Anda di halaman 1dari 17

CLUSTER HEADACHE

Definisi
Cluster yang berarti pengelompokan, nyeri kepala tipe cluster
melibatkan nyeri kepala yang terkelompok-kelompok, biasanya
berlangsung selama beberapa minggu.

Nyeri kepala tipe cluster merupakan nyeri kepala pada satu sisi yang
disertai dengan keluarnya air mata dan hidung tersumbat.

Serangan berlangsung regular selama 1 minggu hingga 1 tahun.


Epidemiologi
Apabila dibandingkan dengan nyeri kepala migren yang klasik, nyeri
kepala tipe cluster relative lebih jarang ditemukan, dengan angka
insidensi hanya sekitar 2-9% dari jumlah kasus migraine.
Laki-laki : Wanita = 6:1 pada sekitar tahun 1960. menjadi 2:1 saat ini.
Etiologi
Penyebab cluster headache masih belum diketahui. Cluster headache
tidak berkaitan dengan penyakit lainnya pada otak.

Pemicu adalah seperti pecandu alkohol, perokok berat,


ketidaknormalan dalam hipotalamus seperti gangguan pada hormon
melantonin dan kortisol serta gangguan neurotransmitter pada saraf
otak yang dapat memicu terjadinya sakit kepala.
Klasifikasi
Nyeri kepala tipe cluster dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe utama:
a. Tipe episodic, dimana terdapat setidaknya dua fase cluster yang
berlangsung selama 7 hari hingga 1 tahun, yang diantarai oleh periode
bebas nyeri selama 1 bulan atau lebih lama
b. Tipe kronis, dimana fase cluster terjadi lebih dari sekali dalam
setahun,tanpa disertai remisi, atau dengan priode bebas nyeri yang
kurang dari 1 bulan
Karakteristik Menurut International Headache
Society (HIS)
a. Pasien mengeluhkan serangan nyeri kepala yang sangat hebat,
bersifat unilateral (orbital, supraorbital, atau temporal) yang
berlangsung selama 15-180 menit, dan menyerang mulai dari sekali
hingga delapan kali per hari.

b. Serangan nyeri kepala disertai dengan satu atau lebih gejala berikut
(semuanya ipsilateral): injeksi konjungtiva, lakrimasi, kongesti nasal,
rinore, produksi keringat pada dahi danwajah, miosis, ptosis, atau
edema palpebral.
Patofisiologi
Fokus patofisiologi kluster headache terletak di arteri karotis
intrakavernosus yang merangsang pleksus perikarotis. Pleksus ini mendapat
rangsangan dari cabang 1 dan 2 nervus trigeminus, ganglia servikalis
superior/SCG (simpatetik) dan ganglia sfenopalatinum/SPG (parasimpatetik).
Diperkirakan focus iritatif pada dan sekitar pleksus membawa impuls-impuls
ke batang otak dan mengakibatkan rasa nyeri di daerah periorbital,
retroorbital dan dahi.
Hubungan polisinaptik dalam batang otak merangsang neuron-neuron dalam
kolumna intermediolateral sumsum tulang belakang(simpatetik) dan nucleus
salivatorius superior (parasimpatetik). Serat-serat preganglioner dari nucleus-
nukleus ini membawa impuls-impuls untuk merangsang SCG (simpatetik) dan
mengakibatkan sekresi keringat di dahi, serta rangsangan pada SPG
(parasimpatetik) untuk sekresi air mata (lakrimasi) dan air hidung (rinorrhea)
The International Headache Society (IHS)
mengkalisifikasikan nyeri kepala
tipe cluster
a. Tipe episodic berlangsung selama 7 hari hingga 1 tahun; serangan
cluster diantarai oleh periode bebas nyeri yang berlangsung hingga satu
bulan
b. Tipe kronis berlangsung selama lebih dari satu tahun, tanpa adanya
priode remisi, atau dengan periode remisi kurang dari satu bulan. Tipe
kronis diklasifikasikan menjadi 2 sub-kategori, yakni tipe kronis sejak
awal dan tipe kronis yang berkembang dari tipe episodic.
Manifestasi Klinis
a.Karakterisitik: nyeri sangat hebat, d. Onset: tiba-tiba, memuncak dalam 10-15
menyiksa, menusuk, tajam, bola mata menit
seperti hendak dicungkil keluar e. Durasi: 5 menit hingga 3 jam per episode
b. Lokasi: unilateral, pada area periorbita, f. Frekuensi: dapat terjadi 1-8 kali sehari
retro-orbital, temporal, umumnya selama berbulan-bulan
tidak menjalar sekalipun kadang-kadang g. Periodisitas: regularitas sikardian pada
dapat menjalar ke area pipi, rahang, 47% kasus
oksipital, dan tengkuk h. Remisi: periode panjang bebas nyeri
c. Distribusi: nyeri pada divisi pertama dan dapat ditemukan pada sebagian
kedua dari nervus trigemnius; sekitar 18- pasien;panjang remisi rata-rata 2 tahun,
20% pasien mengeluhkan nnyeri pada area namun dapat berikisar antara 2 bulan
trigeminus hingga20 tahun
Pemeriksaan
Pemeriksaan Positron Emission Tomography (PET) dan morfometri
berhasil mengidentifikasi area abu-abu pada bagian posterior
hipotalamus sebagai area inti dari defek pada nyeri kepala tipe cluster.
Pencitraan Voxel-based morphometry (VBM) menunjukkan area
spesifik pada otak (hipotalamus) yang mengalami perbedaan dengan
otak pada pasien tanpa nyeri kepala tipe cluster
Diagnosis
Kriteria Diagnosis Nyeri Kepala tipe Cluster berdasarkan International Headache Society
A. Nyeri hebat atau sangat hebat unilateral pada area orbital, dan atau temporal yang berlangsung 15 180 menit
apabila tidak ditangania
B. Nyeri kepala disertai dengan setidaknya satu dari tandaberikut:
Ipsilateral injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi
Ipsilateral kongesti nasal dan/atau rhinorrhea.
Ipsilateral edema palpebra
Ipsilateral perspirasi pada dahi dan wajah
Ipsilateral miosis dan/atau ptosis.
Perasaan gelisah dan tidak dapat beristirahat
C. Serangan dapat berlangsung sekali hingga delapan kali dalam sehari
D. Tidak memiliki hubungan dengan penyakit lain
Penatalaksanaan
Tidak ada terapi untuk menyembuhkan cluster headache. Tujuan dari
pengobatan adalah menolong menurunkan keparahan nyeri dan
memperpendek jangka waktu serangan.
1.Agen-agen simptomatik diberikan untuk menghentikan atau
mengurangi nyeri serangan akut.
2.Agen-agen profilaksis digunakan untuk mengurangi frekuensi dan
intensitas eksaserbasi nyeri kepala.
Simptomatik
1.Oksigen. Menghirup oksigen 100 % melalui sungkup wajah dengan
kapasitas 7 liter/menit memberikan kesembuhan yang baik pada 50
sampai 90 % orang-orang yang menggunakannya.
2.Sumatriptan. Obat injeksi sumatriptan yang biasa digunakan untuk
mengobati migraine, juga efektif digunakan pada cluster headache.
3.Ergotamin. Alkaloid ergot ini menyebabkan vasokontriksi pada otot-
otot polos di pembuluh darah otak (Hati-hati untuk pasien hipertensi)
4.Anestesi lokal menstabilkan membran saraf sehingga sel saraf
menjadi kurang permeabel terhadap ion-ion. Hal ini mencegah
pembentukan dan penghantaran impuls saraf, sehingga menyebabkan
efek anestesi lokal ex:Lidokain (Hati-hati pasien
hipoksia,bradikardi,depresi pernafasan)
Profilaksis
1.Anti konvulsan untuk mencegah cluster headache masih belum jelas,
mungkin bekerja dengan mengatur sensitisasi di pusat nyeri.
2.Kortikosteroid. Obat-obat kortikosteroid sangat efektif menghilangkan
siklus cluster headache dan mencegah rekurensi segera. Prednison
dosis tinggi diberikan selam beberapa hari selanjutnya diturunkan
perlahan.
Pembedahan
Pembedahan dengan menggunakan sinar gamma sekarang lebih
sering digunakan karena kurang invasif.
Metode baru dan menjanjikan adalah penanaman elektroda
perangsang dengan menggunakan penunjuk jalan stereostatik di
bagian inferior hipotalamus.
Penelitian menunjukkan bahwa perangsangan hipotalamus pada
pasien dengan cluster headache yang parah memberikan
kesembuhan yang komplit dan tidak ada efek samping yang signifikan
Prognosis

80 % pasien dengan cluster headache berulang cenderung untuk


mengalami serangan berulang.
Cluster headache tipe episodik dapat berubah menjadi tipe kronik
pada 4 sampai13 % penderita.
Remisi spontan dan bertahan lama terjadi pada 12 % penderita,
terutama pada cluster headache tipe episodik.
Umumnya cluster headache adalah masalah seumur hidup.
Onset lanjut dari gangguan ini teruama pada pria dengan riwayat
cluster headache tipe episodik mempunyai prognosa lebih buruk.

Anda mungkin juga menyukai