Anda di halaman 1dari 14

PREOPERATIVE VS

POSTOPERATIVE
CHEMORADIOTHERAPY
FOR RECTAL CANCER

Journal Reading

RIZKA AULIA HERMAWATI


Stase Bedah RSUD Sekarwangi
Kepaniteraan Klinik FK UMJ
Latar Belakang
Kemoradioterapi postoperative secara signifikan membuktikan kontrol
lokal yang baik dan meningkatkan kelangsungan hidup secara keseluruhan
dibandingkan dengan operasi saja
Tingkat kegagalan lokal dengan kemoradioterapi preoperative lebih rendah
dibandingkan dengan pembedahan saja
Penambahan kemoradioterapi preoperative jangka pendek untuk operasi
eksisi mesorectal total mengurangi tingkat kekambuhan lokal tetapi tidak
meningkatkan ketahanan hidup
Latar Belakang...
Mengingat potensi keuntungan kemoradioterapi preoperative
dan penambahan radioterapi meningkatkan kelangsungan
hidup, kami melakukan uji coba untuk membandingkan
kemoradioterapi preoperative difraksinasikan terapi
konvensional dan kemoterapi fluorouracil dengan perlakuan
yang sama diberikan saat postoperative pada pasien kanker
rektum stadium lanjut secara lokal

Tujuan

Penelitian ini membandingkan kemoradioterapi preoperative


dengan kemoradioterapi postperative untuk kanker rektum
stadium lanjut secara lokal.
Metode
eligibility for enrollment
Kriteria inklusi - Konfirmasi histopatologis, Ultrasonografi
endorectal dan CT scan abdomen dan pelvis dilakukan untuk
mengesampingkan stage TNM tumor dan metastasis jauh.
Kriteria ekslusi - Pasien dikeluarkan jika usia > 75 tahun,
sebelumnya mengalami kanker lain selain nonmelanoma kanker
kulit, sebelumnya menerima kemoterapi, sebelumnya menerima
radioterapi untuk pelvis, atau memiliki kontraindikasi terhadap
kemoradioterapi
Randomisasi

Kemoradioterapi pre op: Kemoradioterapi post-op:

Minggu pertama dan Empat siklus fluorouracil


minggu kelima bolus (500 mg per meter
radioterapi, fluorourasil persegi per hari, lima kali
diberikan sebagai infus seminggu, setiap empat
continue 120-jam pada
dosis 1000 mg per meter minggu) dimulai 4 minggu
persegi per hari setelah operasi
Surgery
Eksisi mesorectal total dilakukan pada semua pasien sesuai dengan teknik
standar

Follow-up
Pasien dimonitor mingguan untuk tanda-tanda efek toksik akut. Efek toksik
jangka panjang dinilai pada tahun pertama, ketiga, dan tahun kelima.
Komplikasi perioperatif dan pascabedah dinilai 30-hari postoperative
termasuk kebocoran anastomosis, komplikasi perineum, perdarahan, ileus,
fistula, dan kematian.
Pasien difollow up dengan interval tiga bulan selama dua tahun dan
kemudian pada interval enam bulan selama tiga tahun. Evaluasi terdiri dari
pemeriksaan fisik, jumlah darah lengkap, dan analisis kimia darah.
Proktoskopi, ultrasonografi abdomen, CT abdomen, dan radiografi thorax
Konfirmasi histopatologi kekambuhan lokal dan kekambuhan jauh
Statistical analysis
Chi-square test dilakukan untuk membandingkan proporsi
Mann-Whitney test digunakan untuk membandingkan variable
ordinal dan kuantitatif
Analisis univariat menggunakan metode Kaplan-Meier dan evaluasi
perbedaannya menggunakan log-rank test
The Cox proportional hazard model digunakan untuk menghitung
hazard ratios dan CI 95
Insiden kumulatif menggunakan Breslow and Day
Nilai P dua sisi kurang dari atau sama dengan 0,05 dianggap untuk
menunjukkan signifikansi statistik
Hasil
Grup Pre-Op Grup Post-Op

Mortalitas 0,7% 1,3%

Komplikasi post-op 36% 34%

Anastomotic leakage 11% 12%

Post operative-bleeding 3% 2%

5 year rate of disease- 68% 65%


free
Total rekurensi lokal 6% 13%
dalam 6 tahun
Kesimpulan
Walaupun tidak ada perbedaan manfaat yang
signifikan antara kedua grup, penulis menyarankan
untuk dilakukan kemoradioterapi preoperative karena
dapat mengurangi tingkat kegagalan lokal dan efek
toksik akut dan jangka panjang pada kanker rectum
lokal
Daftar Pustaka
Level Evidence
Metode : Case Control, Randomize controlled trials
Database : German Rectal Cancer Study Group
Jumlah sampel : 799
Level of evidence : IIA
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai