Anda di halaman 1dari 16

Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3)
Definisi Umum
Secara Filosofis, K3 dapat diartikan
sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rokhaniah tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budayanya
menuju masyarakat adil dan makmur.
Secara keilmuan juga dapat
diartikan sebagai ilmu
pengetahuan dan penerapannya
dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
Secara praktis, K3 merupakan suatu
upaya perlindungan agar tenaga kerja
selalu dalam keadaan selamat dan
sehat selama melakukan pekerjaan di
tempat kerja serta bagi orang lain
yang memasuki tempat kerja maupun
sumber dan proses produksi dapat
secara aman dan efisien dalam
pemakaiannya.
Secara umum K3 dapat didefinisikan
sebagai suatu pemikiran yang
mendasari pengembangan ilmu
pengetahuan dan penerapannya
dalam upaya mencegah terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
untuk menjamin keselamatan dan
kesehatan pekerja dan lingkungan
kerjanya.
Berdasarkan Kepmen Kimpraswil tahun
2004 tentang Pedoman Sistem
Manajemen K3 Konstruksi, Keselamatan
Kerja (Occupational Safety) adalah suatu
keadaan atau faktor yang menjamin atas
keamanan bekerja baik bagi
pekerja, pengunjung, ataupun siapa saja
yang berada ditempat kerja, termasuk
yang berada di lingkungan di sekitar
tempat kerja terhadap bahaya insiden
ataupun kecelakaan yang diprediksi akan
terjadi
Kesehatan kerja (Occupational
Health) adalah suatu keadaan bagi
manusia dan lingkungannya yang
bertujuan menjamin dalam menca-
pai derajat kesehatan bekerja
setinggi-tingginya, baik fisik, mental,
maupun sosial, dengan usaha-usaha
preventif dan kuratif, bagi peker-
ja, pengunjung, ataupun siapa saja
yang berada di tempat kerja
dan sekitarnya terhadap
penyakit-penyakit / gangguan-
gangguan kesehatan ataupun
bahaya adanya faktor penyakit-
penyakit yang bersifat umum
sebagai akibat keadaan kerja di
tempat kegiatan kerja yang
diprediksi akan terjadi.
K3 adalah suatu kondisi kerja
yang diciptakan oleh dan untuk
siapa saja yang terlibat baik
secara langsung maupun tidak
langsung dengan aktivitas kerja,
dengan tujuan untuk menghindari
atau menekan terjadinya
kecelakaan dan sakit akibat kerja.
Tujuan Penerapan K3
Untuk mengenali dan memahami
berbagai sumber kecelakaan dan
penyakit akibat kerja di lingkungan
kerja;
Agar dapat menganalisis tingkat risiko
kecelakaan dan penyakit yang ada;
Sebagai upaya untuk menekan dan
atau mengendalikan sumber
kecelakaan dan penyakit;
Sebagai upaya untuk menciptakan
kondisi kerja yang mampu menjamin
keselamatan, kesehatan dan
kenyamanan pekerja;
Secara komprehensif, tujuan penerapan
K3 adalah untuk melindungi keselamatan
dan kesehatan pekerja guna mewujudkan
produktivitas yang optimal yang
bermuara pada peningkatan kualitas
hidup baik bagti pekerja maupun bagi
perusahaan.
Dasar Hukum Penerapan K3

Undang-undang Dasar 1945


khususnya pasal 27 ayat 2 yang
menyatakan bahwa setiap warga
negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
Bidang K3 dengan hierarkinya mulai dari
undang-undang, peraturan pemerintah
sampai dengan peraturan menteri
Undang-undang nomor 1 tahun 1970
tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja;
Undang-undang No. 13 tahun 2003
tentang ketenagakerjaan;
Surat keputusan bersama Menteri
Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan
Umum No. 174/MEN/1986 dan
104/KPTS/1986 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Tempat
Kegiatan Konstruksi;
Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Nomor PER.02/MEN/1992 tentang
Tata Cara penunjukkan, Kewajiban
dan Wewenang Ahli Keselamatan
dan kesehatan Kerja;
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
PER.05/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja;
Keputusan Menteri Kimpraswil No.
384/KPTS/M/2004 tentang Pedoman
Teknis Keselamatan dan kesehatan
kerja pada Tempat Kegiatan
Konstruksi Bendungan; dan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor : 09/PER/M/2008 tentang
Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum.

Anda mungkin juga menyukai