Anda di halaman 1dari 56

TELUSUR

SASARAN KESELAMATAN PASIEN


(SKP)

KARS
CURICULUM VITAE: DR.Dr.Sutoto,M.Kes

DR.Dr Sutoto,M.Kes adalah adalah Ketua Eksekutif


KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit Seluruh
Indonesia),
Disamping itu juga sebagai Board Member of ASQua
(Asia Society for Quality in Health Care),
Regional Advisory Council dari JCI (Joint Commission
Internasioanl) sejak 2013, Dewan Pembina MKEK IDI
Pusat.
Pernah menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Rumah
sakit seluruh Indonesia Periode tahun 2009-2012 dan
2012-2015, Direktur Utama RSUP Fatmawati Jakarta,
Direktur Utama RS Kanker Dharmais Pusat Kanker
Nasional, serta Plt Dirjen Pelayanan Medis
Kementerian Kesehatan R.I thn 2010
KARS
DOKUMEN SKP
NO STD/EP DOKUMEN YA TIDAK KETERANGAN

1 SKP 1 Kebijakan/ Panduan Identifikasi pasien


SPO pemasangan gelang identifikasi
SPO identifikasi sebelum memberikan obat,
darah/produk darah, mengambil
darah/specimen lainnya, pemberian pemberian
pengobatan dan tindakan/prosedur.
2 SKP Kebijakan/ Panduan Komunikasi pemberian
2 informasi dan edukasi yang efektif
SPO komunikasi lisan/ lisan via telp

3 SKP 3 Kebijakan / Panduan/ Prosedur mengenai obat-


obat yang high alert minimal mencakup
identifikasi, lokasi, pelabelan, dan penyimpanan
obat high alert
Daftar obat-obatan high alert
Daftar Obat LASA/NORUM
Daftar elektrolit konsentrat KARS
4 SKP 4 Kebijakan / Panduan / SPO pelayanan bedah untuk untuk
memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien,
termasuk prosedur medis dan tindakan pengobatan gigi /
dental
SPO penandaan lokasi operasi
Dokumen: Surgery safety Check list di laksanakan dan
dicatat di rekam medis pasien operasi

5 SKP 5 Kebijakan / Panduan Hand hygiene


SPO Cuci tangan
SPO lima momen cuci tangan
Dokumen Implementasi:
Indikator infeksi yang terkait pelayanan kesehatan
Bukti Sosialisasi kebijakan dan prosedur cuci tangan

6 SKP 6 Kebijakan / Panduan/SPO asesmen dan asesmen ulang risiko


pasien jatuh
Kebijakan langkah langkah pencegahan risiko pasien jatuh
SPO pemasangan gelang risiko jatuh
Dokumen Implementasi: Form monitoring dan evaluasi hasil
pengurangan cedera akibat jatuhKARS
TELUSUR KE RUANG RAWAT

BERTEMU PASIEN
1. Asesor masuk ke ruang rawat melihat secara overview,
apakah pasien sudah memakai gelang pasien atau tidak,
apakan masih ada terpasang papan nama pasien ?
2. Asesor mendatangi pasien dan memperkenalkan diri,
dan meminta ijin untuk mengajak bicara.
3. Asesor menanyakan kepada pasien Untuk apa dipasang
gelang pasien ? Apakah petugas melihat ke gelang
pasien sebelum manyuntik atau sebelum memasang
infus.

Sutoto.KARS 5
TELUSUR SISTEM:
BERTEMU PERAWAT/DOKTER

1. Bagaimana memastikan bahwa obat diberikan pada orang yang tepat ? (P/D)
2. Tolong peragakan bagaimana anda melakukan identifikasi sebelum memasang
infus pada pasien ?
3. Tolong jelaskan Kapan anda melakukan identifikasi ?

4. Bagaimana memastikan bahwa perintah dokter untuk memberikan secara


lisan atau lisan lewat telepon diterima secara benar ?

5. Apa yang anda lakukan sebelum memberikan obat high alert ? jelaskan (P/D)
6. Bagaimana anda memastikan bahwa obat ini termasuk high alert atau bukan.
7. Jelaskan bagaimana implementasi aturan pengamanan obat obat high alert
(P/D)

Sutoto.KARS 6
Masuk ke kamar operasi

1. Lakukan orientasi, apabila sedang berlangsung operasi liihat


ke rekam medis, ke formulir surgery safety check list<
apakah kolom sign in dan time out sudah terisi.
2. Bertemu dengan perawat dan dokter ( sebelum operasi atau
saat belum operasi.
3. Tolong peragakan saat anda sebelum operasi melakukan sign
in ? (P/D anestesi)
4. Tolong peragakan bagaimana anda memandu time out (P
sirkuler/D)
5. Tolong peragakan bagaimana anda melakukan sign out ?
(P/D)

KARS
SKP 5
Kapan saat anda harus mencuci tangan ? Apa tujuannya,
da tolong diperagakan cuci tangan sesuai standar WHO.
(P/D)
Apabila ada pasien baru masuk rawat inap berjalan dengan
memakai tongkat, asesmen apa yang akan anda lakukan
Tolong jelaskan bagaimana anda melakukan asesmen risiko
jatuh, dimana anda mencatat hasil asesmen tersebut? (P)
Tolong jelaskan bagaimana tatalaksana pasien dengan risiko
jatuh tinggi ?

KARS
KEBIJAKAN IDENTITAS PASIEN
Identifikasi Pasien : menggunakan dua identitas dari
minimal tiga identitas
1. nama pasien ( e KTP)
2. tanggal lahir atau
3. nomor rekam medis

!!!! dilarang identifikasi dg nomor kamar pasien


atau lokasi
Bila ada kekecualian, RS harus membuat SPO khusus

Sutoto.KARS 9
WARNA GELANG PASIEN
GELANG IDENTITAS
Biru: Laki Laki
Pink: Perempuan
GELANG PENANDA:
Merah: Alergi
Kuning: Risiko Jatuh
Ungu : Do Not Resucitate

10
SPO
CARA IDENTIFIKASI PASIEN

Petemuan Pertama seorang petugas dengan pasien:


1. Secara verbal: Tanyakan nama pasien
2. Secara visual: Lihat ke gelang pasien dua dari tiga identitas,
cocokkan dengan perintah dokter

Pertemuan berikutnya lihat secara visual ke gelang pasien, dua


identitas dari tiga identitas

Sutoto.KARS 11
SPO
SAAT PEMASANGAN GELANG
OLEH PETUGAS
1. Jelaskan manfaat gelang pasien
2. Jelaskan bahaya untuk pasien yang menolak,
melepas, menutupi gelang .dll
3. Minta pasien utuk mengingatkan petugas bila
akan melakukan tindakan atau memberi obat
memberikan pengobatan tidak menkonfirmasi
nama dan mengecek ke gelang

Sutoto.KARS 12
KEBIJAKAN IDENTIFIKASI PASIEN
1. Identifikasi menggunakan gelang pasien, identifikasi terdiri dari tiga
identitas: nama pasien (e KTP), nomor rekam medik, dan tanggal lahir.
2. Pasien laki-laki memakai gelang warna biru, pasien perempuan memakai
gelang warna pink, sedangkan gelang merah sebagai penanda alergi, dan
gelang kuning penanda risiko jatuh, gelang ungu penanda Do not
Resucitate
3. Pada gelang identifikasi pasien: Nama pasien harus ditulis lengkap sesuai
e-KTP bila tak ada gunakan KTP/kartu identitas lainnya, bila tak ada
semuanya minta pasien/keluarganya untuk menulis pada formulir
identitas yang disediakan RS dengan huruf kapital pada kotak kota huruf
yang disediakan, nama tidak boleh disingkat, tak boleh salah ketik walau
satu huruf
4. Identifikasi pasien pada gelang identitas pasien harus di cetak, tulisan
tangan hanya boleh bila printer sedang rusak/tak ada fasilitas untuk itu
dan harus segera diganti bila printer berfungsi kembali.
KEBIJAKAN IDENTIFIKASI PASIEN
lanjutan.
1. Petugas melakukan identifikasi pasien minimal dua dari tiga
identitas diatas
2. Identifikasi dengan cara verbal (menanyakan/mengkonfirmasi
nama pasien) dan visual (melihat gelang pasien)
6. Semua pasien harus di identifikasi secara benar sebelum
dilakukan pemberian obat, tranfusi/produk darah, pengobatan,
prosedur /tindakan, diambil sample darah, urin atau cairan
tubuh lainnya
7. Pasien rawat jalan tak harus memakai gelang identitas pasien
kecuali telah ditetapkan lain oleh RS,misalnya ruang
haemodialisa, endoskopi
8. Pasien dengan nama sama harus diberi tanda HATI HATI PASIEN
DENGAN NAMA SAMA pada rekam medik dan semua formulir
permintaan penunjang

Sutoto.KARS 14
SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG
EFEKTIF

Rumah sakit mengembangkan


pendekatan untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi antar para
pemberi layanan.

Sutoto.KARS 15
Komunikasi yang mudah terjadi
kesalahan
Terjadi pada saat:
Perintah diberikan secara
lisan
Perintah diberikan melalui
telpon
Saat pelaporan kembali hasil
pemeriksaan kritis.

16
Perintah Lisan/Lewat Telepon
ISI PERINTAH
1. Tulis Lengkap NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN
PEMBERI PERINTAH
2. Baca Ulang- Eja NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN
untuk NORUM/LASA PENERIMA PERINTAH
TANGGAL DAN JAM
3. Konfirmasilisan
dan tanda tangan

Sutoto.KARS 17
CONTOH FORMULIR CATATAN LENGKAP PERINTAH
LISAN/MELALUI TELEPON/PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
KRITIS

NO TGL/ ISI PERINTAH PENERIMA PEMBERI PELAKSANA KETERANGAN


PERINTAH PERINTAH PERINTAH
JAM (TANDA (TANDA (TANDA TANGAN)
TANGAN) TANGAN)

Sutoto.KARS 18
Sutoto.KARS 19
LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)
NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP)

hidralazine hidroxyzine
cerebyx celebrex
vinblastine vincristine
chlorpropamide chlorpromazine
glipizide glyburide
daunorubicine doxorubicine

Sutoto.KARS 20
KEBIJAKAN PELAPORAN
HASIL PEMERIKSAAN KRITIS
Proses pelaporan hasil pemeriksaan/tes
dikembangkan rumah sakit untuk pengelolaan
hasil kritis dari tes diagnostik untuk menyediakan
pedoman bagi para praktisi untuk meminta dan
menerima hasil tes pada keadaan gawat darurat.
RS mempunyai Prosedur yang meliputi
penetapan tes kritis dan ambang nilai kritis bagi setiap
tipe tes,
oleh siapa dan kepada siapa hasil tes kritis harus
dilaporkan
menetapkan metode monitoring yang memenuhi
ketentuan
Sutoto.KARS 21
CONTOH HASIL PEMERIKSAAN KRITIS YANG WAJIB
DILAPORKAN SEGERA
CONTOH KEBIJAKAN MENERIMA PERINTAH
LISAN/LISAN LEWAT TELEPON
Penerima perintah menulis lengkap perintahnya, membaca ulang dan
melakukan konfirmasi
Tulisan disebut lengkap bila terdiri dari jam/tanggal, isi perintah, nama
penerima perintah dan tanda tangan, nama pemberi perintah dan tanda
tangan (pada kesempatan berikutnya)
Baca ulang dengan jelas, bila perintah mengandung nama obat LASA,
maka nama obat lasa harus dieja satu persatu hurufnya
Di unit pelayanan harus tersedia daftar obat Look alike sound alike, look
alike, dan sound alike
Konfirmasi lisan dan tertulis, konfirmasi lisan sesaat setelah pemberi
perintah mendengar pembacaan dan memberikan pernyataan
kebenaran pembacaan secara lisan misal ya sudah benar . Konfirmasi
tertulis dengan tanda tangan pemberi perintah yang harus diminta pada
kesempatan kunjungan berikutnya .
Ada kolom keterangan yang dapat dipakai mencatat hal-hal yang perlu
dicatat, misal pemberi perintah tak mau tanda tangan
Sutoto.KARS 25
SASARAN III : PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG
PERLU DIWASPADAI (HIGH-ALERT)

Rumah sakit
mengembangkan
suatu pendekatan
untuk memperbaiki
keamanan obat-obat
yang perlu
diwaspadai (high-
alert)
Sutoto.KARS 26
LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)
NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP)

hidraALAzine hidrOXYzine
ceREBYx ceLEBRex
vinBLASTine vinCRIStine
chlorproPAMIDE chlorproMAZINE

glipiZIde glYBURIde
dOXOrubicine
DAUNOrubicine

Sutoto.KARS 27
Look Alike Sound Alike

LASA LASA

Sutoto.KARS 28
OBAT HIGH ALERT
Obat yang persentasinya tinggi dalam
menyebabkan terjadi kesalahan/error
dan/atau kejadian sentinel (sentinel event)
Obat yang berisiko tinggi menyebabkan
dampak yang tidak diinginkan (adverse
outcome)
Obat-obat yang (Nama Obat, Rupa dan
Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-Alike Sound-
Alike / LASA)

Sutoto.KARS 29
OBAT HIGH ALERT: KATAGORI OBAT (ISMPs) HIGH
1 ADRENERGIC AGONIS IV (Contoh: adrenalin)
ALERT
2 ADRENERGIC ANTAGONIS IV (Contoh: Propanolol)
3 ANESTETIC AGENT GENERAL, INHALED dan IV (Misal: Propofol)
4 CARDIOPLEGIC SOLUTION
5 CHEMOTERAPIC AGENTS PARENTERAL DAN ORAL
6 DEXTROSE HIPERTONIC 20% ATAU LEBIH
7 DIALISIS SOLUTION (PERITONEAL, HEMODIALISIS)
8 OBAT EPIDURAL DAN INTRATHECAL
9 GLICOPROTEIN INHIBITOR II B/III A (Misal: Ephbatide)
10 HIPOGLIKEMIK ORAL
11 OBAT OBAT INOTROPIK IV (Misal: Digoxin, milrinone)
12 LIPOSOMAL FORM OF DRUGS (Liposomal Ampheterisine B)
13 MODERATE SEDATION AGENTS IV (Contoh : Midazolame)
14 MODERATE SEDATION AGENTS ORAL FOR CHILDREN (Contoh Chloralhydrate)
15 ANESTETIC/OPIATE IV DAN ORAL ( Termasuk cairan konsentrat, immediate and
sustained released Formulation)
16 NEUROMUSCULAR BLOCKING AGENT (Contoh: Succynil Choline)
17 RADIO CONTRAS AGENT IV
18 THROMBOLITIC/ FIBRINOLITIC IV (Contoh: Tenecteplace)
19 TOTAL PARENTERAL SOLUTION Sutoto.KARS 30
DAFTAR OBAT HIGH ALERT HIGH
OBAT SPESIFIK ALERT

1 Amiodarone IV
2 Colcichine Injection
3 Heparin, Low moluculer weigt injection
4 Heparin Unfractionated IV
5 Insulin SC dan IV
6 Lidocaine IV
7 Magnesium SUlfat Injecion
8 Methotrxate oral non oncologic use
9 Netiride
10 Nitroprusside sodium for injection
11 Potasium Cloride for injection concentrate
12 Potasium Phospate injection
13 Sodium Chloride injection hypertonic >0.9%
14 Warfarin Sutoto.KARS 31
Look-Alike High Alert Drugs

HIGH ALERT
ELEKTROLIT KONSENTRAT
1. kalium/potasium klorida = > 2 mEq/ml
2. kalium/potasium fosfat => 3 mmol/ml
3. natrium/sodium klorida > 0.9% !
4. magnesium sulfat => 50% atau lebih pekat HIGH
ALERT

Sutoto.KARS 33
ELEKTROLIT KONSENTRATE
Cairan ini bisa mengakibatkan KTD/sentinel event bila
tak disiapkan dan dikelola dengan baik
Terpenting :
Ketersediaan
Akses
Resep
Pemesanan
Persiapan
Distribusi
Label
Verifikasi
Administrasi dan pemantauan

Sutoto.KARS 34
Look alike

LASA

Sutoto.KARS 37
LASA

LASA

Sutoto.KARS 38
CONTOH
KEBIJAKAN PENANGANAN OBAT HIGH ALERT
DEFINISI:
Obat berisiko tinggi yang menyebabkan bahaya yang
bermakna bila digunakan secara salah
KETENTUAN :
1. Setiap unit yan obat harus tersedia daftar obat high
alert, Obat LASA, Elektrolit Konsentrat, serta
panduan penata laksanaan obat high alert
2. Setiap staf klinis terkait harus tahu penata
laksanaan obat high alert
3. Obat high alert harus disimpan terpisah, akses
terbatas, diberi label yang jelas
4. Instruksi lisan obat high alert hanya boleh dalam
keadaan emergensi, atau nama obat harus di eja
perhuruf
HIGH
ALERT
Sutoto.KARS 39
KEBIJAKAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI INSTALASI
FARMASI
1. Tempelkan stiker obat high alert pada setiap dos obat
2. Beri stiker high alert pada setiap ampul obat high alert yang akan
diserahkan kepada perawat
3. Pisahkan obat high alert dengan obat lain dalam kontainer khusus
4. Simpan obat sitostatika secara terpisah dari obat lainnya
5. Simpan Obat Narkotika secara terpisah dalam lemari terkunci double,
setiap pengeluaran harus diketahui oleh penanggung jawabnya dan
dicatat, setiap ganti sif harus tercatat dalam buku serah terima
lengkap dengan jumlahnya dan di tanda tangani
6. Sebelum perawat memberikan obat high alert cek kepada perawat lain
untuk memastikan tak ada salah pasien dan salah dosis (double check)
7. Obat high alert dalam infus: cek selalu kecepatan dan ketepatan
pompa infus, tempel stiker label, nama obat pada botol infus. Dan di
isi dengan catatan sesuai ketentuan
HIGH
Sutoto.KARS
ALERT
40
CONTOH STIKER OBAT HIGH ALERT PADA BOTOL
INFUS

Sutoto.KARS 41
Sutoto.KARS 43
KEBIJAKAN PENANDAAN LOKASI
OPERASI
1. Penandaan dilakukan pada semua kasus termasuk sisi
(laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau
multipel level (tulang belakang)
2. Perlu melibatkan pasien
3. Tak mudah luntur terkena air/alkohol / betadine
4. Mudah dikenali
5. Digunakan secara konsisten di RS
6. dibuat oleh operator /orang yang akan melakukan tindakan,
7. Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan,
dan harus terlihat sampai saat akan disayat

Sutoto.KARS 44
CONTOH PENANDAAN

Sutoto.KARS

45
KEBIJAKAN VERIFIKASI PRAOPERATIF :

1. Verifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar


2. Pastikan bahwa semua dokumen, foto, hasil pemeriksaan
yang relevan tersedia, diberi label dan dipampang dg baik
3. Verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implant
2 implant yg dibutuhkan
4. Tahap Time out :
1. memungkinkan semua pertanyaan/kekeliruan diselesaikan
2. dilakukan di tempat tindakan, tepat sebelum dimulai,
3. melibatkan seluruh tim operasi
5. Pakai surgical safety check-list (WHO . 2009)

Sutoto.KARS 46
TIME OUT

Sutoto.KARS 47
PANDUAN
Sebelum Induksi Anestesi:

1. Identifikasi pasien, prosedur, informed


concent sudah dicek ?
2. Sisi operasi sudah ditandai ?
3. Mesin anestesi dan obat-obatan lengkap ?
4. pulse oxymeter terpasang dan berfungsi ?
5. Allergi ?
6. Kemungkinan kesulitan jalan nafas atau
aspirasi
7. Risiko kehilangandarah >= 500ml
Sutoto.KARS 48
PANDUAN
Sebelum Insisi Kulit (Time-out):Apakah .

1. Konfirmasi anggota tim (nama dan peran)


2. Konfirmasi nama pasien , prosedur dan lokasi
incisi
3. Antibiotik propillaksi sdh diberikan dalam 60
menit sebelumnya
4. Antisipasi kejadian kritis:
1. Dr Bedah: apa langkah, berapa lama, kmk blood
lost ?
2. Dr anestesi: apa ada patients spesific corcern ?
3. Perawat : Sterilitas , instrumen ?
5. Imaging yg diperlukan sdh dipasang ?
Sutoto.KARS 49
PANDUAN
SEBELUM PASIEN MENINGGALKAN KAMAR
OPERASI
1. Perawat melakukan konfirmasi secara verbal,
bersama dr dan anestesid
1. Nama prosedur,
2. Instrumen, gas verband, jarum dihitung harus
lengkap
3. Speciment telah di beri label dengan PID tepat
4. Apa ada masalah peralatan yang harus ditangani
2. Dokter kpd perawat dan anesesi, apa yang
harus diperhatikan dalam recovery dan
manajemen pasien Sutoto.KARS 50
Sutoto.KARS 52
Contoh: PENGGGUNAAN JEMBATAN KELEDAI, ENAM AREA DALAM HAND-WASH/RUB

TELAPAK TANGAN
PUNGGUNG TANGAN
SELA- SELA JARI
LAMA CUCI TANGAN:
PUNGGUNG JARI-JARI (GERAKAN KUNCI)
HAND RUB : 20-30 DETIK
SEKELILING IBU JARI (PUTAR- PUTAR) HAND WASH 40-60 DETIK
KUKU DAN UJUNG JARI (PUTAR-PUTAR)
Sutoto.KARS
Acknowledgement : WHO World Alliance for Patient Safety 54
CONTOH:
ASESMEN RISIKO
JATUH
MORSE FALL SCALE

Sutoto.KARS 55
SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY
PARAMETER KRITERIA NILAI SKOR

Usia < 3 tahun 4


3 7 tahun 3
7 13 tahun 2
13 tahun 1
Jenis kelamin Laki-laki 2
Perempuan 1
Diagnosis Diagnosis neurologi 4
Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia, 3
sinkop, pusing, dsb.)
Gangguan perilaku / psikiatri 2
Diagnosis lainnya 1
Gangguan kognitif Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
Lupa akan adanya keterbatasan 2
Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
Faktor lingkungan Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur dewasa 4
Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam tempat tidur bayi 3
/ perabot rumah
Pasien diletakkan di tempat tidur 2
Area di luar rumah sakit 1
Respons terhadap: Dalam 24 jam 3
1. Pembedahan/ sedasi / Dalam 48 jam 2
> 48 jam atau tidak menjalani pembedahan / sedasi/ anestesi 1
anestesi
Penggunaan multipel: sedatif, obat hipnosis, barbiturat, fenotiazin, 3
2. Penggunaan antidepresan, pencahar, diuretik, narkose
medikamentosa Penggunaan salah satu obat di atas 2
Penggunaan medikasi lainnya / tidak ada medikasi 1 57
SKALA RISIKO JATUH ONTARIO MODIFIED STRATIFY - SYDNEY SCORING
Parameter Skrining Jawaban Keterangan Nilai Skor
apakah pasien datang ke rumah sakit karena jatuh? Ya / tidak Salah satu jawaban
Riwayat jatuh
jika tidak, apakah pasien mengalami jatuh dalam 2 bulan Ya/ tidak ya = 6
terakhir ini?
apakah pasien delirium? (tidak dapat membuat keputusan, pola Ya/ tidak
pikir tidak terorganisir, gangguan daya ingat)
Salah satu jawaban
Status mental
ya = 14
apakah pasien disorientasi? (salah menyebutkan waktu, tempat, Ya/ tidak
atau orang)
apakah pasien mengalami agitasi? (ketakutan, gelisah, dan Ya/ tidak
cemas)
apakah pasien memakai kacamata? Ya/ tidak
Salah satu jawaban
Penglihatan apakah pasien mengeluh adanya penglihatan buram? Ya/ tidak ya = 1
apakah pasien mempunyai glaukoma, katarak, atau degenerasi Ya/ tidak
makula?
apakah terdapat perubahan perilaku berkemih? (frekuensi, Ya/ tidak
Kebiasaan berkemih urgensi, inkontinensia, nokturia) ya = 2

mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan) 0 jumlahkan nilai


transfer dan
Transfer (dari tempat memerlukan sedikit bantuan (1 orang) / dalam pengawasan 1 mobilitas. Jika nilai
tidur ke kursi dan total 0-3, maka skor
kembali ke tempat tidur) memerlukan bantuan yang nyata (2 orang) 2
= 0. jika nilai total 4-
tidak dapat duduk dengan seimbang, perlu bantuan total 3 6, maka skor = 7
mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan) 0
Mobilitas berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal / fisik) 1
menggunakan kursi roda 2
imobilisasi 3
Edmonson Psychiatric Fall Risk Assessment
Sutoto.KARS 59
SEKIAN
TERIMA KASIH

KARS

Anda mungkin juga menyukai