Anda di halaman 1dari 19

FARMAKODINAMIK

S1 FARMASI
STIKes Karya Putra Bangsa Tulungagung
Farmakodinamik
Farmakodinamik adalah ilmu yang mempelajari e)ek2e)ek
biokimia(i dan)isiologi obat serta mekanisme kerja obat
tersebut didalam tubuh% ;?una(an, * 8<%Tujuan
mempelajari mekanisme kerja obat ialah untuk meneliti e)ek
utama obat,mengetahui interaksi obat dengan sel,
dan mengetahui urutan peristi(a serta spektrume)ek dan
respon yang terjadi%
Antagonisme
Antagonisme adalah suatu keadaan ketika e)ek dari sutau obat
menjadi berkurangatau hilang sama sekali yang disebabkan
oleh keberadaan satu obat lainnya%
Jenis
Antagonisme )isiologik
Antagonisme pada reseptor
% Antagonisme )isiologik Terjadi pada organ yang sama, tetai
ada system reseptor yang berlainan%Missal @ e)ek
bronkokonstriksi histamine dapat dila(an dengan adrenalin
yang bekerja pada adrenoreseptor beta%*%
Antagonisme pada reseptor Terjadi melalui system reseptor
yang sama% Antagonis mengikat reseptor ditempat ikatan
agonis sehingga terjadi antagonisme antara agonis
denganantagonisnya% Misalnya, e)ek histamin yang
dilepaskan dalam reaksi alergi dapatdi&egah dengan
pemberian antihistamin yang menduduki reseptor yang
sama%
)e"anisme Antag,nis K,m-etitif
"alam hal ini, antagonis mengikat reseptor ditempat ikatan
agonis ;re&eptorsite atau a&ti e site < se&ara re ersible
sehingga dapat digeser oleh agonis kadartinggi% "engan
demikian hambatan e)ek agonis dapat diatasi dengan
meningkatkankadar agonis sampai akhirnya di&apai e)ek
maksimal yang sama% 0adi, dierlukankadar agonis yang lebih
tinggi untuk memperoleh e)ek yang sama% #ni berarti
a)initasagonis terhadap reseptornya menurun% 4ontoh
antagonis kompetiti) adalah Bbloker dan antihistamin%
adang2kadang suatu antagonis mengikat reseptor di temat
lain dari reseptorsite agonis dan menyebabkan perubahan
kon)ormasi reseptor sedemikian sehinggaa)initas terhadap
agonisnya menurun% 0ika penurunan a)initas agonis ini dapat
diatasi dengan meningkatkan dosis agonis, maka keadaan ini
tidak disebut antagonismekompetiti), tetapi disebut kooperati
itas negati)e
Antagonis ini adalah suatu keadaan ketika obat antagonis
memblokade suatutempat tertentu dari rangkaian kejadian
yang diperlukan untuk menghasilkan responsuatu agonis%
;departemen )armakologi, * 7<9ambatan e)ek agonis
oleh antagonis nonkompetiti) tidak dapat diatasi
denganmeningkatkan kadar agonis% Akibatnya, e)ek
maksimal yang di&apai akan berkurang, tetapi a)initas agonis
terhadap reseptornya tidak berubah%
.*NT*H PERISTI/A ANTAG*NIS)E
Menurut mekanisme terjadinya, antagonisme dapat
diklasi)ikasikan sebagai berikut@a% antagonisme
kimia(iantagonisme yang terjadi pada * senya(a yang
mengalami reaksi kimia pada suatularutan atau media
sehingga mengakibatkan e)ek obat berkurang%4ontoh @
tetrasiklin mengikat se&ara kelat logam2logam ber alensi *
dan / ;4a, Mg,Al< C e)ek obat berkurang
b% antagonisme )armakokinetikantagonisme ini terjadi jika
suatu senya(a se&ara e)ekti) menurunkan konsentrasiobat
dalam bentuk akti)nya pada sisi akti) reseptor%4ontoh @
)enobarbital C induksi en:im pemetabolisme (ar)arin C
konsentrasi(ar)arin berkurang C e)ek berkurang%&%
antagonism non2kompetiti) agonis dan antagonis berikatan
ada (aktu yang bersamaan, pada daerah
selainreseptor%4ontoh@ aksi papa erin terhada histamine
ada reseptor histamine2+ otot polostrakea%
SINERGIS)E
#nteraksi )armakodinamik yang paling umum terjadi adalah
sinergisme antara duaobat yang bekerja pada sistem, organ,
sel, en:im yang sama dengan e)ek )armakologiyang sama%
5emua obat yang mempunyai )ungsi depresi pada susunan
sara) pusat2sebagai &ontoh, etanol, antihistamin,
ben:odia:epin ;dia:epam, lora:epam, pra:epam,esta:olam,
broma:epam, alpra:olam<, )enotia:in ;klorproma:ina,
tiorida:ina, )lu)ena:ina, per)ena:ina, proklorpera:ina,
tri)luopera:ina<, metildopa, klonidina2 dapatmeningkatkan
e)ek sedasi%
)EKANIS)E SINERGIS)E
Sinergisme -ada tem-at 2ang sama
interkasi di mana e)ek dua obat yang bekerja pada tempat
yang sama salingmemperkuat% Dalaupun banyak &ontoh
interaksi yang merugikan dengan mekanismeini tetapi banyak
pula interaksi yang menguntungkan se&ara terapetik%
#!1!# Sinergisme -ada tem-at 2ang 3er3eda dari efe"
2ang sama atau (am-ir sama!
!bat2obat dengan e)ek akhir yang sama atau hampir sama,
(alaupun tempat kerjaata reseptornya berlainan, kalau
diberikan bersamaan akan memberikan e)ek yangsaling
memperkuat%
.*NT*H PERISTI/A SINERGIS)
.,nt,( sinergisme -ada tem-at 2ang sama
E)ek obat pelemas otot depolarisasi;depolari:ing mus&le rela
ants< akan diperkuat diperberat oleh antibiotika
aminoglikosida, kolistin dan polimiksin karena
keduanya bekerja pada tempat yang sama yakni pada motor
end plate otot seran lintang% ombinasi obat beta2blo&ker
dan 4a GG2&hannel blo&ker seperti erapamil
dapatmenyebabkanaritmia asistole% eduanya bekerja
pada jaringan konduksi otot jantung yang sama%
5,nt,( sinergisme -ada tem-at 2ang 3er3eda dari efe"
2ang sama atau (am-irsama
Alkohol dan obat2obat yang berpengaruh terhadap susunan
sara) pusat,
Antara berbagai obat yang punya e)ek yang sama terhadap
susunan sara) pusat,misalnya depresi susunan sara) pusat%
ombinasi antibiotika, misalnya penisilin dan aminoglikosida
ombinasi beberapa obat antihipertensi
INTERAKSI *BAT DAN RESEPT*R
!bat harus berintekasi dengan target aksi obat ;salah
satunya adalah reseptor< untuk dapat menimbulkan e)ek%
#nteraksi obat dan reseptor dapat membentuk komplek
obat2reseptor yang merangsang timbulnya respon biologis,
baik respon antagonis maupunagonis% Mekanisme timbulnya
respon biologis dapat dijelaskan dengan teori
interaksiobat2reseptor%
Ada beberapa teori interaksi obat2reseptor, antara lain@+%
Teori lasik
Ehrli&h ;+8 6< memperkenalkan istilah reseptor dan
membuat konsep sederhana tentanginteraksi antara
obat2reseptor, dimana obat tidak akan dapat menimbulkan
e)ek tanpamengikat reseptor% #nteraksi yang terjadi antara
struktur dalam tubuh ;sisi reseptor<dengan molekul asing
yang sesuai ;obat< yang saling mengisi akan menimbulkan
suaturespon biologis
Teori Pendudukan"ikemukakan oleh 4lark pada tahun +8*-%
Teori ini memperkirakan satu molekulobat akan menempati
satu sisi reseptor% !bat harus diberikan dalam jumlah
3 berlebih agar tetap e)ekti) selama proses pembentukan
kompleks% 'esar e)ek biologis yang terjadi sesuai dengan
jumlah reseptor spesi)ik yang diduduki molekulobat yang
juga sebanding dengan banyak kompleks obat2reseptor yang
terbentuk%
5etiap struktur molekul obat harus mengandung bagian yang se&ara bebas
dapatmenunjang a)initas interaksi obat dengan reseptor dan mempunyai
e)isiensi untukmenimbulkan respon biologis akibat kompleks obat H resptor%
0adi respon biologismerupakan )ungsi dari jumlah kompleks obat2reseptor%
Respon biologis yang terjadidapat merupakan rangsangan akti itas ;e)ek
agonis< dan pengurangan akti itas ;e)ek antagonis<%/% Teori
e&epatan4ro atto dan 9uidobro ;+83-<, memberikan postulat bah(a obat
hanya e)isien padasaat berinteraksi dengan reseptor% emudian teori ini
dijelaskan oleh Paton ;+8-+<yang mengemukakan bah(a e)ek biologis setara
dengan ke&epatan ikatan obat2reseptor dan bukan dari jumlah reseptor yang
diduduki oleh obat% Pada teori ini, tipekerja obat ditentukan oleh ke&epatan
penggabungan ;asosisasi< dan peruraian;disosiasi< komplek obat2reseptor dan
bukan dari pembentukan komplek obat2reseptor yang stabil% 5enya(a
dikatakan agonis jika ke&epatan asosiasi ;si)atmengikat reseptor< dan disosiasi
besar% 5enya(a dikatakan antagonis jika ke&epatanasosiasi sangat besar
sedangkan disosiasinya ke&il% "an senya(a agonis parsialadalah jika ke&epatan
asosiasi dan disosiasinya tidak maksimal%
ref
?una(an, ?an 5ulistia% * 8%
Farmakologi danTerapi edisi 5
% 0akarta@ "epartemenFarmakologi dan Terapeutik
Fakultas edokteran =ni ersitas #ndonesia%5etia(ati
dkk%
Pengantar Farmakologi
dalam )armakologi dan terapi edisi 1% 0akarta%?aya
'aru@+883sta) pengajar deartemen )armakologi, * 7%
; umpulan uliah Farmakologi Fakultas edokteran =ni
ersitas 'ra(ijaya Ed% *% 0akarta @ E?4, * 7<
HUBUNGAN D*SIS+RESP*N

Anda mungkin juga menyukai