Ns.Dhiana Setyorini.M.Kep.,Sp.Mat
DEFINISI
Preeklampsi: hipertensi, edema dan
proteinuria 3 g/liter yang timbul pada
kehamilan >20 mg (Bobak, 2004;
Angsar M. D, 2010).
Pemeriksaan laboratorium
Asuhan keperawatan intrapartum
pada ibu dengan preeklampsi berat
atau sindrom HELLP Meliputi:
Kewaspadaan kejang
INTERVENSI:
Hentikan MGSO4 segera dan ganti dengan
cairan rumatan
Panggil bantuan dan beritahu dokter supaya
mendapat perawatan segera.
Beri kalsium glukonas sesuai program (mis:
1 gr iv selama 3 mnt)
Lakukan pemantauan pernafasan, dan
jumlah urine
Eklampsia
Tanda dan gejala eklampsia:
Kejang
Hipertensi yang ekstrim,
Hiperefleksia,
Proteinuria +4,
Edema umum sampai hipertensi ringan tanpa
edema.
Ibu melaporkan adanya nyeri kepala dengan atau
tanpa gangguan penglihatan selama 1-4 hari selama
kejang timbul,
20 % ibu mengalami proteinuria. (Vilar , Sibai 1988).
Temuan laboratorium bervariasi.
KEDARURATAN EKLAMPSIA
TANDA KEJANG TONIK-KLONIK
Terjadi koma.
INTERVENSI
SAAT KEJANG
Jaga agar saluran napas tetap paten
Cari bantuan.
GAGAL JANTUNG
PENYAKIT JANTUNG REMATIK
KELAINAN JANTUNG BAWAAN
PROLAPS KATUP MITRAL
TEKANAN DARAH TINGGI
ANEMIA
Hidrenia (Hipervolemia),
Uterus gravidus
KIRI KANAN
Mudah lelah, berat
badan
nafas terengah-engah, Odema tungkai bawah,
ortopnea, hepato megali,
kongesti paru peningkatan tekanan vena
jugularis
1. Kelas I
- Tanpa pembatasan kegiatan fisik
- Tanpa gejala penyakit jantung pada kegiatan
biasa
2. Kelas II
- Sedikit pembatasan kegiatan fisik
- Saat istirahat tidak ada keluhan
- Pada kegiatan fisik biasa timbul gejala
isufisiensi jantung seperti: kelelahan, jantung
berdebar (palpitasi cordis), sesak nafas
atau angina pectoris
Klasifikasi penyakit jantung dalam kehamilan
dan persalinan
3. Kelas III
- Banyak pembatasan dalam kegiatan fisik
- Saat istirahat tidak ada keluhan
- Pada aktifitas fisik ringan sudah menimbulkan
gejala-gejala insufisiensi jantung
4. Kelas IV
- Tidak mampu melakukan aktivitas fisik apapun
Penatalaksanaan dilakukan berdasarkan
klasifikasinya:
2. Kelas II
Kala persalinan biasanya tidak berbahaya.
Lakukan pengawasan dengan ketat.
Pengawasan kala I setiap 10-15 menit dan kala II
setiap 10 menit.
Bila terjadi takikardi, takipnea, sesak nafas (ancaman
gagal jantung), .(KOLABORASI DG DOKTER) berikan
digitalis
Pada kala II dapat spontan bila tidak ada gagal jantung.
Bila kala II lebih 20 menit dan ibu tidak dapat
dilarang meneran akhiri dengan ekstraksi cunam
atau vacum dengan segera
6. Pernafasan
Pernafasan mungkin kurang dari 14 x/m
Krekle
Hemoptisis
Takipnea
Dispnea
Ortopnea
7. Kemanan
Infeksi streptokokus berulang
8. Pemeriksaan disgnostic
2. Diagnosa Keperawatan