Anda di halaman 1dari 17

Analisis Jurnal Internasional

The Practice of Local Wisdom of Tobelo Dalam (Togutil)


Tribal Community in Forest Conservation in Halmahera, Indonesia

Oleh
Defita Permata Sari
1707358

Program Studi Pendidikan Biologi


Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
2017
1
Adapun Hal-hal yang Di Analisis

1. Latar Belakang 2. Permasalahannya

3. Metode Penelitian 4. Hasil dan Pembahasan

5. Keunggulan dan Kelemahan


2
Latar Belakang
Kearifan lokal bisa diartikan sebagai seperangkat
pengetahuan, nilai-nilai dan norma-norma bentuk tertentu
dari adaptasi dan pengalaman hidup dari kelompok sosial
yang tinggal dilokasi tertentu.
Masyarakat adat terpencil Togutil diketahui telah
memiliki pengetahuan tentang pemanfaatan dan pelestarian
sumber daya alam, keanekaragaman hayati, termasuk
pengetahuan tentang pemanfaatan sumber daya genetik
dalam pertanian.
3
Lanjutan
Pada saat ini, kebanyakan dari mereka adalah petani
dan beberapa masih bergantung pada hasil hutan, meskipun
mereka telah akrab dengan sistem pertanian, mereka juga
berburu makanan, mencari karet dari pohon damar, dan
mengumpulkan telur Maleo untuk dijual atau ditukar
dengan warga di desa pada hari-hari pasar.
Keyakinan asli dari Togutil berpusat pada rasa hormat
dan pemujaan kepada leluhur yang digambarkan dalam
berbagai roh yang menempati seluruh lingkungan dalam
bentuk benda alam serta benda-benda karya ciptaan
manusia yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi
keberhasilan dan kegagalan.
4
Permasalahannya

Adanya krisis ekologi akhir-akhir ini, menyebabkan kesadaran


baru bahwa krisis ekologi dapat diselamatkan dengan cara
memperoleh kembali etika masyarakat suku-suku asli.
5
Metode Penelitian
6
Hasil dan Pembahasan
Kearifan lokal masih bisa ditemukan dalam masyarakat Tobelo
Dalam (Togutil) yakni mencakup:

1. Pandangan hidup,

2. Pengetahuan tentang lingkungan fisik,

3. Konservasi dalam pengelolaan sumber daya hutan.

Masyarakat Tobelo memiliki filosofi kehidupan yakni: Basudara


yang berisi keyakinan bahwa manusia dan alam perlu hidup secara
berdampingan.
7

Berikut ini adalah beberapa bentuk kearifan lokal yang telah


dipraktekkan oleh mayarakat Tobelo Dalam (Togutil) yakni:

Hutan Kermat Gosimo Matakau

Pohon Kelahiran dan Pohon Kematian.


8
Hutan Kermat Gosimo
Ada dua jenis hutan Gosimo, yaitu hutan Gosima laki-laki dan
hutan Gosimo perempuan. Setiap orang tidak diberikan izin untuk
memasuki hutan. Ada peringatan dini diinformasikan secara lisan
kepada anak-anak mereka, masyarakat sekitar hutan, dan tamu dari
berbagai kota di Indonesia, bahkan dari luar negeri. Mereka tidak
diperbolehkan memotong dan mengambil kayu atau potensi hutan
lainnya karena akan menimbulkan bahaya bagi diri sendiri serta
keluarganya. Pada prinsipnya, orang hanya bisa memasuki hutan
Kermat ketika ada keperluan upacara tertentu. Karena hutan itu suci
bagi masyarakat Tobelo.
Matakau 9

Matakau adalah perlindungan


lahan bagi masyarakat sosial, ekonomi,
dan ekologi yang dilakukan oleh suku
Tobelo Dalam (Togutil). Dalam
prakteknya, Matakau adalah kawasan
hutan atau lahan milik masyarakat
Tobelo Dalam (Togutil) yang jika
diambil secara diam-diam tanpa
sepengatahuan pemilik tanah, maka
akan terkena Matakau yang
ditempatkan di samping atau didalam
hutan atau lahan yang memiliki potensi
ekonomi.
10

.
Seseorang yang terkena Matakau tidak akan dapat berjalan dan
berdiri di lokasi dimana orang tersebut mengambil sumber
daya dari hutan atau daerah milik masyarakat suku Tobelo
Dalam (Togutil). Matakau itu sendiri terbuat dari botol-botol
minuman bekas, lalu diikat dengan kain merah dan
mantra.antra
11
Pohon Kelahiran dan Pohon Kematian
Masyarakat adat Tobelo Dalam (Togutil) memiliki
pengetahuan tentang konservasi tanaman, yaitu pohon
kelahiran dan kematian. Setiap anak yang lahir akan
menanam satu pohon kelahiran. Sementara pohon kematian
ditanam untuk dirawat dan dilindungi oleh sebuah keluarga
yang salah satu anggota keluarganya telah meninggal. Pohon
kematian diikat dengan kain hitam, pembungkus kain diambil
dari mayat.
12

Pohon kelahiran dan pohon kematian adalah pesan yang


dititipkan kepada generasi Kahoho. Jika pohon-pohon
menghasilkan buah, roh sudah menetap di alam lain, dan ketika
pohon tidak berbuah atau mati, maka diyakini bahwa roh belum
tenang. Arti dari pesan yang terkandung dalam konsep
konservasi melalui pohon kelahiran dan kematian ini adalah
bahwa setiap generasi harus menjaga dan melindungi vegetasi,
karena tanaman mampu memberikan makanan kepada
masyarakat Tobelo Dalam (Togutil).
13
Pohon Kelahiran
Lansium domesticum(A) Sida rhombifolia(B)
14
Pohon Kematian
Bambusa glaucescens(C) Artocarpus heterophyllus(D)
15
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan Kekurangan
Latar belakang dari penelitian ini Penulis tidak membuat secara rinci

sudah jelas dan mudah untuk penjelasan tentang tujuan dari

dipahami, dan untuk penjelasan penelitian tersebut, pada penjelasan

pada metodologi penelitiannya juga tentang hutan Kermat Gosimo, penulis


tidak menjelaskan apa perbedaan dari
sudah cukup bagus.
hutan Gosimo laki-laki dan hutan
Gosimo perempuan. Kemudian penulis
juga tidak melampirkan foto atau
gambaran dari setiap masing-masing
hutan Gosimo laki-laki dan hutan
Gosimo perempuan.
Thankyou

Anda mungkin juga menyukai