Anda di halaman 1dari 21

Laporan Kasus

OTITIS MEDIA AKUT

Pembimbing:
Dr. Farida Nurhayati, Sp. THT-KL.,M.Kes

Disusun Oleh:

Lukas Pria Salman (03010162)


Vicky Zein Daniel F (03011298)
Yuse Rishna KR (03011319)
Yosinta Sari Baru (03012291)
PENDAHULUAN

Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh


mukosa telinga tengah.
Terjadi secara cepat dan singkat ( 3 minggu) yang disertai
dengan gejala lokal dan sistemik.
Terjadi karena faktor pertahanan tubuh terganggu.
Pada anak, makin sering anak terserang infeksi saluran
napas, makin besar kemungkinan terjadinya OMA.
Pada bayi terjadinya OMA dipermudah oleh kerana tuba
eustachiusnya pendek, lebar dan letaknya agak horizontal.
LAPORAN KASUS

IDENTITAS

Nama : Nn. D
Usia : 23 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bekasi
Pekerjaan : Mahasiswi
Tanggal Kunjungan : 6 Maret 2017
ANAMNESIS

Keluhan Tambahan:
Keluhan Utama:
Pasien mengatakan
Nyeri telinga kanan sejak
sering merasa pusing
1 minggu sebelum
sejak adanya nyeri
datang berobat.
telinga.
Nyeri telinga kanan sejak 1 minggu sebelum datang berobat. Nyeri dirasakan tiba-tiba setelah pasien terbangun dari
tidur dan terjadi terus-menerus. Riwayat terpajan suara bising dan penggunaan headset secara kontinyu disangkal oleh
pasien.
Pasien juga mengeluh sering pusing sejak adanya nyeri pada telinga kanan.
Tidak ditemukan adanya keluhan lain seperti demam, adanya cairan yang keluar dari telinga, telinga berdengung
Riwayat Penyakit ataupun penurunan pendengaran.
Sekarang Riwayat sering batuk dan pilek diakui pasien namun pada saat berobat sedang tidak ada keluhan serta sering bersin
pada pagi hari.

Riwayat penyakit lain pada telinga, hidung, tenggorokan dan asma disangkal. Namun pasien memiliki alergi makanan
yakni udang.
Riwayat Penyakit
Dahulu

Riwayat asma dan alergi pada keluarga disangkal


Pasien mengaku belum diberikan obat apapun pada telinga kanan yang terasa nyeri. Pasien tidak sedang dalam
Riwayat Penyakit pengobatan apapun..
Keluarga dan
Pengobatan
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan


Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 74x/menit
Pernapasan : 16x/menit
Suhu : 36,6 C
Status Generalis

Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), skrela
ikterik (-/-)
Mulut : Halitosis (-)
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan
tiroid
Thorax : Tidak ada keluhan
Abdomen : Tidak ada keluhan
Ekstremitas : Tidak ada keluhan
STATUS LOKALIS
PEMERIKSAAN TELINGA

Kanan Kiri

TELINGA LUAR

Daun Telinga Normotia Normotia

Retroaurikula Tidak hiperemis Tidak hiperemis


Tidak ada abses Tidak ada abses
Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan
Tidak ada fistel Tidak ada fistel

LIANG TELINGA

Lapang + +

Hiperemis - -

Sekret - -

Serumen + +

Membran Timpani Intak Intak

Refleks Cahaya + +

Nyeri Tekan Tragus - -

PEMERIKSAAN FUNGSI PENDENGARAN

Rinne

Weber Tidak dilakukan pemeriksaan

Schwabach }
Pemeriksaan Hidung

Kanan Kiri

PEMERIKSAAN LUAR

Deformitas - -

NYERI TEKAN

Dahi - -

Pipi - -

Krepitasi - -

RHINOSKOPI ANTERIOR

Cavum Nasi Lapang Lapang

Konka Inferior
Hipertrofi
Konka Media
}
Konka Superior

Mukosa Tidak hiperemis Tidak hiperemis

Septum Tidak ada deviasi

Sekret - -

RHINOSKOPI POSTERIOR
Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Tenggorokan

PERITONSIL Kanan Kiri


GIGI
Warna Tidak hiperemis Tidak hiperemis
Gigi berlubang -
Edema - -
LIDAH
Abses - -
Warna Merah muda
Bentuk Normoglosia TONSIL Kanan Kiri
Deviasi Tidak ada Ukuran T1 T1
Tremor Tidak ada Warna Tidak hiperemis Tidak hiperemis
Permukaan Rata Rata
ARKUS FARING DAN UVULA Kripta Normal Normal
Simetris atau tidak Arkus faring simetris, uvula di Post nasal drip -
tengah
Warna Tidak hiperemis DINDING FARING POSTERIOR
Bercak eksudat Tidak ada Warna Tidak hiperemis
Warna jaringan granulasi Tidak ada
Permukaan Licin
TATALAKSANA
Medikamentosa:
Antibiotik
Analgetik
PROGNOSIS
DIAGNOSA KERJA: Kortikosteroid Ad vitam : Ad bonam
- Otitis Media Akut Auris Dextra Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam: Dubia ad bonam
Stadium Oklusi Non Medikamentosa:
- Rhinitis Alergi Persisten Ringan Menghindari alergen penyebab
Pola hidup sehat
Edukasi menjaga telinga agar tidak
kemasukkan air
Tidak boleh berenang
RESUME

Nn. D, perempuan, 23 tahun datang ke poliklinik THT RSUD Kota Bekasi dengan
keluhan nyeri pada telinga sebelah kanan sejak 1 minggu sebelum datang berobat.
Nyeri dirasakan tiba-tiba setelah pasien terbangun dari tidur dan terjadi terus-
menerus. Riwayat terpajan suara bising dan penggunaan headset secara kontinyu
disangkal oleh pasien. Selain itu, pasien juga mengeluh sering pusing sejak adanya
nyeri pada telinga kanan. Tidak ditemukan adanya keluhan lain seperti demam, adanya
cairan yang keluar dari telinga, telinga berdengung ataupun penurunan pendengaran.
Pasien baru pertama kali mengalami hal ini. Riwayat sering batuk dan pilek (+), sering
bersin pada pagi hari (+) dan alergi makanan (+) yakni udang. Pasien mengaku belum
pernah berobat ke manapun sejak adanya keluhan.
Pada pemeriksaan fisik dari tanda vital dan status generalis
didapatkan keadaan pasien dalam batas normal. Pada status lokalis di telinga
didapatkan liang telinga lapang, serumen +/+, sekret -/-, membrane timpani intak/intak,
refleks cahaya +/+ dan nyeri tekan tragus -/-. Pada pemeriksaan hidung didapatkan
cavum nasi lapang, deviasi septum -/-, sekret -/-, konka hipertrofi +/+ dan mukosa tidak
hiperemis. Sedangkan pada pemeriksaan tenggorokan tidak ditemukan kelainan, baik
dari gigi geligi, lidah, faring, uvula, tonsil dan peritonsil.
ANATOMI TELINGA

Secara umum telinga terbagi atas telinga


luar, telinga tengah dan telinga dalam.
Telinga luar terdiri dari daun telinga
(aurikula), liang telinga (meatus acusticus
eksterna
Telinga tengah berbentuk kubus yang
terdiri dari membrana timpani, cavum
timpani, tuba eustachius, dan tulang
pendengaran
Telinga dalam terdiri dari dua bagian, yaitu
labirin tulang dan labirin membranosa.
DEFINISI

Otiitis media akut (OMA) didefinisikan bila proses


peradangan pada telinga tengah yang terjadi secara
cepat dan singkat (dalam waktu kurang dari 3
minggu) yang disertai dengan gejala lokal dan
sistemik. Proses infeksi yang ditentukan oleh adanya
cairan di telinga atau gangguan dengar, serta gejala
penyerta lainnaya tergantung berat ringannya
penyakit.
ETIOLOGI

Disfungsi atau sumbatan tuba eustachius merupakan penyebab utama dari otitis media yan
menyebabkan pertahan tubuh pada silia mukosa tuba eutachius terganggu,sehingga pencegahaan
invasi kuman ke dalam telingah tengah juga akan terganggu.
ISPA inflamasi jaringan di sekitarnya (misalnya: sinusitis,hipertrofi adenoid),atau reaksi alergi
(misalkan rhitis alergia). Pada anak-anak sering terserang ISPA,makin besar kemungkinan terjadinya
otitis media akut. Pada bayi, OMA dipermudah karena tuba eutachiusnya pendek,lebar, dan
letaknya agak horizontal.
Bakteri-bakteri umum yang ditemukan sebagai mikroorganisme penyebab adalah streptococcus
pnemuniae,haemophylus influenza, moraxella catarrhalis, dan bakteri pirogenik lain,seperti
streptoccus hemolyticus,staphyloccus aureus,E.colli, pnemuniae vulgaris.
Kebiasaan Penggunaan benda keras(jepit rambut/korek api) untuk mengeluarkan kotoran dari
dalam telinga

FAKTOR RESIKO
umur, jenis kelamin, ras, factor genetik, status sosioekonomi, serta lingkungan, abnormalitas
kraniofasial kongenital,status imunologi, infeksi bakteri atau virus disaluran pernafasan atas
PATOGENESA
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan
atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.
Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran
tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan
datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri.
Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri.
Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah.
Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang
dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang
telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran
di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas.
Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus).
Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45
desibel (kisaran pembicaraan normal).
Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak
tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya.
OMA dapat berkembang menjadi otitis media supuratif kronis apabila gejala berlangsung
lebih dari 2 bulan, hal ini berkaitan dengan beberapa faktor antara lain higiene, terapi yang
terlambat, pengobatan yang tidak adekuat, dan daya tahan tubuh yang kurang baik.1
GEJALA KLINIS

Stadium oklusi tuba Eustachius: Stadium supurasi:


Stadium hiperemis (presupurasi:) Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah
Retraksi membran timpani akibat terjadinya
tekanan negatif di dalam telinga tengah, akibat Tampak pembuluh darah yang melebar di dan hancurnya sel epitel superfisial, serta
absorpsi udara. membran timpani atau seluruh membrantimpani terbentuknya eksudat yang purulen di kavum
tampak hiperemis serta edema timpani menyebabkan membran timpani menonjol
(bulging) ke arah liang telinga luar

Stadium perforasi
Karena beberapa sebab seperti terlambatnya
pemberian antibiotika atau virulensi kuman yang
tinggi, maka dapat terjadi ruptur membran timpani Stadium resolusi
dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke
Bila membran timpani tetap utuh maka perlahan-
telinga luar. Anak yang tadinya gelisah sekarang
lahan akan normal kembali.
menjadi tidur dengan tenang, suhu badan turun,
dan anak dapat tertidur nyenyak. Keadaan ini
disebut dengan otitis media akut stadium
perforasi.
TATALAKSANA

Pengobatan OMA tergntung stadium penyakitnya.


1. Stadium Oklusi
Obat tetes hidung HCl efedrin 0,5 % dalam larutan fisiologik untuk anak <12
tahun, atau HCl efedrin 1 % dalam larutan fisiologik untuk anak > 12 tahun dan
pada orang dewasa.
2. Stadium Hiperemis
Antibiotika, obat tetes hidung dan analgetika
3. Stadium Supurasi
Antibiotik, idealnya harus disertai dengan miringotomi, bila membran timpani
masih utuh.
4. Stadium Perforasi
Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3 5 bhari serta antibiotik yang adekuat
5. Stadium Resolusi
KOMPLIKASI

Abses sub-periosteal
Meningitis
Abses otak
OMSK
PROGNOSIS

Ad vitam : dubia ad bonam


Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai