Anda di halaman 1dari 43

Herpes zoster

Herpes simplek
Cacar (varicella)
Herpes zoster adalah radang kulit akut yang
bersifat khas seperti gerombolan vesikel
unilateral.
Penyakit yang juga dikenal dengan istilah
cacar api atau cacar ular, disebabkan oleh
virus yang sama dengan virus penyebab cacar
air, yaitu varisela zoster.
Herpes zoster adalah suatu infeksi yang
dialami oleh seseorang yang tidak
mempunyai kekebalan terhadap varicella

Herpes zoster dapat muncul kapan saja


karena tidak dipengaruhi oleh musim dan
tersebar merata di seluruh dunia, tidak ada
perbedaan angka kesakitan antara laki-laki
dan perempuan, angka kesakitan meningkat
dengan peningkatan usia
Herpes zoster terjadi pada orang yang pernah
menderita varisela sebelumnya, karena
varisela dan herpes zoster disebabkan oleh
virus yang sama yaitu virus varisela zoster

Setelah sembuh dari varisela, virus yang ada


di ganglion sensoris tetap hidup dalam
keadaan tidak aktif dan aktif kembali jika
daya tahan tubuh menurun.
Herpes zoster disebabkan oleh infeksi virus
varisela zoster (VVZ) dan tergolong virus
berinti DNA, virus ini berukuran 140-200 nm,
yang termasuk subfamili alfa herpes viridae.
Berdasarkan sifat biologisnya seperti siklus
replikasi, penjamu, sifat sitotoksik dan sel
tempat hidup laten diklasifikasikan kedalam 3
subfamili yaitu alfa, beta dan gamma.
VVZ dalam subfamili alfa mempunyai sifat
khas menyebabkan infeksi primer pada sel
epitel yang menimbulkan lesi vaskuler.
Infeksi primer dari VVZ ini pertama kali
terjadi di daerah nasofaring. Disini virus
mengadakan replikasi dan dilepas ke darah
sehingga terjadi viremia permulaan yang
sifatnya terbatas dan asimptomatik.
Keadaan ini diikuti masuknya virus ke dalam
Reticulo Endothelial System (RES) yang
kemudian mengadakan replikasi kedua yang
sifat viremia nya lebih luas dan simptomatik
dengan penyebaran virus ke kulit dan
mukosa.
Sebagian virus juga menjalar melalui serat-
serat sensoris ke satu atau lebih ganglion
sensoris dan berdiam diri atau laten didalam
neuron.
Selama antibodi yang beredar didalam darah
masih tinggi, reaktivasi dari virus yang laten
ini dapat dinetralisir, tetapi pada saat tertentu
dimana antibodi tersebut turun dibawah titik
kritis maka terjadilah reaktivasi dari virus
sehingga terjadi herpes zoster.
Gambaran yang paling khas pada herpes
zoster adalah erupsi yang lokalisata dan
unilateral. Jarang erupsi tersebut melewati
garis tengah tubuh. Umumnya lesi terbatas
pada daerah kulit yang dipersarafi oleh salah
satu ganglion saraf sensorik.
Erupsi mulai dengan eritema makulopapular.
12 hingga 24 jam kemudian terbentuk
vesikula yang dapat berubah menjadi pustula
pada hari ketiga.
Seminggu sampai sepuluh hari kemudian, lesi
mengering menjadi krusta. Krusta ini dapat
menetap selama 2-3 minggu
Keluhan yang berat biasanya terjadi pada
penderita usia tua. Pada anak-anak hanya
timbul keluhan ringan dan erupsi cepat
menyembuh. Rasa sakit segmental pada
penderita lanjut usia dapat menetap,
walaupun krustanya sudah menghilang.
1. Herpes zoster oftalmikus

Herpes zoster oftalmikus merupakan infeksi virus


herpes zoster yang mengenai bagian ganglion
gasseri yang menerima serabut saraf dari cabang
ophtalmicus saraf trigeminus, ditandai erupsi
herpetik unilateral pada kulit.
Infeksi diawali dengan nyeri kulit pada satu sisi
kepala dan wajah disertai gejala konstitusi
seperti lesu, demam ringan. Gejala prodromal
berlangsug 1 sampai 4 hari sebelum kelainan
kulit timbul. Fotofobia, banyak keluar air mata,
kelopak mata bengkak dan sukar dibuka.
Herpes zoster oftalmikus sinistra.
2. Herpes zoster fasialis

Herpes zoster fasialis merupakan infeksi virus


herpes zoster yang mengenai bagian
ganglion gasseri yang menerima serabut
saraf fasialis ditandai erupsi herpetik
unilateral pada kulit.
3. Herpes zoster brakialis

Herpes zoster brakialis merupakan infeksi virus


herpes zoster yang mengenai pleksus brakialis
yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada
kulit.
4. Herpes zoster torakalis

Herpes zoster torakalis merupakan infeksi


virus herpes zoster yang mengenai pleksus
torakalis yang ditandai erupsi herpetik
unilateral pada kulit.
5. Herpes zoster sakralis
Herpes zoster sakralis merupakan infeksi
virus herpes zoster yang mengenai pleksus
sakralis yang ditandai erupsi herpetik
unilateral pada kulit.
Diagnosis herpes zoster pada anamnesis
didapatkan keluhan berupa neuralgia
beberapa hari sebelum atau bersama-sama
dengan timbulnya kelainan kulit.

Biasanya sebelum timbul kelainan kulit


didahului gejala prodromal seperti demam,
pusing dan malaise.
Kelainan kulit tersebut mula-mula berupa
eritema kemudian berkembang menjadi papula
dan vesikula yang dengan cepat membesar dan
menyatu sehingga terbentuk bula.

Isi vesikel mula-mula jernih, setelah beberapa


hari menjadi keruh dan dapat pula bercampur
darah.

Jika absorbsi terjadi, vesikel dan bula dapat


menjadi krusta.
Secara laboratorium, pemeriksaan sediaan apus
tes Tzanck membantu menegakkan diagnosis
dengan menemukan sel datia berinti banyak.
Demikian pula pemeriksaan cairan vesikula atau
material biopsi dengan mikroskop elektron, serta
tes serologik.

Pada pemeriksaan histopatologi ditemukan


sebukan sel limfosit yang mencolok, nekrosis sel
dan serabut saraf, proliferasi endotel pembuluh
darah kecil, hemoragi fokal dan inflamasi
bungkus ganglion.
Sistemik
A. Obat Antivirus
1. Asiklovir
Asiklovir bekerja sebagai inhibitor DNA
polimerase pada virus. Asiklovir dapat diberikan
peroral ataupun intravena.
Sebaiknya pada 3 hari pertama sejak lesi muncul.
Dosis asiklovir peroral yang dianjurkan adalah
5800 mg/hari selama 7 hari, sedangkan melalui
intravena biasanya hanya digunakan pada pasien
yang imunokompromise atau penderita yang
tidak bisa minum obat.
2. Valasiklovir.
Valasiklovir diberikan 31000 mg/hari
selama 7 hari, karena konsentrasi dalam
plasma tinggi.

3. Famsiklovir.
Famsiklovir juga bekerja sebagai inhibitor DNA
polimerase. Famsiklovir diberikan 3200
mg/hari selama 7 hari.
B. Analgetik
Analgetik diberikan untuk mengurangi
neuralgia yang ditimbulkan oleh virus herpes
zoster.
Obat yang biasa digunakan adalah asam
mefenamat.
Dosis asam mefenamat adalah 1500 mg/hari
diberikan sebanyak 3 kali, atau dapat juga
dipakai seperlunya ketika nyeri muncul.
C. Kortikosteroid
Indikasi pemberian kortikostreroid ialah untuk
Sindrom Ramsay Hunt (Herpes Zoster yang
mengenai saraf auditorius dan fasialis yang
disertai paralysis fasial ipsilateral)

Pemberian harus sedini mungkin untuk


mencegah terjadinya paralisis.

Prednison dengan dosis 320 mg/hari, setelah


seminggu dosis diturunkan secara bertahap.
Pengobatan topikal bergantung pada
stadiumnya. Jika masih stadium vesikel
diberikan bedak dengan tujuan protektif
untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak
terjadi infeksi sekunder.

Bila erosif diberikan kompres terbuka. Kalau


terjadi ulserasi dapat diberikan salap asiklovir
dan antibiotik jika terjadi infeksi skunder.
Herpes simpleks adalah infeksi akut berupa
vesikel berkelompok di atas daerah yang
eritema, satu atau beberapa kelompok
terutama dekat sambungan mukokutan

Herpes simpleks disebabkan oleh herpes


simpleks virus (HSV) tipe I atau tipe II yang
dapat berlangsung primer maupun rekurens.
Herpes simpleks menyebabkan timbulnya
erupsi pada kulit atau selaput lendir.

Erupsi ini akan menghilang meskipun


virusnya tetap ada dalam keadaan tidak aktif
di dalam ganglia (badan sel saraf), yang
mempersarafi rasa pada daerah yang
terinfeksi.
1. HSV tipe 1,
Menyebabkan demam seperti pilek dengan
menimbulkan luka di bibir semacam
sariawan.

HSV jenis ini ditularkan melalui mulut atau


bertukar alat makan seperti sendok garpu.

Virus tipe 1 ini juga bisa menimbulkan luka di


sekitar alat kelamin.
2. HSV tipe 2;
Dapat menyebabkan luka di daerah alat vital
sehingga suka disebut genital herpes, luka-
luka muncul di seputar penis atau vagina.
HSV 2 ini juga bisa menginfeksi bayi yang
baru lahir jika dia dilahirkan secara normal
dari ibu penderita herpes.
HSV-2 ini umumnya ditularkan melalui
hubungan seksual.
Timbulnya penyakit herpes simpleks bisa
dipicu oleh:
1. Pemaparan cahaya matahari
2. Demam
3. Stres fisik/emosional
4. Penekanan sistem kekebalan
5. Obat-obatan atau makanan tertentu.
a. Gingivostomatitis herpetik akut
Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak kecil (usia
1-3 tahun) dan terdiri atas lesi-lesi vesikuloulseratif
yang luas dari selaput lendir mulut, demam, emosi
dan limfadenopati lokal.
Masa inkubasi pendek(sekitar 3-5 hari) dan lesi-lesi
menyembuh dalam 2-3 minggu.
b. Keratojungtivitis
Suatu infeksi awal HSV-1 yang menyerang
kornea mata dan dapat mengakibatkan
kebutaan.
c. Herpes Labialis
Terjadi pengelompokan vesikel-vesikel lokal,
biasanya pada perbatasan mukokutan bibir.
Vesikel pecah, meninggalkan tukak yang
rasanya sakit dan menyembuh tanpa jaringan
parut.
Lesi-lesi dapat kambuh kembali secara
berulang pada berbagai interval waktu.
a. Herpes Genetalis
Herpes genetalis ditandai oleh lesi-lesi
vesikuloulseratif pada penis pria atau serviks,
vulva, vagina, dan perineum wanita.
Lesi terasa sangat nyeri dan diikuti dengan
demam, malaise, disuria, dan limfadenopati
inguinal.
Infeksi herpes genetalis dapat mengalami
kekambuhan dan beberapa kasus kekambuhan
bersifat asimtomatik.
Virus yang dikeluarkan dapat menularkan infeksi
pada pasangan seksual seseorang yang telah
terinfeksi.
b. Herpes neonatal
Herpes neonatal merupakan infeksi HSV-2 pada bayi
yang baru lahir.
Virus HSV-2 ini ditularkan ke bayi baru lahir pada
waktu kelahiran melalui kontak dengan lesi-lesi
herpetik pada jalan lahir.
Untuk menghindari infeksi, dilakukan persalinan
melalui bedah caesar terhadap wanita hamil dengan
lesi-lesi herpes genetalis.
Infeksi herpes neonatal hampir selalu simtomatik.
Gejala umum :
Bentol berisi cairan yang terasa perih dan
panas.
Bentolan ini akan berlangsung beberapa hari.
Bintil kecil ini bisa meluas tidak hanya di
wajah tapi bisa di seluruh tubuh.
Bisa juga terlihat seperti jerawat, dan pada
wanita timbul keputihan.
Asiklofir
Obat ini menghambat sintesis DNA virus.
Obat ini dapat menghambat
perkembangbiakan virus herpes.
Walaupun demikian, HSV tetap bersifat laten
di ganglia sensorik, dan angka
kekambuhannya tidak jauh berbeda pada
orang yang diobati dengan yang tidak
diobati.
Dosis sama dengan herpes zoster
Zoster pada bagian tubuh spt punggung,
leher, dada, lengan.
Simpleks pada bagian tubuh wajah, bibir,
paha, belahan paha, genital
Nervus trigeminus dinamai saraf tiga serangkai sebab terdiri atas
tiga cabang (rami) utama yang menyatu pada ganglion Gasseri.
Ketiga cabang tersebut adalah:
1. Nervus ophtalmicus, yang mensarafi dahi, mata, hidung,
selaput otak, sinus paranasalis dan sebagian dari selaput lendir
hidung.Saraf ini memasuki rongga tengkorak melalui fissura
orbitalis superior.
2. Nervus maxillaries, yang mensarafi rahang atas serta gigi-gigi
rahang atas, bibir atas, pipi, palatum durum, sinus maxillaries
dan selaput lendir hidung.Saraf ini memasuki rongga tengkorak
melalui foramen rotundum.
3. Nervus mandibularis, yang mensarafi rahang bawah, bibir
bawah, mukosa pipi, lidah, sebagian dari meatus accusticus
externus, meatus accusticus internus dan selaput otak.Saraf ini
memasuki rongga tengkorak melalui foramen ovale.
Penyakit yang disebabkan oleh virus varicella
zoster
Ditandai dengan kemunculan ruam pada
kulit, yang akan berubah menjadi bintil
merah berisi cairan yang terasa gatal,
kemudian mengering dan menjadi koreng
BUATLAH ETIOLOGI, PATOGENSIS, GEJALA
KLINIK, MANIFESTASI KLINIK, DIAGNOSIS,
PENGOBATAN
Moluskum kontagiosum
Kutil (veruka)
Variola
Campak

Anda mungkin juga menyukai