Anda di halaman 1dari 20

MODUL 6

PERMASALAHAN
PENDIDIKAN MIPA
PERMASALAHAN
PENDIDIKAN MIPA

Kegiatan Belajar I :
Permasalahan Pendidikan Matematika

Kegiatan Belajar II :
Permasalahan Pendidikan IPA
Tujuan Instruksional Umum :
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan MIPA dan
perkembangannya

Tujuan Instruksional Khusus :


Menjelaskan proses belajar matematika sebagai ilmu dedukatif yang
abstrak;
Menentukan urutan logis dalam mempelajari konsep-konsep
matematika;
Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa
dalam mempelajari matematika di sekolah;
Menentukan faktor-faktor yang menyebabkan permasalahan
rendahnya kualitas belajar matematika di sekolah;
Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
mengajar matematika;
Menjelaskan pelaksanaan CBSA dalam proses belajar matematika;
Menentukan kendala-kendala pelaksanaan CBSA dalam proses
belajar mengajar matematika;
Menjelaskan fungsi dan peranan guru dalam CBSA.
Kegiatan Belajar I:
Permasalahan Pendidikan Matematika
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pendidikan matematika di sekolah

Proses Belajar Matematika


Proses Mengajar Matematika
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses
Belajar Matematika (siswa, guru, serta
sarana dan prasarana)
PROSES BELAJAR MATEMATIKA
Belajar Suatu perubahan tingkah laku yang
relatif menetap sebagai hasil dari latihan
atau pengalaman.
Belajar matematika :
- Tidak cukup mempelajarinya hanya dengan
membaca, perlu waktu dan ketekunan
sehingga memahami konsep dan maknanya
- Memperhatikan konsep-konsep sebelumnya
belajar matematika harus bertahap dan
berurutan secara sistematis serta harus
didasarkan kepada pengalaman belajar yang
lalu
PROSES MENGAJAR MATEMATIKA
Belajar matematika memerlukan pemahaman konsep-
konsep guru dituntut mampu mengajarkan
konsep, teorema dan keterampilan dalam
matematika

Mengajar matematika :
- Definisi diberikan secara bermakna.
siswa diminta menghapal, mempelajari definisi dan
berlatih siswa tidak hanya hapal teorema tanpa
pengertian
- Dalam menyampaikan teorema, pembuktiannya
harus dengan cara deduktif.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES BELAJAR MENGAJAR
Guru
- Kemampuan guru dalam menyampaikan materi
- Penguasaan materi matematika
- Kepribadian
Siswa
- Kecerdasan
- Kesiapan
- Bakat
Sarana dan Prasarana
Masalah dan Perkembangan
Pendidikan Matematika Dewasa ini

Permasalahan Pengajaran Matematika di


Sekolah

Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses


Belajar Mengajar Matematika
PERMASALAHAN PENGAJARAN
MATEMATIKA DI SEKOLAH

Kualitas Masukan Sekolah


Terjadinya penurunan kualitas dan
kemampuan siswa.
Hal ini merupakan masalah yang kompleks
dan menyangkut banyak faktor, diantaranya:
- Anak kurang mampu mengikuti kegiatan

- Guru tidak dapat mempertahankan mutu


Minat Siswa terhadap Matematika
Matematika memberikan manfaat kepada berbagai
bidang ilmu dan kehidupan, namun tidak sedikit
orang menganggap matematika sebagai ilmu yang
tidak menarik.
Anak-anak (siswa) pada umumnya banyak yang
tidak menyenangi pelajaran matematika

Pengajaran Matematika di SMTP


Matematika Penalarannya bersifat deduktif formal
dan abstrak
Tidak semua siswa SMTP telah sampai pada taraf
berfikir formal
Guru harus menyadari kondisi di atas yang
merupakan permasalahan dan kendala dalam
proses belajar mengajar matematika
CARA BELAJAR SISWA AKTIF DALAM
PROSES BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
Keaktifan sangat bervariasi, namun terpenting
keaktifan harus melibatkan intelektual dan
emosional siswa dalam KBM.
Keaktifan menuntut di bidang KOGNITIF
(Pengetahuan), AFEKTIF (sikap) dan
PSIKOMOTORIK (keterampilan)

Peranan Guru dalam Cara Belajar Siswa Aktif


Faktor keberhasilan CBSA kemampuan,
keterampilan, pengalaman dan kepribadian guru.
Kegiatan Belajar II:
Permasalahan Pendidikan IPA

Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)


Pendekatan Keterampilan Proses

Konstruktivisma dalam Belajar


Mengajar
Konstruktivisma dan Peta Konsep

Sains, Teknologi dan Masyarakat

Rekomendasi
CARA BELAJAR SISWA AKTIF (CBSA)
Konsep CBSA yang kurang jelas tidak
mampu meningkatkan kualitas pendidikan

Misal :
Tidak jelasnya keaktifan siswa yang
dimaksud dalam CBSA.
Dalam CBSA para siswa hendaknya diberi
kesempatan untuk berfikir sendiri.
Masalah yang muncul apakah para siswa
dapat berfikir sendiri tanpa ada rangsangan
guru??
Pendekatan Keterampilan Proses

Penggunaan CBSA lebih diperjelas dengan


Pendekatan Keterampilan Proses
Tidak ada perubahan di lapangan, dengan
beberapa alasan antara lain:
- sarana tidak memadai

- jumlah siswa dalam kelas terlalu banyak

- materi yang diajarkan terlalu banyak

- evaluasi yang diadakan tidak mengukur


pencapaian proses sains
Prinsip yang mendasari pendekatan keterampilan
proses dalam pendidikan sains :
Dalam menyusun strategi mengajar, pengembangan
keterampilan proses terintegrasi dengan
pengembangan produk sains
Keterampilan-keterampilan proses sains tidak perlu
merupakan suatu urutan hirarki yang harus diikuti
dalam mengajar sains
Setiap pendekatan atau metoda mengajar yang
diterapkan dalam pendidikan sains dapat digunakan
untuk keterampilan proses sains
Pendekataan keterampilan proses tidak menunjukkan
suatu dhikotomi, tetapi menunjukkan suatu kontinum
Dalam satu satuan waktu (mis: semester), seluruh
keterampilan proses sains harus pernah dikembangkan
dan tersebar pada seluruh materi
Konstruktivisma dalam Belajar Mengajar
- Pandangan Konstruktivis pengetahuan itu
dibangun dalam pikiran anak
- Implikasi pandangan kontruktivis dalam
mengajar guru memperhatikan pengetahuan yang
diperoleh anak dari luar sekolah dan menunjang
proses alamiah.
Berarti mengajar bukan sebagai proses meneruskan
gagasan guru kepada siswa, tetapi sebagai proses
mengubah gagasan anak yang sudah ada yang
mungkin salah
- Strategi mengajar model konstruktivis siklus
belajar terdiri 3 fase : fase eksplorasi, fase
pengenalan konsep, fase aplikasi konsep
Konstruktivisma dan Peta Konsep
Penting bagi guru untuk mengetahui apa yang
diketahi oleh siswa sebelum memulai suatu
pelajaran.
Cara yang dapat dilakukan adalah dengan siswa
membuat peta konsep.
Peta konsep memperlihatkan bagaimana konsep-
konsep saling terkait sehingga menjadi proposisi
yang bermakna.

Masalah yang muncul seberapa siswa yang mau


membuat peta konsep dengan kesadaran akan
pentingnya peta konsep tersebut ???
Sains, Teknologi dan Masyarakat

Kurukilum yang berbasis sains, teknologi


dan masyarakat belum layak diterapkan
untuk saat ini.
Di Indonesia, pendidikan dasar 9 tahun kita
belum perlu memikirkan kurikulum sejauh
itu
Sains, teknologi dan masyarakat merupakan
konsep-konsep yang belum dapat diberikan
pada siswa berumur 7 15 tahun, dengan
pengetahuan sains yang masih terbatas
Rekomendasi
Selama ini kurikulum kita dikatakan overloaded. Hal ini
terbukti dengan kegiatan guru yang mengajar
terutama dengan metode ceramah tanpa
menghiraukan CBSA, pendekatan keterampilan proses,
apalagi memperhatikan gagasan yang dimiliki
siswaoleh karena itu kita harus melakukan seleksi
konsep-konsep sains dengan cermat sekali.
Pendidikan sains di pendidikan dasar hendaknya
ditekankan pada pengembangan kemampuan berfikir.
Apa yang kita capai selama ini dalam pendidikan yang
kita berikan pada anak-anak kita
Buku pelajaran yang digunakan jangan yang berupa
rangkuman. Anak-anak dibiasakan membaca,
mengeluarkan konsep penting, dan mengaitkan
konsep yang mereka miliki. Peta konsep dapat
digunakan untuk menolong belajar bagaimana belajar
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai