Anda di halaman 1dari 18

TEKNOLOGI KESELAMATAN PLTN

Rivaldi Ahmad Haedir


Relis Aprilia
Jacinda N
Salah satu pemanfaatan teknik nuklir dalam bidang
energi saat ini sudah berkembang dan dimanfaatkan
secara besar-besaran dalam bentuk Pembangkit Listrik
Tenaga nuklir (PLTN), dimana tenaga nuklir digunakan
untuk membangkitkan tenaga listrik yang relatif murah,
aman dan tidak mencemari lingkungan.

Pemanfaatan tenaga nuklir dalam bentuk PLTN mulai


dikembangkan secara komersial sejak tahun 1954. Pada
waktu itu di Rusia (USSR), dibangun dan dioperasikan
satu unit PLTN air ringan bertekanan tinggi (VVER =
PWR).
Pengertian dari PLTN sendiri adalah stasiun pembangkit
listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh
dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik.

Cara kerja PLTN tidak jauh dengan PLTU (Pembangkit


Listrik Tenaga Uap). Bedanya pada PLTN energi panas
yang dihasilkan berasal dari reaksi nuklir. Panas yang
dihasilkan dari reaksi nuklir ini digunakan untuk
menguapkan air pendingin. Uap ini digunakan untuk
menggerakkan turbin sehingga diperoleh energi kinetik.
Energi kinetik yang dihasilkan digunakan untuk
memutar generator yang akhirnya menghasilkan energi
listrik.
Reaktor Nuklir adalah suatu alat dimana reaksi
berantai dapat dilaksanakan berkelanjutan dan
dikendalikan. Atau dengan kata lain reaktor nuklir
merupakan suatu wadah bahan-bahan fisi dimana
proses reaksi berantai terjadi terus menerus tanpa
berhenti atau tempat terjadinya reaksi pembelahan
inti (nuklir).
SISTEM KEAMANAN REAKTOR NUKLIR

Sistem keselamatan operasi reaktor terutama ditujukan


untuk menghindari bocornya radiasi dari dalam teras
reaktor.

Sistem keselamatan reaktor dirancang mampu


menjamin agar unsur-unsur radioaktif di dalam teras
reaktor tidak terlepas ke lingkungan, baik dalam operasi
normal atau waktu ada kejadian yang tidak diinginkan.
Aspek keselamatan yang digunakan pada reaktor
nuklir adalah mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan memperkecil dampak yang dapat
diakibatkan oleh kejadian kecelakaan, yang lebih
dikenal dengan nama sistem pertahanan berlapis
(defence in depth). Ada 5 pertahanan yang utama,
yaitu:

1.Komponen-komponen reaktor
2.Sistem proteksi reaktor
3.Konsep hambatan ganda
4.Pemeriksaan dan pengujian
5.Operator
Komponen Reaktor

Komponen-komponen reaktor harus memenuhi


standar kualitas yang tinggi dan dapat diandalkan,
sehingga kemungkinan kegagalan komponen
tersebut sangat kecil. Komponen-komponen
tersebut antara lain pompa-pompa, katup-katup,
pemipaan, tangki, instrumentasi, dan kontrol.
Sistem Proteksi Reaktor

Desain keselamatan reaktor adalah memanfaatkan


sifat-sifat alam yang menjamin adanya keselamatan
inheren sehingga reaktor nuklir mempunyai sistem
yang forgiving terhadap kekeliruan yang dilakukan
oleh operator. Disamping itu reaktor nuklir dilengkapi
dengan peralatan keselamatan.
SISTEM PENGHALANG GANDA

Penghalang pertama adalah matrik bahan bakar nuklir.


Lebih dari 99 & unsur hasil fisi akan tetap terikat secara
kuat dalam matriks bahan bakar ini.

Penghalang kedua adalah kelongsong bahan bakar.


Apabila ada unsur hasil fisi yang terlepas dari matriks
bahan bakar, maka unsur tersebut akan tetap
terkungkung di dalam kelongsong yang dirancang
tahan bocor.
Penghalang ketiga adalah sistem pendingin.
Seandainya masih ada unsur hasil fisi yang terlepas
dari kelongsong, maka unsur tersebut akan terlarut
dalam air pendingin primer sehingga tetap
terkungkung dalam tangki reaktor.
Sistem Pendingin
Mengapa air dibutuhkan? Energi besar yang didapat
dari pengaktifan bahan bakar nuklir sangat besar (ingat
persamaan Einstein E= mc^2). Makanya diperlukan
kontrol ketat supaya tidak terjadi panas berlebihan di
dalam reaktor. Air di sini berperan sebagai pendingin
sistem reaktor dan juga moderator atau
memperlambat gerak neutron (sebagai kontrol dan rem
dalam reaksi rantai). Bahan pendingin (air)
disirkulasikan melalui sistem pompa, sehingga air yang
keluar dari bagian atas teras reaktor digantikan air
dingin yang masuk melalui bagin bawah teras reaktor.
Penghalang keempat adalah perisai beton. Tangki
reaktor disangga oleh bangunan berbentuk kolam
dari beton yang dapat berperan sebagai penampung
air pendingin apabila terjadi kebocoran.

Inti-inti atom hasil pembelahan dapat menghasilkan


radiasi. Untuk menahan radiasi ini (radiasi sinar
gamma, netron dan yang lain), agar keamanan orang
yang bekerja di sekitar reaktor terjamin, maka
umumnya reaktor dikungkungi oleh perisai beton.
Penghalang kelima dan keenam adalah sistem
pengungkung reaktor secara keseluruhan yang terbuat
dari pelat baja dan beton setebal dua meter serta
kedap udara
Pemeriksaan dan Pengujian

Setiap PLTN secara rutin dilakukan pemeriksaan dan


pengujian terhadap sistem keselamatan dan
komponen-komponen reaktor untuk menjamin
kelangsungan operasi dan juga perbaikan jika
terdapat kerusakan. Seluruh persyaratan konstruksi,
peralatan sistem keselamatan dan prosedur
pengoperasian untuk PLTN selalu diawasi dengan
ketat oleh isntansi/badan pengawas yang berwenang.
Badan tersebut berhak mencabut ijin operasi
sewaktu-waktu jika kondisi persyaratan tidak
dipenuhi.
Operator

Pendidikan dan pelatihan operator reaktor nuklir


merupakan aspek penting dari falsafah keselamatan
nuklir pertahanan berlapis. Operator sebagai
pengendali PLTN diseleksi secara ketat. Mereka harus
melalui serangkaian ujian sebelum mendapatkan ijin
untuk mengoperasikan reaktor nuklir. Ijin dikeluarkan
oleh badan yang berwenang mengawasi penggunaan
tenaga nuklir. Pengetahuan dan kemampuan operator
harus selalu dipertahankan setiap saat dengan cara
pendidikan/pelatihan dan penyegaran secara berkala.
Adiwardojo, dkk. 2009. Mengenal Reaktor Nuklir dan Manfaatnya.
Jakarta : Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Diseminasi Iptek
Nuklir.

Rasio. pembangkit-listrik-tenaga-nuklir.
https://rhazio.wordpress.com/2007/09/12/pembangkit-listrik-tenaga-
nuklir/

Yahdi , Afri, et al. 2015. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR


(PLTN). Padang: Institut Teknologi Padang

Anda mungkin juga menyukai