Anda di halaman 1dari 47

ASSALAMUALAIKUM WR.WB.

KELOMPOK 3
1. ADINDA PUTRI A. (01)
2. ADITYA RANGGA W. (02)
3. ANDHIKA INDRAJAYA (05)
4. DWI WULAN A. (10)
5. ERI VITRYANI (12)
6. FAHDELIKA MAHENDAR (13)
7. NAILA ZULFA (18)
8. NOOR EFFENDI (20)
9. YONAS NAHUM A. (27)

KELAS XII IPA 1


UNSUR-UNSUR PERIODE 3
UNSUR TRANSISI PERIODE 4
DAN
UNSUR RADIOAKTIF
UNSUR PERIODE KETIGA
Anggota periode 3 adalah natrium (Na), magnesium (Mg), aluminium
(Al), silikon (Si), fosfor (P), belerang (S), klor (Cl), dan argon (Ar).
Unsur-unsur periode ketiga mempunyai kesamaan, yaitu mempunyai
3 kulit elektron pada masing-masing atomnya, sedang perbedaannya
mempunyai jumlah elektron valensi yang berbeda. Berikut ini merupakan
sifat-sifat unsur periode ketiga yang berubah secara periodik.

Sifat sifat keperiodikan unsur :


1. Jari jari atom dari kiri ke kanan semakin kecil
2. Energi ionisasi dari kiri ke kanan semakin besar
3. Afinitas elektron dari kiri ke kanan semakin besar
4. Keelektronegatifan dari kiri ke kanan semakin besar
TITIK CAIR DAN TITIK DIDIH UNSUR PERIODE 3

Titik cair dan titik didih unsur unsur periode ketiga


dari kiri ke kanan meningkat secara bertahap dan
mencapai puncaknya pada golongan IVA (silikon),
kemudian turun secara drastis pada golongan VA
(fosforus). Jadi titik cair tertinggi dimiliki oleh silikon,
sedangkan titik cair terendah dimiliki oleh Argon.
Kecenderungan titik cair dan titik didih unsur
periode ketiga dapat dipahami sebagai
berikut:
Natrium , magnesium, dan aluminium
mempunyai ikatan logam. Seiring dengan
bertambahnya jumlah elektron
valensi,kekuatan ikatan logam meningkat dari
natrium hingga aluminium. Oleh karena itu,
titik cair dan titik didihnya meningkat.
Silikon mempunyai struktur kovalen raksasa (
seperti intan ), setiap atom silikon terikat
secara kovalen pada empat atom silikon. Zat
dengan struktur kovalen raksasa mempunyai
titik leleh serta titik didih yang sangat tinggi.
Fosforus, belerang, klorin , dan argon terdiri
dari molekul molekul non polar, sehingga
hanya dikukuhkan oleh gaya Van Der Waals
yang relatif lemah. Oleh karena itu, titik leleh
serta titik didihnya relatif rendah.
Sebagaimana diketahui, gaya Van Der Waals
bergantung pada massa molekul relatif.
SIFAT PEREDUKSI DAN PENGOKSIDASI UNSUR PERIODE KETIGA

Daya pereduksi unsur-unsur periode ketiga


berkurang dari kiri ke kanan, sebaliknya daya
pengoksidasinya bertambah. Jadi, pereduksi
terkuat adalah natrium, sedangkan
pengoksidasi terkuat adalah klorin.
Kecenderungan tersebut sesuai dengan energi
ionisasi yang cenderung bertambah dari kiri ke
kanan.
Sifat fisis dan kimia unsur periode 3
Natrium , magnesium, dan aluminium
merupakan logam; silikon merupakan
metaloid; fosfor, belerang dan klor
merupakan non logam serta argon
merupakan gas mulia.
Natrium merupakan logam yang ringan dan
lunak , magnesium merupakan logam yang
agak keras tetapi rapuh dan aluminium
adalah logam yang lebih keras tetapi mudah
dibengkokkan.
Natrium dan magnesium dapat bereaksi dengan
asam tetapi aluminium tidak. Hal ini karena reaksinya
berhenti setelah terbentuk lapisan Al2O3 pada
permukaanya.

Aluminium merupakan logam yang bersifat


amfoter, serta dapat larut dalam asam maupun basa
.
Silikon bersifat semi konduktor. Fosfor dan belerang
dalam bentuk padatan berupa molekul poliatomik.

Natrium bereaksi hebat dengan air,magnesium


dapat bereaksi lebih cepat dengan air mendidih dan
aluminium hanya dapat bereaksi dengan uap air
panas.
Unsur Periode Ketiga di Alam

Argon dan belerang ditemukan bebas di alam.


Aluminium, merupakan unsur ketiga paling banyak di bumi
setelah Si dan O2. Mineral sumber aluminium yaitu bauksit
(Al2O3 .NH2O) dan klorit (Na3AlF6).
Silikon, merupakan unsur peringkat kedua terbanyak sesudah
O2 pada kulit bumi dalam bentuk silika (SiO2).
Fosforus (P), senyawa fosfor di alam dalam bentuk fosforit
(Ca3(PO4)2) dan apatit (Ca3(PO4)2CaF2).
Belerang, unsur bebas yang terdapat di sekitar kawah gunung
berapi.
Kegunaan unsur/senyawa unsur periode 3

Aluminium digunakan untuk alat rumah tangga, bahan


bangunan, komponen kendaraan bermotor, badan
pesawat terbang (magnalium), kemasan produk makanan,
dan kabel listrik.Senyawanya, yaitu tawas
(K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O digunakan untuk menjernihkan air
dengan cara mengumpulkan lumpur, aluminium oksida
(Al2O3) digunakan untuk pasta gigi, keramik, gelas, amplas
dan gerinda, pewarnaan kain, menetralkan lambung, serta
katalis pembuatan minyak pelumas.
Silikon tidak ditemukan dalam keadaan bebas di
alam, tetapi dalam bentuk SiO2 (silika) yang terdapat
dalam pasir kuarsa, batu batuan ( akik, opal,
ametis, oniks, flint).Silikon bersifat semi konduktor
sehingga digunakan untuk sel surya, kalkulator, dan
perlengkapan komputer.

Fosfor di alam ada dalam bentuk senyawa.Fosfor


mempunyai 2 bentuk alotrop yaitu fosfor putih dan
fosfor merah.Fosfor putih lebih reaktif, disimpan
dalam air bersifat racun, dapat memancarkan
cahaya (fosforesensi), mudah menguap mudah larut
dalam pelarut non polar.
Fosfor merah digunakan sebagai bidang gesek
kotak korek api. Kalsium fosfat Ca3(PO4)2
digunakan sebagai pupuk TSP untuk
mengeraskan tulang.

Asam sulfat merupakan asam kuat yang


bersifat korosif, higroskopis atau menyerap air
dan digunakan untuk bahan baku pupuk Za,
deterjen, pengisi aki dan industri zat warna .
Natrium, penggunaan yang penting dari natrium adalah
sebagai cairan pendingin (coolant) pada reaktor nuklir.
Selain itu, karena merupakan reduktor kuat, natrium
digunakan pada pengolahan logam-logam tertentu
seperti litinium, kalium, zirconium dan logam alkali yang
lebih berat. Natrium juga digunakan untuk membuat
senyawa natrium yang tidak dapat dibuat dari natrium
klorida, seperti natrium peroksida (Na2O2).
Sedikit natrium digunakan dalam lampu natrium yang
banyak digunakan sebagai penerangan jalan raya.
NaCl gunanya mengawetkan ikan dan daging,
mencairkan salju di jalan.
NaOH digunakan di dalam industri sabun, detergent,
dll.
Magnesium :

kegunaan utama magnesium adalah untuk membuat


logam campur. Paduan magnesium dengan almunium
yang disebut magnalium, merupakan logam yang kuat
tetapi ringan, resisten terhadap asam maupun basa,
serta tahap korosi. Paduan itu digunakan untuk
membuat komponen pesawat terbang, rudal, bak truk,
serta sebagai peralatan lainnya.
PEMBUATAN DAN MANFAAT SENYAWA

Natrium (Na)
Pembuatan Natrium :
Natrium di buat dari elektrolisis lelehan natrium
klorida yang di campur dengan kalsium klorida (sel
downs). Kalsium klorida berguna untuk menurunkan
titik cair (dengan cara itu titik leleh dapat diturunkan
dari 8010 C menjadi 5000 C).
Reaksi elektrolisis pada sel Downs sebagai berikut :
Reaksi : NaCl(l) 2 Na+ (l) + Cl- (l)
Katoda: Na+ (l) + e- Na(l)
Anoda : 2 Cl- (l) Cl2 (g) + 2 e-
Magnesium (Mg)

Pembuatan Magnesium :

Diantara logam alkali tanah, magnesium paling


banyak diproduksi. Sama seperti pembuatan
natrium, pembuatan magnesium juga dilakukan
melalui elektrolisis lelehan garam kloridanya.
Dalam industri, magnesium dibuat dari air laut
melalui tahap-tahap .
Aluminium (Al)

Pembuatan Aluminium :

meskipun aluminium tergolong melimpah di kulit bumi, mineral yang dapat di jadikan sumber
komersial aluminium hanya bauksit. Bauksit mengandung aluminium sebagai aluminium oksida
(Al2O).

Pengolahan aluminium dari bauksit berlangsung dalam 2 tahap :

Tahap pertama adalah : pemurnian bauksit sehingga diperoleh aluminium oksida murni
(alumina).

Tahap kedua adalah peleburan (reduksi) alumina.

Pengolahan aluminium oksida dari bauksit (Al2O3.NH2O) di dasarkan pada sifat amfoter dari
oksida aluminium itu. Pengotor utama dalam bauksit biasanya terdiri atas SiO2, Fe2O3, dan TiO2.
Apabila bauksit dilarutkan dalam laurtan natrium hidroksida, maka aluminium oksida akan larut
sedangkan pengotornya tidak.
UNSUR TRANSISI PERIODE 4

Anggota unsur ini adalah scandium


(Sc), titanium (Ti), vanadium (V),
kromium (Cr), mangan (Mn), besi
(Fe), cobalt (Co), nikel (Ni), tembaga
(Cu), dan seng (Zn).
Sifat fisis dan kimia unsur transisi periode 4

Semua unsur transisi ini bersifat logam, keras, titik didih


dan titik leleh relatif tinggi, penghantar panas dan listrik
yang baik, serta mempunyai sifat kemagnetan. Unsur transisi
dapat membentuk senyawa ion kompleks.

Berdasar sifat kemagnetannya dibagi menjadi 3, yaitu :


- Diamagnetik (tidak ditarik oleh medan magnetik), dalam
atom/ion/molekulnya, semua elektron dan dalam orbitalnya
berpasangan.
- Paramagnetik (sedikit ditarik medan magnet), dalam
atom/ion/molekulnya, ada elektron yang tidak berpasangan
dalam orbitalnya.
- Feromagnetik (ditarik sangat kuat oleh medan magnet),
dalam atom/ion/molekulnya, banyak elektron tidak
berpasangan.
Senyawa yang mengandung logam transisi ini umumnya
berwarna khas, dan warnanya disesuaikan dengan bilangan
oksidasi logam tersebut. Logam transisi dapat mempunyai
beberapa bilangan oksidasi. Hal ini disebabkan elektron yang
terdapat dalam kulit d dapat melepaskan elektron valensinya.
Tingkat oksidasi unsur-unsur transisi periode keempat
mempunyai beberapa tingkat oksidasi. Hal ini karena elektron
valensi unsur transisi periode keempat menempati subkulit 3d
dan 4s. Oleh karena itu, selain elektron pada elektron pada
kulit terluar (4s), unsur transisi periode keempat dapat juga
menggunakan elektron pada subkulit 3d pada pembentukan
ikatan.
Contoh :
beberapa senyawa mangan berikut, yaitu MnSO4, MnO2,
K2MnO4, dan KMnO4. Tingkat oksidasi kromium dalam
senyawa-senyawa itu berturut-turut adalah +2, +4, +6, dan +7.
Sifat fisis unsur transisi periode ke-4

1. Sifat Logam kecuali seng, logam - logam transisi memiliki


elektron-elektron yang berpasangan. Hal ini lebih
memungkinkan terjadinya ikatan - ikatan logam dan ikatan
kovalen antar atom logam transisi. Ikatan kovalen tersebut
dapat terbentuk antara elektron - elektron yang terdapat
pada orbital d. Dengan demikian, kisi kristal logam - logam
transisi lebih sukar dirusak dibanding kisi kristal logam
golongan utama. Itulah sebabnya logam - logam transisi
memiliki sifat keras, kerapatan tinggi, dan daya hantar listrik
yang lebih baik dibanding logam golongan utama.
2. Titik leleh dan titik didih unsur-unsur transisi
umumnya memiliki titik leleh dan titik didih
yang tinggi karena ikatan antar atom logam
pada unsur transisi lebih kuat. Titik leleh dan
titik didih seng jauh lebih rendah dibanding
unsur transisi periode keempat lainnya
karena pada seng orbital d nya telah terisi
penuh sehingga antar atom seng tidak dapat
membentuk ikatan kovalen.
3. Sifat Magnet Pengisian elektron unsur-unsur
transisi pada orbital d belum penuh
mengakibatkan ion - ion unsur transisi bersifat
paramagnetik artinya atom atau ion logam
transisi sedikit tertarik oleh medan magnet.
Unsur -unsur dan senyawa - senyawa dari
logam transisi umumnya mempunyai elektron
yang tidak berpasangan dalam orbital-orbital
d. Semakin banyak elektron yang tidak
berpasangan, makin kuat sifat
paramagnetiknya.
4. Jari-jari atom tidak seperti periode ketiga,
jari-jari atom unsur-unsur transisi periode
keempat tidak teratur dari kiri ke kanan. Hal
ini dipengaruhi oleh banyaknya elektron -
elektron 3d yang saling tolak - menolak yang
dapat memperkecil gaya tarik inti atom
terhadap elektron - elektron. Akibatnya
elektron - elektron akan lebih menjauhi inti
atom, sehingga jari - jari atomnya lebih besar.
Unsur Transisi Periode 4 di Alam

Besi : FeS2 (pirit),CuFeS2


(kalkopirit),FeTiO3(Ilmenit), Fe3O4 (magnetit),
FeCO3 (siderit), Fe2O3.H2O (gamerit), Fe2O3
(hematit), FeCr2O4 (kromit)
Seng : ZnS (seng blenda)
Tembaga : CuFeS2 (kalkopirit), Cu2S (kalkosit),
Cu2O (kuprit),Cu2(OH)2CO3
Titanium : TiO2 (rutile)
Kegunaan unsur/senyawa transisi periode 4

Besi merupakan logam yang berwarna putih mengkilap dan bersifat


lunak, digunakan untuk alat rumah tangga, bahan konstruksi bangunan
dan bahan industri (mesin, kendaraan, dan kapal laut).
Penggunaan baja disesuaikan dengan jenis bajanya, seperti stainless
steel (Fe, Cr, dan Ni) untuk alat rumah tangga. Baja mangan untuk rel
kereta api, mata bor, kendaraan militer, baja silikon unuk magnet, dan
sebagainya.
Tembaga merupakan logam yang berwarna kemerahan dan digunakan
sebagai penghantar listrik yang baik, tetapi logam ini kurang reaktif.
Digunakan dalam bentuk campurannya, yaitu kuningan (Cu dan Zn),
perunggu (Cu dan Sn), dan monel (Cu dan Ni).
Dalam bentuk senyawanya, CuSO4 yang berwarna biru digunakan untuk
pengawet kayu, fungisida, dan untuk medeteksi adanya air dalam suatu
campuran.
Pembuatan besi
Pengolahan besi dilakukan dalam tanur tinggi
menurut proses sebagai berikut :
Bahan baku yang terdiri atas campuran biji
besi, kokas, dan pasir atau kapur dimasukkan
ke dalam tanur dari bagian atas.
Dari bagian bawah dihembuskan udara panas,
sehingga suhu dalam tanur makin ke atas
makin rendah.
Dibagian paling atas suhu 500 OC, disini
bahan baku dikeringkan.
Campuran bahan baku akan turun ke bagian bawah denga suhu yang lebih tiggi 800 OC.
Disini karbon terbakar menjadi CO2 dan gas CO2 yang terjadi direduksi oleh karbon menjadi
gas CO. Gas CO yang terjadi mereduksi bijih besi menurut reaksi :
C + O2 CO2
CO2 + C 2CO
3Fe2O3 2Fe3O4 + CO2
Fe3O4 3FeO + CO2
FeO + CO Fe + CO2
Besi yang terbentuk masih dalam bentuk padat (titik lebur besi 1540 OC) dan terus turun
kebagian lebih bawah lagi. Disini besi yang terbentuk menyerap karbon. Oleh karena itu,
daerah ini disebut daerah karburasi atau daerah hangus (1000 oC). Karena menyerap
karbon, maka titik lebur besi turun.
Besi yang telah menyerap karbon meluncur lagi ke bawah dan mencair. Besi cair berkumpul
dibagian bawah tanur.
Pada bagian atas besi cair terjadi reaksi pembentukan kerak.
CaCo3 CaO + CO2
CaO + SiO2 CaSiO2
Pasir Kerak
Besi cair (besi kasar) yang dihasilkan, dikeluarkan untuk dituangkan kedalam cetakan -
cetakan disebut besi tuang yang mempunyai sifat keras dan rapuh.
Pembuatan tembaga

Untuk memperoleh tembaga, pertama dilakukan flotasi


(pegapungan) busa, untuk memekatkan bijih tembaga.
Langkah berikutnya adalah pemanggangan (roasting)
bijih yang sudah diperkaya yaitu reaksi dengan udara
pada suhu tinggi untuk mengkonversi besi menjadi
oksidanya dan menyisakan tembaga sebagai sulfida.
Selanjutnya campuran Cu2S dan Fe3O4 serta bahan -
bahan lain yang dimasukkan ke dalam tungku pada suhu
1.100 OC. Karena Cu2S dialirkan ke tungku lain melalui
semburan udara untuk memicu terjadinya reaksi redoks.
Terakhir, tembaga cair yang terbentuk kemudian
didinginkan dan dicetak untuk memurnikan lebih lanjut
Pembuatan Kromium

Kromium adalah logam yang sangat mengkilat,


keras dan tahan karat lebih dari separuh
produksi kromium digunakan dalam industri
logam dan sekitar sepertiga lainnya dalam
refraktori (pelapis tahan panas bagi tanur
bersuhu tinggi). Pengguna kromium sebagai
refrektori terutama karena mempunyai titik
leleh yang tinggi (1.8570 C) dan koefisien muai
yang tidak terlalu besar. Dalam industri logam,
kromium terutama digunakan untuk membuat
paduan (aliase) dengan besi, nikel dan kobalt.
Pembuatan aluminium

Proses pengolahan logam aluminium yag


sering dilakukan adalah dengan proses Hall.
Proses dibagi menjadi dua tahap yaitu :
Tahap pemurnian, bauksit yang kotor dicuci
dengan larutan NaOH2 sehingga diperoleh Al2O3
murni.
Tahap elektrolisis, Al2O3 murni dipanaskan dalam
kriolit sampai suhu 1.000 OC sehingga menjadi
cair. Kemudian kedalamnya dialirkan arus listrik
dengan menggunakan elektroda grafik sebagai
anoda dan baja sebagai katoda. Dalam proses ini
diperlukan listrik 15.000 kWh.
ION KOMPLEKS

Struktur ion kompleks


Ion kompleks adalah ion yang terbentuk dari suatu kation tunggal
(biasanya ion logam transisi) yang terikat langsung pada beberapa anion
atau molekul netral.
Ion kompleks terdiri dari ion atau atom pusat dan ligan - ligan. Ion
kompleks Fe(CN)64- terdiri dari ion pusat Fe2+ dan 6 ligan CN-, sedangkan
ion kompleks Cu(NH3)42+ tediri dari ion pusat Cu2+ dan 4 ligan NH3. Ligan -
ligan terikat pada ion pusat melalui ikatan kovalen koordinat.

Ligan
Menurut teori ikatan valensi, ikatan antara ion pusat dengan ligannya
adalah ikatan kovalen koordinat dengan ligan sebagai penyumbang
pasangan elektron, sedangkan ion pusat menyiapkan orbital kosong. Jadi,
ligan haruslah mempunyai pasangan elektron bebas. Ligan yang
menyumbangkan satu pasang elektron (mempunyai satu atom donor)
disebut ligan unidentat, yang menyumbangkan dua pasang elektron
(mempunyai dua atom donor) disebut bidentat, dan yang menyumbang
lebih dari dua pasang elektron disebut polidentat.
Bilangan Koordinasi
Jumlah ligan sederhana atau jumlah ikatan koordinasi yang dibentuk
oleh satu ion pusat disebut bilangan koordinasi ion pusat itu.
Bilangan koordinasi besi dalam ion kompleks Fe(CN)64- adalah 6,
sedangkan bilangan koordinasi tembaga dalam ion kompleks
Cu(NH3)42+ adalah 4. Biasanya bilangan koordinasi suatu ion pusat
sama dengan dua kali bilangan oksidasinya. Bilangan koordinasi yang
umum adalah 2, 4 dan 6.
Contoh :
Bilangan koordinasi 2 : Ag(NH3)2+
Bilangan koordinasi 4 : Cu(NH3)42+,Zn(NH3)42+ ,dan PtCl42-
Bilangan koordinasi 6 : Fe(CN)63- ,Co(NH3)4Cl2 ,dan PtCl62-

Muatan Ion Kompleks


Muatan ion kompleks sama dengan jumlah muatan ion pusat dengan
ligan - ligannya.
UNSUR RADIOAKTIF
Unsur kimia yang merupakan zat radioaktif
antara lain uranium, merkurium, astatin, radon, sesium
dan sebagainya. Zat radioaktif ini mempunyai sifat - sifat
sinar radioaktif yaitu :
a. dapat menghitamkan plat fotografi
b. memendarkan (memancarkan) berbagai zat/partikel
c. terdiri dari tiga jenis zat radioaktif aitu sinar alfa (),
sinar beta () dan sinar gamma ()
d. merambat menurut garis lurus yang tidak
dipengaruhi medan magnet maupun medan listrik
e. mengionisasi gas yang dilaluinya
Perkembangan Keradioaktifan

Pada tahun 1895 W.C. Rontgen melakukan percobaan dengan


sinar katode. Ia menemukan bahwa tabung sinar katoda
menghasilkan suatu radiasi berdaya tembus besar yang dapat
menghitamkan film foto. Selanjutnya sinar itu diberi nama sinar
X. Sinar X tidak mengandung elektron, tetapi merupakan
gelombang elektromagnetik. Sinar X tidak dibelokkan oleh
bidang magnet, serta memiliki panjang gelombang yang lebih
pendek daripada panjang gelombang cahaya. Berdasarkan hasil
penelitian W.C Rontgen tersebut, maka Henry Becquerel pada
tahun 1896 bermaksud menyelidiki sinar X, tetapi secara
kebetulan ia menemukan gejala keradioaktifan. Pada
penelitiannya ia menemukan bahwa garam - garam uranium
dapat merusak film foto meskipun ditutup rapat dengan kertas
hitam. Menurut Becquerel, hal ini karena garam - garam uranium
tersebut dapat memancarkan suatu sinar dengan spontan.
Peristiwa ini dinamakan radioaktivitas spontan.
Marie Curie merasa tertarik dengan temuan Becquerel, selanjutnya
dengan bantuan suaminya Piere Curie berhasil memisahkan sejumlah
kecil unsur baru dari beberapa ton bijih uranium. Unsur tersebut
diberi nama radium. Pasangan Currie melanjutkan penelitiannya dan
menemukan bahwa unsur baru yang ditemukannya tersebut telah
terurai menjadi unsur-unsur lain dengan melepaskan energi yang
kuat yang disebut radioaktif.

Ilmuwan Inggris, Ernest Rutherford menjelaskan bahwa inti atom


yang tidak stabil (radionuklida) mengalami peluruhan radioaktif.
Partikel-partikel kecil dengan kecepatan tinggi dan sinar-sinar
menyebar dari inti atom ke segala arah. Para ahli kimia memisahkan
sinar-sinar tersebut ke dalam aliran yang berbeda dengan
menggunakan medan magnet. Dan ternyata ditemukan tiga tipe
radiasi nuklir yang berbeda yaitu sinar alfa, beta, dan gamma. Semua
radionuklida secara alami memancarkan salah satu atau lebih dari
ketiga jenis radiasi tersebut.
Notasi partikel yang dipancarkan oleh sinar radioaktif
adalah sinar alfa (42He atau 42 ), sinar beta (0-1e atau 0-1
), sinar gamma (00), foton atau sinar X (00X), neutron
(01n), proton (11P atau 11H), positron atau beta positif
(0+1e atau +), deutron (21H atau D) dan triton (31H atau
T).

Persamaan reaksi inti adalah proses perubahan nuklida


menjadi nuklida lain dengan memancarkan atau
menyerap partikel radioaktif. Persamaan reaksi inti
dikatakan setara jika muatan (nomor atom) dan nomor
massa di ruas kiri sama dengan ruas kanan
Contoh :
238 U 234 Th + 4 He
92 490 2
Kegunaan sinar radioaktif :

Dalam bidang biologi atau pertanian antara lain :


Karbon-14 (C-14): mempelajari mekanisme reaksi
fotosintesis
Kobalt-60 (Co-60): permuliaan tanaman dan
mengubah struktur molekul
Sesium-137(Cs-137): untuk permuliaan tanaman
Besi-59(Fe-59): mempelajari pembentukan eritrosit

Dalam bidang kimia


Oksigen-18 (O-18): menentukan mekanime reaksi
esterfikasi
Iodin -131(I-131):mempelajari kesetimbangan
dinamis
Dalam bidang kedokteran
Teknisium-99(Tc-99): mendeteksi kelainan/kerusakan
organ jantung, hati, dan paru-paru
Talium-201(Tl-201): mendeteksi kerusakan jantung
Iodium-131(I-131): mendeteksi kerusakan pada
kelenjar gondok, hati, dan untuk mendeteksi kerusakan
otak
Natrium-24(Na-24): mendeteksi gangguan peredaran
darah
Fosforus-32(P-32): mendeteksi penyakit
mata,tumor,dan hati
Xenon-133(Xe-133): mendeteksi penyakit paru-paru
Kobalt-60(Co-60): untuk terapi kanker
Bidang Kimia

Digunakan untuk analisis penelusuran


mekanisme reaksi kimia, seperti:
a. Dengan bantuan isotop oksigen18 sebagai
atom perunut, dapat ditentukan asal molekul
air yang terbentuk.
b. Analisis pengaktifan neutron.
c. Sumber radiasi dan sebagai katalis pada
suatu reaksi kimia.
d. Pembuatan unsur-unsur baru.
Bidang Biologi

a. Mengubah sifat gen dengan cara memberikan


sinar radiasi pada gen-gen tertentu.
b. Menentukan kecepatan pembentukan senyawa
pada proses fotosintesis menggunakan
radioisotop C14.
c. Meneliti gerakan air di dalam batang tanaman.
d. Mengetahui ATP sebagai penyimpan energi
dalam tubuh dengan menggunakan radioisotop
38F.
Bidang Pertanian

a. 37P dan 14C, mengetahui tempat


pemupukan yang tepat.
b. 32P, mempelajari arah dan kemampuan
tentang serangga hama.
c. Mutasi gen atau pemuliaan tanaman.
d. 14C dan 18O, mengetahui metabolisme dan
proses fotosintesis.
Bidang Peternakan

a. Mengkaji efisiensi pemanfaatan pakan untuk


produksi ternak.
b. Mengungkapkan informasi dasar kimia dan
biologi maupun antikualitas pada pakan
ternak.
c. 32P dan 35S, untuk pengukuran jumlah dan
laju sintesis protein di dalam usus besar.
d. 14C dan 3H, untuk pengukuran produksi
serta proporsi asam lemak mudah
menguap di dalam usus besar.
Pengaruh Radiasi pada Makhluk Hidup

Akibat radiasi yang melebihi dosis yang diperkenankan dapat


menimpa seluruh tubuh atau hanya lokal. Radiasi tinggi dalam waktu
singkat dapat menimbulkan efek akut atau seketika sedangkan
radiasi dalam dosis rendah dampaknya baru terlihat dalam jangka
waktu yang lama atau menimbulkan efek yang tertunda. Radiasi zat
radioaktif dapat memengaruhi kelenjar - kelenjar kelamin, sehingga
menyebabkan kemandulan. Berdasarkan dari segi cepat atau
lambatnya penampakan efek biologis akibat radiasi radioaktif ini,
efek radiasi dibagi menjadi seperti berikut.
1. Efek segera
Efek ini muncul kurang dari satu tahun sejak penyinaran. Gejala yang
biasanya muncul adalah mual dan muntah muntah, rasa malas dan
lelah serta terjadi perubahan jumlah butir darah.
2. Efek tertunda
Efek ini muncul setelah lebih dari satu tahun sejak penyinaran. Efek
tertunda ini dapat juga diderita oleh turunan dari orang yang
menerima penyinaran.

Anda mungkin juga menyukai