Anda di halaman 1dari 67

TUMOR

MEDIASTINUM

PRESEPTOR
Dr, Saptino Miro, Sp.PD KGEH FINASM
PENDAHULUAN
Mediastinum
rongga yang

Tumor mediastinum
berada di
antara paru
kanan dan kiri

Tumor di
rongga
mediastinum

Jika tertekan
Rongga tidak
dapat
dapat
menimbulkan
diperluas
kegawatan
3 faktor penting

massa

usia pasien

ada tidaknya gejala


Mediastinum dibagi atas 4 bagian
Mediastinum superior

mulai pintu atas rongga dada sampai ke vertebra torakal ke-5 dan
bagian bawah sternum

Mediastinum anterior
dari garis batas mediastinum superior ke diafargma di depan jantung.

Mediastinum posterior

dari garis batas mediastinum superior ke diafragma di belakang


jantung.

Mediastinum medial (tengah),

dari garis batas mediastinum superior ke diafragma di antara


mediastinum anterior dan posterior
Tinjauan Pustaka
Definisi

Tumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di dalam


mediastinum yaitu rongga yang berada di antara paru kanan
dan kiri.

Mediastinum berisi jantung, pembuluh darah arteri, pembuluh


darah vena, trakea, kelenjar timus, syaraf, jaringan ikat, kelenjar
getah bening dan salurannya.
Epidemiologi
anak-
dewasa
anak yang sering lokasi tumor
ditemukan banyak
berlokasi di ditemukan di
mediastinum mediastinum
posterior anterior

jenisnya tumor jenis limfoma


saraf atau timoma

Dari data RS Persahabatan tahun 1970 1990 telah dilakukan operasi tumor
mediastinum sebanyak 137 penderita, dengan jenis teratoma 44 kasus (32,1%), timoma
33 (24%) dan tumor saraf 11 kasus (8%)
Diagnosis

Keluhan penderita biasanya berkaitan dengan


invasi atau kompresi
ukuran
terhadap organ sekitar

Keluhan
sindrom vena kava gangguan
sesak napas berat
superior (SVKS) menelan
Diagnosis
Gambaran Klinis
A. Anamnesis
sering tidak memberi gejala dan terdeteksi pada saat foto
toraks.
Batuk, sesak atau stridor muncul bila terjadi penekanan atau invasi pada trakea
dan/atau bronkus utama,

Disfagia muncul bila terjadi penekanan atau invasi ke esofagus

Sindrom vena kava superior (SVKS) lebih sering terjadi pada tumor mediastinum yang
ganas dibandingkan dengan tumor jinak,

Suara serak dan batuk kering muncul bila nervus laringel terlibat, paralisis diafragma
timbul apabila penekanan nervus frenikus

Nyeri dinding dada muncul pada tumor neurogenik atau pada penekanan sistem
syaraf.
Pemeriksaan Fisik

memberikan informasi sesuai dengan lokasi,


ukuran
keterbatasan organ lain
Prosedur Radiologi
Foto toraks

lokasi tumor, anterior, medial atau posterior, tetapi pada kasus dengan ukuran tumor
yang besar sulit ditentukan lokasi yang pasti

Tomografi

Selain menentukan lokasi, juga dapat mendeteksi klasifikasi pada lesi

CT-Scan toraks dengan kontras

dapat mendeskripsi kelainan tumor secara lebih baik


menentukan perkiraan jenis tumor
menentukan stage
apakah telah terjadi invasi
mempermudah pelaksanaan pengambilan bahan untuk pemeriksaan sitologi
Menentukan metastase
Flouroskopi
melihat kemungkinan aneurisma aorta

Ekokardiografi
mendeteksi pulsasi pada tumor yang diduga aneurisma.

Angiografi

Esofagografi

USG, MRI dan Kedokteran Nuklir


Prosedur Patologi Anatomik
Pemeriksaan sitologi

biopsi, jarum halus


bila ditemukan pembesaran KGB atau
tumor supervisial
punksi pleura
biopsi aspirasi jarum
biopsi transtorakal atau transthoracal
biopsy (TTB)
Pemeriksaan histologi
biopsi KGB yang teraba di leher atau supraklavikula.

biopsi mediastinal,

biopsi eksisional pada massa tumor yang besar

torakoskopi diagnostik

Video-assisted thoracic surgery (VATS)


Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium rutin
sering tidak memberikan informasi yang berkaitan dengan tumor.

Uji tuberkulin
dibutuhkan bila ada kecurigaan limfadenitis TB

Pemeriksaan kadar T3 dan T4


dibutuhkan untuk tumor tiroid.

Pemeriksaan a-fetoprotein dan b-HCG


dilakukan untuk tumor mediastinum yang termasuk kelompok tumor sel germinal,
yakni jika ada keraguan antara seminoma atau nonseminoma. Kadar a-
fetoprotein dan b-HCG tinggi pada golongan nonseminoma
Tindakan Bedah
Torakotomi
eksplorasi untuk diagnostik bila
semua upaya diagnostik tidak berhasil
memberikan diagnosis histologis.
Alur diagnostik dari tumor mediastinum
dengan atau tanpa kegawatan
TATALAKSANA
jinak ganas,

pembedahan tindakan
berdasarkan
jenis sel kanker
Syarat untuk tindakan bedah
elektif
syarat
umum, yaitu pengukuran toleransi
berdasarkan fungsi paru,
Bila
nilai spirometri tidak sesuai dengan klinis
maka harus dikonfirmasi dengan analis gas
darah. Tekanan O2 arteri dan Saturasi O2
darah arteri harus >90%.
Syarat untuk radioterapi dan
kemoterapi

Hb > 10 gr%

leukosit > 4.000/dl

trombosit > 100.000/dl

tampilan (performance status) > 70 Karnofsky


Jika keadaan tidak mengizinkan, maka
kombinasi radiasi dan kemoterapi diberikan
secara bergantian (alternating: radiasi
diberikan di antara siklus kemoterapi) atau
sekuensial (kemoterapi > 2 siklus, lalu
dilanjutkan dengan radiasi, atau radiasi lalu
dilanjutkan dengan kemoterapi).

Selama pemberian kemoterapi atau radiasi


perlu diawasi terjadinya melosupresi dan
efek samping obat atau toksisiti akibat
tindakan lainnya.
ILUSTRASI KASUS
Telah dirawat seorang pasien laki-laki usia 66 tahun di bangsal penyakit
dalam RSUP dr. M. Djamil Padang, sejak tanggal 31 Mei 2017 dengan :

keluhan utama

Sesak nafas meningkat sejak 1 minggu sebelum masuk


rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang
Sesak nafas meningkat sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, sesak sudah dirasakan sejak 5 bulan yang lalu. sesak tidak
dipengaruhi oleh aktifitas, cuaca ataupun makanan. Pasien biasanya tidur dengan bantal yang ditinggikan. Riwayat terjaga
malam karena sesak tidak ada

Benjolan pada leher kanan sejak 6 bulan yang lalu, awalnya hanya sebesar kelereng, kemudian semakin
bertambah besar.

Riwayat suara serak (+) sejak 3 bulan yang lalu.

Kesulitan menelan sejak 3 bulan yang lalu. nyeri menelan (-)

Batuk sejak 2 bulan yang lalu, batuk tidak berdahak

Sembab pada wajah dan leher sejak 1 bulan yang lalu. sembab semakin meningkat sejak 2 minggu lalu,
sembab sekarang sampai kedua tangan.

Riwayat penurunan berat badan ada, pasien mengaku dalam 2 bulan terakhir turun 12 kg.
Tidak dikeluhkan pasien

Nyeri Mual Nyeri


dada muntah perut

Nyeri
Demam
menelan
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang lalu, kontrol teratur dan mendapat
terapi bisoprol dan amlodipine.
Riwayat penyakit keganasan sebelumnya (-)
Riwayat penyakit jantung (-), Asma (-), DM (-).
Riwayat konsumsi OAT (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti pasien.


Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keganasan.
Riwayat Pekerjaan, Ekonomi, Kebiasaan

Pasien seorang pensiunan karyawan PT semen padang.


Pasien sudah menikah, memiliki seorang istri dan 2 orang
anak.
Riwayat merokok (+) sejak usia 20 tahun, menghabiskan
1 bungkus rokok/hari dan berhenti tahun 2014 (index
brinkman = sedang)
Riwayat mendapat penyinaran radiasi tidak ada.
Riwayat kontak lama dengan pestisida tidak ada.
Pemeriksaan Fisik
KU : Sedang Ikterus : (-/-)
Kesadaran: CMC Anemis : (+/+)
TD : 130/90mmHg Edema : (+)
Suhu : 37C Sianosis : (-)
Nadi : 86x/min,
Nafas : 27x/min
Pemeriksaan Fisik

Kulit : Tampak pelebaran vena pada dinding thorax


depan
KGB : Pembersaran kelenjar getah bening leher sulit
dinilai, edem (+), eritem (+).Kepala : Tidak ada
kelainan
Rambut : Tidak ada kelainan
Wajah : Oedem (+), pelebaran vena (-)
Pemeriksaan Fisik

Telinga : Tidak ada kelainan


Hidung : Tidak ada kelainan
Tenggorokan : Tidak ada kelainan
Gigi dan mulut : Caries (+)
Leher : Edem (+), hiperemis (+), JVP sulit
dinilai.
Paru Depan

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, dalam keadaan statis


maupun dinamis
Palpasi : Fremitus kanan atas meningkat dibandingkan kiri
Perkusi : Sonor, redup pada RIC II-IV kanan
Auskultasi : Bronkovesikuler, ronchi (+/+), wheezing (-/-)
Paru Belakang

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, dalam keadaan statis


maupun dinamis
Palpasi : Fremitus kanan atas meningkat dibandingkan kiri
Perkusi : Sonor, redup pada RIC II-IV kanan.
Auskultasi : Bronkovesikuler, ronchi (+/+), wheezing (-/-)
Jantung

Inspeksi : Iktus tidak terlihat


Palpasi : Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : Batas Jantung kanan : LSD, Atas : RIC II, Batas Jantung kiri
1 jari medial LMCS RIC V, pinggang jantung (+).
Auskultasi : S1 dan S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
M1>M2, P2<A2
Abdomen

Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit


Palpasi : hepar teraba 2 jari bawah arcus costarum, permukaan
rata, konsistensi kenyal, pinggir tajam. Splen tidak teraba.
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Pemeriksaan Fisik
Punggung : Nyeri tekan, nyeri ketok sudut CVA (-)
Alat kelamin : Tidak ada kelainan
Anus : Tidak ada kelainan
Anggota gerak : Reflek fisiologis +/+ normal
Reflek patologi -/-, Edema (anggota gerak atas +/+,
anggota gerak bawah (- /-).
Pemberton sign (+)
Laboratorium
Hemoglobin : 9,0 gr/dl Total protein : 6,4 f/dl
Leukosit : 10.800/mm3 Albumin : 2,8 g/dl
Hematokrit : 29 % Globulin : 3,6 g/dl
Trombosit : 508.000/mm3 Bilirubin total : 0,2 mg/dl
Kesan : Anemia sedang, Ur/Cr : 119/2,4 mg/dl
leukositosis, trombositosis. SGOT/SGPT : 46/69 u/i
Alkali fosfatase : 2,4 u/i
Gama-GT : 49 u/i
Laboratorium

Urinalisa
Protein : -
Reduksi : -
Leukosit : 2 - 3/LPB
Eritrosit : 18 - 20/LPB
Epitel : gepeng
Silinder : -
Bilirubin : -
Urobilinogen : +
KESAN : Hematuria
Daftar Tumor Mediastinum
Masalah Sindrom Vena Kava Superior
Diagnosis Kerja

Sindroma vena cava superior ec tumor mediastinum


Susp tumor hepar sekunder
Susp tumor paru metastase
Anemia ringan ec penyakit kronik
Hipertensi stage I ec essensial
Diagnosis Banding

Sindrom vena kava superior ec timoma


Sindrom vena kava superior ec limfoma
Sindrom vena kava superior ec teratoma
Sindrom vena kava superior ec tumor paru (D)
Terapi

Istirahat
O2 3 l/min
Inj lasix 1 x 20 mg (i.v)
Inj dexametason 3 x 10 mg (i.v)
N-acetylsistein 3 x 200 mg (p.o)
Candersatan 1 x 4mg (p.o)
Pemeriksaan Anjuran
Ro Thoraks PA
USG abdomen
CT-scan Thoraks
Biopsi
Follow Up
14 juli 2017
S/ Sembab (+), sesak nafas (+) berkurang, demam (-), nyeri dada (-)

Sens TD HR RR T

CMC 130/80 90x/min 26x/min 37 0C

Mata : konjungtiva anemis (+/+), Ikterus (-/-)


Wajah:
Sembab (+)
Leher: sembab (+)
Paru : Simetris kiri dan kanan, dalam keadaan statis maupun dinamis,
fremitus kanan atas meningkat dibandingkan kiri, redup pada RIC II-IV
kanan, bronkovesikuler, ronchi (+/+), wheezing (-/-)
Anggota gerak : udema ekstremitas superior (+/+)
15 juli 2017
S/ Sembab (+), sesak nafas (+) berkurang, demam (-), nyeri dada (-)

Sens TD HR RR T

CMC 130/70 87x/min 25x/min 36,8 0C

Mata : konjungtiva anemis (+/+), Ikterus (-/-)


Wajah:
Sembab (+)
Leher: sembab (+)
Paru : Simetris kiri dan kanan, dalam keadaan statis maupun dinamis,
fremitus kanan atas meningkat dibandingkan kiri, redup pada RIC II-IV
kanan, bronkovesikuler, ronchi (+/+), wheezing (-/-)
Anggota gerak : udema ekstremitas superior (+/+)
Ringkasan diagnostik
Gambaran klinis
pasien
Sembab wajah dan leher (+)
Pelebaran pembuluh vena dada (+)
Edem anggota gerak atas (+)
Edem anggota gerak bawah (-)
Pemberton sign (+)
Pemeriksaan Ro Thoraks
Kesan
Susp. Tumor paru dextra
Pemeriksaan CT
Kesan
Tumor
mediastinum
anterior
Diskusi
Diagnosis Akhir
Telah dirawat seorang pasien laki-laki usia 66 tahun di
bangsal penyakit dalam RSUP dr. M. Djamil Padang,
sejak tanggal 31 Mei 2017 dengan diagnosis:
Sindroma vena cava superior ec tumor mediastinum
DD/ Sindrom vena kava superior ec timoma
Sindrom vena kava superior ec limfoma
Sindrom vena kava superior ec teratoma
Sindrom Vena Kava Superior
Anamnesis
Sesak yang meningkat
sembab pada wajah dan leher
sembab anggota gerak atas
batuk

Pemeriksaan Fisik
pelebaran vena-vena di leher serta leher dan wajah yang tampak sembab,
dan pemberton sign yang positif.
Gejala dan tanda klinis sindrom vena TEORI
kava superior
Gejala
Sesak napas (Dyspnea)
Muka bengkak
Lengan bengkak
Batuk
Ortopnea
Nyeri dada
Sakit kepala

Tanda
Pelebaran vena leher
Pletora pada wajah
Venektasi vena di daerah dada, punggung, lengan Lengan bengkak
Edema
Tumor Mediastinum
Anamnesis
Tanda dan gejala SVKS
Faktor Risiko
riwayat merokok dengan indeks brinkman 528 (perokok
sedang) dan riwayat terpapar asap dari mesin pabrik
tempat pasien bekerja
Pemeriksaan Fisik
pelebaran-pelebaran vena pada dinding dada pasien. Pada paru kanan ditemukan
fremitus yang menurun, perkusi yang pekak dan suara nafas menurun setinggi RIC II hingga
RIC IV. Pada pemeriksaan pemberton sign didapatkan hasil yang positif yang menandakan
adanya penekanan pada vena cava superior

Pemeriksaan Penunjang
Ro Thoraks dan CT scan Thoraks
Ro Thoraks

Case TEORI
CT-scan

TEORI

Case
tatalaksana

Istirahat Biopsi menentukan sifat


O2 3 l/min dan jenis tumor

Inj lasix 1 x 20 mg (i.v)


Inj dexametason 3 x 10 mg (i.v) Pilihan terapi
Pemberdahan
N-acetylsistein 3 x 200 mg (p.o)
Radioterapi
Candersatan 1 x 4mg (p.o)
kemoterapi
TEORI
Pilihan terapi
Penatalaksanaan tumor mediastinum sangat bergantung pada sifat tumor,
jinak atau ganas.
Tindakan untuk tumor mediastinum yang bersifat jinak adalah bedah,
sedangkan untuk tumor ganas berdasarkan jenisnya.
Jenis tumor mediastinum ganas yang paling sering ditemukan adalah
timoma (bagian dari tumor kelenjar timus), sel germinal dan tumor saraf.
Secara umum terapi untuk tumor mediastinum ganas adalah multimodaliti
yaitu bedah, kemoterapi dan radiasi.
TEORI
Pilihan terapi pada TIMOMA
Stage I : Extended Thymo Thymectomy (ETT)
Stage II : ETT + Radioterapi
Stage III : ETT + Extended Resection (ER) + Radioterapi +
Kemoterapi Stage IV.A : Debulking + Kemoterapi + Radioterapi
Stage IV.B : Kemoterapi + Radioterapi + Debulking
TEORI
Pilihan terapi tumor sel germinal
Histologi Terapi
Teratoma jinak Bedah
Teratoma ganas Kemoterapi + reseksi
Seminoma (Resectable) Bedah + radiasi + kemoterapi
Metastasis Kemoterapi
Nonseminoma Kemoterapi
TEORI
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai