Hasil Penelitian

a. Metode Penelitian

1. Langsung atau primer

2. Sekunder
b. Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode data sekunder.

Data Ibu Hamil Resiko Tinggi Tahun 2015-2016


Anemia dengan Mean Corpuscular Volume
(MCV) atau Mean Corpuscular Haemoglobin
(MCH)
Level serum feritin
Functional iron deficiency (FID)
Konsentrasi the soluble transferrin receptor (sTfR)
Terapi lini pertama untuk anemia defisiensi besi adalah suplemen besi oral.
Suplemen oral aman, murah, dan efektif untuk mengoreksi anemia defisiensi
besi. Walaupun begitu, hal ini belum cukup khususnya pada kasus gangguan
absorbsi besi di intestinal. Pada suplement besi oral terdapat efek samping
seperti rasa tidak nyaman pada abdomen, nausea, vomitus, konstipasi, dan
feses terwarnai hitam. Agar efek samping lebih rendah dikembangkan
suplement dalam bentuk enteric coated dan delayed release, akan tetapi
kedua bentuk ini lebih sulit diabsorbsi dibanding bentuk preparat nonenteric-
coated. Selain itu terdapat suplemen besi dalam bentuk ferrous dan bentuk
ferric, bentuk ferrous lebih mudah diabsorbsi (Wimbley & Graham, 2011).

Suplementasi zat besi secara rutin selama kehamilan dapat


meningkatkan indeks hematologi dan mengurangi timbulnya
kekurangan zat besi dan anemia defisiensi besi dalam jangka
pendek .Namun, bukti jangka panjang untuk kesehatan masih
belum konsisten (Cantor et all, 2015).
BAB III PROGRAM
Program Pemberian Preparat Fe adalah program tahunan Puskesmas Bulu
Sukoharjo. Sasaran program salah satunya adalah SMA Bulu Sukoharjo.

Kegiatan pada program ini meliputi


beberapa tahap yaitu
Screening Hb

Penyuluhan

Pemberian tablet tambah darah

Pembentukan Outlet Tambah darah

Pembentukan Duta Anemia

Screening Hb
Screening Hb

dilaksanakan pada 25 September 2014. Pemeriksaan


dilakukan pada remaja putri SMA Bulu Sukoharjo sebanyak
100 remaja putri

Penyuluhan

Penyuluhan dilakukan pada pukul 09.30 WIB tanggal 30


maret 2015 untuk kelas X dan pukul 11.00 WIB tanggal 31
Maret 2015 untuk kelas IX di masjid SMA 1 Bulu Sukoharjo.
Diawali dengan sambutan dari Kepala Sekolah SMA 1 Bulu
Sukoharjo, kemudian pretest dan materi yang terdiri dari
pengertian anemia, penyebab anemia, akibat anemia, serta
pencegahan dan penatalaksanaan anemia
Penyuluhan ini bertujuan memberi pengetahuan dan
memantapkan kemauan dan kemampuan remaja putri
melakukan perilaku gizi yang seimbang, baik, dan benar
untuk mencegah dan menanggulangi anemia.
Ditutup dengan tanya jawab, posttest dan pemberian
doorprize.
Pemberian tablet tambah darah

Setiap siswa mendapat 1 bungkus tablet tambah darah


yang berisi 30 tablet. Tablet tambah darah yang
diberikan mengandung 250 mg Fe emental dan 0,25
asam folat. Remaja putri dianjurkan meminum 1 tablet
setiap minggu sekali dan setiap hari selama haid.

Pembentukan Outlet Tambah darah

Dibentuk outlet tambah darah agar siswa lebih mudah


mendapatkan tablet tambah darah

Pembentukan Duta Anemia

Duta anemia akan dipilih dari setiap kelas dan


bertangung jawab mensosialisasikan tentang anemia
dengan berbagai pendekatan serta mengingatkan
tentang tablet tambah darah.
BAB IV PEMBAHASAN
33 remaja putri
Dari skrining Hb yang dilaksanakan dengan dengan
sample 100 siswi SMA Bulu didapatkan data bahwa anemia
27 siswa mengalami anemia. normal

Sebelum penyuluhan dilakukan pretest dengan hasil


rata rata nilai dari kelas X adalah 61,1 dan kelas X1
adalah 84,1. Pada post test terdapat kenaikan nilai 61,1 75,5
rata-rata yaitu kelas X 75,5 dan kelas X1 89,1.

Proses penyuluhan berlangsung lancar, sebagian


besar siswa memperhatikan penyampaian dan turut
aktif memberi pertanyaan dan menjawab pertanyaan.
Pemberian tablet tambah darah diberikan pada 84,1 89,1
seluruh remaja putri kelas X dan XI.
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Petugas dari puskesmas Bulu memiliki -Perlu biaya yang lebih besar untuk
motivasi yang tinggi sehingga mampu meningkatkan kualitas program
mengembangkan metode yang efektif

Peluang (O) Strategi SO Strategi WO


Pihak guru antusias dan mendukung Peluang yang besar terjadi karena Dengan meminimalisir permasalahan
dilaksanakannya screening Hb dan
penyuluhan kerjasama yang baik antara pihak guru internal dapat mempertahankan
-pihak sekolah membantu dan puskesmas Bulu. Dengan penjagaan peluang berjalannya program dengan
penyediaan sarana prasarana
pada hubungan yang baik antara kedua baik,
pihak dapat memperkuat keberhasilan
program

Ancaman (T) Srategi ST Strategi TW


-Sebagian kecil remaja putri -Dilakukan pendekatan petugas dari Dengan memanfaatkan sumberdaya
masih memiliki pengetahuan dan
motivasi yang rendah puskesmas bulu kepada remaja putri yang ada agar program tetap
-padatnya proses pembelajaran secara langsung serta melalui guru dan terlaksana dan sebagian besar
sehingga berjalannya program
harus menyesuaikan jadwal duta anemia. sasaran program (remaja putri)
sekolah -disesuiakan jadwal program dengan berhasil dan terpantau.
-dukungan sekolah yang kurang
dalam penindaklanjutan remaja jadwal sekolah
putri yang mengalami anemia -Petugas puskesmas bergerak aktif
mengkoordinasi tentang remaja putri yang
mengalami anemia
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
-Petugas dari puskesmas Bulu memiliki -petugas masih perlu membagi waktu dengan
motivasi yang tinggi sehingga mampu program lain
mengembangkan metode yang efektif -Perlu biaya yang lebih besar untuk
meningkatkan kualitas program
- fasilitas sarana dan prasarana belum maksimal

Peluang (O) Strategi SO Strategi WO


-sebagian jaringan kerjasama baik Dengan pendekatan kepada masyarakat Dengan meminimalisir permasalahan
secara benar dan berkala dapat internal dapat mempertahankan peluang
meningkatkan keberhasilan program berjalannya program dengan baik. Dengan
pengaturan jadwal, meminimalkan
pengeluaran yang tidak perlu,dan mencari
sumber dana tambahan

Ancaman (T) Srategi ST Strategi TW


-Pengetahuan yang kurang dari remaja putri dan -Dilakukan pendekatan petugas dari Dengan memanfaatkan sumberdaya yang
faktor pendidikan dasar yang rendah puskesmas bulu kepada remaja putri secara ada agar program tetap terlaksana dan
-kebiasaan makan remaja putri yang masih tidak langsung serta tidak langsung. sebagian besar sasaran program (remaja
sesuai gizi seimbang -penyesuaian waktu kegiatan pada saat yang putri) berhasil dan terpantau.
- akses yang sulit untuk wilayah yang jauh tepat
-masyarakat memiliki jadwal kegiatan sendiri -untuk wilayah yang jauh dipersiapkan
persiapan ekstra.
KESIMPULAN
Program Pemberian preparat Fe atau tablet tambah darah terdiri dari
beberapa tahapan yaitu
Screening Hb
Penyuluhan
Pemberian tablet tambah darah
Pembentukan Outlet Tambah Darah
Pembentukan Duta Anemia
Screening Hb
Dari hasil screening Hb yang pertama terdapat 27 remaja putri mengalami
anemia dari 100 sample yang dilakukan pada remaja putri di SMA Bulu
Sukoharjo
Pada penyuluhan dilakukan pretest dengan hasil rata rata nilai dari kelas X adalah
61,1 dan kelas X1 adalah 84,1. Pada post test terdapat kenaikan nilai rata-rata yaitu
kelas X 75,5 dan kelas X1 89,1
Adanya outlet tambah darah dan Duta anemia adalah salah satu usaha agar
keberlanjutan program tetap terlaksana dengan baik.
Pihak Petugas Kesehatan, Pihak sekolah dan sebagian remaja putri
mendukung berjalannya program.

Anda mungkin juga menyukai