Anda di halaman 1dari 10

JOB RELATED STRESS AMONG NURSES WORKING IN JIMMA ZONE

PUBLIC HOSPITALS, SOUTH WEST ETHIOPIA: A CROSS SECTIONAL


STUDY

Dagget, et.al (BioMed Central Nursing, 2016)


Hardiyanti Pitra Utama
P1806216018

MATA KULIAH : Filsafat Ilmu Kesehatan Masyarakat


DOSEN : Prof. dr. Veni Hadju M.Sc. Ph.D.
Latar Belakang
Perawat memegang peranan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan;
mereka bekerja sebagai tenaga kesehatan yang secara langsung memberikan
pelayanan 24 jam, 7 hari dalam seminggu.

Stress yang berhubungan dengan pekerjaan dapat timbul pada semua


lapisan profesi, dimana perawat cenderung rentan mengalami stress tingkat
tinggi dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang lain.

Stres yang tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan peningkatan


ketidakpuasan kerja, penyakit, turnover, menurunkan produktivitas yang
berakibat pada kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Terdapat kelangkaan tentang informasi mengenai tingkat stress perawat pada


Rumah Sakit Umum di Kota Jimma
Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana tingkat stress mempengaruhi performa perawat di


Rumah Sakit Umum Kota Jimme, Barat Daya Ethiopia.
2. Faktor-factor apa saja yang mempengaruhi tingkat stress pada
perawat di Rumah Sakit Umum Kota Jimme, Barat Daya Ethiopia?
Metode Penelitian

Area 3 Rumah Sakit Umum di Kota Jimma, Regional Oromia

Penelitian Dari tanggal 10 Maret 10 April 2014

Design Cross-Sectional
Populasi penelitian adalah semua perawat di 3 Rumah
Penelitian Sakit Umum Kota Jimma

Kriteria Inklusi Inklusi : semua staff perawat yang bekerja di rumah


sakit selama pengambilan data
dan Eksklusi Ekslusi : perawat dengan pengalaman kerja < 6 bulan
Metode Penelitian (2)

Terdapat total populasi sebanyak 433, 73 diantaranya memiliki


Sample pengalaman kerja < 6 bulan, 360 sisanya > 6 bulan

Variabel independen : usia, JK, status perkawinan, pendidikan,


jabatan, ruangan, lama kerja, RS tempat bekerja, penghasilan,
Variable Penelitian kepuasaan kerja, komunikasi perawat- physician
Variabel dependen : stress berhubungan dengan pekerjaan

Instrumen Inklusi : semua staff perawat yang bekerja di rumah sakit selama
pengambilan data
pengumpulan data Ekslusi : perawat dengan pengalaman kerja < 6 bulan
Hasil Penelitian (Karakteristik Socio-
Demografi)
Terdapat 341 perawat yang diberikan kuesioner 85.7% (270) responden dari RS Khusus Jimma
dan 92.38% (315) perawat mengisi kuesioner University, 6.3% (20) dari Shenen-Gibe dan 7.9%
tersebut. (25) responded dari RS Limu Genet

Usia minimum responded 21 tahun, usia rata- 50.8% (160) responden adalah laki-laki dan
rata 27.95 dan usia maximum 58 tahun. 49.2% (155) wanita. Mayoritas responden adalah
Mayoritas responden telah menikah 43.2% (136). lulusan diploma (61.6%) dan 38.4% S1 (BSc.N)
Hasil Penelitian (2)

Terdapat 105 (33.4)% perawat dengan tingkat Berdasarkan skor penilaian stress dengan
stress rendah, 107 (34%) stress moderat dan 103 lingkungan kerja, situasi dengan tingkat stress
(32.7%) perawat dengan tingkat stress yang tertinggi adalah berhadapan dengan pasien
tinggi sekarat dan meninggal 62.94%

Berdasarkan analisis bivariate JK, umur, status


Tingkat stress terendah yang berhubungan
perkawinan, lama kerja, pendidikan, posisi,
dengan lingkungan kerja adalah stress
penghasilan, and unit kerja tidak menjadi factor
diakibatkan karena pelecehan seksual 46.19%
yang mempengaruhi tingkat stress perawat.
Hasil Penelitian (3)

Berdasarkan analisis multiple variable linier regression model


didapatkan bahwa saling pengertia antara physician dan perawat,
kepuasan kerja dan bekerja di bangsal penangan penyakit kronik
memiliki hubungan yang berbanding terbalik dengan tingkat stress
yang berhubungan dengan pekerjaan ( p= 0.025, p= 0.000 & p= 0.027)
Bekerja di bagian poliklinik memiliki hubungan positive dan secara
statistic memiliki hubungan yang signifikan dengan stress yang
berhubungan dengan pekerjaan.
Pembahasan
Menyaksikan pasien dalam keadaan sekarat dan
meninggal mengindikasikan perawat mengalami
tingkat stress yang tinggi. Hal ini dapat diakibatkan
karena perawat merasa gagal dalam melaksanakan
tugasnya.

Saling pengertian antara physician dan perawat,


kepuasaan dalam bekerja mejadi factor penting
dalam mengukur derajat stress perawat yang
berhubungan dengan pekerjaan.

Kekurangan dari penelitian ini adalah penelitian ini


hanya dilakukan pada perawat yang bekerja di
rumah sakit umum yang mungkin saja berbeda
dengan perawat yang bekerja di Puskesmas dan
Rumah Sakit swasta.
Kesimpulan

Secara general dapat disimpulkan bahwa


tingkat stress perawat dapat berbeda-
beda tergantung dari unit kerjanya.

Bekerja di bangsal penanganan


penyakit kronik dan poliklinik, saling
pengertian antara perawat dan
physician, dan kepuasan kerja dapat
menjadi factor yang menyebabkan
penurunan tigkat stress perawat
berhubungan dengan pekerjaannya.

Anda mungkin juga menyukai