Anda di halaman 1dari 13

Perancangan Kontrak

(PSC)
Aulia Putra : 153210772
Fildzah Niryanti:153210259
M.Moersyid A : 153210102
Ronaldo Jeremy:153210262
Tri Hartanti : 153210448
Latar belakang
Timbulnya kontrak production sharing adalah untuk mengatasi
permasalahan keterbatasan modal, teknologi, dan sumber daya manusia
yang dihadapi Pertamina, khususnya dalam menjalankan eksplorasi dan
eksploitasi pertambangan minyak dan gas bumi.
Generasi kontrak production sharing dapat dibagi menjadi 4 (empat)
generasi, yaitu :

1964 - 1977 1988 - 2000


Generasi 1 Generasi 3

1978 - 1987 2002 - 2017


Generasi 2 Generasi 4
Pengertian Production Sharing
Contract
Pengertian Production Sharing Contract

Pasal 1 PP no 35 tahun 1994 Soedjono Dirdjosoisworo


Kontrak production sharing adalah
kerja sama antara pertamina dan kerja sama dengan sistem
kontraktor untuk melaksanakan bagi hasil antara Negara
usaha eksplorasi dan eksploitasi
minyak dan gas bumi berdasarkan
dengan Perusahaan hasil
prinsip pembagian hasil produksi. yang sifatnya kontrak
Generasi 1
Prinsip-Prinsip Production Sharing Contract Generasi 1 yaitu:
Manajemen operasi di tangan pertamina.
Kontrakor menyediakan seluruh biaya operasi perminyakan.
Kontrakor akan memperoleh kembali seluruh biaya operasi dengan ketentuan
maksimum 40% setiap bulan.
Pertamina membayar pendapatan kontraktor kepada Pemerintah.
Kontrakor wajib memenuhi kebutuhan bahan bakar Minyak (BBM) untuk dalam
Negeri secara proporsional (maksimum 25% bagianya) dengan harga US$
0.20/barel)
Semua peralatan dan fasilitas yang dibeli oleh kontraktor menjadi milik
Pertamina
Dari interes kontraktor di tawarkaan kepada Perusahaan Nasional Indonesia
setelah dinyatakan komersial.
Sejak tahun 1974 sampai tahun 1977, kontraktor diwajibkan memberikan
tambahan pendapatan pada pemerintah.
Generasi 2
Prinsip-Prinsip PSC Generasi II yaitu :
Tidak ada pembatasan pengembalian biaya operasi yang di
perhitungkan oleh kontraktor.
Setelah di kurang biaya, pembagian hasil menjadi: 65,91% untuk
pertamina; 34,09% untuk kontraktor. Sedangkan gas: 31,80%
untuk pertamina; 68.20% untuk kontraktor
Kontraktor membayar pajak 65% secara langsung kepada
pemerintah
Kontraktor mendapat insentif;
o Harga ekspor penuh minyak mentah domestic market obligation
setelah 5 (lima) tahun pertama produksi;
o Insentif pengembangan 20% dari modal yang di keluarkan untuk
fasilitas produksi
Generasi 3
Pembagaian hasinya adalah untuk masing-masing pihak adalah
sebagai berikut:
Minyak : 68% untuk pertamina; 15% untuk kontraktor.
Gas : 70% untuk pertamina dan 30% untuk kontraktor.
Generasi 4
Pembagian hasilnya untuk masing-masing pihak adalah :
Minyak : 65% untuk Badan pelaksana dan 30% untuk Badan
Usaha dan atau Badan Usaha Tetap
Gas : 70% untuk Badan Pelaksana dan 30% untuk Badan Usaha
dan atau Badan Usaha Tetap.
Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam
Kontrak
Diatur dalam pasal 31 undang-undang nomor 22 tahun 2001
tentang Minyak dan Gas Bumi. ada 2 macam kewajiban dari
badan usaha dan badan usaha tetap, yaitu:
Membayar pajak yang merupakan penerimaan Negara,dan
Membayar bukan pajak yang merupakan penerimaan Negara,
Jangka waktu Production Sharing
Contract
Jangka waktu kontrak production sharing telah ditentukan
dalam pasal 14 sampi dengan pasal 15 undang-undang nomor
22 tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi. jangka waktu
kontrak tersebut dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh)
tahun sejak ditandatanganinya dan diperpanjang untuk jangka
waktu paling lama 30 tahun. jangka waktu terdiri dari jangka
waktu eksplorasi dan jangka waktu eksploitasi.
Pola Penyelesaian Sengketa
Pola peyelesaian sengketa telah ditentukan dan dituangkan
dalam kontrak production sharing yang dibuat para pihak.
Pola penyelesain sengketa yang diatur dalam section XI.2
dapat dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :
Tahap perdamaian
Arbitrase.
Kesimpulan
Pada dasarnya kontrak bagi hasil merupakan bentuk kerja
sama lain dalam kegiatan eksplorasi dan ekploitasi yang lebih
menguntungkan Negara dan hasilnya di pergunakan untuk
kemakmuran rakyat. Momentum di mulainya production
sharing contract (PSC) yaitu pada saat berlakunya Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas
Bumi
Saran
Sebaiknya bagian yang di terima oleh daerah pendapatanya
menjadi lebih tinggi mengingat bagian yang di terima oleh
daerah ini sangat kecil hal ini di sebabkan biaya yang di
keluarkan untuk melakukan ekplorasi dan ekploitasi sumber
daya minyak sangat besar namun kini telah digunakan kontrak
Gross Split yang mana cost recovery sepenuhnya ditanggung
oleh kontraktor.

Anda mungkin juga menyukai