Anda di halaman 1dari 27

PEMBIMBING

dr. Nur Amaliah


Verbty, Sp.S
Weny Astika Dewi, S.Ked
G1A216089

Arterial stiffness (kekakuan arteri) dan


stroke: strategi de-stiffening, Target
Terapeutik untuk stroke

FKIK UNIVERSITAS JAMBI


Profesi Dokter
Arterial stiffness (kekakuan arteri)
dan stroke: strategi de-stiffening,
Target Terapeutik untuk stroke
Yajing Chen, Fanxia Shen, Jianrong Liu, Guo-Yuan Yang
ABSTRAK
Vascular
ADANYA HUBUNGAN structure
ANTARA KEKAKUAN
ARTERI (Arterial Vascular Menurunkan arterial
Stiffness) DENGAN function stiffness dengan
SERANGAN JANTUNG terapi de-stiffening

Blood
pressure

Pencegahan farmakologi atau lifestyle modification bisa mempengaruhi


tekanan darah, fungsi ataupun struktur arteri
PENDAHULUAN
Stroke adalah penyebab kematian dan kesakitan
nomor 2 di dunia
Terdapat hubungan antara kekakuan arteri
(arterial stiffness) dengan serangan stroke
Kekakuan arteri / hilangnya elastisitas arteri yang
merupakan deformasi pada pertahanan arteri
Terapi de-stiffening sebagai pencegahan stroke
akibat arterial stiffness
Pengukuran kekakuan arteri
Penilaian pressure wave velocity (PWV)
kecepatan denyut nadi yang bergerak di sepanjang
daerah arteri gelombang tekanan bergerak lebih
cepat di arteri yang lebih kaku
Cardio-ankle vascular index (CAVI)
Cardio-ankle index (CAVI)
Pengukuran perubahan diameter arterial
terhadap tekanan yang besar
Compliance pembuluh darah perubahan volume
arterial yang relatif terhadap perubahan tekanan.
MEKANISME
Vascular
stucture

RAA SYSTEM
INFLAMASI

ARTERIAL
STIFFNESS
Blood Vascular
pressure function

OXIDE STRESS

FAKTOR GENETIK
Vascular
structure

Penentu utama kekakuan arteri


Peningkatan kolagen, matrix metaloproteinase
(MMPs), elastin berkurang, abnormal
endotelium, infiltrasi sel otot polos

Smooth muscle cell hypertrophy:


penurunan compliance vaskular
Vascular
function
Disfungsi endotel
pelepasan zat vasoaktif Memblokir sintesis NO
yang berasal dari endotelium kekakuan arterial
yang lebih tinggi

Tonus otos polos


Disfungsi endotel berinteraksi dengan otot polos yang
terganggu melalui substansi vasoaktif yang dilepaskan
dalam perkembangan perubahan elastisitas.
Blood pressure

Pada tingkat BP yang rendah, elastin


berkomposit dan dinding pembuluh darah
relatif dapat diperluas
kekakuan arteri meningkat pada tekanan
darah yang lebih tinggi bahkan tanpa
perubahan struktural.
Pasien dengan faktor risiko kardiovaskular
atau penyakit vaskular memiliki kekakuan
arterial yang lebih tinggi.
studi kontrol kasus menegaskan bahwa
kekakuan arteri yang lebih besar sering terjadi
pada pasien stroke
faktor risiko vaskular klasik atau penyakit
vaskular seperti hipertensi, aterosklerosis,
penyakit jantung koroner dan stadium awal
penyakit ginjal, dimana berhubungan dengan
kekakuan arteri, juga merupakan faktor risiko
stroke iskemik.
Strategi untuk menurunkan angka kesakitan
dan kamatian akibat stroke dan memperbaiki
prognosis fungsional.
Intervensi farmakologis dan exercise training
Antihipertensi
ACE inhibitor
Angiotensin receptor blocker (ARB)
Calcium channel blocker (CCB)
Diuretik
B-Blocker
Strategi de-stiffening yang sering digunakan
adalah RAAS inhibitors dikombinasikan dengan
CCB atau diuretik
Antihipertensi
Di antara semua kelas obat antihipertensi,
penghambat RAAS lebih unggul daripada yang
lain dalam mengurangi kekakuan arteri
antifibrotik
ACEI dapat memodulasi fungsi endotel melalui
melepaskan brady-kinin dan NO
Antihipertensi
Kombinasi ACEI dan ARB terbukti dapat
memberikan efek yang lebih besar
Kombinasi CCB dan ARB memiliki kelebihan
dibandingkan kombinasi diuretik dan ARB
kombinasi diuretik dan ACEI / ARB paling
umum dalam mengobati hipertensi, peran
diuretik untuk merawat kekakuan arteri belum
dieksplorasi dengan baik.
Antihipertensi
B-Blocker kurang berharga dalam mengurangi
kekakuan arterial, mungkin karena
mengurangi BP dengan menurunkan curah
jantung, yang justru meningkatkan resistansi
pinggiran dan refleksi gelombang
Antihiperlipidemia
Peran statin dalam memperbaiki kekakuan
melalui sifat anti-inflamasi dan antiproliferatif
Persentase pengurangan PWV oleh fluvastatin
dikaitkan dengan protein reaktif serum C yang
terlepas dari efek penurunan lipid
Exercise training
keefektifan aerobik dalam mencegah
kekakuan arteri terkait usia pada individu
sehat dan membalikkan kekakuan arteri
pada pasien dengan faktor risiko vaskular

Latihan aerobik juga dapat memperbaiki


hemodinamik kardiovaskular termasuk
kekakuan arterial setelah stroke.
Exercise training

peningkatan ketersediaan NO dan


menurunkan tekanan oksida

8 minggu latihan aerobik intermiten ringan-


sedang mengurangi kekakuan secara
signifikan pada sukarelawan sehat muda.
Exercise training

pada orang tua dengan beberapa faktor risiko


kardiovaskular, meskipun terjadi penurunan
kekakuan arteri setelah latihan 3 bulan,
efeknya tidak berlanjut setelah 6 bulan
uji klinis yang lebih besar diperlukan untuk
menentukan jenis dan pola pelatihan yang sesuai
untuk kelompok khusus.
Struktur arteri, fungsi arteri, dan tekanan darah
merupakan komponen yang mempengaruhi
kekakuan arteri yang disebabkan oleh
berbagai faktor. Untuk mengurangi angka
morbilitas penyakit stroke maka perlu
intervensi lebih dini dengan membantu
mengurangkan kekakuan arteri tersebut.

Anda mungkin juga menyukai